MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PESAN BERANTAI DAN REWARD PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMA NEGERI 3 GORONTALO ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Merujuk pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Bima

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga. Negara berhak mendapat pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDSTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

Transkripsi:

1

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PESAN BERANTAI DAN REWARD PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMA NEGERI 3 GORONTALO ABSTRAK RAHMAT R PAKAYA, MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PESAN BERANTAI DAN REWARD PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMA NEGERI 3 GORONTALO. Jurnal. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan, Prodi PKn, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo, Di bawah bimbingan Ibu Dr.Hj.Zulaecha Ngiu M.Pd selaku Dosen pembimbing I dan Ibu Asmun W.Wantu S.Pd M.Sc Selaku dosen Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Prestasi siswa tentang materi yang diajarkan khususnya mata pelajaran PKn di kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo.Model yang di gunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran Pesan Berantai dan Reward dimana dalam hal ini penulis menggambarkan kegiatan atau aktivitas pembelajaran PKn Yakni dengan menggunakan Pesan Berantai dan Reward, dari hasil penelitian tindakan ini ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam penggunaan model pembelajaran masih rendah pada siklus I, setelah diadakan perbaikan dari pada siklus II maka hasil yang diperoleh pada siklus II meningkat menjadi 90%, ini berarti penelitian penulis telah tercapai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward tingkat pemahaman siswa meningkat, khususnya pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 3 Gorontalo. Kata Kunci : Daya Ingat Siswa, Pesan Berantai dan Reward Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat. Pernyataan ini diperkuat oleh pasal 31 UUD 1945, yaitu 1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan 2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur Undang-Undang. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan amanah Undang-Undang Dasar tersebut, 2

pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal tersebut mengakibatkan penyempurnaan kurikulum yang komperhensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut. H.A.R Tilaar( Dalam Sunaini, 2005:1) mengemukakan: Pendidikan Nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada enam masalah pokok Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: (1) Menurunnya akhlak dan moral peserta didik; (2) pemerataan kesempatan belajar; (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan; (4) status kelembagaan; (5) manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional; dan (6) sumberdaya yang belum profesional. Untuk itulah, pemerintah kemudian melakukan upaya penyempurnaan Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) sehingga diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yang menjelaskan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk itu perlu menerapkan model pembelajaran yang baik agar siswa mendapatkan prestasi yang baik. Biasanya siswa kurang memperhatikan terhadap materi dan pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas karena faktor teman yang mempengaruhi. Dari masalah tersebut peneliti perlu memberikan strategi yang baik atau model pembelajaran yang efektif, sehingga prestasi siswa dikelas X Ipa III SMA Negeri 3 Gorontalo Bisa meningkatkan kembali pada khususnya pada mata Pelajaran PKn. Pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2006 : 70), bahwa dalam pendidikan hal yang paling utama adalah adanya perwujudan secara sengaja tentang belajar dan proses pembelajaran. Sehingga hal tersebut dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, serta kecakapan dan kemampuannya (Nana Sudjana, 2005: 28). Proses belajar disekolah merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau individu pada saat belajar disekolah. Selama di sekolah, proses belajar terjadi tidak hanya pada aspek kognitif, namun juga meliputi afektif, maupun psikomotornya (Lilik Sriyanti,2009:22). 3

Prestasi belajar adalah kemampuan maksimal yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecerdasan,dan bahwa untuk menangkap isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah diantaranya ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ngalim Purwanto(dalam Syaiful Sagala 2005:12 ). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang akan dicapai oleh siswa dalam melakukan proses belajar. Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, dimana secara garis besar ada dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar. Sedang faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar individu yang sedang belajar. pula yang berpendapat bahwa faktor interen yang mempengaruhi belajar ada tiga yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a. Faktor Intern 1. Faktor Jasmaniah 2. Faktor Psikologis Faktor yang termasuk dalam faktor psikologis ada tujuh, yaitu faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu: 1. Faktor Keluarga 2. Faktor Sekolah 3. Faktor Masyarakat Dengan adanya Beberapa faktor diatas usaha yang tekun dan didasari motivasi dari Guru,teman dan keluarga maka siswa akan lebih giat lagi belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal. Pengertian Model Pesan Berantai Menurut pendapat Eggen dan Kauchak (dalam Arikunto : 2006:25), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang unutuk mencapai suatu pembelajaran. Dengan demikian untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan model pembelajaran sebagai acuan dalam menyusun strategi dalam mengajar dan membelajarkan siswa.dengan menggunakan Model 4

Pesan Berantai pendidik bisa mengetahui sejauh mana hasil daya tangkap siswa tentang materi yang diajarkan. Tentang Reward Peranan Reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini didasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya Reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa. Manusia selalu mempunyai cita-cita, harapan, dan keinginan. Inilah yang dimanfaatkan oleh metode Reward. Maka dengan metode ini siswa mengerjakan perbuatan baik atau bahkan berlomba-lomba mencapai suatu prestasi yang ingin dicapai. Sehingga siswa diberikan suatu Reward yang menarik sebagai imbalan. Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, Reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi meningkatkan motivasi belajar siswa. Kerangka Berpikir Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar oleh manusia untuk mencapai perubahan. proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai perubahan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Proses belajar mengajar di sekolah tidak dapat dipisahkan dari peran serta guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak maupun sosial. Seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran perlu memilih model mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan, karena model pembelajaran merupakan alat untuk menjembatani penyampaian materi. Dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariatif dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan diharapkan siswa lebih senang dan termotivasi untuk belajar. METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SMA Negeri 3 Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013. Pemilihan lokasi ini dikarenakan pada tahun ajaran 2005/2006 SMA Negeri 3 Gorontalo sistem pembelajarannya sudah mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dilaksanakan selama 3 Bulan, Mulai Pada Bulan Oktober s/d Bulan Desember 2013. 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas dengan meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn melalui Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward pada materi pembelajaran Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani mengemukakan pendapat pada siswa kelas X Ipa III SMA Negeri 3 Gorontalo telah berlangsung dalam dua siklus, yaitu siklus I dilakukan pada hari Kamis tanggal 11 november 2013 jam 5-6 di kelas X, sedangkan siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal 25 november 2013, yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sumber materi atau alat bantu media pembelajaran, persiapan perangkat pembelajaran merupakan unsur penting yang besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar. Siklus II merupakan perbaikan yang belum berhasil dari siklus I. Tabel 1. Pestasi Belajar Siswa Pada Observasi Awal No Kategori Penelitian Frekuensi Presentase (%) 1. A 4 Orang 14.3 % 2. 3. B 3 Orang 10.8 % C 10 Orang 42.9 % 4. D 5 Orang 32.2 % Jumlah 22 Orang 100 % Ket : A = Sangat Baik ( 85 100 ) B = Baik ( 75 84 ) C = Kurang ( 55 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 54 ) Berdasarkan observasi awal ini menunjukan hanya 4 orang siswa atau hanya 14.3% dari 22 siswa yang mendapatkan Prestasi dalam kategori sangat baik ( A ), 3 siswa atau 10.8% yang dapat Prestasi baik ( B ), dan sisanya yakni 15 orang siswa atau 75.1% mendapatkan nilai kurang ( C ), atau hanya 25.1% yang mencapai nilai ketuntasan belajar. Pada observasi ini diperoleh bahwa penguasaan materi pelajaran siswa masih sangat minim, yakni sebanyak 15 siswa yang jika di presentasikan sebanyak 75.1% mendapatkan Prestasi yang dibawah capaian target ( Nilai C = 55 74 ). Dari observasi awal ini peneliti menemukan dari jumlah siswa yang ada siswa yang aktif hanya 7 orang siswa saja, yaitu yang mendapat juara 1-2-3 yang secara bergiliran, 6

selain itu tidak ada lagi. Siswa tidak mampu belajar mandiri dan sangat tergantung dengan guru. Banyak siswa yang tidak aktif dalam kelas, sehingga observasi ini dijadikan landasan pada pelaksanaan siklus I untuk meningkatkan Prestasi belajar melalui pemahaman siswa. No. I. II. III. Tabel 2. Aspek Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus I / Kategori Penilaian Aspek Yang Dinilai Tidak SB B C K Persiapan a. Program Pembelajaran b. Silabus c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran d. Bahan Ajar Kegiatan Belajar Mengajar 1. Pendahuluan Apersepsi Penyajian Materi Penjelasan kesetiap kelompok apa yang harus dikerjakan Bimbingan terhadap siswa Pengelolaan Kelas Penutup a. Menutup pembelajaran dengan baik b. Pelaksanaan KBM sesuai 7

dengan alokasi waktu c. Melakukan tindak lanjut Rata-rata 8,33% 25% 58,33 8,33 % % Tabel di atas menunjukan bahwa pada kegiatan persiapan, pendahuluan dan kegiatan inti Prestasi pencapaian menunjukan belum mencapai ketuntasan belajar. Sebab dari 12 aspek yang diamati ada beberapa hal yang perlu dibenahi, hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut (SB) 8,33%, Baik 25%, Cukup baik 58,33%, dan Kurang baik 8,33%. Dari persentasi ini masih ada beberapa pembenahan yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan untuk kegiatan berikutnya, terutama dalam pembuatanpembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar proses belajar dapat ditingkatkan lagi, kemudian guru harus mampu memberikan apersepsi yang dapat dipahami oleh peserta didik, sehingga mereka termotivasi dalam belajar terutama pada materi Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani mengemukakan pendapat. Tabel 3. Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Aspek Yang No Nama Siswa Diamati Kategori Penilaian 1 2 3 4 5 SB B C K 1 Andi Dessy Tawil - - - 2 Arnold Therrgar - - - 3 Azalia Ananda Arinal - - - 4 Detyo Eka C.Salim - - - 5 Dwi Putri Brilianti - - - 6 Fitrah Y.Puluhulawa - - 7 Fitriah Ayu M.Yunus - - 8 Gadis W.P.Dama - - - 9 Ismiyati Uno - - - 10 Kresna Dwiky Ramadhana - - - 11 Mahuddin R.Sarita - - 12 Muhammad - - - 8

R.Ibrahim 13 Moh.Saputra Maruf - - 14 Moh.Fitrah K.Anami - - - 15 Moh.Rizaldy S.Naue - - - 16 Nurfidya Patuma 17 Rahmat Ibrahim - 18 Rindang C.P.H Abas - - - 19 Rizkiyati M.Lasoma - - - 20 Sri Melinda Saima - - 21 Sri Wulan Andriani Bilaleya - - - 22 Yuliana Pakaya - - - Jumlah 1 0 1 1 7 9 1 7 5 4 12 2 Presentase ( % ) 17.9% 21.5% 53.6% 7.2 % Aspek yang di amati : 1. Menjelaskan materi yang didapatkan didepan kelas 2. Kerja sama dalam kelompok 3. Membantu disaat teman mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain 4. Cara penangakapan materi yang telah disampaikan oleh teman kelompok 5. Menghargai pendapat orang lain Tabel 4. Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I No Kriteria Penilaian Frekuensi Presentase ( % ) 1 A 5 Orang 17.9 % 2 B 4 Orang 21.5 % 3 C 9 Orang 53.6 % 4 D 4 Orang 7.2 % Jumlah 22 100 % Ket : A = Sangat Baik ( 85 100 ) B = Baik ( 75 84 ) C = Kurang ( 55 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 54 ) Pelaksanaan tindakan pada Siklus I yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pembelajaran. Namun pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan belum 9

maksimal atau belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut. Kemudian proses pembelajaran juga belum sesuai dengan rencana pembelajaran, karena masih ada bagian dari rencana pembelajaran yang belum dilaksanakan oleh guru dan siswa, sehingga belum mencerminkan kegiatan pembelajaran yang aktif. Namun sebelum lanjut ke Siklus berikutnya, peneliti melakukan bimbingan siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 74 sampai yang terendah secara khusus. Tabel 5. Aspek Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus II No Aspek Yang Di Nilai /Tidak Kategori Penilaian SB B C D I Persiapan Program Pembelajaran Silabus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Bahan Ajar Kegiatan Belajar Mengajar Pendahuluan Apersepsi Penyajian materi Penjelasan setiap kelompok apa yang harus dikerjakan Bimbingan III terhadap siswa Pengelolaan kelas Penutup Menutup pembelajaran dengan baik Pelaksanaan KBM sesuai dengan alokasi waktu 10

Melakukan tindak lanjut Rata-rata 75% 25% 0% 0% Tabel di atas menunjukan bahwa pada kegiatan persiapan, pendahuluan dan kegiatan inti hasil pencapaian menunjukan kategori (SB) 75%, Baik 25%, Cukup Baik 0%, dan Kurang Baik 0%. Dari persentasi di atas menunjukan bahwa pada kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru menunjukan peningkatan yang sangat berarti dan ini telah dibuktikan oleh usaha guru dengan cara membimbing siswa yang sebelumnya belum mampu dilaksanakan pada siklus I, dan dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk selalu bertanya apa yang kurang dimengerti maka siswa tersebut akan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Tabel 6. Prestasi Kegiatan Siswa N Aspek yang diamati Persentase ( % ) Nama Siswa o 1 2 3 4 5 SB B C K 1 Andi Dessy Tawil - 2 Arnold Therrgar - - 3 Azalia Ananda Arinal - 4 Detyo Eka C.Salim - 5 Dwi Putri Brilianti 6 Fitrah Y.Puluhulawa 7 Fitriah Ayu M.Yunus 8 Gadis W.P.Dama - - 9 Ismiyati Uno 10 Kresna Dwiky Ramadhana - 11 Mahuddin R.Sarita - 12 Muhammad R.Ibrahim - 11

13 Moh.Saputra Maruf - - - - 14 Moh.Fitrah K.Anami - 15 Moh.Rizaldy S.Naue - 16 Nurfidya Patuma 17 Rahmat Ibrahim 18 Rindang C.P.H Abas - 19 Rizkiyati M.Lasoma - 20 Sri Melinda Saima 21 Sri Wulan Andriani Bilaleya - 22 Yuliana Pakaya Jumlah 16 19 20 17 19 10 12 2 1 Presentase ( % ) 46. 42. 7.2 3.6 5% 9% % % Aspek yang diamati : 1. Menjelaskan materi yang didapatkan didepan kelas 2. Kerja sama dalam kelompok 3. Membantu disaat teman mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain 4. Cara penangakapan materi yang telah disampaikan oleh teman kelompok 5. Menghargai pendapat orang lain Dari tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan kegiatan Prestasi belajar siswa, untuk kriteria Sangat Baik berjumlah 10 siswa atau 46.5%, kriteria Baik 12 siswa atau 42.9%, Cukup 2 orang atau 7.2% dan kriteria Kurang 1 orang siswa 3.6%. Tabel 7. Persentase Belajar Siswa Siklus II No Kategori Penilaian Frekuensi Presentase ( % ) 1 A 11Orang 53.6 % 2 B 9 Orang 39.3 % 3 C 1 Orang 3.6 % 4 D 1 Orang 3.6 % Jumlah 22 Orang 100 % Ket : A = Sangat Baik ( 85 100 ) B = Baik ( 75 84 ) C = Kurang ( 55 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 54 ) 12

Setelah diamati pada siklus II, ternyata terjadi peningkatan Prestasi belajar yang signifikan karena, hal ini dapat dilihat pada frekuensi siswa yang mendapat indikator nilai B ( 75 84 ) dan A ( 85 100 ) mengalami peningkatan. Siswa yang mendapat indikator nilai A pada siklus I yang hanya 17.9% pada siklus II menjadi 53.6 %, siswa yang mendapatkan nilai dalam kisaran indikator B pada siklus I yang mendapatkan nilai dalam kisaran indikator C yang mencapai 39.3 % pada siklus II hanya tersisa 3.6% saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) pada siklus II, telah mencapai target yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa dan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang lebih efektif dari siklus pertama, walaupun masih ada 2 siswa atau sekitar 7.2% dari 22 siswa yang belum berhasil namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. Tabel 8. Perbandingan Hasil Belajar Siswa N o Katego ri Nilai Observ asi Frekuensi Persentase (%) Siklus Siklus I Observasi Siklus I Siklus II II 1 A 4 5 11 14.3 % 17.9 % 53.6 % 2 B 3 4 9 10.8 % 21.5 % 39.3 % 3 C 10 9 1 42.9 % 53.6 % 3.6 % 4 D 5 4 1 32.2 % 7.2 % 3.6 % Jumlah 22 22 22 100% 100% 100% Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, pada observasi awal yang mendapat nilai kategori A (Sangat baik) berjumlah 4 orang atau 14.3 % dari 22 siswa, kemudian pada siklus I bertambah menjadi 5 orang atau 17.9 %, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 11 orang atau 39.3 %. Kategori nilai B (Baik) pada observasi awal berjumlah 3 orang atau 10.8 % dari 22 siswa, kemudian pada siklus I bertambah menjadi 4 orang atau 21.5 %, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 9 orang atau 39.3 %. Kategori nilai C (Cukup) pada observasi awal berjumlah 10 orang atau 42.9 % dari 22 siswa, kemudian pada siklus I berkurang menjadi 9 orang atau 53.6 %, selanjutnya pada siklus II berkurang menjadi 1 orang atau 3.6 %. Kategori nilai D (Kurang) pada observasi awal berjumlah 5 orang atau 32.2 % dari 22 siswa, kemudian pada siklus I berkurang menjadi 4 orang atau 7.2 %, selanjutnya pada siklus II berkurang menjadi 1 orang atau 3.6 %. Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa, penerapan strategi pembelajaran Pesan Berantai dan reward 13

benar-benar dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn yang terpenuhi atau berhasil pada siklus II. Dengan Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward maka Prestasi Belajar siswa meningkat dan model pembelajaran ini bersifat konvesional,selain itu juga siswa partisipasi tingkat pemahaman,minat,keefektifan dan kemampuan menunujukan prestasi belajar yang baik. Pembahasan Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Pesan Berantai dan reward Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Di Kelas X SMA Negeri 3 Kota Gorontalo. Dengan melihat hasil belajar siswa untuk memperbaiki proses belajar mengajar khususnya pada materi Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani mengemukakan pendapat dapat ditemukan tindakan pembelajaran yang tepat dan mudah dipahami, hingga mampu meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Siswa dalam mencapai prestasi harus mempunyai keinginan yang tinggi dengan itu akan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecerdasan dan menangkap isi pesan yang dibelajarkan siswa harus mempunyai prestasi pembelajaran individu menggunakan pada ranah-ranah diantaranya harus mempunyai Kognitif,Afektif dan Psikomotorik, dengan adanya itu siswa bisa mencapai hasil yang diinginkan karena dengan adanya peningkatan prestasi belajar. Ukuran yang digunakan untuk menetapkan keberhasilan Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward. Dalam setiap pembelajaran yang didasarkan pada penilaian, hasil belajar siswa menunjukan gambaran tentang pemahaman yang dimiliki oleh siswa mengenai materi yang telah disampaikan pada kegiatan belajar mengajar. Pengamatan pada observasi awal, dimana data menunjukkan bahwa nilai evaluasi siswa pada mata pelajaran PKn berada pada level diibawah target yang ditetapkan peneliti yakni 75% dari 22 siswa di kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo harus mendapatkan nilai minimal 75, maka peneliti menargetkan bahwa penelitian ini harus tuntas dalam dua siklus. Berdasarkan pengamatan dari hasil evaluasi tersebut maka perlu dilanjutkan pada tahap selanjutnya dengan memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar yang berkenaan dengan: a. Apersepsi, yakni dengan memberikan pengantar tentang materi Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Yang Madani mengemukakan pendapat dengan memberikan contoh masalah yang berkaitan dengan Materi yang diberikan 14

mengemukakan pendapat di lingkungan sekitar sekolah dan lingkungan siswa secara jelas dan dimengerti oleh siswa. b. Motivasi, yakni memberikan dorongan pada setiap pembelajaran, mengemukakan pendapat agar siswa lebih memahami dalam setiap menerima materi yang diajarkan. c. Teknik pertanyaan, yakni pertanyaan yang disesuaikan dengan pembahasan tentang materi mengemukakan pendapat. d. nya interaksi antara guru dengan siswa, yakni berupa pengulangan (pembahasan kembali) materi yang belum dikuasai siswa, dan menjelaskan kembali tata cara Model pembelajaran Pesan Berantai dan reward. e. Memberikan tugas tambahan dan melakukan evaluasi secara lisan mengenai masalah dalam materi pembelajaran tentang Menuju Masyarakat Yang Madani mengemukakan pendapat, sehingga peneliti dapat menganalisa Prestasi peserta didik secara individual. Kesimpulan Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas maka dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward yang dilakukan oleh peneliti pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan prestasibelajar siswa. Sehingga Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward dapat dijadikan suatu bentuk model pembelajaran yang bias meningkatkan Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn, khususnya materi tentang Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani. pun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini antara lain: Pada hasil siklus I: Diketahui bahwa siswa dapat mengungkapkan pendapat melalui Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward sebagian besar belum mampu menangkap isi materi yang akan dijelaskan setelah tampil didepan dikarenakan oleh banyak faktor, salah satunya tidak telalu fokus dan niat belajar masih belum mampu menganalisis materi tentang Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani, akhirnya hasil belajar dan prestasi belajarpun meningkat. Pada siklus II: Berdasarkan hasil dan daya serap yang ditujukan dalam pelaksanaan tindakan kelas dimana hasil yang dicapai oleh siswa meningkat, hal ini disebabkan setiap aspek sudah baik, perhatian, keaktifan dan siswa dalam proses pembelajaran, ini ditujukan oleh aktifitas model pembelajaran yang tepat dan efisien dengan model dan tingkah laku siswa-siswi jaman sekarang sehingga mampu menciptakan suasana dan situasi belajar yang menunjang keberhasilan, karena siswa sudah mampu menjelaskan masing-masing materi yang didapati tentang Budaya Berdemokrasi Menuju Masyarakat Madani yang akan dipresentasikan didepan kelas. 15

Saran Berdasarkan hasil penelitian yang ada penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran Pesan Berantai dan Reward akan lebih baik jika dilanjutkan dan diterapkan pada pokok pembahasan lainnya, sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat dicapai. 2. Meningkatkan perhatian siswa dan lebih menguasai, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam melakukan porses pembelajaran agar siswa benar-benar merasa tertarik dan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran 3. Hendaknya siswa tidak merasa malu dalam bertanya baik kepada teman ataupun guru apabila menemui kesulitan dalam belajarnya, sehingga pengetahuan siswa tidak terbatas melainkan dapat berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. 4. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih dari siswa lain sebaiknya selalu mengkomunikasikan atau menularkan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki kepada siswa lain. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rosda Karya Grafindo Persada 2007. Arikunto, Suharsimi, Kelas Penelitian Tindakan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi AntarPendidik. Jakarta : 2008. Kemmis dan Mc Taggar, website http://mahgrobhi1989.blogspot.com Lilik Sriyanti Teori-teori Belajar Jakarta: Bumi Aksara 2009 Nana Sudjana, Pengertian Prestasi Belajar.Jakarta : Yrama Widya 2005 Ngalim Purwanto.Dalam Buku Syaiful Sagala.Jakarta : Bumi Aksara 2005 Rochiati Wiriaatmaja, Dalam Buku Metode Penelitian Kelas,Jakarta 2008 Sunaini,Manajemen Pendidikan Nasional,Bandung :CV Yrama Widya 2005 16