BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sama. Angka tersebut yang akan menjadi indikator penilaian derajat

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi yanag berusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupannya. Angka statistik yang tinggi ini meminta perhatian untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai individu yang berada pada rentang usia tahun (Kemenkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

KERANGKA ACUAN PELACAKAN KASUS KEMATIAN IBU/BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin (Depkes RI, 2009). Masalah kesehatan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok ibu dan anak, yang ditandai masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Kematian pada maternal dan bayi yang tinggi mencerminkan kemampuan negara dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat belum baik. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan suatu negara dan kesehatan masyarakat dan peningkatan derajat kesehatan adalah penurunan Angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam 1

2 bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan (BPS, 2007) Indikator kematian untuk bayi dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu kematian neonatal (AKN) dan angka kematian bayi (AKB). Kematian neonatal terdiri atas kematian neonatal dini atau disebut juga perinatal dan kematian neonatal lanjut. Kematian neonatal dini merupakan kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam 7 hari setelah kelahiran, sedangkan kematian neonatal lanjut merupakan kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup lebih dari 7 hari sampai 28 hari. Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup. Kematian neonatal (bayi umur 0 28 hari) merupakan 2/3 dari kematian bayi. Kematian neonatal dini/perinatal (bayi umur 0 7 hari) merupakan 2/3 dari kematian neonatal (WHO, 2001). Program kesehatan di Indonesia telah difokuskan untuk menurunkan tingkat kematian bayi dan anak, upaya penurunan kematian bayi dan ibu telah menjadi tujuan utama untuk mencapai tujuan 4 dan 5 dari Millennium Development Goals (MDGs). Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahun 2011 Pemerintah Indonesia meluncurkan program Jaminan Persalinan (JAMPERSAL). Program ini menyediakan pelayanan gratis untuk wanita hamil yang tidak mempunyai asuransi kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan, persalinan, perawatan masa nifas, serta perawatan bayi lahir sampai umur 28 hari (Kemenkes RI, 2012).

3 Secara global kematian bayi tertinggi ada pada periode neonatal yaitu sekitar 3,3 juta bayi pada tahun 2009. Dalam bulan pertama, seperempat sampai setengah dari semua kematian terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan, dan 75% terjadi pada minggu pertama. Pada tahun 2012, hampir 5 juta (73% dari semua kematian balita) terjadi dalam tahun pertama kehidupan. Kematian tertinggi di wilayah Afrika (63 per 1.000 kelahiran hidup), enam kali lebih tinggi daripada di kawasan Eropa (10 per 1.000 kelahiran hidup). Di dunia, angka kematian bayi 35 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012, sedangkan kematian neonatal 21 per 1000 kelahiran hidup. Kematian neonatal di beberapa negara-negara berkembang berdasarkan laporan Levels & Trends in Child Mortality tahun 2012, Bangladesh 24 per 1.000 kelahiran hidup, India 31 per 1.000 kelahiran hidup, Pakistan 42 per 1.000 kelahiran hidup, Myanmar 26 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian neonatal di Indonesia 15 per 1000 kelahiran hidup. (UNICEF, WHO, The World Bank, UN, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak dalam upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Angka kematian di Indonesia menunjukkan kecenderungan penurunan yang sangat lambat dalam kurun waktu 12 tahun bila dibandingkan dengan angka bayi kematian dan balita. Angka Kematian Neonatal (AKN) pada tahun 1997 sebesar 26 per 1000 kelahiran hidup menurun menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003) dan 19 per 1000 kelahiran hidup SDKI 2007 dan hasil SDKI 2012 angka

4 kematian neonatal tetap, yaitu 19 per 1.000 kelahiran hidup (BKKBN, BPS, Kemenkes RI, Measure DHS International, 2013). Penyebab utama kematian bayi baru lahir di dunia, 80% disebabkan ; prematur dan berat lahir rendah, infeksi, asfiksia (kekurangan oksigen saat lahir) dan trauma kelahiran (UNICEF,WHO,The World Bank,UN, 2012). Di Indonesia menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan 78,5% dari kematian neonatal ini terjadi pada umur 0-6 hari. Penyebab utama kematian terbesar 2007 untuk umur 0-6 hari adalah gangguan pernafasan/asfiksia (35,9%) dan prematuritas dan BBLR (32,4%) dan sepsis (12%). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diperoleh beberapa fakta yang didapat terkait kematian bayi di Indonesia, enam puluh persen kematian bayi terjadi pada umur 0 bulan, dan delapan puluh persen kematian balita terjadi pada umur 0-11 bulan. Kematian bayi tertinggi selama periode 10 tahun sebelum survei terdapat pada bayi yang tinggal di pedesaan, serta bayi yang ibunya tidak sekolah dan pada kuintil kekayaan terendah. Kematian bayi tertinggi selama periode 10 tahun sebelum survei juga didapati pada wanita yang melahirkan pada umur 40 tahun atau lebih, wanita dengan paritas tinggi (3 anak atau lebih), serta selang kelahiran yang pendek (kurang dari 24 bulan). Kematian perinatal tertinggi ditemui pada wanita yang melahirkan anak dengan selang kelahiran kurang dari 15 bulan (45 kematian per 1.000 kehamilan) (BKKBN, BPS, Kemenkes RI,USAID, 2013). Kematian neonatal dini berkaitan dengan status kesehatan ibu pada saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan

5 peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan. Penyebab utama kematian neonatal tidak selalu diketahui. Diperlukan data tentang neonatal dan riwayat obstetrik ibu. Faktor ibu sangat menentukan keselamatan janin selama dalam kandungan ibu sampai bayi tersebut lahir. Faktor-faktor ibu yang memengaruhi keselamatan bayi antara lain yaitu umur, paritas dan jarak kelahiran. Penyebab utama kematian neonatus berhubungan secara intrinsik dengan kesehatan ibu dan perawatan yang diterima sebelum, selama dan setelah melahirkan. Telah diketahui bahwa hampir tiga per empat dari semua kematian neonatal dapat dicegah apabila wanita mendapatkan nutrisi yang cukup dan mendapatkan perawatan yang sesuai pada saat kehamilan, kelahiran dan periode pasca persalinan. Kematian bayi dapat pula diakibatkan dari kurangnya kesadaran akan kesehatan ibu. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya, Ibu jarang memeriksakan kandungannya ke bidan; hamil diusia muda; jarak yang terlalu dekat; hamil diusia tua; kurangnya asupan gizi bagi ibu dan bayinya; makanan yang dikonsumsi ibu tidak bersih; fasilitas sanitasi dan higienitas yang tidak memadai (Sulistiyawati, 2009; Latifah, 2012). Penyebab kematian neonatal ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian neonatal endogen disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi. Kematian bayi yang disebabkan dari kondisi bayinya sendiri yaitu BBLR, bayi prematur, dan kelainan kongenital. Sedangkan kematian bayi eksogen atau kematian post-neonatal

6 disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar (Wandira dkk, 2012). Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-34 tahun. Kehamilan pada usia yang terlalu muda dan tua termasuk dalam kriteria kehamilan risiko tinggi dimana keduanya berperan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin. Salah satu faktor risiko dalam selama kehamilan, persalinan adalah usia ibu. Usia ibu pada saat kehamilan hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Penyulit pada kehamilan remaja (< 20 tahun) lebih tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Primi muda adalah ibu hamil pada usia < 20 tahun, sedangkan primi tua adalah ibu hamil pada usia >35 tahun (Mahmudah dkk, 2011). Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup di luar rahim. Paritas terdiri atas 3 kelompok : primipara (paritas 1), multipara (paritas 2-6) dan grande multipara (paritas > 6), selain berisiko tinggi pada kehamilan ibu juga berpengaruh pada persalinan. Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungannya dengan kesehatan ibu maupun bayi. Ada kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi. Ibu dengan jumlah persalinan 3 kali mempunyai peluang 2,6 kali untuk mengalami kematian neonatal jika dibanding dengan ibu yang pernah mengalami proses persalinan 1-2 kali (Mahmudah dkk, 2011).

7 Kesehatan neonatal yang dilahirkan erat kaitannya dengan jarak kelahiran. Neonatal yang dilahirkan dengan jarak kelahiran yang pendek (kurang dari 24 bulan) mempunyai risiko tinggi untuk sakit atau meninggal. Pada saat hamil dan bersalin terjadi perubahan pada tubuh terutama kandungan ibu. Untuk itu dibutuhkan waktu pemulihan kondisi. Jarak kelahiran turut memberikan kontribusi terhadap kelahiran anak berikutnya. Jarak kelahiran 24 bulan merupakan jarak kelahiran yang baik bagi seorang ibu. Jarak kelahiran < 18 bulan mempunyai risiko 6,13 kali untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan dengan jarak kelahiran > dari 36 bulan (Sharifzadeh et.el, 2011) Persalinan yang ibu yang lalu berhubungan dengan kondisi persalinan ibu yang berikutnya, jarak kelahiran yang < 24 bulan akan berpengaruh pada proses persalinan ibu, sehingga dapat memberikan risiko pada persalinan yang berikutnya Bila pada riwayat persalinan ibu yang lalu mengalami kondisi-kondisi seperti perdarahan, partus prematur, kematian janin dalam kandungan, preeklamsia/eklamsia, Ketuban Pecah Dini (KPD), kelainan letak pada hamil tua serta semua persalinan tidak normal yang pernah dialami ibu merupakan risiko tinggi untuk persalinan berikutnya. Keadaan-keadaan tersebut perlu diwaspadai karena kemungkinan ibu akan mendapatkan kesulitan dalam kehamilan dan saat akan melahirkan dan secara langsung memengaruhi kondisi neonatal dini (perinatal), kematian neonatal dini dengan dikondisi persalinan yang abnormal mempunyai risiko 2,5 kali lebih besar untuk terjadi kematian neonatal (Dwi dkk, 2001).

8 Berdasarkan laporan pendahuluan SDKI tahun 2012 angka kematian neonatal di provinsi Aceh adalah 28 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini masih di atas angka kematian neonatal nasional yaitu 19 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Aceh (BKKBN, BPS, Kemenkes RI, USAID, 2013). Survei pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah, berdasarkan laporan kematian maternal dan neonatal diperoleh, pada tahun 2011 kematian neonatal dini 11/1000 kelahiran hidup, tahun 2012 kematian neonatal dini 10/1000 kelahiran hidup, sejalan dengan perbaikan sistim pencatatan dan pelaporan melalui penelusuran kematian maternal dan neonatal, pada tahun 2013 kematian neonatal dini 22/1000 kelahiran hidup. Penelusuran kematian melalui hasil autopsi verbal kematian neonatal yang ada pada Dinas Kesehatan Kab. Aceh Tengah, diperoleh gambaran dari 6 kematian neonatal, umur ibu yang mengalami kematian neonatal tertinggi ada pada kelompok umur 20-34 tahun sebanyak 4 orang (33%). Kematian neonatal pada ibu dengan paritas anak pertama sebanyak 3 orang (50%). Pemeriksaan antenatal lengkap (4 kali) sebanyak 5 orang (87%) mengalami kematian neonatal. Data mengenai penolong persalinan 5 orang (83%) melahirkan di praktek swasta bidan dan 1 orang (17%) ditolong oleh bidan di desa (Dinkes Aceh Tengah, 2013). Survei awal menggambarkan tingginya kasus kematian neonatal dini di Kabupaten Aceh Tengah sehingga penelitian ini mencoba untuk menganalisis pengaruh faktor ibu terhadap kematian neonatal di Kabupaten Aceh Tengah.

9 1.2 Permasalahan Masih ada kematian neonatal dini di Kabupaten Aceh Tengah yaitu sebesar 22/1000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Berdasarkan keadaan tersebut, maka perlu dilakukan analisis tentang pengaruh faktor ibu terhadap kematian neonatal. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh faktor ibu (umur, paritas dan jarak kelahiran,) terhadap kematian neonatal di Kabupaten Aceh Tengah. 1.4 Hipotesis Ada pengaruh faktor ibu (umur, paritas dan jarak kelahiran) dengan kematian neonatal dini di di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2013. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Memberikan masukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah terkait faktor ibu yang dominan dari kematian neonatal dan menjadi salah satu acuan dalam membuat perencanaan upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga dapat mengurangi kematian neonatal dini. 2. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang kesehatan reproduksi dan pengembangan pengetahuan tentang faktor ibu yang memengaruhi kematian neonatal dini.

10 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor ibu terhadap kematian neonatal dini.