Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di sungai Arter Desa Hurun kecamatan Padang

Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada sungai Arter Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada PDAM Way Sekampung Kabupaten Pringsewu

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

STUDI KELAYAKAN DAN PRANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DUKUH PEKULURAN KEC. DORO KAB. PEKALONGAN

PEMODELAN TURBIN CROSS-FLOW UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA SUMBER AIR DENGAN TINGGI JATUH DAN DEBIT KECIL

PERANCANGAN MODEL AIR ALIRAN SILANG (CROSS FLOW TURBINE) DENGAN HEAD 2 m DAN DEBIT 0,03 m 3 /s

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH JUMLAH SUDU RODA JALAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN ALIRAN SILANG (CROSS FLOW)

Rancang Bangun Prototipe Portable Mikro Hydro Menggunakan Turbin Tipe Cross Flow

ANALISIS TEKANAN POMPA TERHADAP DEBIT AIR Siswadi 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

PROTOTYPE TURBIN PELTON SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF MIKROHIDRO DI LAMPUNG

STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTHM) MENGGUNAKAN TURBIN FRANCIS DI BENDUNGAN BANJIR KANAL BARAT SEMARANG

LAPORAN TUGAS SARJANA

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI SUDUT GUIDE VANE

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata - Lhokseumawe Abstrak

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dasarnya sumber energi di dunia banyak dan tersebar dimana-mana. Tetapi hanya

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

SIMULASI PERANCANGAN TURBIN PROPELLER SUMBU VERTIKAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI JARAK VERTIKAL RUNNER TERHADAP SUDUT GUIDE VANE 60 0

Energi dan Ketenagalistrikan

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

1. TURBIN AIR. 1.1 Jenis Turbin Air Turbin Impuls

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO BERBANTUAN PROGRAM TURBNPRO DI DESA SINAR PEKAYAU KECAMATAN SEPAUK KABUPATEN SINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

BAB II DASAR TEORI 2.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

KAJIAN EKSPERIMENTAL TURBIN TURGO DENGAN VARIASI SUDUT NOSEL

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

I. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 3, Juli 2017 ( )

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air

POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO TURBIN KAPLAN DENGAN VARIASI DEBIT AIR

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO SUDU SETENGAH SILINDER DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG NOSEL

PEMANFAATAN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO ( PLTMH ) KAPASITAS 70 kw

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN DAN ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

Deni Rafli 1, Mulfi Hazwi 2. Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan INDONESIA

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PERENCANAAN TURBIN CROSS FLOW SUDU BAMBU SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PICO HIDRO KAPASITAS 200 WATT

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air pada saluran

PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR

BAB II LANDASAN TEORI


PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN AIR KAPLAN SEBAGAI PEMBANGKIT LITRIK TENAGA MIKROHIDRO (BERTITIK BERAT PADA DIMENSI GUIDE VANE)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Turbin Pelton

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

PENGUJIAN PRESTASI KINCIR AIR TIPE OVERSHOT DI IRIGASI KAMPUS UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENSTOCK BERVARIASI

PEMBANGKIT LISTRIK METODE PUMP AS TURBINES (PATs)

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

STUDI AWAL PERENCANAAN S

PENGARUH VARIASI JUMLAH SUDU TERHADAP DAYA LISTRIK YANG DIHASILKAN PADA PROTOTYPE TURBIN PELTON

Transkripsi:

STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) DI SUNGAI CIKAWAT DESA TALANG MULIA KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN PROPINSI LAMPUNG Sulistiyono 1), Agus Sugiri 2) dan A. Yudi Eka R. 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung 2) Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung Jln. Prof.Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung H FT Lt. 2 Bandar Lampung Telp. (0721) 3555519, Fax. (0721) 704947 Abstrak Electric was the vital energy and needed by community for all activity as lighting, radio, television (information), industry, etc. Although aspecialy the urban community was needed this energy and a little rural community was needed. There was several isolated villages in Pesawaran sub province, no electricity by PLN. For this villages goverment would supply the elerctric energy and build microhydro electric plant. The purpose of this with title Feasibility Study Micro Hydroelectric Power Station (PLTMH) at cikawat river in talang mulia village pesawaran sub province is to contributed in hydro turbine management and to planning a micro hydroelectric power station that can be used and applied for a better life The research was carried out by using a very simple method is to use a floating object method to measure discharge and plastic hose method for measuring head. Based on the field data, (Head efektif = 9. 35m and water debt = 0,1029 m3/s) the crossflow Turbine can produce energy 7.07 kw. Bellow to the data above it is result that the cikawat river can be set a micro hydro electric power. Keywords : micro hydroelectric power station, water dept, crossflow Turbine. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut data Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005 2025 yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio cadangan/produksi pada tahun tersebut. Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun. Kondisi yang lebih berat akan diterima masyarakat ketika akan diberlakukan reformasi tarif dasar listrik yaitu kenaikkan tarif dasar listrik secara berkala menuju harga ke ekonominya. Untuk mencakupi pasokan listrik di atas sekaligus mendorong kegiatan ekonomi daerah maka sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang ketenagalistrikan, pasal 7 menyebutkan bahwa Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah menyediakan dana pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik untuk membantu kelompok tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang, pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan pembangunan listrik pedesaan. Berdasarkan hal tersebut, dimungkinkan daerah membangun pembangkit-pembangkit listrik skala kecil. Salah satu pembangkit listrik skala kecil yang potensial adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Tujuan penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Mengetahui besarnya debit dan head di sungai Cikawat desa Talang Mulia 48

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 kecamatan Padang Cermin kabupaten Pesawaran. 2. Mengetahui jenis turbin air yang sesuai dengan head dan debit air yang ada di desa Talang Mulia tersebut. 3. Merancang turbin dengan dimensi dan jumlah sudu turbin sesuai head dan debit air. TINJAUAN PUSTAKA Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil [8]. Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat spesifik. Head Head bersih adalah selisih antara head ketinggian kotor dengan head kerugian di dalam sistem pemipaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro tersebut. Head kotor (gross head) adalah jarak vertical antara permukaan air sumber dengan ketingian air keluar saluran turbin (tail race) untuk turbin reaksi dan keluar nozel untuk turbin impuls. [4]. Debit Debit aliran sungai adalah volume air sungai yang mengalir dalam satuan waktu tertentu. Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik(m3/dt). Pengukuran debit sungai Prinsip pelaksanaan pengukuran debit sungai adalah mengukur luas penampang basah, kecepatan aliran dan tinggi muka air sungai tersebut. Debit dapat dihitung dengan rumus : Q =(a. v) Keterangan : Q = debit (m 3 /detik) A = Luas bagian penampang basah (m 2 ) V = Kecepatan aliran rata-rata pada luas bagian penampang basah (m/detik) Daya Yang Dihasilkan Turbin P. Dari kapasitas air V dan tinggi air jatuh H dapat diperoleh Daya air Pa = Q..g.H (9) Dimana: Pa = Daya air (kw) Q = kapasitas air (m3/detik) = kerapatan air (kg/m3) g = gaya gravitasi (m/detik2) H = tinggi air jatuh (m). METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah Tachometer, Multitester, Busur kayu, Meteran, Selang plastik, Benang nilon Metode Pengumpulan Data Data yang dipergunakan dalam pengujian ini merupakan data yang diperoleh langsung (primer) dari pengukuran dan pembacaan pada alat ukur pengujian : 1. Pengumpulan data awal pada lokasi dengan cara pembuatan furmulir yang berisikan informasi awal dari suatu lokasi yang akan ditinjau 2. Pengukuran Head dilapangan Head yang diukur tersebut merupakan head kotor (head gross), setelah di kurangi dengan faktor gesekan dan faktor kehilangan (losses) lainya ketika air mengalir maka akan menjadi head bersih (head net). Pengukuran head ini 49

menggunakan alat pengukuran sederhana yaitu menggunakan sehelai benang nilon dan selang plastic Cara kerjanya yaitu : a). Pengukuran dimulai diatas elevasi perkiraan permukaan air pada posisi forebay yang telah ditentukan. b). Pengukuran kedua dan selanjutnya dengan melanjutkan pada titik yang lebih rendah dari pengukuran sebelumnya perencanaa PLTMH. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan mengambil data sekunder yang diperoleh dari Dinas permukiman dan pengairan provinsi lampung atau dengan pengukuran debit aliran secara langsung ketempat penelitian (pengukuran primer). Pengukuran debit sungai primer digunakan metode benda apung. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : a). memilih bagian sungai yang relatif lurus dan penampangnya seragam,dan tentukan panjangnya. b). mengukur luas penampang bagian sungai tersebut dengan membagi dalam beberapa segmen, minimal 3 segmen. Kemudian mengitung luas dari masing-masing segmen tersebut, dan menghitung luas penampang secara keseluruhan. Gambar.1 Pengukuran dari titik tertinggi ke titik terendah. c). Lanjutkan pengukuran sampai di lokasi turbin akan di tempatkan. Jumlah kan seluruh hasil pengukuran untuk mendapatkan total head kotor. Gambar.2. Jumlah dari hasil pengukuran seluruhnya. 3. Pengukuran debit air Suatu sungai akan sangat bervariasi alirannya di sepanjang tahun, pengukuran dilakukan pada saat aliran terendah (musim kemarau). Rata-rata aliran terendah digunakan sebagai dasar dalam Gambar 3. Membagi dalam berbagai segmen c). menjatuhkan benda apung tersebut beberapa meter sebelum garis start yang telah ditentukan. d).mengukur waktu yang perlukan benda 50

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 apung tersebut untuk melewati jarak yang telah ditentukan. e).menghitung kecepatannya dengan rumus : 4. 2,1 m 5,90 35,59 5. 2,1 m 6,02 34,88 Total 5,884 0,35 m/s Tabel 2. data kedalaman sungai f). Kecepatan benda apung tersebut merupakan kecepatan dari aliran permukaan, nilai perkiraan untuk kecepatan rata-rata aliran sungai tersebut dapat dihitung dengan mengalikan kecepatan aliran permukaan yang mendekati bagian tengah aliran dengan faktor koreksi, dimana: Saluran beton, persegi panjang, mulus c = 0.85 Sungai luas, tenang, aliran bebas (>10m2) c = 0.75 Sungai dangkal, aliran bebas (<10 m2) c = 0.65 Dangkal (<0.5m), aliran turbulen c = 0.45 Sangat dangkal (<0.2m), aliran turbulen c = 0.25 Menghitung kecepatan dari rata-rata kecepatan aliran sungai tersebut dengan menmggunakan rumus : No. Kedalaman 1. 42 cm 2. 32 cm 3. 30 cm 4. 34 cm 5. 34 cm Rata - rata 34,4 cm Dengan lebar sungai untuk pengukuran dengan benda apung 190 cm dan panjang sungai 210 cm. Untuk menentukan debit digunakan rumus : g). menghitung debit air sungai tersebut dengan rumus : Dimana : Vf = kecepatan (m/s) Va = kecepatan rata- rata (m/s) A = luas penampang basah ( m 2 ) C = factor koreksi, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil pengamatan Tabel 1. data debit sungai No Jarak laju V f = benda apung Waktu (t) (L) (Kec. ( )) 1. 2,1 m 5,54 37,90 2. 2,1 m 5,92 35,47 3. 2,1 m 6,04 34,76 dimana : Saluran beton, persegi panjang, mulus c = 0.85 Sungai luas, tenang, aliran bebas (>10m2) c = 0.75 Sungai dangkal, aliran bebas (<10 m2) c = 0.65 Dangkal (<0.5m), aliran turbulen c = 0.45 Sangat dangkal (<0.2m), aliran turbulen c = 0.25 Maka : 51

Va = 0,35 m/s x 0,45 = 0,1575 m/s A = 34,4 cm x 190 cm = 6536 cm = 0,6536 m 2 Q = 0,1575 m/s x 0,6536 m 2 = 0,1029 m 3 /s = 102,9 l/s. Dari perhitungan diatas maka diperoleh debit sungai sebesar 0,1029 m 3 /s atau 102,9 l/s. Data Head gross Pengukuran dilakukan dengan 2 cara, dengan metode benang nilon yaitu dengan cara langsung mengukur tinggi terjunan air jatuh dan menggunakan metode selang plastik untuk melanjutkan pengukuran hingga tempat yang akan ditentukan sebagai peletakan turbin air tersebut. Dari pengukuran metode benang nilon tersebut didapat head gross setinggi 890 cm dan dengan menggunakan metode selang plastik 132 cm, jadi total keseluruhan head gross 1022 cm = 10,22 m Data Head efektif 1). Friction loss (mayor loses) 3). Valve loss H v = = 0.013 m 4). Bend loss (loses belokan ) h o H o = 10% x (h f + h e + h v ) H o = 10% x ( 0.708 + 0.065 + 0.013) = 0.0786 Maka head efektif= head gross head loss = 10.22 (0.708+0.065+0.013+0.0786) = 10.22 0.864 = 9.35 m. Daya keluaran turbin Potensi sumber tenaga air sungai Cikawat dengan debit ( Q ) 0,1029 m 3 /s dan head net 9.35 m maka menghasilkan daya sebesar : P = Q x H x g x t x P = 0,1029 x 9.35 m x 9,81 x 0,75 x 1000 kg/m 3 P = 7078 w = 7.07 Kw. Putaran turbin Untuk menentukan putaran turbin [6] menggunakan rumus : n 1 = Dimana : V= maka : A p = 3.14 x = 3.14 x = 0.040 H f = = 0.708 m 2). Inlet loss (h c ) h c = = 0.065 m f c = 0.5 (keofisien bentuk inlet dalam skema mikrohidro) Dimana : n 11 = 40 (untuk turbin crossflow kecepatan tinggi T 13) n 11 = 38 ( untuk turbin crossflow kecepatan rendah T14) D = diameter pipa (0.228 m) H net = head bersih maka : n = Menentukan jenis turbin = 526 rpm Untuk menentukan kecepatan spesifik (ns) [7] dengan daya turbin sebesar 7,07 Kw atau sama dengan 9.48 HP maka : n s = 52

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 dimana : n s = kecepatan spesifik turbin n = Kecepatan putaran turbin (rpm ) H efs = tinggi jatuh effektif (m) N e = daya turbin effektif (HP) Maka : n s = 526. n s = 99.05 Berdasarkan potensi air sungai cikawat yang memiliki tinggi jatuh 9.35 m dan debit air 0,1029 m 3 / s, dan kecepatan spesifik 99.05 maka dengan menggunakan grafik hubungan head dan kecepatan spesifik dibawah ini maka dipilih jenis turbin crossflow atau banki. Pada perancangan ini diambil bahan jenis pipa PVC dengan harga kekasara n = 0,009. Dengan melakukan perhitungan maka didapat diameter pipa pesat sebesar 0,2438 m atau 9 inchi, luas penampang pipa pancar pada bagian luar 7,752 cm 2 dan lebar pancaran sebesar 40 mm Perancangan turbin Data primer pada daerah kajian Data primer adalah data yang didapat dari pengukuran langsung di lokasi sungai Cikawat, data head diperoleh langsung menggunakan alat selang plastik yang pengukurannya menggunakan metode selang plastik yaitu 10,22 m dan pengukuran besar debit aliran dengan metode benda apung sebesar 0,1029 m 3 /s atau 102,9 l/s. Hasil perhitungan parameter turbin yang akan digunakan : Tabel 3. Data desain turbin hasil perancangan : Grafik 1. Memilih jenis turbin berdasarkan head dan kecepatan spesifik [9]. No Data Desain Turbin Simbol Satuan Spesifikasi Ukuran 1 Beda Tinggi (Head) H m 10,22 2 Debit Aliran Q m 3 0,1029 Kecepatan 3 Air Masuk C 2 m/det 13,27 Turbin 4 Kecepatan Keliling U 2 m/det 6,12 5 Diameter Runner D 2 m 0,222 6 Panjang Sudu b mm 463 7 Panjang Busur lb mm 28.26 8 Sudut Kelengkungan sudu 73,6 9 Jari-jari kelengkungan jarak bagi pitch r p mm 93 10 Jumlah Sudu Z 20 Diameter runner 11 Bagian Dalam D 2 m 0,146 12 Diameter Pipa Pesat D p in 9 13 Pipa Pancar (Nozzle) Va m/det 0,422 Kecepatan aliran 14 di pipa pesat Vb m/det 13,273 bagian bawah 53

15 Luas Penampang Pipa Pancar Bagian Luar A Cm 7,752 16 Lebar Pancaran t Ze mm 40 17 Diameter Poros D mm 27 18 Momen Puntir Mt Kg/ 14406,3 19 Daya Keluaran P KW 7,07 SIMPULAN Setelah melakukan pengambilan data dan perhitungan dari data-data yang diperoleh maka dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan hasil perancangan turbin air dengan asumsi efesiensi 75% maka potensi sungai Cikawat dapat menghasilkan daya listrik 7.07 Kw Daya ini jika digunakan untuk 10 rumah maka setiap rumah mendapat pasokan listrik sebesar 707 watt. 2. Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air yang bisa digunakan di desa Talang Mulia tersebut adalah pembangkit listrik tenaga mikrohydro karena besar daya yang dihasilkan 7.07 kw. 3. Pemilihan jenis turbin yang digunakan dipengaruhi oleh debit dan tinggi jatuh air. Berdasarkan pengambilan data pada lokasi dan dilakukan perhitungan berdasarkan rumus yang ada maka didapat debit aliran (Q) 0,1029 m 3 /s dan head efektif 9.35 m maka jenis turbin air yang tepat untuk digunakan adalah jenis turbin cross flow. [6] JICA. 2003. Panduan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Mikrohidro, Tokyo Elektrik Power Service. Tokyo [7] Lal, Jagdish. (1975). Hydraulic Machine. New Delhi : Metropolitan Book Co Private Ltd [8] Penche, Celso. (1998). Guide on How to Develop a Small Hydropower Plant. European Small Hydropower Association (ESHA). German [9] SKAT,1990. Hydraulic Engineering Manual, Harnessing Water Power On a Small scale. Swiss Center for Appropiate Technology. [10] Vienna dan Radler S. 1981. Triebwasserweg und spezifische Probleme von Hochdruckanlagen. In: Kleinwasserkraftwerke, Projektierung und Entwurf. University for Soil Culture, Intitute for Water Management DAFTAR PUSTAKA [1] Arter A, Meier U., 1990, Hydraulics Engineering Manual, H. Harrer, St. Gallen, Switzerland. [2] Doland J. James. 1984. Hydro Power Engineering, A Textbook for Civil Engineers. The Ronald Press company. New York. [3] Dietsel,F.1989. Turbin pompa dan kompresor. Erlangga. Jakarta [4] Fox, Robert W. dan Alan T Mcdonald.1995. introduction to Fluid Mechanics 3 rd edition. John Willey & Sons. USA [5] Haimerl, L.A.(1960). The Cross Flow Turbine. Jerman Barat 54