BAB V PENUTUP. Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

DAFTAR ISI INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. ini. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, industri pariwisata

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

STUDI EVALUASI KINERJA PENGELOLAAN KAWASAAN MARGARAYA DAN MARGASATWA TINJOMYO - SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh : LUTFI HANIFAH L2D

BAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan,

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Tempat-tempat wisata di kota ini selalu ramai dikunjungi wisatawan

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

Menjadikan Kutai Kartanegara Sebagai Daerah Tujuan Wisata dengan Berbasis Budaya Lokal

Rizky Ananda, 2014 PENGARUH EVENT MARKETING ATRAKSI WISATA DALAM MENCIPTAKAN REVISIT INTENTION WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN BELITUNG TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN OBYEK WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR. Oleh: BEKTI PRIHASTUTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 29 SERI D

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

1. Karakter kota yang kuat yang mendukung citra kota sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi alam, sosial, maupun budaya. Kuta yang teletak di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB V PENUTUP. pada masa ini namun juga bagaimana kemanfaatannya pada masa mendatang. ekonomi sebagai tujuan utama pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan ananalisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable Tourism Development maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai wisata dari aset wisata perlu ditingkatkan dengan meningkatkan aktivitas wisata dan atraksi wisata seperti atraksi hewan bagi pengunjung. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya. 3. Daya tarik utama TMSBK terletak pada lokasi dan faktor keamanannya. 4. Untuk saat ini keterkaitan (linkages) terhadap masyarakat sekitar belum termanfaatkan maksimal. Untuk itu perlu pemberdayaan dan meningkatkan inovasi masyarakat terhadap produk lokal untuk mengantisipasi munculnya leakages dikemudian hari. 5. Penambah sarana dan fasilitas diperlukan untuk menunjang kelestarian satwa dan meningkatkan pengalaman berkunjung wisatawan. 6. Berdasarkan matriks internal- internal, TMSBK Bukittinggi berada pada kuadran V yang berarti strategi alternatif yang cocok saat ini adalah strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba). 80

7. Berdasarkan analisis matriks SWOT maka strategi pengembangan berdasarkan konsep sustainable tourism development adalah sebagai berikut: Strategi SO 1. Meningkatkan pengalaman berkunjung wisatawan melalui pengadaan atraksi hewan dan penambahan kegiatan wisata lainnya. 2. Menjual produk lokal yang kreatif dan inovatif disekitar lokasi. 3. Bekerjasama dengan agen perjalanan baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri. 4. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah. 5. Meningkatkan kerja sama dengan kebun binatang lain dalam bentuk pertukaran aset satwa. Strategi WO a) Mengadakan pelatihan rutin kepada karyawan lama. b) Mengikutsertakan stake holder seperti masyarakat dan wisatawan itu sendiri untuk rencana pengembangan yang lebih efektif. c) Merekrut SDM yang potensial dan qualified. d) Meningkatkan kerja sama dengan travel agent, hotel dan restoran sekitar lokasi. e) Meningkatkan keamanan di dalam lokasi khususnya penjagaan pada pelanggaran yang dilakukan wisatawan terhadap satwa dan fasilitas. Strategi ST 81

a) Mempertahankan citra TMSBK. b) Mempertahankan tingkat keamanan. c) Memaksimalkan penggunaan dana retribusi untuk pengembangan. d) Menambah daya tarik melalui kreasi produk lokal. Strategi WO a) Menjaga stabilitas lingkungan. b) Relokasi kantin dan restoran pada lokasi yang lebih jauh dari kandang. 5.2. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu peneliti berharap kekurangan tersebut dapat dilengkapi oleh penelitian-penelitian setelahnya. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Analisis data dan interpretasi data dalam penelitian ini adalah berdasarkan data kualitatif yang diperoleh dilapangan. Informasi dan keterangan dideskripsikan dalam bentuk tulisan-tulisan. Dalam menganalisis semua indikator sebetulnya juga diperlukan analisis kuantitatif sebagai perbandingan. 2. Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini masih sebagian dari keseluruhan yang seharusnya terlibat. 3. Wisatawan yang dilibatkan menjadi informan merupakan wisatawan nusantara karena pada selang waktu melakukan penelitian, wisatawan yang ditemui kebanyakan wisatawan yang berasal dari dalam Sumatera Barat dan provinsi sekitarnya. 82

5.3. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian diatas maka keberadaan aset wisata merupakan salah satu hal utama yang membuat motivasi berkunjung wisatawan. Selanjutnya didukung oleh tingkat keamanan dan harga tiket masuk. Oleh karena itu pemerintah selaku pengelola perlu untuk memperhatikan pengembangan aset guna meningkatkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan. Faktor keamanan yang diperhatikan bukan hanya dari segi wisatawan tapi juga bagi satwa yaitu dengan cara meningkatkan pengawasan pada wisatawan yang melanggar seperti melempari dan memberi makan satwa. Pemerintah juga perlu meningkatkan koordinasi dengan masyarakat disamping juga memberikan pelatihan untuk memaksimalkan peluang yang tercipta dari pengembangan TMSBK ke depannya. Faktor internal dan eksternal dalam SWOT juga perlu dibuat berdasarkan indikator lain yang sesuai dengan konsep pariwisata untuk mendapatkan perbandingan hasil penelitian yang lebih baik. 5.4.Saran a. Bagi Pemerintah : Setelah adanya penelitian ini peneliti berharap bahwa pengembangan TMSBK menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk dikembangkan. Mengingat Bukittinggi adalah Kota Wisata maka sudah seharusnya obyek wisata ini diperhatikan karena menyumbang PAD yang cukup 83

besar bagi Bukittinggi. Citra TMSBK sebagai kebun binatang tertua dan koleksi terlengkap perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan pemaksimalan penggunaan aset wisata dan penambahan atraksi wisata. b. Bagi wisatawan Dalam hal ini kesadaran wisatawan diperlukan karena efek buruk yang ditemui wisatawan di lokasi bukan sepenuhnya kesalahan pengelola. Karena masih banyak wisatawan yang tidak taat peraturan seperti melempari hewan dan merusak fasilitas lainnya. c. Penelitian selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat membuat penelitian dengan menggunakan indikator penelitian ini secara lebih mendalam untuk mendapatkan hasil yang lebih terfokus. 84