BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum

dokumen-dokumen yang mirip
B. KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Anggaran Setelah Perubahan. Jumlah. Modal

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2016

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

TABEL 5. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPD TAHUN 2018 KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA PADANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

9. SKPD : BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana Penyediaan Jasa Surat Menyurat 360 Rp ,00 APBD (

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana 4 Paket Rp ,00 APBD (23/48/DPA/2014)

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

IV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

TABEL VI RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 KABUPATEN DHARMASRYA RENCANA TAHUN 2016

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

URAIAN sebelum perubahan

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN GRESIK

RENCANA AKSI TAHUN 2018 DP2KBP3A KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2017

Evaluasi Hasil Renja SKPD Perangkat Daerah : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bima Periode Pelaksanaan: 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 KABUPATEN LAMANDAU

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

KELURAHAN BERBAS PANTAI KECAMATAN BONTANG SELATAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) TAHUN 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH KOTA LANGSA TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Penetapan Kinerja Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Tahun 2014

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

Rincian Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan. Jumlah Target Kinerja Uraian , ( Roda Empat ), 14 ( Roda Dua )

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) TAHUN 2018 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

RENCANA KERJA SKPD BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KB PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA URUSAN PEMERINTAHAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA ORGANISASI JUMLAH BERTAMBAH /

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 LANDASAN HUKUM.

: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK ORGANISASI URUSAN PEMERINTAHAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELUARGA JUMLAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Rencana Kerja atau Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu tahun. Penyusunan Renja Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Tahun 2014 adalah dalam rangka untuk memberikan informasi dan gambaran program serta kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun kedepan yaitu Tahun 2014, termasuk hasil-hasil yang diharapkan. Proses perancangan Renja diawali dengan pembentukan petugas perancang Renja dan pengumpulan data serta informasi terkait bahan rancangan Renja. Rancangan Renja SKPD Kabupaten disusun dengan mengacu pada rancangan awal RKPD, Renstra SKPD, hasil evaluasi pencapaian program dan kegiatan pada periode sebelumnya, identifikasi masalah yang dihadapi, dan berdasar usulan program/kegiatan dari masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana. Oleh karena itu yang akan menjadi materi dalam penyusunan Renja BPMPKB Tahun 2014 adalah Program Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Program Keluarga Berencana. 1.2. Landasan Hukum Renja BPMPKB Tahun 2014 disusun berdasarkan kepada Undang- Undang dan Peraturan Lain yang berlaku yaitu sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kudus; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 4 Tahun 2008 tentang Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 11 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2005-2025; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Kudus;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2008-2013; 19. Peraturan Bupati Kudus Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2014; 1.3. Maksud dan Tujuan Renja BPMPKB disusun dengan maksud mencapai keselarasan perencanaan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dibidang Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana agar selaras dengan lingkungan internal dan eksternal yang ada di Kabupaten Kudus, sehingga implementasi program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta akuntabel. Sedangkan tujuannya adalah sebagai arahan dan strategi peningkatan pelayanan kepada masyarakat dibidang Program Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Tahun 2014.

1.4. Sistematika Penulisan Renja ini terdiri dari empat bab yang masing-masing memuat hal-hal yang dapat dijelaskan secara garis besar sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi penjelasan tentang Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN LALU Berisi Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPKB Tahun 2012 dan Perkiraan Capaian Renstra BPMPKB, Analisis Kinerja Pelayanan BPMPKB, Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi BPMPKB, serta Review terhadap Rancangan Awal RKPD. BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN Berisi Telaahan terhadap Kebijakan Nasional, Tujuan, dan Sasaran Renja BPMPKB yang akan Dicapai Tahun 2014 Beserta Program, dan Kegiatan yang Mendukung Pencapaian Sasaran Tersebut. BAB IV PENUTUP Berisi kumpulan, saran, catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya, tindak lanjut maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPKB Tahun 2012 dan Capaian Renstra SKPD Secara umum dalam waktu tiga tahun terakhir ini sebagian besar program maupun kegiatan dapat dikategorikan mencapai target dan sasaran yang ditentukan berdasar indikator kinerja yang ada. Namun demikian juga terdapat beberapa target kinerja yang belum dapat berhasil secara optimal akibat beberapa faktor pengaruh. Guna mendeskripsikan keberhasilan pencapaian target serta faktor kendala yang mempengaruhi pelaksanaan program dan kegiatan di BPMPKB maka dilakukanlah analisis dan evaluasi dengan mengacu pada target dan indikator kerja yang tertuang dalam RKPD dan melihat hasil realisasi masing-masing program dan kegiatan. Evaluasi program dan kegiatan BPMPKB selama tiga tahun terakhir tersebut dapat diurai sebagai berikut : a. Realisasi program / kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan, NIHIL b. Realisasi program / kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan. 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan indikator tersedianya jasa telepon, sumber daya air, listrik, jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional, jasa administrasi keuangan, jasa kebersihan kantor, jasa perbaikan peralatan kerja, penyediaan alat tulis kantor, barang cetakan dan penggandaan, komponen listrik/penerangan, bahan bacaan seperti Koran, majalah, dan buku, makanan-minuman, serta rapat koordinasi ke luar daerah. Semua tersedia cukup dan memperlancar pelayanan administrasi kantor. 2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur meliputi dua kegiatan yakni Pembangunan Gedung Kantor dan Pemeliharaan Rutin Kendaraan Dinas. Seluruh kegiatan berhasil terealisasi. 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur diperuntukkan bagi pembiayaan pelatihan, kursus, bintek, workshop, semiloka dan lain-lain. Pada tahun 2012 pelatihan yang

diikuti adalah Latihan Dasar Umum (LDU) bagi tujuh PLKB di Balai Diklat BKKBN Semarang dan Pati. 4. Program Keluarga Berencana ini pada Tahun 2012 terdapat dua kegiatan yakni Pembinaan Keluarga Berencana (KB) dan Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Pada kegiatan Pembinaan KB, target pembinaan kepada 1.615 akseptor berhasil tercapai 100 persen. Sedangkan pada kegiatan Pelayanan KIE dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) berhasil merealisasikan pengadaan 1 unit Mobil Unit Pelayanan (Muyan), 17 unit sepeda motor operasional untuk PLKB, 10 unit komputer PC, 4 unit notebook, 14 unit printer, 2 unit LCD Monitor, 15 unit PLKB Kit, 36 unit BKB Kit, dan 12 unit obgyn bed. Pada tahun anggaran 2012, jumlah peserta KB Aktif sebanyak 118.707 dari total Pasangan Usia Subur (PUS) sejumlah 144.149. Sedangkan pada program Keluarga Sejahtera yang termasuk dalam Program Pembinaan KB mampu menyajikan jumlah Keluarga Pra-Sejahtera 24.866 atau sebesar 11,84% dari total jumlah Kepala Keluarga sebanyak 209.866. 5. Program Pelayanan Kontrasepsi dapat terealisasi dimana pada tahun 2012 mampu mencapai target 32 akseptor baik untuk akseptor Medis Operasi Wanita (MOW) dan Medis Operasi Pria (MOP) dengan pelayanan secara gratis. 6. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan pada tahun 2012 terdapat Kegiatan Sosialisasi Kesetaraan Gender Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak realisasinya berupa terlaksananya kegiatan PPRG, kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) untuk anggota Forum Anak Lebah Madu Kudus, terfasilitasinya aneka kegiatan PKK Kab. Kudus, terfasilitasinya aneka kegiatan Dharma Wanita Kab. Kudus. 7. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan dengan Kegiatan Bimbingan Manajemen Usaha bagi Perempuan Dalam Mengelola Usaha realisasinya berupa penyelenggaraan pelatihan keterampilan kerja dan pemberian hibah peralatan usaha untuk usaha ekonomi bagi kelompok ekonomi perempuan di wilayah Kab. Kudus sebanyak 30 kelompok 8. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan terdiri dari dua kegiatan. Pertama adalah Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi Informasi Bagi Masyarakat Desa dengan realisasi kegiatan monitoring dan evaluasi program serta organisasi pemberdayan

masyarakat antara lain Desa Berkembang, 14 desa PAMSIMAS, BKM, LKM dan KBP di 62 desa, serta terselenggaranya fasilitasi penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Kedua, adalah Kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan dengan realisasi kerja berupa pembinaan kelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat Kab. Kudus dengan tercapainya pembentukan pokja adat istiadat Kab. Kudus serta pembinaan untuk tujuh lembaga adat di Kab. Kudus. 9. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan merupakan program rutin tiap tahun berupa fasilitasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri realisasinya berupa fasilitasi operasional PNPM Mandiri Perdesaan di Kab. Kudus antara lain publikasi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan melalui media cetak, radio, dan spanduk, terselenggaranya kegiatan Musyawarah Desa (Musdes), terselenggaranya rapaat koordinasi tingkat kecamatan dan kabupaten, dan terselenggaranya rapat koordinasi KBP tingkat Kab. Kudus. PNPM Mandiri Perdesaan sendiri di Kab. Kudus terselenggaranya di Kec. Undaan, Kec. Dawe, dan Kec. Jekulo. 10. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun terdiri atas tiga kegiatan. Pertama, Kegiatan Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa dengan realisasi berupa lomba desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Kudus yang diikuti 9 desa dan 3 kalurahan perwakilan dari 9 kecamatan yang ada di Kab. Kudus. Sebagai pemenang dalam kegiatan Lomba Desa ini adalah Juara I diraih Desa Hadipolo, Kec. Jekulo, Juara II diraih Desa Rejosari, Kec. Dawe, dan Juara III disabet Desa Ngembalrejo, Kec. Bae. Kedua, Kegiatan Pemberian Stimulan Pembangunan Desa realisasinya berupa bantuan paving blok sejumlah 18.681 m 2, aspal sejumlah 4.195 drum, dan pipa PVC sejumlah 2.940 batang untuk 132 desa/kelurahan di Kabupaten Kudus. Tersalurkannya bantuan stimulan pembangunan desa mampu memperlancar pembangunan infrastruktur desa/kelurahan di Kabupaten Kudus. Ketiga, Kegiatan Pengembangan dan Promosi pengenalan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG) yang realisasinya berupa pengembangan sejumlah ATTG hasil karya masyarakat Kudus antara lain kompor biomas, mesin pemarut kelapa, mesin penggiling kacang/daging, alat penetas telur otomatis,

alat wudhu otomatis dengan sensor cahaya, serta keikutsertaan dalam acara pameran ATTG tingkat nasional di Batam. c. Realisasi program / kegiatan yang melebihi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan, NIHIL. d. Faktor kendala pencapaian target, berdasar analisis meliputi : 1. Keterbatasan sarana dan prasarana kantor seperti keberadaan laptop serta gedung kantor yang kurang representatif turut mempengaruhi lambatnya kinerja. 2. Kuantitas sumber daya manusia yang masih belum ideal seperti pada tenaga penyuluh lapangan keluarga berencana serta sulitnya mencari kader pengelola program KB di tingkat desa turut mempengaruhi kurang optimalnya pencapaian target pada program KB. 3. Pada urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak masih terkendala pada belum terlembaganya Pengarusutamaan Gender (PUG) di tengah masyarakat. 4. Pada urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terdapat permasalahan pada jadwal pelaksanaan gelar teknologi tepat guna nasional yang seringkali berubah-ubah sehingga kabupaten yang menjadi peserta mengalami kendala pada pembiayaan. 5. Kader pemberdayaan masyarakat desa belum secara optimal mampu mendukung operasional program/kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa. e. Sedangkan kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang ada demi memenuhi target kinerja yang ada meliputi : 1. Berusaha mengoptimalkan kinerja dari sarana dan prasarana kantor yang ada dan berusaha mengajukan usulan untuk diadakan penambahan sarana prasarana serta pembangunan gedung kantor baru. 2. Berusaha mengoptimalkan dukungan personil yang ada serta meningkatkan pembinaan pada kader pengelola program KB di tiap desa. 3. Secara terus-menerus dan konsisten melaksanakan sosialisasi PUG baik secara formal maupun informal melalui berbagai media dengan harapan pemahaman PUG di tengah masyarakat semakin menguat dan PUG yang melembaga dapat segera terealisasi.

4. Peningkatan koordinasi dan sosialisasi terkait pelaksanaan gelar teknologi tepat guna nasional, sehingga pembahasan terkait keadaan yang berubah-ubah dapat teratasi. 5. Pembinaan kader pemberdayaan masyarakat desa atau dengan mengirim kader mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada.

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi BPMPKB a. Progam Keluarga Berencana Tingkat partisipasi pria dalam pemakaian kontrasepsi masih rendah berdasar data tahun lalu peserta KB tidak banyak yaitu kurang dari 2%. Untuk itu perlu dicari terobosan atau langkah-langkah untuk meningkatkan Peserta KB Aktif (PA) Pria. Selain itu pada Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata anak lahir hidup dari perempuan berusia 15 sampai dengan 49 tahun belum mencapai nilai 2,0. Pada tahun lalu TFR masih mencapai TFR 2,12. Laju pertumbuhan penduduk meski kurang dari 1% tetapi angka absolutnya cukup tinggi. Sehingga jika tidak diambil langkah-langkah sejak dini untuk pengendaliannya maka akan berakibat masalah seperti semakin bertambah besarnya jumlah penduduk, semakin beratnya dukungan sumber daya yang ada, dan semakin bertambahnya beban pemerintah dalam menyediakan kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, sandang, papan, jaminan kesehatan dan jaminan pendidikan. Kemudian semakin banyaknya jumlah keluarga pra sejahtera dan KS I, maka merupakan indikator adanya penurunan kondisi ekonomi keluarga. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap daya beli, termasuk kemampuan membeli alat kontrasepsi. Selain itu keluarga miskin pada umumnya memiliki keluarga banyak dan itu cenderung membuat mereka relatif tidak mempunyai akses dan bersifat pasif dalam berpartisipasi untuk meningkatkan kualitas diri dan anggota keluarganya yang lain. Ke depan diharapkan penduduk di Kabupaten Kudus bisa tumbuh seimbang atau penduduk tanpa pertumbuhan (PTP) artinya anak yang tahu dalam posisi menggantikan orangtuanya. Oleh karena itu ke depan diharapkan seluruh keluarga ikut KB sehingga cita-cita keluarga kecil bahagia dan sejahtera bisa tercapai. b. Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Konsep pembangunan yang responsif gender merupakan suatu konsep yang digunakan pemerintah dalam upaya memperkecil/menghilangkan kesenjangan/isu gender di berbagai bidang pembangunan karena selama ini belum disadari bahwa pembangunan telah berdampak dan memberikan manfaat yang berbeda bagi perempuan dan laki-laki yang diakibatkan ketidakpahaman pada pengelola pembangunan tentang pengarusutamaan gender dan hak anak serta cara mengimplementasikannya.

Strategi pengarusutamaan gender dan hak anak dan penanganan kekerasan berbasis gender dan anak selama ini belum dianggap sebagai suatu hal yang menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Tim koordinasi pemberdayaan perempuan, anak, dan remaja, kelembagaan PUG lainnya serta Tim Pelayanan Terpadu Kekerasan Berbasis Gender dan Anak belum mampu berjalan optimal disebabkan adanya proses mutasi yang mengakibatkan pengelola program PUG sering berganti personil serta kurangnya kemampuan advokasi dan lobby para pengelola program PUG dan Hak Anak. Dalam rangka meningkatkan status kedudukan dan partisipasi perempuan serta menjawab kebutuhan strategis gender dengan memperhatikan aspirasi pengalaman, kebutuhan, dan masalah yang berbeda maka perlu upaya untuk lebih mengoptimalkan penanganan pembangunan yang responsif gender melalui pengintepretasian peningkatan kualitas dan peran perempuan ke dalam program-program pembangunan daerah dan melembagakan pengarusutamaan gender di semua bidang pembangunan. c. Program Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan diarahkan pada pemberdayaan masyarakat guna menuntaskan masalah kesenjangan berupa pengangguran, kemiskinan, dan ketidakmerataan dengan memberikan ruang dan kesempatan lebih besar kepada rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk itu pemberdayaan masyarakat menekankan pada penguatan sumber daya pribadi masyarakat, partisipasi pembelajaran social melalui pengalaman langsung. Persoalan yang melingkupi program pemberdayaan masyarakat antara lain rendahnya akses masyarakat pada sumber-sumber daya produktif (modal, informasi, pengetahuan dan keterampilan serta penguasaan teknologi), rendahnya ketersediaan dan akses masyarakat pada palayanan social (perumahan dan kemiskinan, air bersih, fasilitas kesehatan, pasar, dll), tingginya angka kemiskinan, rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik, terbatasnya pemanfaatan teknologi tepat guna, dan belum optimalnya fungsi kelembagaan masyarakat. Pengentasan kemiskinan diupayakan melalui pengembangan tridaya yang meliputi daya lingkungan, daya ekonomi, dan daya sosial. Sedangkan metode pendekatan yang dipilih adalah peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan yang lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Dalam memberdayakan

ekonomi rakyat diarahkan melalui pinjaman lunak ke masyarakat yang mempunyai usaha ekonomi. Adapun untuk meningkatkan kualitas permukiman diarahkan pada penyediaan sarana prasarana permukiman, air, fasilitas permukiman, jalan, jembatan yang mendukung perekonomian daerah.

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional A. Arah kebijakan nasional, Kesehatan Prioritas III dengan arah kebijakan: Peningkatan Akses Pelayanan KB berkualitas yang merata. Untuk melaksanakan arah kebijakan nasional di bidang pengendalian kependudukan dan pembangunan keluarga telah ditetapkan strategi utama (Grand Strategy) yang meliputi: 1) Menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk dan pembangunan KB 2) Menggerakkan dan memberdayakan para pemangku kepentingan (stakeholders), mitra kerja serta masyarakat Dengan diterbitkannya Undang Undang nomor 52 Tahun 2009 tentang Pengendalian Penduduk dan Pembangunan Keluarga, peran dan fungsi BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) lebih diarahkan pada upaya perumusan kebijakan nasional, penetapan NSPK, pelaksanaan advokasi dan koordinasi, penyelenggaraan KIE, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan, bimbingan dan fasilitasi. Demikian pula sasaran langsung program bukan lagi masyarakat dan pasangan usia subur, melainkan pemerintahan baik di Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota selaku pemangku kepentingan (stakeholder) serta mitra kerja (LSM), organisasi profesi, Toga, Toma, swasta, dll). Oleh sebab itu, program KB harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi yang ada, dan dilakukan melalui perencanaan yang strategis hingga diyakini bahwa program KB dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan sumber daya manusia melalui berbagai upaya, antara lain adalah: 1) Upaya penggerakan masyarakat dalam mendukung program pembangunan KB dan kependudukan melalui jejaring operasional yang efektif; 2) Upaya meningkatkan komitmen seluruh sektor pemerintahan dalam menata pengelolaan program KB dan memperkuat SDM pengelolanya; 3) Upaya meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga akseptor melalui pelayanan KB yang paripurna;

4) Upaya menggerakkan dan memberdayakan seluruh potensi dan sumber daya dan komponen masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program KB secara terintegratif. B. Arah kebijakan nasional, Penanggulangan Kemiskinan Prioritas IV dengan kebijakan: Meningkatkan Keberdayaan dan Kemandirian Masyarakat untuk Berpartisipasi Aktif Dalam Memperkuat Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan Melalui Kemandirian Ekonomi Perdesaan, Perbaikan Pemenuhan Pelayanan Dasar maupun Pengoptimalan Potensi Daerah. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di BPMPKB Kabupaten Kudus mengacu serta menyingkronkan dengan program strategis dari Departemen Dalam Negeri, yakni Program 7: Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (P7) Program ini merupakan program teknis dengan tujuan mewujudkan otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya, melalui sejumlah kebijakan yaitu: 1) Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; Kebijakan ini disingkronkan pada sejumlah kegiatan seperti pengklasifikasian data berupa pembuatan profil desa/kelurahan, fasilitasi desa berkembang, pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa yang diwujudkan dalam kegiatan lomba desa. 2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat; Kebijakan ini disingkronkan pada sejumlah kegiatan seperti penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan masyarakat, revitalisasi posyandu. 3) Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat; Kebijakan ini disingkronkan pada kegiatan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan yang berupa kegiatan pembinaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat Kudus. 4) Fasilitasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna; Kebijakan ini disingkronkan pada kegiatan Fasilitasi Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), pemberian stimulant pembangunan desa, serta pengembangan dan promosi pengenalan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG). 5) Peningkatan Kemandirian Masyarakat Perdesaan (PNPM-MP);

Kebijakan ini disingkronkan pada kegiatan Fasilitasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Mandiri Perdesaan di tiga kecamatan yakni Kecamatan Jekulo, Kecamatan Undaan, dan Kecamatan Dawe. 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja BPMPKB Guna mewujudkan program-program dari Bupati/Wakil Bupati Kudus maka Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kabupaten Kudus mempunyai visi dan misi yang mengacu kepada visi dan misi Bupati/Wakil Bupati Kudus terpilih tahun 2013 2018. Visi dan Misi BPMPKB adalah. VISI Terwujudnya Masyarakat Kudus yang Partisipatif, Berkeadilan Gender dengan Pertumbuhan Penduduk yang Seimbang MISI 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat berupa keswadayaan dan gotong royong dalam pembangunan lingkungan 2. Meningkatkan peran lembaga pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan seperti Posyandu dan PKK dalam pembangunan sumber daya manusia 3. Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di bidang sosial, politik, pendidikan dan ekonomi 4. Mewujudkan masyarakat yang bebas dari tindak kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak 5. Mewujudkan pengarusutamaan hak anak 6. Mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dengan KB 7. Mewujudkan keluarga kecil dan sejahtera melalui KB TUJUAN 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat berupa keswadayaan dan gotong royong dalam pembangunan lingkungan 2. Meningkatkan peran lembaga pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan seperti Posyandu dan PKK dalam pembangunan sumber daya manusia 3. Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di bidang sosial, politik, pendidikan dan ekonomi

4. Mewujudkan masyarakat yang bebas dari tindak kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak 5. Mewujudkan pengarusutamaan hak anak 6. Mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dengan KB 7. Mewujudkan keluarga kecil dan sejahtera melalui KB SASARAN 1. Meningkatnya partisipasi dan keswadayaan masyarakat dalam pembangunan lingkungan desa/kelurahan 2. Meningkatnya peran lembaga pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan seperti Posyandu dan PKK dalam pembangunan sumber daya manusia 3. Meningkatnya partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan 4. Meningkatnya perwakilan perempuan di lembaga legislatif 5. Meningkatnya akses perempuan dalam pendidikan 6. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja perempuan dalam dunia kerja swasta formal 7. Penanganan pengaduan kejadian tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak 8. Pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan 9. Rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan 10. Penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan 11. Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan 12. Menurunnya jumlah tenaga kerja di bawah umur 13. Meningkatnya partisipasi anak dalam pembangunan 14. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS) 15. Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi 16. Penyediaan informasi data mikro 17. Meningkatnya aktifitas dan produktivitas tribina (BKB, BKR, BKL), PIK KRR, dan UPPKS 3.3. Program dan Kegiatan Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan adalah RPJMD Kabupaten Kudus, Renstra BPMPKB,

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kudus Tahun 2014. Rencana program dan kegiatan BPMPKB Kabupaten Kudus Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Kegiatan : a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik. b. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional. c. Penyediaan jasa administrasi keuangan. d. Penyediaan jasa kebersihan kantor e. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja f. Penyediaan alat tulis kantor. g. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan. h. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor. i. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. j. Penyediaan makanan dan minuman. k. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Kegiatan : a. Pengadaan kendaraan dinas/operasional. b. Pengadaan perlengkapan gedung kantor c. Pengadaan peralatan gedung kantor d. Pengadaan mebeleur e. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional. f. Pembangunan bangunan pelengkap gedung kantor. 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Kegiatan : Pendidikan dan Pelatihan Formal. 4. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Kegiatan : Pelaksanaan sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. 5. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak. Kegiatan : a. Fasilitasi pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2). b. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak. c. Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dana anak. 6. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan.

Kegiatan : Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan. 7. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Kegiatan : Kegiatan penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan IHT dalam rangka pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan usaha bagi perempuan. 8. Program Keluarga Berencana. Kegiatan : a. Pelayanan KIE b. Pembinaan keluarga berencana 9. Program Kesehatan Reproduksi Remaja. Kegiatan : Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). 10. Program Pelayanan Kontrasepsi. Kegiatan : a. Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB. b. Pengadaan alat kontrasepsi. c. Pelayanan KB medis operasi. 11. Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS Termasuk HIV/AIDS. Kegiatan : Penyuluhan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS. 12. Program Keluarga Sejahtera Kegiatan : Pembinaan keluarga sejahtera. 13. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Kegiatan : a. Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan b. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis masyarakat c. Penyelenggaraan diseminasi informasi bagi masyarakat desa. d. Fasilitasi Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) 14. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Kegiatan : a. Fasilitasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri b. Fasilitasi desa berkembang. 15. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Kegiatan : a. Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa b. Pemberian stimulan pembangunan desa c. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan

e. Pengembangan dan promosi pengenalan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG) d. Revitalisasi Posyandu e. Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM). 16. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Kegiatan : Pengklasifikasian data. Rencana program dan kegiatan tahun 2014 BPMPKB terdiri dari 16 program yang dijabarkan dalam 45 kegiatan. Sifat penyebaran lokasi program dan kegiatan secara berimbang menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Kudus. Total kebutuhan dana/pagu dari sumber pendanaan APBD berjumlah total Rp. 22.409.000.000,-. Rumusan program dan kegiatan ini mengalami perbedaan dengan rancangan awal RKPD dikarenakan munculnya beban gedung kantor baru BPMPKB, dan prediksi bertambahnya pagu dari sumber dana DBHCHT, yakni dari semula Rp. 20.267.708.000,- menjadi Rp. 22.409.000.000,-. Indikator dan target kinerja rencana program dan kegiatan pelayanan BPMPKB Kabupaten Kudus pada Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.

BAB IV PENUTUP Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014 ini dibuat untuk memberikan arah dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana pada khususnya serta visi dan misi Kabupaten Kudus pada umumnya. Disadari bahwa keberhasilan program/kegiatan harus diawali dengan perencanaan yang baik, disamping ada dukungan dana yang memadai. Oleh karena itu kami telah berupaya menyusun Renja ini dengan sebaik-baiknya agar dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demikian Rencana Kerja (Renja) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Tahun 2014. Semoga ada manfaatnya. Kudus, Juni 2013 Plt.KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Sekretaris LUDFUL HAKIM, SH. Pembina Tingkat I NIP.19591009 198912 1 001