BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari aktifitas olahraga aerobik yang memasyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

KONSEP OLAHRAGA DALAM KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia merupakan suatu prosesalami yang ditentukan oleh Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

K. J. Gambar 1. Hubungan Antar Komponen Kemampuan Biomotorik (Bompa, 1999:317) E.S. I E.S. II. Komponen Dasar. Fisiologis (Kualitas Fungsi Dasar)

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki oleh seseorang, baik itu orang dewasa maupun anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. banyak, akan menimbulkan persoalan-persoalan yang sangat beragam. dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Hilman Firmansyah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

OLAHRAGA KESEHATAN BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

MODUL II FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG OLAHRAGA KESEHATAN DENGAN PARTISIPASI OLAHRAGA PADA IBU RUMAH TANGGA USIA PRODUKTIF

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan degenerasi progresif sistem organ dan jaringan. 1 Menurut Undang-

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja dan berfikir akan berkurang atau bahkan hilang dengan terganggunya kesehatan kita. Kita harus mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dengan memelihara dan bahkan meningkatkan. Terutama kesehatan bagi lansia sangat penting untuk kelangsungan hidup. Umur panjang dan hidup sehat merupakan impian setiap manusia. Untuk mencapai impian tersebut setiap individu harus menjaga kesehatan dengaan cara berolahraga yang rutin dan memiliki pola hidup yang sehat. Umur panjang merupakan karunia Allah yang sudah sepantasnya di syukuri. Seiring berkembangnya teknologi, hampir membuat semua hal menjadi praktis dan mudah. Hal ini sangat mempengaruhi pola hidup manusia. Semakin maju peradaban, banyak juga ditemukan jenis-jenis penyakit yang baru dan hal ini menjadi tantangan untuk setiap manusia untuk mempertahankan kesehatannya. Departemen Sosial RI (dalam Novianto, 2007, hlm. 1) mengemukakan bahwa Dari Hasil Sensus di Indonesia, usia harapan hidup semakin meningkat, yaitu dari 45,7 tahun pada tahun 1968 menjadi 61,3 tahun pada tahun 1992, menjadi 62 tahun pada tahun 1997. Hal tersebut membuktikan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (Lansia) akan terus bertambah. BPS (dalam Akmal, 2012) menemukan bahwa Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 20.547.541 jiwa. Jumlah tersebut menempati urutan keempat jumlah penduduk lanjut usia terbesar dunia setelah China, India, dan Jepang. Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. (hlm. 1) Miftahul Rohmawati, 2015 PERBANDINGAN TEKANAN DARAH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM JANTUNG SEHAT SERI 1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1 perpustakaan.upi.edu

2 WHO (dalam Akmal, 2012, hlm. 1) menemukan bahwa Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan dapat mencapai 28,8 juta jiwa. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang besar untuk suatu negara berkembang seperti Indonesia. Walau bagaimanapun lansia tetap dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur dan terukur agar mereka dapat mempertahankan kebugarannya yang semakin lama akan terus menurun seiring bertambahnya usia. Seperti diungkapkan oleh Akmal (2012, hlm. 2) mengemukakan bahwa Kebugaran jasmani cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia seseorang, penurunan semakin terlihat setelah seseorang berusia 40 tahun dan akan menurun 30-50% pada saat usia lanjut. Sedangkan Pudjiastuti dan Utomo (dalam Ilkafah, 2009, hlm. 14) mengemukakan bahwa Kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yaitu kebugaran jantung-paru dan peredaran darah serta kekuatan otot dan kelenturan sendi. Hasil survey pembuatan norma kebugaran jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1992-1993 menemukan bahwa Sekitar 90% usia lanjut memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah, terutama pada komponen daya tahan kardio-respirasi dan kekuatan otot (Ilkafah, 2009, hlm. 14). Pada umumnya, Irwan (2007, hlm. 2) mengemukakan bahwa Lansia mengalami penurunan kualitas dan kemampuan fisik yang lambat laun akan berdampak pula pada kesehatannya. Dapat disimpulkan bahwa Kebugaran jasmani pada lansia rendah mengakibatkan daya tahan tubuh lansia dapat menurun sehingga berpotensi menimbulkan masalah atau gangguan pada kesehatan. Giriwijoyo (2010, hlm. 400) mengemukakan bahwa olahraga kesehatan adalah bagian dari upaya kesehatan yang bersifat preventifpromotif, yaitu mencegah menurunnya derajat kesehatan dan bahkan mengusahakan peningkatannya.

3 Adapun bentuk-bentuk olahraga kesehatan Giriwijoyo (2010) mengemukakan bahwa Bentuk olahraga kesehatan bermacam-macam, tergantung pada tingkat sasaran yang hendak dicapai. Bila para peserta telah mampu mengikuti olahraga kesehatan Sasaran III (Olahraga Aerobik) dengan dosis yang adekuat yaitu intensitas mencapai denyut nadi antara 65-80% dari denyut nadi maksimal dan durasi mencapai minimal 10 menit, maka Or-Kes Sasaran II dan Or-Kes Sasaran I dapat dijangkau dengan sekali jalan, tetapi tidak pada urutan sebaliknya. Olahraga Kesehatan Aerobik termaksud di atas misalnya ialah: berjalan sampai dengan jogging, bersepeda, berenang dan Senam Aerobik. (hlm. 405) Giriwijoyo (2010, hlm. 403) mengemukakan bahwa Olahraga aerobik adalah olahraga yang banyak membutuhkan udara (O 2 ). Adapun aktivitas-aktivitas olahraga aerobik Juliani (2013) mengemukakan bahwa Salah satu dari aktivitas olahraga aerobik yang memasyarakat adalah olahraga senam jantung sehat. Hal ini terlihat banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat terutama orang tua, baik secara kelompok-kelompok kecil maupun klub-klub senam jantung sehat. Adapun senam jantung sehat ini terdiri dari 5 seri, yang setiap seri mempunyai tingkatan-tingkatan beban latihan yang berbeda. Senam jantung sehat seri 1 ini yang sangat tepat dilakukan oleh para lansia. (hlm. 1) Giriwijoyo (2010, hlm. 406) mengemukakan bahwa Senam aerobik adalah olahraga kesehatan bertingkat sasaran III (olahraga aerobik) yang wujudnya adalah gerakan-gerakan senam. Peserta olahraga kesehatan mempunyai kondisi kesehatan, tingkat usia dan kemampuan bergerak. Oleh karena itu, Suroto (dalam Setiawan dkk. 2014) mengemukakan bahwa Senam sangat dianjurkan untuk dilakukan bagi mereka yang memasuki usia lanjut pra lansia (45 tahun) dan usia lansia (65 tahun ke atas). Senam yang dilakukan sangat bermanfaat dalam menghambat proses penuaan (degeneratif). Lansia yang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kebugaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness, dan neuromuscular fitness. Apabila lansia melakukan senam, peredaran

4 darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. (hlm. 231) Manusia akan mengalami masa tua atau penuaan yang disebut dengan lanjut usia (lansia) dimana secara anatomis dan fisiologis lansia secara perlahan akan menghilangnya kemampuan jaringan dan kerusakan struktur-struktur organ. Dari pernyataan diatas bahwa kebugaran jasmani pada lansia rendah mengakibatkan daya tahan tubuh lansia dapat menurun sehingga berpotensi menimbulkan masalah atau gangguan pada kesehatan, oleh sebab itu lansia malas untuk bergerak, melakukan aktivitas, dan kurang berolahraga yang akhirnya akan muncul berbagai penyakit degeneratif. Sehingga untuk meningkatkan kapasitas aerobik dan derajat kesehatan lansia, bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dalam satu atau dua minggu. Manfaatnya sering baru dapat dirasakan setelah melakukan olahraga kesehatan secara teratur selama 2-3 bulan atau lebih (Giriwijoyo, 2010, hlm. 63). Dari hasil penelitian sebelumnya Hartanti (2013, hlm. 7) menemukan bahwa Senam jantung sehat lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah dibandingkan dengan senam ergonomik pada lansia hipertensi di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Oleh karena itu peneliti ingin membandingkan tekanan darah lansia antara yang mengikuti dan tidak mengikuti senam jantung sehat seri 1 di KPAD Geger Kalong. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil tekanan darah sistole yang signifikan seri 1? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil tekanan darah diastole yang signifikan seri 1?

5 3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah lansia antara yang mengikuti dan tidak mengikuti senam jantung sehat seri 1? C. Tujuan Penelitian Setelah dirumuskan masalah penulis membuat tujuan penelitian yaitu: 1. Mengetahui perbedaan hasil tekanan darah sistole yang signifikan seri 1. 2. Mengetahui perbedaan hasil tekanan darah diastole yang signifikan seri 1. 3. Mengetahui perbedaan rata-rata tekanan darah lansia antara yang mengikuti dan tidak mengikuti senam jantung sehat seri 1. D. Manfaat/Signifikansi Penelitian 1. Manfaat bagi Lembaga Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan pembinaan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan melalui senam jantung sehat seri 1. 2. Manfaat bagi Masyarakat Sebagai bahan pengetahuan bagi masyarakat untuk mengetahui betapa pentingnya olahraga, khususnya olahraga senam jantung sehat seri 1. 3. Manfaat bagi Lansia a. Dengan adanya pemeriksaan tekanan darah, lansia dapat mengontrol pola makan dan gaya hidup lansia sehingga tekanan darah dapat terkontrol. b. Dengan adanya kegiatan senam jantung sehat seri 1 secara rutin, lansia dapat mencegah terjadinya penyakit degeneratif. c. Sebagai bahan masukkan dalam pembinaan dan meningkatkan derajat kesehatan para lansia.

6 4. Manfaat bagi Peneliti Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini memperkaya ilmu pengetahuan senam dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar lebih baik. E. Struktur Organisasi 1. Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat bagi Lembaga Manfaat bagi Masyarakat Manfaat bagi Lansia Manfaat bagi Peneliti E. Struktur Organisasi 2. Bab II Kajian Pustaka/Landasan Teoretis A. Kajian Pustaka B. Penelitian Terdahulu yang Relevan C. Posisi Teoretis Peneliti D. Hipotesis Penelitian 3. Bab III Metode Penelitian A. Desain Penelitian B. Partisipan C. Populasi dan Sampel D. Instrumen Penelitian E. Prosedur Penelitian F. Analisis Data 4. Bab IV Temuan dan Pembahasan A. Deskripsi Data B. Pengolahan dan Analisis Data C. Diskusi Penemuan 5. Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi