BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

dokumen-dokumen yang mirip
pemegang saham, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas (cash dividend)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok 16424

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menanamkan dananya terhadap emiten tersebut yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

ANALISIS PENGARUH ROI, CASH RATIO, CURRENT RATIO DAN DER TERHADAP CASH DEVIDEND DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. dividen yang bisa diperoleh pemegang saham, yaitu dividen kas dan

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yaitu memperoleh laba atau profit yang diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibagikan perusahaan dapat berupa tunai (cash dividend) yaitu kepada setiapp

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

umum lebih menyukai dividen daripada capital gain. Berarti pula bahwa terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB VI KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut harus ditahan dalam perusahaan (Riyanto, 2001:265). Kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pembangunan di Indonesia kian tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut selayaknya disajikan dalam laporan keuangan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai investasi yang dianggap memiliki net present

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketika menanamkan modal di perusahaan emiten, pemegang saham mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang ditanamkannya itu. Dalam hal ini ada dua jenis dividen yang bisa diperoleh pemegang saham, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas ( cash dividend ) adalah dividen yang dibayar oleh emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Dividen non kas adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Contoh dividen non kas adalah dividen saham ( stock dividend ) dan dividen aktiva. Dividen kas merupakan masalah yang sering kali menjadi topik pembicaraan yang hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan emiten, bahkan cenderung terjadi kontroversi antara pemegang saham dan perusahaan emiten. Kontroversi yang ada adalah antara pendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang diajukan oleh Miller dan Modigliani ( MM ) yang sering disebut teori irrelevansi dividen, sementara argumen lain menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan yang sering disebut teori relevansi dividen, dan argumen terakhir yang menyatakan bahwa dividen yang rendah akan meningkatkan nilai perusahaan ( Hanafi, 2004 ). 1

Miller dan Modigliani ( 1961 ) mengajukan argumen bahwa kebijakan dividen tidak relevan ( Sutrisno, 2003 ). Miller dan Modigliani berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan investasi yang given pembayaran dividen tidak relevan untuk diperhitungkan, karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari aset perusahaan. Oleh karena itu nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagi dalam bentuk cash dividen atau laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat MM ini ditekankan bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan sumber dana yang lain, artinya bila perusahaan membayar dividen maka perusahaan harus mengganti dengan mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian adanya kenaikan pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru ( Sutrisno, 2003 ). Pendapat kedua yang sering menjadi kontroversi dalam kebijakan dividen adalah teori relevansi dividen yang dikemukakan oleh Myron J. Gordon dan John Litner ( Sundjaja dan Barlian, 2002 ). Dasar pemikirannya adalah bahwa investor umumnya menghindari risiko, dan dividen yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen sekarang dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor. Sebaliknya jika dividen dikurangi 2

atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai saham. Dalam praktek, tindakan manajer keuangan dan pemegang saham cenderung menunjang kepercayaan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai saham, karenanya sesuai dengan teori relevansi dividen, maka setiap perusahaan harus mengembangkan kebijakan dividen untuk memenuhi sasaran dari pemilik dan memaksimalasi kekayaan yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan ( Sundjaja dan Barlian, 2002 ). Argumen terakhir tentang kebijakan dividen adalah yang mengatakan bahwa dividen yang rendah yang akan meningkatkan nilai perusahaan ( Hanafi, 2004 ). Variabel pajak dan flotation cost mendasari argumen tersebut. Di negara tertentu, seperti di Amerika Serikat, pajak untuk capital gain lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk dividen ( 28% versus 31% ). Disamping itu, pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir (yang berarti saham tersebut dijual). Dengan kata lain pajak efektif atas capital gain dapat ditunda, sedangkan pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen diterima. Berdasarkan argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah, karena akan menghemat pajak (Hanafi, 2004). Berkaitan dengan argumen diatas maka perusahaan disarankan untuk memberikan dividen yang rendah kepada pemegang saham. Ditinjau dari kepentingan perusahaan emiten, pendapat yang pertama dan yang ketiga, yaitu bahwa kebijakan dividen tidak relevan dengan nilai perusahaan dan bahwa dividen yang rendah yang akan meningkatkan nilai 3

perusahaan yang lebih disukai. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu mempersiapkan pengeluaran yang tinggi untuk pembayaran dividen, sehingga dividen yang seharusnya dibagikan dapat digunakan untuk modal perusahaan. Di lain pihak ditinjau dari kepentingan pemegang saham, pendapat kedua yang lebih disukai, yaitu dividen dibagikan sekarang, khususnya bagi pemegang saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka menengah. Kepentingan jangka menengah yang dimaksud adalah bahwa pemegang saham ingin menikmati hasil dari saham. Di lain pihak bagi pemegang saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka panjang, relatif lebih menginginkan pengembangan modal perusahaan, sehingga tidak terlalu menuntut untuk dibagikan dividen. Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen yang akan diperoleh, para investor pada umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil dan kontinyu, karena dengan stabilitas dividen yang kontinyu dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. Marsudiarso (2007) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan resiko pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen. 4

Dari sisi investor, dividen merupakan salah satu bentuk motivasi investor dalam menanamkan dananya di harapanpasar modal. Brigham (1983) mengemukakan bahwa investor individual lebih menyukai dividen yang meningkat (tinggi) sehingga mengakibatkan rendahnya retained earning. Hal ini disebabkan investor menganggap bahwa dividen sekarang lebih berharga dibandingkan dengan capital gain yang akan diperoleh di masa yang akan datang sehingga perusahaan sering menggunakan pengumuman dividen untuk menaikkan harga saham. Adapun dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan ada beberapa jenis yaitu, dividen tunai atau dividen kas, dividen properti, dividen skrip, dividen likuidasi dan dividen saham. Secara umum dividen biasanya dibayarkan secara tunai dan pembayaran dividen dalam bentuk tunai ini lebih banyak diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya ke dalam perusahaan. Demikian pula stabilitas dividen yang dibayarkan akan mengurangi ketidakpastian dari profitabilitas perusahaan, sehingga stabilitas dividen juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan manajemen perusahaan. Dari sisi emiten, kebijakan mengenai apakah perusahaan akan membagikan dividen atau tidak, atau seberapa besar dividen yang dibagikan, termasuk juga kebijakan mengenai apakah sebagian keuntungan yang dimiliki perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen dibanding retained earning atau justru sebaliknya, sangatlah penting karena akan 5

mempengaruhi penilaian investor terhadap profitabilitas perusahaan. Jadi kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Marsudiarso (2007) mengungkapkan apabila proporsi keuntungan yang dibagikan sebagai dividen lebih besar dari retained earning akibatnya adalah dana internal yang dimiliki oleh perusahaan turun dan perusahaan perlu mencari dana dari luar perusahaan apabila perusahaan yang bersangkutan akan melakukan ekspansi. Sebaliknya apabila proporsi keuntungan yang dibagikan dalam bentuk dividen lebih kecil dari retained earning, maka dana internal yang dimiliki perusahaan tinggi. Sehingga apabila perusahaan memerlukan dana untuk ekspansi hanya menanggung cost yang lebih rendah jika dibandingkan dana tersebut diperoleh dari luar perusahaan. Bukti empiris yang menghubungkan profitabilitas dengan dividen, dilakukan oleh Brittain (1966) (dalam Parthington, 1989) menunjukkan bahwa profit sebagai pengganti cash flow secara signifikan berpengaruh terhadap dividen. Parthington (1989) menunjukkan bukti bahwa stabilitas dividen dan earning merupakan variabel penting yang mempengaruhi preferensi investor untuk memperoleh dividen di masa mendatang pada level signifikasi 0,001 (kurang dari 1%). Namun perusahaan yang memperoleh keuntungan yang besar bukan berarti perusahaan tersebut akan membagikan dividen. Dividen bisa dibayarkan kepada investor jika dua syarat telah terpenuhi yaitu, perusahaan memperoleh keuntungan dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berwenang telah mengumumkan pembagian dividen atas laba tersebut. 6

Pembagian dividen juga tergantung kepada kebijaksaanaan dewan direksi perusahaan. Namun sebelum dividen diumumkan pembagiannya semua kewajiban perusahaan terhadap pemerintah, kreditur dan pemegang saham preferen harus dipenuhi terlebih dahulu. Penelitian yang pernah dilakukan mengemukakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan mengenai pembagian dividen kepada pemegang saham. Marsudiarso (2007) menyatakan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen terdiri dari profitabilitas, stabilitas dividen, earning, likuiditas, investasi, dan pembiayaan. Sedangkan berdasarkan laporan keuangan yang ada, faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Profitabilitas (diukur dengan laba bersih setelah pajak). 2. Likuiditas (diukur dari cash ratio dan current ratio). 3. Investasi (diukur dari jumlah dana yang ditanamkan pada aktiva tetap). 4. Pembiayaan (terutama dana yang diperoleh dari hutang jangka panjang plus hutang jangka pendek ) yang diukur dengan ratio leverage. Sedangkan dividen (terutama dividen kas) merupakan tujuan yang diinginkan oleh investor dalam rangka memperoleh pendapatan dalam bentuk dividen dari hasil investasi atau pembelian sahamnya. Berdasarkan uraian di atas, bahwa salah satu tujuan utama perusahaan adalah mensejahterakan kemakmuran investor atau pemegang saham, dan yang terpenting bagi investor atau pemegang saham adalah memperoleh return dari investasinya yang salah satunya berupa pendapatan dividen (terutama 7

dividen kas). Oleh karena itu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividen kas dengan bahasan mengenai : Pengaruh Cash Ratio, ROE, ROI, Debt to Equity Ratio, Total Debt to Total Assets, Dividend Per Share Tahun Sebelumnya, Dividend Payout Ratio, Earning Per Share, Percentage of Earning Retained, dan Total Assets Turn Over terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, bahwa satu-satunya informasi yang dibutuhkan investor dalam hubungannya dengan dividen yang diharapkan adalah melalui laporan keuangan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh cash ratio, ROI, debt to total assets, dividend per share, dividend payout ratio, earning per share, percentage of earning retained, dan total assets turn over secara individual terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005 2007? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 8

1. Untuk menganalisis pengaruh cash ratio, ROI, debt to total assets, dividend per share, dividend payout ratio, earning per share, percentage of earning retained, dan total assets turn over secara individual terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama investor sebagai bahan acuan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis a. Untuk mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar SE dari fakultas ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. b. Untuk memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembayaran dividen, terkait dengan masalah dividen kas yang akan dibagi oleh perusahaan. c. Untuk memberikan wawasan dan menambah ilmu pengetahuan yang lebih mendalam, serta mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang akan diteliti. 2. Bagi Investor a. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi 9

di pasar modal (khususnya instrumen saham) karena dengan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembayaran dividen per lembar saham diharapkan para investor dapat memprediksi pendapatan dividen (terutama dividen kas). b. Memberikan informasi kepada investor agar dapat mengambil keputusan akan menanamkan dananya ke perusahaan atau tempat lain. 3. Bagi Pihak Lain a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk suatu penelitian dan tambahan pengetahuan bagi bidang studi akuntansi khususnya bagi jurusan Akuntansi Keuangan. 1.5. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Objek penelitian dibatasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. - Perusahaan yang telah menyertakan laporan auditan. - Perusahaan yang memiliki kelengkapan data. - Perusahaan yang telah membagikan dividen secara konsisten. 10