Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi dan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior Pekerja (Studi Kasus PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode RCA (Fishbone Diagram Method And 5 Why Analysis) di PT. PAL Indonesia

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

Analisa Unsafe Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: A-510

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung)

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT ASPEK-ASPEK KESELAMATAN KERJA PADA MESIN BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. COCA-COLA BOTLING INDONESIA. Disusun Oleh :

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencegahan kecelakaan..., Ajub Paddy, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI TAHUN 20011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. produk yang akan dihasilkan untuk memenuhi persaingan pasar. Dalam masalah

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI INDUSTRI BATIK (STUDI KASUS DI INDUSTRI BATIK GT LAWEYAN SURAKARTA)

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I KONSEP PENILAIAN


USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

PERTEMUAN #6 PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

1 Universitas Esa Unggul

Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero)

ABSTRAK I. PENDAHULUAN

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

Transkripsi:

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja (Studi Kasus : PT.DPS) Danis Maulana 2507.100.101 Dosen Pembimbing Ir.Sritomo Wignjosoebroto M.sc

TUJUAN PENELITIAN PERUMUSAN MASALAH RUANG LINGKUP PENELITIAN LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Manfaat Penelitian

LATAR BELAKANG Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2009 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) terdapat 54.398 kasus kecelakaan kerja di Indonesia, hal ini disebabkan kurangnya jumlah pengawas perkerjaan

Research Background (2) Perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan sesuai dengan Pasal 87 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 SMK3 tidak cukup dipunyai oleh suatu perusahaan, karena masalah yang sering dijumpai di lapangan terutama di lantai produksi adalah bagaimana meningkatkan safety behavior dari pekerja, agar pekerja memiliki kesadaran terhadap lingkungan sekitar terutama dirinya sendiri

Research Background (3) Tingkat Kecelakaan TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010 2011* TOTAL Ringan 4 0 3 4 0 4 15 Sedang 10 4 10 2 4 6 36 Berat 9 2 3 1 1 0 16 Meninggal 2 0 0 0 2 0 4 TOTAL 25 6 16 7 7 10 71 Tingginya kasus kecelakaan kerja diakibatkan kecenderungan pekerja untuk bekerja tidak aman seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat melakukan pekerjaannya, hal ini juga yang berkaitan dengan behavior yang dimiliki oleh pekerja tersebut. Jumlah Kecelakaan 6 5 4 3 2 1 0 2 4 6 5 Grafik Kecelakaan Kerja Tahun 2006 s/d 2010 Berdasarkan Jenis Kecelakaan 1 1 1 1 1 0 3 0 2 2 0 0 1 1 2006 2007 2008 2009 2010 4 1 1 0 0 2 1 Terjepit Terpeleset Terjatuh Tertimpa Terluka

Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk mengurangi Unsafe Behavior pekerja di PT Dok dan Perkapalan Surabaya.

Tujuan Penelitian 1 2 Mengidentifikasi penyebab dan jenis unsafe behavior pekerja Evaluasi SMK3 perusahaan dari segi behavior pekerja

Tujuan Penelitian 3 Alternatif perbaikan kepada SMK3 perusahaan

Ruang lingkup penelitian Batasan Asumsi Penelitian dilakukan pada Area kerja Kapal (proses repair dan bangunan baru) Penelitian dilakukan pada jam kerja 07:00-16:00 Data kecelakaan kerja yang digunakan adalah tahun 2006-2010 Pekerja melakukan pekerjaan secara normal

manfaat Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu PT DPS dapat menekan terjadinya kasus kecelakaan kerja yang disebabkan kelalaian pekerja yang cenderung berperilaku tidak aman

CHAPTER II TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Manusia, Mesin dan Pekerjaanya Undangundang Keselamatan dan Kesehatan Ergonomi K3 Unsafe Behavior Root Cause Analysis Behavioral Safety Alat Pelidung Diri (APD)

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN Observasi Awal Penentuan Obyek Penelitian Identifikasi dan Perumusan Penetapan Tujuan Studi Pustaka Behavioral Safety Unsafe Behavioral Safety Interaksi Manusia Mersin dan Pekerjaannya Ergonomi K3 Root Cause Analysis Alat Pelidung diri A Tahap Identifikasi awal penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Tingkat Kecelakaan TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010 2011* TOTAL Ringan 4 0 3 4 0 4 15 Sedang 10 4 10 5 4 6 Berat 9 2 3 2 1 0 17 39 Meninggal 2 0 0 1 2 0 TOTAL 25 6 16 12 7 10 76 5

Grafik Kecelakaan Kerja Tahun 2006 s/d 2010 Berdasarkan Jenis Kecelakaan 6 6 5 5 Jumlah Kecelakaan 4 3 2 2 4 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2006 2007 2008 2009 2010 Terjepit Terpeleset Terjatuh Tertimpa Terluka

2 Lama Bekerja Pekerja Organik 7 8 < 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun 13

Indetifikasi lokasi dan unsafe behavior LOKASI KEJADIAN TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010 Total Kuisioner Kapal 22 4 14 6 4 50 Dok Apung 2 2 2 5 1 12 Bengkel 1 0 0 1 2 4 Luar Bengkel 0 0 0 0 0 0 TOTAL 25 6 16 12 7 66 Unsafe Behavior Organik Sub kontraktor Total Bergurau 6 1 7 Tidak Memakai APD 17 20 37 Merokok 5 2 7 Memakai Alat yang tidak Standard 2 7 9 Meletakan Perlalatan Sembarangan 10 3 13 TOTAL 30 30 60

Unsafe action

Unsafe condition

Pareto

RCA WHY 1 WHY 2 WHY 3 WHY 4 WHY 5 WHY 6 WHY 7 tidak semua area wajib masker peraturan dari perusahaan Stok terbatas Unsafe behavior tidak memakai APD (sarung tangan,sepatu safety, masker,dll) Tidak memakai kacamata safety Tidak nyaman harga kacamata cepat pusing yang mahal cepat buram anggaran belum memadai mesin menghasilkan panas mesin las yang menghasilkan panas lingkugan kerja yang panas blower tidak mampu mendinginkan badan Sirkulasi udara kurang Selang plastik sobek tempat kerja didalam badan kapal yang tertutup kualitas kacamata yang tidak baik Harga kacamata safety mahal anggaran belum mencukupi

RCA WHY 1 WHY 2 WHY 3 WHY 4 WHY 5 Mesin menghasilkan panas mesin las yang menghasilkan panas Unsafe behavior tidak memakai APD (sarung tangan,sepatu safety, masker,dll) Tidak memakai memakai sarung tangan Mengurangi gerak Tidak nyaman Lingkungan kerja yang panas blower tidak mampu sarung tangan kotor mendinginkan badan Sirkulasi udara kurang selang plastik sobek sarung tangan terbuat dari kain tempat kerja didalam badan kapal

RCA WHY 1 WHY 2 WHY 3 WHY 4 WHY 5 Unsafe behavior tidak memakai APD (sarung tangan,sepatu safety, masker,dll) Tidak memakai Sepatu Stok terbatas Tidak nyaman Harga sepatu yang mahal Desain Sepatu Belum ada kebijakan Anggaran belum memadai Terdapat plat besi didalam sepatu Berat Sol sepatu yang besar

WHY 1 WHY 2 WHY 3 Unsafe behavior tidak memakai APD (sarung tangan,sepatu safety, masker,dll) Tidak memakai Masker Stok terbatas Tidak nyaman tidak semua area Masker kain wajib masker WHY 4 WHY 5 pekerja membeli sendiri anggaran belum memadai cepat kotor lingkugan kerja kotor dekat air sulit memakainya terdapat tali Perlu dua orang untuk memasang RCA Root cause analysis

Unsafe Action 1 1. Pekerja tidak menggunakan sarung tangan ketika berada di area kerja wajib APD yang dapat berisko terluka pada bagian telapak tangan hingga jari terputus 2. Sepatu yang yang digunakan pekerja hanya sepatu boot biasa, bukan sepatu safety yang standard yang terdapat karet yang anti slip dan listrik serta besi pelindung di ujung jari kaki dan belakang kaki. Resiko yang terjadi kaki bisa cidera tertimpa benda tumpul yang berat 3. Pekerja tidak mengunaka tali pengaman ketika di berada scaffolding di ketinggian 12 meter. Resiko kematian dan patah tulang apabila pekerja terjatuh kebawah

Saran mitigasi Pekerja mengunakan sarung tangan sesuai dengan standard perusahaan dimana untuk pekerja selain bagian las menggunakan sarung tangan kain Pemberian papan pengumuman yang reflektif dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang, sehingga mudah dibaca pekerja

Unsafe Action 2 Pekerja berhenti untuk melihat sesuatu terlihat pekerja tidak menggunakan safety helmet, dilokasi tersebut terlihat craine sedang membawa barang yang berpotensi pekerja tertimpa benda asing yang berakibat cedera pada kepala.

Saran mitgasi Pekerja menggunakan APD yang sesuai peraturan yang berlaku dimana pada unsafe action ini pekerja wajib menggunakan safety helmet.

Unsafe action 3 Pekerja kedua melakukan posisi memanggul pekerja satu untuk mencapai terminal oksigen yang berpotensi pekerja terjatuh yang berakibat resiko patah tulang. Terdapat tempat pijakan yang berupa kaleng sisa cat yang untuk membantu pekerja kedua mencapai terminal oksigen yang berpotensi pekerja terpeleset atau terjatuh yang berakibat resiko patah tulang.

Saran mitigasi Peletakan terminal gas yang lebih sesuai dengan postur pekerja pria dewasa yang memiliki tinggi badan 165-175 cm Terdapat selang perpanjangan untuk selang oksigen dan gas,sehingga mudah dijangkau pekerja.

Unsafe action 4 Pekerja tidak menggunakan safety helmet yang potensi terjadi kecelakaan kerja yaitu tertimpuk benda asing yang berakibat cedera kepala Pekerja tidak menggunakan sarung tangan berpotensi cedera pada tangan Pekerja melepas sepatu safety yang berpotensi pekerja cedera pada kaki

Saran mitigasi Pemberian papan pengumuman yang reflektif dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang, sehingga mudah dibaca pekerja Kontrol pekerja dari departemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Kesimpulan Pada kondisi sekarang, unsafe behavior pekerja yang sering terjadi adalah kurangnya kesadaran pekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) SMK3 perusahaan kurang tegas dalam penerapan Sistem Manajemen K3 terutama diarea Kapal Secara keseluruhan perancangan Alternatif perbaikan yang berupa saran mitigasi dan safety procedure perlu direalisasikan untuk menekan unsafe behavior pekerja

Saran Membutuhkan studi lanjutan terkait dengan efektifitas peran safety procedure yang dihubungkan dengan kesiapan organisasi atau sumber daya manusia sebagai objek dari behavior pekerja Memerlukan integrasi dengan sistem manajemen perusahaan dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

DAFTAR PUSTAKA Cooper, DM. 2007. What is Behavioral Safety?.diakses 9 Agustus 2011 dari situs www.behavioural-safety.com. Behaviouralsafety.2009. The Psychology of Behavioral Safety. diakses 2 Agustus 2011 dari situs www.behavioural-safety.com. Cooper,DM. 1994. Implementing The Behaviour-Based Approach: A Practical Guide. The Health And Safety Practice. Miner,JB. 1992. Industrial And Organizational Psychology. Mc. Graw Hill. USA Muchinsky, PM. 1987. Psychology Applied to Work. Chicago: Dorsey Press. Rooney,j.j & Heuve,l.n.v (2004) Root Cause analysis for Beginners. Suizer Azaroff, B. 1999. Safer Behavior; Fewer Injuries. 2 Agustus 2011 dari situs www.behavior.org

DAFTAR PUSTAKA U.S Departemen of labor & Industries, ( 2003), State Washington UUD Tahun 1945 pasal 27 UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang No. 13 tahun 2003