BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati telah disebutkan dalam kitab suci AlQur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan mampu menghidupkan manusia dari generasi ke generasi. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN. dengan hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan oleh semua makhluk

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

BAB I PENDAHULUAN. hayati. Sumber hayati merupakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

hakikatnya adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang berkelanjutan sebagai pengamalan Pancasila;

BAB IV PERBANDINGAN PANDANGAN ANTARA ISLAM DAN KRISTEN TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kesehatan masyarakat.badan Kesehatan Dunia (WHO), 80%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesiamemiliki hutan mangrove terluas di dunia dan juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. firman Allah dalam QS Al-Imran 190 yang berbunyi : Allah SWT kepada manusia yang telah diberi kenikmatan berupa akal dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak ada satupun yang sia-sia. Sebagaimana dalam Alqur an surat Ali-Imran ayat

BAB I PENDAHULUAN. etnobotani. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas menunjukkan kekayaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kepariwisataan di Kota Surabaya. KBS merupakan satu-satunya

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beragam mikroorganisme yang dapat tumbuh pada kondisi ekstrim, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

PANITIA STUDI ISLAM DAN TAFAKKUR ALAM (SITA) XV DEWAN KESEJAHTERAAN MASJID NURUL FALAH SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam hayati Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanam di Amerika yang beriklim tropis, misalnya Mexico, Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ALAM SEMESTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

LOGIKA BERPIKIR DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan atau tuntutan pendidikan nasional yaitu mewujudkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan-bahan kimia seperti pestisida, herbisida dan pupuk

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

BAB I PENDAHULUAN. Kajian etnobotani di Indonesia sangat penting karena di satu pihak masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An am ayat 99:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dengan budaya lokal masyarakat yang diimbangi dengan keahlian meracik

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 06 TAHUN 2004

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia salah satunya berfungsi dalam menyembuhkan. berbagai penyakit yang dikenal sebagai tumbuhan obat.

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Penjelasan Umum, Manfaat dan Fungsi Hutan. kesinambungan kehidupan manusia dan makhluk lainnya (Pamulardi,1994).

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

BAB I PENDAHULUAN. penting pembangunan. Sehingga pada tanggal 11 Juni 2005 pemerintah pusat

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dunia dan akhirat sebagai wahyu ilahi, di dalam Alqur an banyak berisi

BAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatan tumbuhan baik dalam bidang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

BAB I PENDAHULUAN. Perburuan satwa liar merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM LAUT DAM PESISIR DALAM WILAYAH KABUPATEN SELAYAR DENG AN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan yang terkait dengan kenekaragaman hayati saat ini cukup menyita banyak perhatian dari berbagai kalangan terutama pada peneliti, lembaga konservasi dan berbagai macam pihak yang lain. Semua permasalahan lingkungan yang ada pada sekarang ini memerlukan kesadaran dan kepedulian dari berbagai kelompok masyarakat, akan tetapi masyarakat Indonesia sebagai negara yang penduduk muslimnya terbesar di dunia, masih belum bisa mengelola permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan permasalahan lingkungan Islam menuntun manusia agar mengelola kekayaan alam dengan ilmu dan amal (Leksono, 2011). Menurut Leksono (2011), keanekaragaman hayati merupakan organisme hidup, kumpulan organisme, komunitas biotik dan proses biotik yang masih bersifat alamiah maupun yang sudah diubah oleh manusia. Manfaat keanekaragaman hayati salah satunya yaitu sebagai sumber makanan dan sumber obat-obatan. Keanekaragaman hayati menyediakan beragam spesies organisme sumber makanan bagi manusia secara langsung maupun tidak langsung melalui potensi genetiknya. Masyarakat Indonesia, diketahui telah menggunakan 4000 jenis tumbuhan dan hewan untuk sumber makanan, obat-obatan dan produk lainnya. Keanekaragaman hayati juga menyediakan beragam spesies organisme yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku dari obat-obatan. Data yang dicatat 1

2 oleh Eisei Indonesia (1986) dalam buku Medicinal Herb Index in Indonesia menyebutkan tidak kurang dari 7000 jenis tanaman dan tumbuhan memiliki khasiat obat dan aromatik (Leksono, 2011). Sehubungan dengan pemanfaatan keanekaragaman hayati, penting juga untuk melakukan pengelolahan yang berupa tindakan konservasi. Konservasi merupakan kajian ilmiah mengenai alam dan status keanekaragaman hayati di bumi dengan tujuan untuk melindungi spesies, habitat dan ekosistem dari ancaman kepunahan. Konservasi Keanekaragaman Hayati merupakan pengelolaan Keanekaragaman Hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Konservasi ini sudah ada dalam UU No. 5 Tahun 1990. Keanekaragaman Hayati merupakan bagian terpenting dari sumberdaya alam yang terdiri dari alam hewani, alam nabati, ataupun berupa batu-batuan dan keindahan alam dan lain sebagainya, yang masing-masing mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup. Tindakan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya sudah menjadi kewajiban mutlak dari setiap generasi di manapun berada dan pada zaman kapanpun (Suhartini, 2009). Istilah konservasi sebenarnya telah tersirat di dalam Al-Qur an maupun kitab-kitab klasik, serta bentuk praktis yang pernah diajarkan oleh Rasulallah SAW. Beberapa tindakan konservasi dalam pandangan Islam: (1). Ihyaaul Mawat, menghidupkan lahan yang terlantar dengan cara memfungsikan kawasan agar

3 menjadi produktif, yang bisa dikelola, dimanfaatkan, dipelihara kelestariannya oleh manusia. Allah berfirman dalam QS. An-Nahl (16) 10: (10). Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (11). Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanamtanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan (QS. An-Nahl (16) 10). (2). Harim, kawasan lindung atau zona larangan, (3). Hima, kawasan yang dilindungi untuk kemaslahatan umum dan pengawetan habitat alami (Mangunjaya, 2009). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam mengajarkan tindakan konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati sebagai penyeimbang dari tindakan pemanfaatan. Implementasi ajaran konservasi dalam Islam di masyarakat atau umat Islam penting untuk diteliti, agar dapat diketahui persepsi masyarakat tentang konservasi dalam perspektif Islam. Persepsi tersebut juga dikaitkan dengan tindakan pemanfaatan satu di antara berbagai sumber daya alam yakni tumbuhan. Pemanfaatan tumbuhan oleh kelompok masyarakat tertentu merupakan fokus dari studi etnobotani. Menurut Munawwaroh (2000), Etnobotani adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik secara menyeluruh antara masyarakat lokal dengan lingkungannya meliputi sistem pengetahuan tentang tumbuhan. Di

4 dalam Al-Qur an terkait dengan etnobotani juga sudah ada yakni pada Surat Ali- Imran (03): 191: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (Q.S. Ali-Imran (03): 191). Dalam ayat ini terkandung penjelasan bahwa semua makhluk ciptaan-nya tidak diciptakan dengan percuma. Pemanfaatan jenis tumbuhan tertentu sebagai bahan obat tradisional ini menunjukkan bahwa segala sesuatu tidaklah diciptakan dengan sia-sia, dibalik itu terdapat manfaat yang mungkin belum diketahui seperti halnya pemanfaatan tumbuhan untuk bahan obat tradisional. Sehubungan dengan studi etnobotani dan persepsi konservasi dalam perspektif Islam olah masyarakat, maka dalam penelitian ini dipilih Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Desa ini memiliki karakteristik yang sesuai untuk studi etnobotani terutama tumbuhan pangan, di samping sebagai Desa dengan 100% masayarakat beragama Islam dan terdapat Pondok Pesantren. Diharapkan dengan penelitian ini akan diperoleh deskripsi tentang konservasi tumbuhan agar selanjutnya dapat digunakan sebagai penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian yang berjudul Studi Etnobotani dan Persepsi Konservasi Tumbuhan dalam Perspektif Islam oleh Masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang ini penting untuk diteliti.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Jenis-jenis tumbuhan apa yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang? 2. Bagaimanakah persepsi masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang dalam hal konservasi tumbuhan menurut perspektif Islam? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. 2. Mengetahui persepsi masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang dalam hal konservasi tumbuhan menurut perspektif Islam. 1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah yang akan dilakukan adalah terbatas pada: 1. Objek penelitian ini adalah jenis-jenis tumbuhan yang di manfaatkan oleh masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, baik yang digunakan untuk bahan pangan, papan, sandang maupun obatobatan.

6 2. Persepsi konservasi terbatas pada konservasi terhadap tumbuhan menurut perspektif Islam. 3. Konservasi menurut perspektif Islam dibatasi pada penelusuran Al-Qur an dan Al-Hadits. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Mermberi informasi tentang jenis tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. 2. Memberi informasi mengenai Konservasi tumbuhan berdasarkan persepsi Islam.