Tabel 5.15 Kendala Proyek Pinjaman Luar Negeri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

KEBIJAKAN UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA KEGIATAN YANG DIBIAYAI PINJAMAN IDB

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI AGUSTUS 2015

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI MEI 2015

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

Edisi Triwulan I Tahun 2011

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO,

Overview COREMAP II. National Steering Committee Meeting. Jakarta, 4 Februari 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK INFRASTRUKTUR PINJAMAN LUAR NEGERI

Edisi Triwulan IV Tahun 2010

RINGKASAN EKSEKUTIF. KINERJA PELAKSANAAN PROYEK PINJAMAN LUAR NEGERI TRIWULAN IV TA 2008 (Posisi 31 Desember 2008)

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JANUARI Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan

OLAAN N AMAN. Direktorat Direktorat Jen uangan

LAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

K E M E N T E R I A N P U P R ( K o n s u l t a s i R e g i o n a l K e m e n t e r i a n P U P R )

REALISASI PENARIKAN BULANAN DANA PINJAMAN ADB TAHUN ANGGARAN Posisi : 30 September 2009

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 71/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat sejahtera. Usaha-usaha mencapai tujuan itu dilakukan

Direct Lending Kepada BUMN Sebagai Alternatif Pembiayaan Infrastruktur

PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/16/PBI/2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO

2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

RINGKASAN EKSEKUTIF. Edisi Triwulan I Tahun 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL / BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN Nomor: 63/SE/DC/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DI DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JULI 2015

Edisi Triwulan IV Tahun 2011

LAPORAN KEMAJUAN USK FMR

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

BAHAN RAPAT PIMPINAN JAKARTA, 21 SEPTEMBER 2012 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG

Edisi Triwulan I Tahun 2009

II. IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH. BAB I KETENTUAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

HIBAH PENINGKATAN KINERJA & PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI PROVINCIAL ROAD IMPROVEMENT & MAINTENANCE (PRIM)

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JULI 2017

BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 18/PRT/M/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

REALISASI PENYERAPAN BULANAN DANA PINJAMAN BANK DUNIA TAHUN ANGGARAN Posisi : 30 Juni 2005

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG

Kebijakan dalam Mekanisme Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

REALISASI PENYERAPAN BULANAN DANA PINJAMAN BANK DUNIA TAHUN ANGGARAN Posisi : 31 Maret 2005

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Verifikasi Pinjaman dan Hibah Dalam Negeri dan Surat Berharga Negara

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN III TA.

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

AUDIT PROGRAM NUSP-2 BPK RI. Disampaikan dalam rangka Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK

RINGKASAN EKSEKUTIF. Edisi Triwulan I Tahun 2010

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Akuntansi Pinjaman dan Hibah

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Edisi Triwulan II Tahun 2009

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 107 TAHUN 2014 TENTANG

Progres Pembangunan Tanggul Pantai Jakarta Tahap 2 Sudah 56,14 Persen

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Edisi Triwulan III Tahun 2012

Transkripsi:

Tabel 5.15 Kendala Proyek Pinjaman Luar Negeri 123

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penyelenggaraan kegiatan melalui Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum mulai dari tahap perencanaan, pengajuan usulan, penilaian, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi secara umum dilaksanakan sesuai aturan yang ada di bawah koordinasi Sekretaris Jendral Kementerian Pekerjaan Umum c.q Biro Kerjasama Luar Negeri. Proses tahapan persiapan pinjaman luar negeri merupakan tahapan yang penting dalam keberhasilan pencapaian sasaran proyek. Pada proses persiapan dibutuhkan kerjasama yang baik seluruh stake holder untuk dapat menyiapkan seluruh dokumen persyaratan pelaksanaan pinjaman luar negeri. Kerjasama yang baik berdampak pada lama proses persiapan pinjaman dan keberhasilan pengadaan barang dan jasa. Pemberi pinjaman (lender) mempunyai karakteristik yang bermacammacam, sehingga untuk menentukan jenis proyek mana yang sesuai dengan lender perlu diketahui karakteristik lender tersebut. Orientasi pembiayaan pada pinjaman multilateral adalah integrated project, sedangkan orientasi pembiayaan pada pinjaman bilateral adalah sektoral, project atau studi. Berdasarkan analisis secara umum penilaian yang diperoleh dari kinerja, sumber pinjaman multilateral adalah lebih baik bila dibandingkan dengan sumber pinjaman bilateral. Walaupun secara proses, pada beberapa kasus, sumber pinjaman multilateral memperlihatkan kinerja yang kurang baik, karena tingkat keterlambatan, namun manfaat yang diperoleh adalah baik karena relatif tidak menonjol interest/kepentingan suatu pihak atau dalam hal ini negara. Berbeda dengan sumber pinjaman bilateral dimana terdapat interest/kepentingan dari negara pemberi pinjaman. Secara khusus dari sisi peraturan, sumber pinjaman 124

125 multilateral memiliki kinerja yang lebih baik, utamanya karena tingkat kesesuaian peraturan Pemenrintah Indonesia dengan peraturan pemberi/sumber pinjaman. Hal yang diamati adalah, pemberi pinjaman menyesuaikan dengan peraturan yang ada dan berlaku di Indonesia. Dari sisi kinerja proses sumber pinjaman multilateral juga terlihat lebih baik dari bilateral yang ditunjukan dengan nilai rata-rata pemeringkatan yang lebih baik. Namun perlu diingat juga bahwa pinjaman Asian Development Bank merupakan pinjaman yang baru dimulai, sehingga penilaian tidak dapat dilakukan secara menyeluruh. Pada prinsipnya borrower dalam hal ini Pemerintah Indonesia akan mencari dan memilih loan dengan persyaratan-persyaratan yang sangat lunak (soft loan) seperti tingkat bunga (interest) yang rendah (jika mungkin tidak dikenakan bunga pinjaman sama sekali), tidak ada commitment fee atau service charge, grace period (masa tenggang pengembalian angsuran) dan jangka waktu pengembalian relatif lama. Namun demikian, tidak mudah untuk mendapatkan loan yang demikian sebab di pihak lender baik bilateral maupun multilateral sudah memberikan berbagai persyaratan (given), sehingga borrower tidak dapat mengubah persyaratan-persyaratan pinjaman tersebut. Selanjutnya dari sisi manfaat terlihat bahwa terdapat dinamika antar kasus pinjaman seperti disampaikan sebagai berikut: a. Bilateral - Pemerintah Jepang/JICA (Japan International Cooperation Agency) memperoleh nilai sebesar 21 dengan proyek TPARCP I/ Tanjung Priok Access Road Construction Project I. - Pemerintah Australia/AusAID (Australian Agency for International Development) dengan EINRIP/Eastern Indonesia National Road Improvement Project, AIPRD L002 memperoleh nilai 20.

126 b. Multilateral: - World Bank denga proyek SRIP/Strategic Roads Infrastructure Project, 4834 IND/7786 IND memperoleh nilai 15. - Asia Development Bank dengan proyek RRDP/Regional Roads Development Project, ADB 2817 INO memperoleh nilai 14. Berdasarkan Realisasi Penyerapan Pinjaman Luar Negeri Tahun 2013 diketahui bahwa penyerapan pinjaman EINRIP AIPRD L002 adalah sebesar 42% hal ini berarti pelaksanaan kegiatan pinjaman (progres fisik) berjalan dengan baik. Berbeda dengan penyerapan pinjaman ADB 2817-INO yaitu 1%, yang dikarenakan pinjaman baru mulai berjalan sehingga pelaksanaan kegiatan pinjaman (progres fisik) belum dimulai. Ditinjau dari evaluasi progress variant pinjaman EINRIP AIPRD L002 memiliki progress variant terbesar yaitu 0,92 yang berarti bahwa realisasi penarikan pinjaman lebih lambat dari jadwal yang direncanakan. Kelompok permasalahan yang ditemukan pada proyek pinjaman luar negeri yang melibatkan lembaga pemberi pinjaman dan mempengaruhi kinerja proyek dapat diidentifikasikan terdiri dari: permasalahan yang berhubungan dengan finansial; permasalahan yang berhubungan dengan pengadaan barang dan jasa; serta permasalahan yang berhubungan dengan pembebasan lahan. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, seperti: a. Proses seleksi usulan kegiatan memprioritaskan kegiatan yang benarbenar telah memenuhi persyaratan dan kriteria kesiapan yang telah ditetapkan; b. Percepatan penyelesaian permasalahan backlog, penerbitan amandemen penyesuaian ruang lingkup dan volume pekerjaan akibat eskalasi dan perbedaan nilai tukar serta sebagian pendanaan kegiatan oleh APBN; c. Percepatan proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan guideline yang berlaku; koordinasi dan pertemuan rutin untuk membahas kendala

127 dan perkembangan proyek dengan para pihak pelaksana terkait sehingga kendala yang bersifat teknis di lapangan dapat diselesaikan; d. Mediasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang memiliki lahan, pembentukan tim P2T (panitia pembebasan tanah) yang khusus menangani pembebasan lahan untuk mempercepat proses pembebasan lahan tersebut, dan menetapkan aturan sebagai bagian dari kriteria kesiapan bahwa lahan yang akan dipergunakan sebagai proyek pembangunan harus memiliki kejelasan sertifikat tanah dan/atau pemukiman kembali. 6.2 Saran Salah satu kendala dalam analisis kinerja pinjaman luar negeri adalah kurangnya data pendukung sehingga perlu dibuat suatu data base pinjaman luar negeri mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap monitoring dan evaluasi benefit. Pada dasarnya ketentuan Pemerintah Indonesia dan ketentuan pemberi pinjaman (guidelines) adalah equal (setara) tanpa perbedaan kedudukan hirarki. Dalam rangka kesetaraan kedudukan ketentuan ini maka kesepakatan dalam menerapkan ketentuan yang berbeda multlak harus dilakukan. Draft dokumen setiap tahapan sebaiknya telah disiapkan oleh pihak Pemerintah Indonesia tanpa menunggu draft dari pihak pemberi pinjaman dalam rangka mendapatkan posisi tawar yang lebih kuat. Pada tahap persiapan, Pemerintah Indonesia terlebih dahulu harus sudah membereskan permasalahan yang ada di lapangan seperti masalah non teknis, sehingga ketika loan berjalan tidak ada hambatan apapun seperti masalah pembebasan lahan.