BADAN PERTANAHAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGANGKATAN

JADWAL PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM SI PEMERINTAHAN INTEGRATIF F I S I P UNMUL SAMARINDA TAHUN AKADEMIK 2007/2008

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-505/A/J.A/08/2004 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM SI PEMERINTAHAN INTEGRATIF F I S I P UNMUL SAMARINDA TAHUN AKADEMIK 2018/2019

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

PANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KABUPATEN KARANGANYAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PENGUMUMAN. Nomor : Peng-10/IX/2013. Tentang PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN INTELIJEN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 111 TAHUN 2000 (111/2000) TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 34 TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA KERJA DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DAN SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Kepala Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KABUPATEN KARANGANYAR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

GUBERNUR SUMATERA UTARA

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 06 Tahun 2009 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN JABATAN DAN KEPANGKATAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANITIA SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KABUPATEN KARANGANYAR

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2009 TENTANG

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

2017, No Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Penyesuaian (Inpassing); Mengingat : 1

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 618 TAHUN 1991 TENTANG

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

PENGUMUMAN NOMOR: 263/KP.230/A/01/2016 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2016

BERITA NEGARA. No.345, 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Beasiswa. Dalam Negeri. Pasca Sarjana.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN LAPORAN KKL. 4.1 Komunikasi dalam Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Kepada. Para Pelamar di Kantor BKPPD Kabupaten Cianjur.

BUPATI PACITAN. P E N G U M U M A N Nomor : 810/2081/408.47/2009 Tanggal :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGUMUMAN NOMOR: 1995/KP.230/A/06/2015 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN SEKRETARIAT DAERAH Jl. Alun-alun Utara No. 1 Telp. ( 0285 ) ( Hunting ) Fax.

BUPATI POLEWALI MANDAR

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 609/Kpts-II/2002. Tentang

Format Surat Pernyataan Tidah Pernah / Tidak Sedang menjalani hukuman disiplin SURAT PERNYATAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR : 9 TAHUN 1989 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PENERIMAAN MAHASISWA IKATAN DINAS DAN TUGAS BELAJAR PADA AKADEMI PERTANAHAN NASIONAL KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempersiapkan dan menjamin kesinambungan tersedianya kader-kader Pemimpin dilingkungan Badan Pertanahan Nasional, perlu dilakukan upaya pembentukan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian para pegawai melalui pendidikan kedinasan pada Akademi Pertanahan Nasional (selanjutnya disingkat APN); b. bahwa untuk mencapai hal tersebut di atas, perlu diatur tata cara dan persyaratan penerimaan mahasiswa Tugas Belajar dan mahasiswa Ikatan Dinas pada Akademi Pertanahan Nasional; c. bahwa untuk memperoleh mahasiswa yang berkualitas, perlu tata cara dan persyaratan penerimaan mahasiswa Tugas belajar dan mahasiswa Ikatan Dinas pada Akademi Pertanahan Nasional; d. bahwa tata cara dan persyaratan penerimaan mahasiswa Ikatan dinas pada Akademi Agraria yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 1988, perlu ditinjau kembali untuk ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 302); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Nomor 3037); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1976 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Nomor 3069); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggungjawab Fungsional Pendidikan dan Latihan; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1984 tentang Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara; 7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Keputusan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1972; 8. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional; 9. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tanggal 22 Mei 1989 Nomor B-477/I/MENPAN/5/89 tentang Akademi Pertanahan Nasional; 10. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor Tahun 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Akademi Pertanahan Nasional; 11. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 1989 tentang Kedudukan dan Perubahan Nama Akademi Agraria menjadi Akademi Pertanahan Nasional; MEMUTUSKAN Menetapkan : TATA CARA DAN PERSYARATAN PENERIMAAN MAHASISWA IKATAN DINAS DAN TUGAS BELAJAR PADA AKADEMI PERTANAHAN NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : (1) Mahasiswa Tugas Belajar adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Pusat dan Daerah yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk mengikuti pendidikan pada Akademi Pertanahan Nasional dan dibebaskan dari segala tugas dinas sehari-hari selama mengikuti pendidikan. (2) Mahasiswa Ikatan Dinas adalah mahasiswa yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil yang di pandang cakap dan memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan pada Akademi Pertanahan Nasional dengan biaya anggaran Pendapatan Belanja Negara, mengadakan Ikatan Dinas dengan Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pertanahan Nasional sesuai dengan ketentuan Kepegawaian yang berlaku. (3) Ikatan Dinas dan Penugasan Belajar bagi mahasiswa Akademi Pertanahan Nasional ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional. BAB II TATA CARA PENERIMAAN MAHASISWA IKATAN DINAS DAN TUGAS BELAJAR PADA AKADEMI PERTANAHAN NASIONAL Pasal 2 (1) Setiap tahun ajaran baru, Badan Pertanahan Nasional memberitahukan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi mengenai program penerimaan mahasiswa Ikatan Dinas dan atau Tugas Belajar pada Akademi Pertanahan Nasional.

(2) Untuk penerimaan mahasiswa baru dibentuk Panitia Penerimaan Calon mahasiswa di tingkat Pusat berkedudukan di Jakarta yang terdiri dari unsur-unsur dilingkungan Badan Pertanahan Nasional dan Akademi Pertanahan Nasional. Pasal 3 (1) Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi mengumumkan secara luas tentang penerimaan mahasiswa Akademi Petanahan Nasional sampai ke daerah-daerah kabupaten dan melalui mass media setempat. (2) Pendaftaran calon mahasiswa dilaksanakan oleh suatu Panitia Penerimaan Calon Mahasiswa yang dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi masing-masing dengan susunan sebagai berikut : a. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi sebagai Ketua. b. Kepala Bagian Administrasi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi sebagai wakil Ketua I merangkap anggota. c. Kepala Sub Kepegawain Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi sebagai Sekretaris merangkap anggota. d. Anggota-anggota terdiri dari Kepala-kepala Bidang pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan lain-lain yang dipandang perlu. Khusus untuk propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Direktur Akademi Pertanahan Nasional bertindak sebagai Ketua. Pasal 4 (1) Panitia Penerimaan Calon Mahasiswa di Daerah disamping melaksanakan pendaftaran calon, juga mengadakan seleksi penerimaan baik Tugas Belajar maupun Ikatan Dinas. (2) Calon Mahasiswa didaftar oleh Panitia Penerimaan Calon Mahasiswa sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Pasal 5 Seleksi Penerimaan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yaitu : Tahap Pertama : a. Seleksi persyaratan administratip secara umum, untuk mengetahui yang dapat diterima atau tidak diterima misalnya : ijazah, nilai rata-rata, usia, dan lain-lain. b. Tes Kesehatan, untuk mengetahui bahwa calon mahasiswa benar-benar sehat fisik dan mental. c. Clearance dan Mental Tes (Khusus untuk calon mahasiswa Ikatan Dinas), meliputi : 1. Bersih Lingkungan 2. Mental Ideologi 3. Penampilan 4. Sikap 5. Dan lain-lain Tahap Kedua : a. Tes Psikologi b. Tes Potensi Akademik Pasal 6 (1) Seleksi tahap pertama dilaksanakan dan ditetapkan hasilnya oleh Panitia Penerima calon mahasiswa di Daerah. (2) Tes Psikologi dilaksanakan oleh Panitia di Daerah dengan bantuan tenagatenaga psikologi dari lembaga Psikolog di propinsi yang bersangkutan atau tenaga psikolog dari Propinsi lain atau dari Pusat.

(3) Tes Potensi Akademis diselenggarakan di Daerah yang materi dan pemeriksaannya disediakan dan dilakukan oleh Pusat. Pasal 7 (1) Para calon mahasiswa yang dinyatakan lulus atau memenuhi syarat setelah melalui seleksi tahap pertama dapat mengikuti seleksi masuk tahap kedua yaitu tes Psikologi dan tes potensi akademik. (2) Hasil seleksi tahap pertama, hasil pekerjaan tes potensi akademi dan hasil pemeriksaan tes psikologi dengan surat pengantar Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi dikirim kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional. Pasal 8 (1) Calon yang dinyatakan diterima ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional. (2) Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional tersebut ayat (1) disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi di seluruh Indonesia dan Pimpinan Komponen Kantor Pusat Badan Pertanahan Nasional. (3) Kepala Badan Pertanahan Nasional menerbitkan Surat Keputusan Tugas Belajar, bagi pegawai-pegawai Badan Pertanahan Nasional untuk mengikuti pendidikan pada Akademi Pertanahan Nasional, serta menerbitkan Surat Keputusan Ikatan Dinas bagi mahasiswa Akademi Pertanahan Nasional yang berasal dari umum sesuai yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional dimaksud pada ayat (1). (4) Kesempatan mengikuti pendidikan tersebut bagi setiap calon, hanya berlaku untuk tahun ajaran yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional tersebut pada ayat (1). Pasal 9 Setiap calon mahasiswa Tugas Belajar maupun Ikatan Dinas diwajibkan menyerahkan bukti persyaratan yang telah ditentukan pada saat mendaftarkan diri di Akademi Pertanahan Nasional. BAB III PERSYARATAN PENERIMAAN MAHASISWA IKATAN DINAS DAN TUGAS BELAJAR PADA AKADEMI PERTANAHAN NASIONAL Pasal 10 Persyaratan calon mahasiswa : a. Mahasiswa Ikatan Dinas 1) Warga Negara Republik Indonesia. 2) Berijazah SMA (Sekolah Menengah Atas) yang dibuktikan dengan STTB yang fotokopinya disahkan oleh pejabat berwenang. 3) Nilai rata-rata STTB minimal 6,5 (enam koma lima). 4) Berusia setinggi-tingginya 21 tahun terhitung sampai dengan saat pendaftaran. 5) Berbadan sehat (jasmani dan rokhani), tidak cacat tubuh, tinggi badan minimal 158 Cm untuk pria dan 153 Cm untuk wanita, yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan. 6) Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan Surat Keterangan dari Kepolisian setempat. 7) Belum kawin yang dinyatakan dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa yang diketahui oleh camat setempat.

8) Sanggup tidak kawin selama mengikuti pendidikan yang dinyatakan dengan surat pernyataan di atas kertas segel/bermaterai yang diketahui oleh orangtua yang bersangkutan. 9) Bersedia ditempatkan di seluruh Wilayah Indonesia yang dinyatakan secara tertulis oleh calon mahasiswa yang bersangkutan. 10) Bersedia mengikuti Latihan Dasar Kemiliteran sesuai peraturan yang berlaku. b. Mahasiswa Tugas Belajar 1) Untuk yang belum mengikuti Kursus Pengatur Pertanahan/Agraria : Masa kerja sekurang-kurangnya 3 tahun setelah PNS. Pangkat minimal Pengatur Muda (II/a). Berijazah SMA (Sekolah Menengah Atas) yang dibuktikan dengan STTB yang fotokopinya disahkan oelh pejabat yang berwenang. Nilai rata-rata STTB SMA minimal 6,2 (enam koma dua). Berusia setinggi-tingginya 25 tahun sampai dengan saat pendaftaran. 2) Untuk pegawai yang telah mengikuti Kursus Pengatur Pertanahan Agraria : Masa kerja minimal 2 tahun setelah PNS. Pangkat minimal Pengatur Muda (II/a). Telah aktif bekerja sekurang-kurangnya 2 tahun setelah lulus Kursus Pengatur Pertanahan/Agraria (KPA). Berijazah SMTA (Sekolah Menengah Tingkat Atas) yang dibuktikan dengan STTB yang fotokopinya disahkan oleh pejabat yang berwenang. Nilai rata-rata STTB minimal 6 (enam). Berusia setinggi-tingginya 28 tahun pada saat pendaftaran. 3) Lulus Kursus Pengatur Pertanahan/Agraria yang menduduki rangking I sampai dengan III dapat langsung diusulkan untuk mengikuti seleksi calon mahasiswa Akademi Pertanahan Nasional. 4) Berbadan sehat yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Dokter Pemerintah yang menerangkan : Tidak cacat jasmani dan rohani Tidak buta warna Tinggi badan sekurang-kurangnya 158 Cm untuk pria dan 153 Cm untuk wanita. 5) Mendapat persetujuan dari Pimpinan Unit Organisasi calon mahasiswa yang bersangkutan. 6) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP 3) untuk 2 tahun terakhir bernilai baik untuk setiap unsurnya. 7) Mempunyai sikap dan tingkah laku yang baik, yang dinyatakan dengan surat keterangan yang ditandatangani sendiri oleh Kepala Kantor Pertanahan/Kantor Wilayah. 8) Bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah menikah bersedia untuk tidak membawa isteri/suami selama pendidikan. 9) Bersedia mengikuti Latihan Dasar Kemiliteran sesuai dengan peraturan yang berlaku. BAB IV PEMBIAYAAN Pasal 11 (1) Segala biaya penyelenggaraan seleksi penerimaan mahasiswa di Daerah dan Pusat dibebankan pada Anggaran Badan Pertanahan Nasional Pusat.

(2) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan termasuk biaya pakaian seragam dan lain-lain serta biaya Latsarmil bagi mahasiswa ditanggung oleh Badan Pertanahan Nasional. BAB V LAIN-LAIN Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional. BAB VI PENUTUP Pasal 13 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka segala ketentuan mengenai Tata Cara dan Persyaratan Penerimaan Mahasiswa Ikatan Dinas dan Tugas Belajar pada Akademi Pertanahan Nasional dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 14 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 22 Juni 1989 KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL Ir. SONI HARSONO Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Yth. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan di Jakarta. 2. Yth. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara di Jakarta. 3. Yth. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. 4. Yth. Menteri Keuangan di Jakarta. 5. Yth. Ketua Lembaga Administrasi Negara di Jakarta. 6. Yth. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara di Jakarta. 7. Yth. Para Deputi di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional di Jakarta. 8. Yth. Para Kepala Biro dan Direktur di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional di Jakarta. 9. Yth. Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Pertanahan Nasional di Jakarta. 10. Yth. Direktur Akademi Pertanahan Nasional di Yogyakarta.