BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi dan Patologi Anatomi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Anatomi, Ilmu Jiwa, dan Ilmu Farmakologi. dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi, Patologi Anatomi dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.3 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.1.2 Ruang Lingkup Tempat Pemeliharaan dan intervensi terhadap hewan coba dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada. Pembuatan dan pengamatan preparat ginjal hewan coba dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang. 3.1.3 Ruang Lingkup Waktu Penelitian, pengumpulan, dan analisis data dilakukan dari bulan Maret s/d Mei 2016. 3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan Post Test Only Control Group Design, yang menggunakan hewan coba sebagai objek penelitian. Perlakuan berupa pemberian ekstrak daun kersen pada tikus wistar jantan yang diberi etanol dan soft drink dengan parameter pengukuran variabel yaitu gambaran mikroskopis ginjal. Penelitian ini tidak diawali dengan 25

26 pra tes karena pada penelitian ini pengambilan organ untuk pemeriksaan hanya bisa dilakukan satu kali sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan keduanya. K DK P1 DP1 Po R S P2 DP2 A P3 DP3 P4 DP4 Gambar 6. Rancangan Penelitian Keterangan : Po R S K P : Populasi tikus : Simple random sampling : Sampel : Kelompok kontrol, tikus Wistar jantan yang diberi pakan standar secara ad libitum. : Kelompok perlakuan, terdiri dari: P1 : Kelompok perlakuan 1, tikus Wistar jantan yang diberi pakan standar secara ad libitum dan pemberian etanol 40% per oral dengan dosis 1,8 ml/200g/hari dengan bantuan sonde. Perlakuan 1 dilakukan selama 30 hari berturut-turut.

27 DK P2 : Kelompok perlakuan 2, tikus Wistar jantan yang diberi pakan standar dan pemberian soft drink dengan dosis 50 ml/tikus/hari secara ad libitum pada pukul 16.00-08.00 WIB. Selanjutnya, dihitung jumlah soft drink yang habis diminum. Perlakuan 2 dilakukan selama 30 hari berturut-turut. P3 : Kelompok perlakuan 3, tikus Wistar jantan yang diberi pakan standar secara ad libitum dan pemberian ekstrak daun kersen dengan dosis 500 mg/kgbb dengan bantuan sonde. Setelah 60 menit pemberian ekstrak daun kersen, diberikan etanol 40% per oral dengan dosis 1,8 ml/200g/hari dengan bantuan sonde. Perlakuan 3 dilakukan selama 30 hari berturutturut. P4 : Kelompok perlakuan 4, tikus Wistar jantan yang diberi pakan standar secara ad libitum dan pemberian ekstrak daun kersen dengan dosis 500 mg/kgbb dengan bantuan sonde pada pukul 15.00 WIB. Setelah 60 menit pemberian ekstrak daun kersen, diberikan soft drink dengan dosis 50 ml/tikus/hari secara ad libitum pada pukul 16.00-08.00 WIB. Selanjutnya, dihitung jumlah soft drink yang habis diminum. Perlakuan 4 dilakukan selama 30 hari berturut-turut. : Data hasil pengamatan histopatologi ginjal tikus K DP1-DP4 : Data hasil pengamatan histopatologi ginjal tikus P1, P2, P3, dan P4 A : Analisis data 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Target Populasi target adalah tikus Wistar jantan. 3.3.2 Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah tikus Wistar jantan yang diperoleh dari LPPT Universitas Gadjah Mada.

28 3.3.3 Sampel Penelitian Sampel penelitian diambil dari populasi secara acak dan memenuhi kriteria inklusi, eksklusi, dan drop out. 3.3.3.1 Kriteria Inklusi 1. Umur 2-3 bulan. 2. Berat badan rata-rata 170-190 gram. 3. Tikus dalam keadaan sehat dan lincah. 3.3.3.2 Kriteria Eksklusi 1. Terdapat kecacatan fisik. 3.3.3.3 Kriteria Drop out 1. Mati selama penelitian. 3.3.4 Cara Pengambilan Sampel Untuk menghindari bias karena variasi faktor umur dan berat badan maka pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Randomisasi langsung dapat dilakukan karena sampel diambil dari tikus Wistar yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga dianggap cukup homogen. Semuanya diambil secara acak dari kelompok tikus yang sudah diadaptasi pakan selama satu minggu. 3.3.5 Besar Sampel Penentuan besar sampel minimal yang digunakan menurut WHO adalah 5 ekor tiap kelompok. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah 25 ekor tikus strain Wistar jantan, tiap kelompok masing-masing sejumlah 5 ekor.

29 Sedangkan untuk mengantisipasi kurangnya jumlah sampel karena dikeluarkannya tikus akibat adanya kriteria drop out, maka pada tiap kelompok akan ditambahkan satu ekor tikus sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah sebesar 30 ekor. 3.6 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak daun kersen (Muntingia calabura), etanol, dan soft drink. 3.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gambaran mikroskopis ginjal tikus Wistar jantan.

30 3.7 Definisi Operasional Tabel 5. Definisi Operasional Variabel Jenis Variabel Bebas Variabel Penelitian Definisi Operasional Skala Ekstrak daun kersen Ekstrak daun kersen dengan Nominal (Muntingia dosis yang mengacu pada calabura) penelitian sebelumnya yaitu 500 mg/kgbb yang diberikan 60 menit sebelum pemberian etanol dan soft drink. 24 Etanol Minuman beralkohol yang mengandung etanol 40% dalam kemasan botol 300 ml. Dosis yang digunakan mengacu pada dosis yang biasa dikonsumsi manusia (100 ml) dan telah dikonversi pada tikus yaitu 1,8 ml/200g/hari. Nominal Soft drink Soft drink yang mengandung fruktosa 41 gram dalam kemasan botol 425 ml. Dosis yang digunakan mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu 50 ml/tikus/ hari. Pemberian soft drink secara ad libitum pada pukul 16.00- Nominal

31 08.00 WIB karena tikus Wistar merupakan hewan nokturnal. 35 Selanjutnya, dihitung jumlah soft drink yang habis diminum. 11,25 Terikat Gambaran Gambaran mikroskopis ginjal Ordinal mikroskopis ginjal tikus Wistar jantan yang tikus Wistar jantan berupa jumlah kerusakan tubulus (brush border tubulus hilang, vakuolisasi epitel tubulus, dan akumulasi debris dalam lumen tubulus) dinilai setelah dilakukan pengecatan PAS dan diamati dengan mikroskop binokuler dengan pembesaran 400 kali pada lima lapangan pandang. Tabel 6. Kriteria Pembacaan Derajat Kerusakan Tubulus Ginjal Kerusakan Skor Tubulus 0 0 < 5% 1 5 - < 10% 2 10 - < 15% 3 15 - < 20% 4 20% 5

32 3.8 Cara Pengumpulan Data 3.6.1 Alat 1) Kandang hewan coba 2) Electronic scale 3) Sonde lambung 4) Alat bedah hewan percobaan : scapel, pinset, gunting, jarum, dan meja lilin 5) Alat untuk pembuatan preparat histologi : mikrotom, oven, dan cetakan parafin 6) Alat untuk melihat histopatologik ginjal : deck glass, object glass, dan mikroskop binokuler 7) Spuit 3 ml 3.6.2 Bahan 1) Pakan dan minuman standar hewan percobaan 2) Tikus strain Wistar jantan 3) Bahan pembuatan preparat histologi a. Larutan buffer formalin 10% b. Parafin c. Larutan xylol d. Alkohol bertingkat: 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 96%, 100%

33 4) Bahan pengecatan PAS a. Reagen periodic acid b. Reagen schiff c. Alkohol bertingkat: 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 96%, 100% d. Larutan xylol e. Canada Balsam / Entellan f. Albumin meyer g. Aquadest 5) Carboxymethylcellulosa (CMC) 6) Ekstrak daun kersen (Muntingia calabura) 7) Minuman beralkohol yang mengandung etanol 40% 8) Soft drink yang mengandung fruktosa tinggi dalam kemasan botol 425 ml 9) Ketamin 3.6.3 Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer yang dikumpulkan adalah data yang bersumber dari pemeriksaan mikroskopis terhadap organ ginjal tikus Wistar.

34 3.6.4 Cara Kerja Cara kerja dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1) Sampel diadaptasikan selama satu minggu di laboratorium dan diberi pakan standar. 2) Sampel dipilih berdasarkan simple random sampling, 30 ekor tikus strain Wistar jantan dibagi dalam lima kelompok. 3) Persiapan etanol 40% berdasarkan dosis yang biasa dikonsumsi pada manusia (100 ml) dan telah dikonversi pada tikus yaitu 1,8 ml/200g/hari. 4) Persiapan soft drink berdasarkan dosis penelitian sebelumnya yaitu 50 ml/tikus/hari secara ad libitum. 5) Persiapan ekstrak daun kersen dengan dosis 500 mg/kgbb sesuai dengan penelitian sebelumnya. 6) Kelompok kontrol, tikus Wistar jantan diberi pakan standar secara ad libitum selama 30 hari berturut-turut. Setelah itu, organ ginjal tikus Wistar jantan diambil untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis jaringan. 7) Kelompok perlakuan 1, tikus Wistar jantan diberi pakan standar secara ad libitum dan pemberian etanol 40% per oral dengan dosis 1,8 ml/200g/hari dengan bantuan sonde selama 30 hari berturut-turut. Setelah itu, organ ginjal tikus Wistar jantan diambil untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis jaringan. 8) Kelompok perlakuan 2, tikus Wistar jantan diberi pakan standar dan pemberian soft drink dengan dosis 50 ml/tikus/hari secara ad libitum

35 pada pukul 16.00-08.00 WIB. Selanjutnya, dihitung jumlah soft drink yang habis diminum. Perlakuan 2 selama 30 hari berturut-turut. Setelah itu, organ ginjal tikus Wistar jantan diambil untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis jaringan. 9) Kelompok perlakuan 3, tikus Wistar jantan diberi pakan standar secara ad libitum dan pemberian ekstrak daun kersen dengan dosis 500 mg/kgbb dengan bantuan sonde. Setelah 60 menit pemberian ekstrak daun kersen, diberikan etanol 40% per oral dengan dosis 1,8 ml/200g/hari dengan bantuan sonde. Perlakuan 3 dilakukan selama 30 hari berturut-turut. Setelah itu, organ ginjal tikus Wistar jantan diambil untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis jaringan. 10) Kelompok perlakuan 4, tikus Wistar jantan diberi pakan standar secara ad libitum dan pemberian ekstrak daun kersen dengan dosis 500 mg/kgbb dengan bantuan sonde pada pukul 15.00 WIB. Setelah 60 menit pemberian ekstrak daun kersen, diberikan soft drink dengan dosis 50 ml/tikus/hari secara ad libitum pada pukul 16.00-08.00 WIB. Selanjutnya, dihitung jumlah soft drink yang habis diminum. Perlakuan 4 dilakukan selama 30 hari berturut-turut. Setelah itu, organ ginjal tikus Wistar jantan diambil untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis jaringan. 11) Pada hari ke- 31 setelah perlakuan selesai diberikan, semua hewan percobaan dimatikan dengan anestesi ketamin dan dislokasi vertebra servikalis, kemudian organ ginjal diambil untuk selanjutnya dibuat

36 preparat histologi dengan metode blok parafin dengan pengecatan PAS. Hal ini dilakukan pada hari ke- 31 agar efek perlakuan tampak nyata. 12) Pemeriksaan histopatologi jaringan ginjal meliputi processing dengan pengambilan jaringan dan fiksasi, pemotongan blok, dan pengecatan PAS. Dari setiap sampel ginjal dibuat preparat dan akan dibaca dalam lima lapangan pandang yaitu dari keempat sudut dan bagian tengah preparat dengan pembesaran 400x serta dianalisis menggunakan mikroskop binokuler untuk dinilai gambaran mikroskopisnya.

37 3.9 Alur Penelitian 30 ekor tikus strain Wistar diadaptasi selama 1 minggu randomisasi K P1 P2 P3 P4 Pakan standar secara ad libitum dengan sonde selama 30 hari berturutturut Pakan standar secara ad libitum + etanol 40% 1,8ml/200g/ hari dengan sonde selama 30 hari berturutturut Pakan standar secara ad libitum + soft drink 50 ml/tikus/ hari secara ad libitum selama 30 hari berturutturut Pakan standar secara ad libitum + ekstrak daun kersen 500 mg/kgbb + etanol 40% 1,8ml/200g/ hari dengan sonde selama 30 hari berturutturut Pakan standar secara ad libitum + ekstrak daun kersen 500 mg/kgbb dengan sonde + soft drink 50 ml/ tikus/hari secara ad libitum selama 30 hari Terminasi pada hari ke- 31 dengan anestesi ketamin dan dislokasi vertebra servikalis Slide mikroskopik Pemeriksaan gambaran mikroskopis ginjal Tahap editing, coding, entry data ke file komputer dan cleaning data Analisis data Gambar 7. Alur Penelitian

38 3.10 Analisis Data Data yang diperoleh akan diolah terlebih dahulu melalui proses editing, coding, entrying, dan cleaning data lalu dianalisis secara statistik dengan program komputer. Analisis deskriptif hasil penelitian berupa proporsi untuk masingmasing kelompok. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis dan jika hasilnya bermakna akan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. 3.11 Etika Penelitian Sebelum dilakukannya penelitian terhadap hewan coba tikus Wistar pada percobaan ini, maka terlebih dahulu telah dimintakan perihal Ethical Clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dengan nomor 403/EC/FK-RSDK/2016.