BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. telah go publik di pasar modal. Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari laporan neraca (balance sheet), laporan rugi laba (income

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal terutama investor dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi. Oleh karena itu, agar laporan keuangan dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kondisi lingkungan ekonomi mempengaruhi dunia usaha. Perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang

BABl PENDAHULUAN. Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB I PENDAHULUAN. selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai sumber informasi bagi para investor untuk mengevaluasi, (disclosure) yang disajikan dalam laporan tahunan.

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. non keuangan yang detail dan memadai. kinerja dan operasional perusahaan yang sesungguhnya. Disclosure

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia periode , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sebuah perusahaan kepada pihak pihak yang berkepentingan diluar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang komunikasi dan internet. Perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan. Pengungkapan laporan keuangan yang berupa laporan tahunan (annual

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengungkapakan informasi perusahaannya sehingga akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB II LANDASAN TEORI. pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ada di pasar modal. Peluang yang dimiliki perusahaan

SKRIPSI. Disusun Oleh: ERNA YULIASTI B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu fungsi dari pasar modal adalah sarana untuk memobilisasi

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dianggap oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia

BAB I PENDAHLUAN. bisa unggul dalam persaingan antar perusahaan. Informasi yang disajikan dalam

pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB I PENDAHULUAN. informasi bisnis yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. depan, persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui kondisi

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kepentingan dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan

BAB V PENUTUP. signifikan pengaruh dari kualitas audit, ukuran perusahaan, leverage, kepemilikan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB V PENUTUP diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian terhadap leverage diperoleh nilai t-hitung (-1,326)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya terdapat laporan

BAB II PENGUNGKAPAN SUKARELA, NILAI PERUSAHAAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas operasional usahanya. Sementara terdapat pihak yang memiliki kelebihan dana (investor-kreditor) yang bermaksud menginvestasikan dananya ke perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan keamanan atas investasinya.untuk itu investor memerlukan informasi yang akurat dan relevan untuk mendukung pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan. Pelaporan keuangan merupakan informasi yang menghubungkan komunikasi entitas bisnis dengan investor, kreditor dan pihak lain yang berkepentingan terhadap informasi tersebut. Pelaporan keuangan di samping sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik juga berfungsi sebagai informasi yang akan digunakan oleh investor, kreditor dan pihak lain untuk mengambil keputusan ekonomi. Laporan tahunan dan laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan bagi pihak-pihak diluar manajemen, mengetahui kondisi perusahaan. Namun sejauh mana informasi yang dapat diperoleh sangat tergantung pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan tersebut. 1

Pengertian dari pengungkapan menurut Evans (2003) adalah penyediaan informasi dalam statemen keuangan termasuk statemen keuangan itu sendiri, catatan atas statemen keuangan, dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan statemen keuangan. Pengungkapan yang tepat mengenai informasi yang penting bagi para investor dan pihak lainnya hendaknya bersifat cukup (adequate), wajar (fair), dan lengkap (full) (Chariri dan Ghozali, 2003: 235). Pengungkapan cukup (adequate) ini mencakup pengungkapan minimal yang harus dilakukan (mandatory disclosure). Pengungkapan secara wajar (fair) menunjukkan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan. Sedangkan pengungkapan yang lengkap (full) mensyaratkan perlunya menyajikan semua informasi yang relevan. Pengungkapan laporan keuangan memiliki 2 (dua) jenis pengungkapan. Pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku (peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002). Dan kedua adalah pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu pengungkapan butir butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku (Darrough, 1993 dalam Naim dan Rachman, 2000). Setiap perusahaan diwajibkan untuk membuat laporan keuangan tahunan yang diaudit oleh auditor independen sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama kepada pemilik modal. Sebagai upaya untuk menarik minat konsumen 2

dan membentuk public image yang optimal, perusahaan dituntut untuk memberikan pengungkapan yang minimal sama dengan pesaingnya, atau dengan kata lain memenuhi pengungkapan yang diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku (mandatory disclosure). Pada umumnya, konsep pengungkapan yang digunakan adalah pengungkapan cukup. Hal tersebut dikarenakan pengungkapan cukup (adequate) ini mencakup pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan. Bagi beberapa pihak, pengungkapan yang terlalu lengkap (full) dianggap sebagai penyajian informasi yang berlebihan, sehingga tidak bisa dikatakan layak. Terlalu banyak informasi akan membahayakan karena penyajian rincian yang tidak penting justru akan menyembunyikan informasi yang signifikan dan membuatnya sulit dipahami. Oleh karena itu peneliti memfokuskan penelitian ini terhadap pengungkapan wajib (mandatory disclosure). Tingkat luas pengungkapan informasi antar perusahaan dalam industri yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan risiko dan karakteristik yang dimiliki oleh setiap sektor industri tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan wajib (mandatory disclosure) pada perusahaan di sektor industri manufaktur. Pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik tercantum dalam Lampiran Surat Edaran Ketua Bapepam No. 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002, yang mulai berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2003. Peraturan ini memiliki 13 (tigabelas) pedoman untuk 3

masing-masing jenis industri, yaitu industri manufaktur, perdagangan, transportasi, hotel, investasi, jalan tol, konstruksi, perkebunan, peternakan, real estate, restoran, rumah sakit, dan telekomunikasi. Total item pengungkapan laporan keuangan untuk industri manufaktur adalah sebanyak 68 item dengan rincian sebagai berikut: a. 40 item neraca b. 14 item laporan laba rugi c. 6 item laporan perubahan modal d. 3 item laporan arus kas e. 5 item catatan atas laporan keuangan Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib sudah pernah dilakukan antara lain penelitian Fitriani (2001) terhadap signifikansi perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 102 perusahaan dengan periode penelitian pada laporan keuangan tahun 1999. Dalam penelitian tersebut, peneliti membuktikan adanya pengaruh faktor ukuran perusahaan, jenis perusahaan, status perusahaan, net profit margin dan Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap kelengkapan pengungkapan wajib (mandatory disclosure). Sedangkan tingkat leverage dan likuiditas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib (mandatory disclosure). Penelitian lain juga dilakukan oleh Nugroho (2011) yang meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan pada sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di 4

Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun parsial, variabel ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, profitabilitas, dan saham publik mempunyai pengaruh signifikan terhadap indeks skor pengungkapan laporan keuangan. Penelitian lain juga dilakukan oleh Rahmawati et al. (2007) mengenai pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap pengungkapan wajib laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur dengan sampel 71 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-2004. Penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas mandatory disclosure, nilai likuiditas berpengaruh negatif terhadap luas mandatory disclosure, nilai leverage dan profitabilitas dan tidak mempengaruhi luas mandatory disclosure. Sedangkan ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, dan profitabilitas secara simultan tidak mempengaruhi mandatory disclosure. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian Fitriani (2001) yang menyatakan bahwa variabel likuiditas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib tidak konsisten dengan penelitian Rahmawati et al. (2007) dan Nugroho (2011) yang menyatakan bahwa luas pengungkapan wajib dipengaruhi oleh variabel likuiditas. Kemudian penelitian Nugroho (2011) yang menyatakan bahwa variabel leverage mempunyai pengaruh terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan tidak konsisten dengan penelitian Rahmawati et al. (2007) yang menyatakan bahwa variabel luas pengungkapan wajib tidak dipengaruhi oleh variabel leverage, namun penelitian Nugroho (2011) konsisten dengan Rahmawati et al. 5

(2007) dalam hal pernyataan bahwa variabel likuiditas mempengaruhi tingkat keluasan pengungkapan wajib. Perbedaan hasil penelitian sebelumnya dapat disebabkan karena perbedaan dasar acuan yang dipakai seperti metode statistik untuk analisis, populasi dan sampel penelitian, ataupun tahun penelitian yang berbeda. Adanya ketidakkonsistenan terhadap penelitian sebelumnya memungkinkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk meneliti lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan wajib (mandatory disclosure). Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian Rahmawati et al. (2007) yang meneliti pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap mandatory disclosure. Namun ada beberapa perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rahmawati et al. yaitu : 1. Periode penelitian Rahmawati et al. adalah tahun 2003 2004, sedangkan penelitian ini menggunakan periode pengamatan tahun 2008 2010. 2. Penelitian Rahmawati et al. menggunakan 4 variabel, ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, dan profitabilitas, sedangkan penelitian ini tidak menyertakan variabel profitabilitas karena dalam penelitian Rahmawati et al. variable profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap mandatory disclosure. 3. Dalam penelitian Rahmawati et al. ukuran perusahaan diukur dengan kapitalisasi pasar, sedangkan dalam penelitian ini diukur dengan logaritma natural total asset. Nilai total aset dipilih sebagai proxy atas ukuran perusahaan 6

dengan mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Leverage terhadap Mandatory Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib (mandatory disclosure) laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010? 2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib (mandatory disclosure) laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib (mandatory disclosure) laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010? 7

4. Apakah ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage secara bersamasama berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib (mandatory disclosure) laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010. 2. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010. 3. Menganalisis pengaruh leverage terhadap tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010. 4. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage secara bersama-sama terhadap tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 8

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini menjadi pelatihan intelektual yang dapat menambah pemahaman mengenai pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage terhadap tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan tahunan perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada di bidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan penelitian ilmiah di masa yang akan datang. 3. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 4. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain dengan membuat laporan keuangan tahunan secara lebih lengkap. 9