BERDANSA DI BAWAH SELIMUT ALIYA

dokumen-dokumen yang mirip
Musim Semi Merah. Dyaz Afryanto

cinta seringkali lebih mudah didefinisi dengan air mata... Aku Bukan Pergi, Tapi Menjelma Jadi Rindu dan Berkelana di Hatimu.

Ah sial aku selingkuh!

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

Mulai Halaman 20. Oleh: Azizah Nur Fitriana dan Jaenal Jalalludin

LENGKUNG. Penulis & Penyunting: Andi Wirambara. Copyright 2012 by Andi Wirambara. Diterbitkan Melalui: Nulisbuku.com. Desain Sampul & Tata Letak:

Aku Mencintai dan Dicintai Cinta

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Kisah Tentangmu. Sebuah kumpulan kisah-kisah tentangmu.. Zhie & Dilla

DIAN TRIA YUNITA TULISAN HATI. Penerbit Nulisbuku

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

Puguh Dwiputro. kumpulan puisi & rangkaian kata Ganjilku Tergenapi. Penerbit Media Gressika Publishing

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

My Love Just For You vol1

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA

Kodokhitamputih Dkk. Tanya 10 Hati. Penerbit Kodok Hitam Putih. Nulisbuku.com. Bekerjasama dengan

Bagian: 1 Merindu Rindu

Penerbit Buahatibunda

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

Cerita Tak Bernama. Reyuni Adelina Barus

Berlari. Nurlaeli Umar

Yang Mencinta dalam Diam

Sepasang Sayap Malaikat

Last Child. Indahkah Perbedaan. Ku lihat dari matamu Yang gambarkan tanda tanya yang membisu Saat ku raih keputusanku melepas cintamu

Sepotong Matahari dan Awan untuk Ibu* :ibuku

HENDRI AGUSTIN MELANGKAH DI AWAN. Penerbit nulisbuku.com

Karya-Karya. Agus Sri Purwanto

SAMPLE NOVEL SILENT MELODY (HOPE FAITH LIFE LOVE)

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

Tiga Judul Tentang Langit. Tentang Awan. Linda Astri D. W.

Tapi, tapi, tapi ternyata, ia ada di mana-mana, dan sepertinya, semuanya sama saja, sama berbelit-belitnya, sama membingungkannya, sama

Oleh: Windra Yuniarsih

Rima Perjalanan Cinta

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Terkadang ia adalah aku. Terkadang juga kamu. Ya, kamu, Jend!

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

Cinta itu datang tanpa pernah dapat ditebak. Dia seperti angin yang masuk kedalam pintu hati tanpa pernah menyapa pemiliknya.

Festival Musikalisasi Puisi untuk Siswa SLTA. A. Peserta

Percakapan Kasih. Oleh: M. Febriyadi dan Gusmarni

angkasa. Tidak ada lagi gugusan bintang dan senyuman rembulan. Langit tertutup awan kelam. Dan sesaat kemudian hujan turun dengan deras.

Dwi Ferlina PERI PALSU. Penerbit NulisBuku.com

Tiga Judul Tentang Langit. Tentang Bintang. Adinda Retna Pradini

Susan Santika. Au Bain-Marie. Tinderwings. Au Bain-Marie. Oleh: SUSAN SANTIKA. Copyright 2014 by SUSAN SANTIKA. Penerbit.

Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Santri Anti Galau. WeHa Press

2 Andika Pratama. Sanksi Pelanggaran Pasal 72. Undang-Undang Nomor 19 Tahun Tentang Hak Cipta

Dar Almady. Almady s List: Puisi Senandung Jangkrik. Bagian 2

Penantian Terakhir. Susi Retno Juwita. Penerbit Nulisbuku.com

semoga hujan turun tepat waktu

BAB IV TINJAUAN KARYA

1. Aku Ingin ke Bandung

Cerita Tak Bernama. Re.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga..

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

1. TENTANG CINTA. Aku tak pernah mengerti pun memahami cinta. Kami tak pernah saling mengenal. Dan aku tak punya cerita tentangnya.

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Kata Mereka tentang KUMCER Pasir

Peristiwa 75. Bab 7. Peristiwa

Bandung, 30 Juni Adam Rahadian Ashari

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu.

AKU AKAN MATI HARI INI

M I R A (Menanti Rasa & Asa)

Di bawah daun yang menggugur dan resah embun menembus kulitku di remang bulan malu-malu aku memikirkanmu

PERSPEKTIF GENDER DALAM KUMPULAN CERPEN SEPOTONG HATI YANG BARU KARYA TERE LIYE: TINJAUAN FEMINISME DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA SMA

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Karena Kita Adalah Hujan

BAB V PENUTUP. analisis struktural adalah menjelaskan sedetail mungkin unsur-unsur pembangun

Ahli Ibadah dengan Pelacur yang Cantik Jelita Sebuku Roti Penebus Dosa

CHARLES KUMAR. Fakir Sang Pencari

#RainbowProject: ORANGE. A Way To Sunset NULIS BUKU CLUB PALEMBANG NULIS BUKU CLUB UNIVERSITAS SRIWIJAYA

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TATA IBADAH KELUARGA GABUNGAN GPIB Jemaat IMMANUEL di DEPOK Rabu, 2 Desember 2015 MENGHADAP TUHAN

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

Pintu I. Layung kemuning

C.I.N.T.A. Persembahan penuh cinta dari : EKA SURYANI. Sebuah kumpulan puisi penghilang penat

Primer Amor. One could fall in love many times during the course of lifetime, but the first rush of love always holds a special place in our hearts

VISART GLOBAL MEDIA Visart Films Visart Acting School Visart Books

Simoan DELAPAN SIMOAN

Korean Chingu. Korean Chingu s Fandoom! Penerbit Korean Chingu Publishing

PEMBACA PUISI. Karya Chairil Anwar. Untuk neneknda

Sajak Persembahan. Kepada Ayah-Bunda

Tak Ada Malaikat di Jakarta

Puisi PUISI. wie0689 Puisi Copyright Darwisyah Nasution

TERIMAKASIH BUAT : Allah SWT yang telah menciptakan manusia dalam wujud yang sempurna, tetapi tetap saja jauh dari kesempurnaan.

Pagi kembali, senja menanti Si adik lahir, yang lain pergi Aku tak tahu mengapa ada yang pergi tak kembali Kata Ibu, yang pergi menjadi kenangan

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Penerbit Nulisbuku.com

Dimas Dewa. Sajak Satu tm

Transkripsi:

Antologi BERDANSA DI BAWAH SELIMUT ALIYA Author: Sahid Salahuddin Tercetak di Jakarta, 2011 Passulu Publisher Editor: Sahid Salahuddin Proofreader: WACANA (Warna Cahaya Pena) Copyright 2011 by Sahid Salahuddin Cover illustration by Dwi Windarti Dicetak pertama kali pada Februari 2011 via www.nulis buku.com

Lebih Dekat Dengan Penulis SAHID SALAHUDDIN, dilahirkan di Makassar (sebelumnya bernama Ujung Pandang), 23 Agustus 1981. Sejak September 2001, ia telah mendiami ibukota negara, DKI Jakarta, sampai sekarang. Mendalami ilmu kimia sebagai pendidikan formalnya, tak mengurangi kecintaannya kepada kesusastraan. Sejak SMA, Penulis telah menulis banyak puisi. Yang sangat disesalinya, ia tak mendokumentasikan puisi-puisi yang ditulisnya selama rentang waktu itu. Kini, lembaran-lembaran itu tak tahu ada di mana. Beruntung, Penulis masih menemukan beberapa di antaranya. Tak ingin mengulang kesalahan yang sama, puisi yang masih bisa diselamatkannya, kini terdokumentasi dengan sangat baik. Tahun 2009, adalah era baru dalam perkembangan menulisnya. Penulis berhijrah, dengan mencoba mengarang cerpen. Tak pelak, hal ini mengharuskannya untuk mendalami plot, point of view, karakterisasi, setting feelings, mapping mind, dan sebagainya, yang sebelumnya, semua itu tak ditemuinya ketika menulis puisi. Awalnya, memang timbul penolakan. Usahanya untuk menekuni dunia cerpen, tak berjalan mulus, sampai ia menemukan jalan tengah, sebagai transisi, dari puisi menuju ke cerpen. Jalan tengah itu, ialah: mempuisikan

cerpen. Dengan cara itu, Penulis bisa mengatasi kesulitan adaptasinya akan dunia cerpen. Dan, itu berjalan dengan baik, hingga Penulis menemukan kenyamanannya dalam mengarang cerpen. Di luar ekspektasinya, di sanalah ia menemukan karakter/ciri khas, yang kian memperkukuhnya untuk terus memproduksi cerpen. Tak puas sampai di situ, sepanjang tahun 2010, Penulis merasa perlu menguji kemampuannya. Cerpen-cerpen yang ditulisnya, ia ikut sertakan dalam berbagai lomba atau sayembara kepenulisan. Lewat Selengkung Pelangi Surga, menempatkannya sebagai finalis dalam Sayembara Menulis yang diadakan oleh sebuah radio ibukota, i-radio 89,6 FM Jakarta. Sayembara itu dihelat di tiga kota besar: Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Sebagai finalis, Penulis diundang on air pada acara Senandung Cinta, langsung dari ruang siarnya, yang berlokasi di Gedung Sarinah, Thamrin- Jakarta Pusat. Selebihnya, terbukukan dalam antologi-antologi bersama, yang insya Allah pada tahun 2011 ini akan naik cetak. Di antaranya: Taman Firdaus Yang Hilang (antologi Save Palestine: Tentang Sebuah Cinta Yang Lirih), Di Bawah Tiang Bendera (antologi Persembahan Kupu-Kupu). Sempat juga menempatkan puisinya sebagai pemenang ke-3, lewat Sampai Tuhan Dengar. Sebelum Salju Terakhir, dianugerahi sebagai cerpen favorit Lomba

Menulis Cerpen Remaja Rohto 2010. Dan, Jurus Comblang No. 1, termuat di Majalah STORY. Semoga, buku antologi yang ada di tangan Anda kini, mendapat tempat di hati Anda, dan para Pembaca sekalian. Untuk menjalin komunikasi/pertemanan, silakan di akun Facebook: Sahid Salahuddin. Jika Anda menyukai buku ini, referensikanlah kepada saudara, sahabat, kerabat, dan orang-orang terdekat di sekitar Anda. Sebaliknya, jika Anda tidak berkenan, sampaikan kritik Anda via akun Facebook Penulis, yang tersebut di atas.

Rangkaian Cerita Cahaya Bulan 11 (Puisi prolog: Gelas Purnama) Dalam Senja Ku Menanti 25 (Puisi prolog: Pilihan Senja) Perempuan Di Parkiran Blok D 30 (Puisi prolog: Epilog Lukisan Hati) Tentang Kemarau Dan Ujung Sepatu Yang Berdebu 42 (Puisi prolog: Negeri Kemarau) Sebelum Salju Terakhir 48 (Puisi prolog: Abstrak) Kereta Masa Depan 63 (Puisi prolog: Winter Solstice) Berdansa Di Bawah Selimut Aliya 71 (Puisi prolog: Temaram) Air Mata Keabadian 83 (Puisi prolog: Serunai Hati Kuntum dan Bara) Lo[Ve]Ra 93 (Puisi prolog: Kepadamu Cinta) Bulan Suri Di Ufuk Rembang 109 (Puisi prolog: Aku Ini Bisa Apa?)

Untuk Cahaya Mata kami: Nuria Belvanara (Setidaknya, baru nama itu yang sempat kami pikirkan untuk Bidadari Kecil kami )

satu Malam itu indah Ia serupa perawan dalam selubung ayat-ayat suci Ia pemecah cahaya gelas purnama Jika tak ada ia, siapakah lagi yang kan menidurkan letih? Yang mendengkurkan penatnya laju waktu dari pelukan detik yang tak berjeda? (Gelas Purnama, 24 januari 2011)

Sebelum Salju Terakhir KAU BENAR, STAM, London ketika winter benar-benar beku. Berulang kali tubuh tropisku menggigil. Bibirku kaku. Engah napasku kepulkan uap putih. Sepanjang apa yang ku lihat, semuanya menjadi putih. Cukup jauh sudah ku berjalan susuri trotoar. Dua garis panjang tercetak di lapisan salju, di belakangku jejak dua ban kecil dari tas kabin yang ku seret. Bunyinya berdecit. Jalanan sepi. Dahan-dahan pohon yang gundul digantungi salju-salju lembut hingga melebat. Tiupan angin menjatuhkannya sebagian ke bawah. Langkahku terhenti di depan sebuah rumah bercat abu-abu. Ku cocokkan alamatnya dengan alamat yang tertulis dalam buku diaryku. Semua cocok. Bagai berada di sebuah persimpangan waktu, aku ragu memilih antara mengetuk pintu rumah itu atau tidak sama sekali. Tanganku gemetaran, tapi bukan karena kedinginan. Kakiku melemas, bukan karena kelelahan. Wajahku menghangat. Jantungku yang menghentak cepat memekatkan kepulan uap putih menutupi pias wajahku. Bimbang. Beberapa menit yang berlalu, ku hanya mematung sambil menatap pintu rumah itu. Pintu rumahmu, Stam Seperti apakah wajahmu kini, my shappire stone? Rinduku mencuat.