INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany

dokumen-dokumen yang mirip
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

accessible restroom ACUAN DESAIN KAMAR MANDI ACCESSIBLE RESTROOM

BAB III LANDASAN TEORI. diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan

Putih Abu Hitam Coklat

LAMPIRAN. : Hangat/putih, netral K. Lukisan pada umumnya dipasangkan di sepanjang dinding ruang pameran atau

KAJIAN REFERENSI. 1. Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dalam Bangunan Gedung

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA


DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

Laporan Monitoring. Aksesibilitas Lingkungan Fisik Balai Desa Plembutan. Sumiyati (Disabilitas)

BAB II KAJIAN TEORI 1.9 Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Standar Etika 2.1 (Tata Laku)

Pengembangan RS Harum

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

Bab IV Analisa Perancangan

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 6. Figure 6. 1 Denah Opened-Gallery. sumber: Analisis Penulis, 2016 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN Kesimpulan Review Evaluatif Klien atau Pengguna atau Peserta Seminar

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

Komentar, Kritik dan Saran dari Diskusi Sidang Tugas Akhir (13 Juli 2011)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

LAMPIRAN. Peta Curah Hujan Kabupaten Magelang

PENGARUH INTERIOR RUANG BELAJAR DAN BERMAIN TERHADAP KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK ANAK DI TK NEGERI PEMBINA MALANG

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian


DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

BAB VI HASIL RANCANGAN.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR...

KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU

LAMPIRAN. xvi. Gb. Peta Pariwisata Kota Semarang. Sumber :

1.3.Tujuan dan Sasaran Lingkup Bahasan 5

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

BAB V ANALISIS Pengantar

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

DESAIN INTERIOR I One Room Apartment

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

1.Kelengkapan data dan sumber 2.Ketepatan jawaban 3.Keruntutan alur pikir. Ceramah Observasi

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

Transkripsi:

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY HOLME scompany

R U A N G STANDAR D P ERANCANGAN... Ruang yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang menyediakan area-area aktivitas tersendiri yang meliputi entry zone, messy zone, active zone, dan quiet zone (Olds, 2001:349). Penggunaan unsur-unsur interior tidak boleh terlalu dominan terhadap unsur lainnya melainkan seimbang atau sesuai prinsip-prinsip perancangan interior, supaya tidak menimbulkan kekacauan di dalam ruangan (Laksmiwati, 1989). Unsur-unsur perancangan tersebut meliputi garis, bentuk, motif, tekstur, ruang, warna, penerangan, akustik, dan bahan. Adapun prinsip-prinsip perancangan interior meliputi harmoni atau keselarasan, proporsi, keseimbangan, irama, dan titik berat. Penghawaan dan Pencahayaan Karena aktivitas aktif yang dilakukan pada umumnya akan menghasilkan kalor dan suasana gerah yang lebih pada pelakunya, maka aspek sirkulasi udara dan pasokan udara segar di dalam ruang membutuhkan perhatian yang lebih. Pasokan udara segar yang dibutuhkan akan lebih banyak dibandingkan dengan ruang-ruang yang mewadahi aktivitas pasif. Meskipun demikian antisipasi terhadap cuaca buruk seperti angin yang terlalu kencang dan dingin yang berlebih karena hujan juga perlu dipertimbangkan. Aspek utama yang mendukung sirkulasi udara yang lancar dan jaminan pasokan udara alami yang cukup adalah dimensi, dan letak bukaan. Semakin besar bukaan maka akan semakin besar kemungkinan udara yang masuk. Sedangkan posisi dan letak antar bukaan akan mempengaruhi sirkulasi dan pergerakan udara. Pada umumnya aktivitas pasif memerlukan tingkat konsentrasi dan ketelitian yang lebih sehingga faktor cahaya akan sangat mempengaruhi. Dengan demikian yang lebih dibutuhkan pada aktivitas yang bersifat pasif pada umumnya adalah ketersediaan cahaya yang mencukupi untuk mendukung aktivitas yang dilakukan. Intensitas cahaya yang cukup dapat diperoleh dengan menggunakan pencahayaan alami atau buatan (artificial lighting). Jika memungkinkan, sebaiknya tetap mengoptimalkan sumber pencahayaan matahari. Selain akan lebih efisien dalam biaya operasional, cahaya matahari pada kondisi tertentu juga baik terhadap pertumbuhan anak. Ukuran teknis cahaya dan sarana lampu untuk penerangan interior TK dan SD bertaraf internasional harus memenuhi kriteria pada tabel berikut: Zona Perpustakaan Zona ini merupakan area yang mewadahi aktivitas belajar mengajar nonklasikal. Di dalam area ini diwadahi berbagai metode pembelajaran terhadap anak dengan berbagai karakter yang harus didukung dengan kondisi ruang tertentu. Karena aktivitas utama yang berada di dalamnya masih berupa kegiatan belajar-mengajar, maka sebaiknya lokasi area ini juga berada di area dalam sehingga cukup mendukung privasi dan keterbatasan akses terhadap lingkungan luar sekolahan. Area ini sebaiknya terletak cukup dekat dan memiliki akses yang mudah dari dan ke arah zona kelas mengingat kedekatan aktivitas diantara keduanya. Optimalisasi pencahayaan alami dipengaruhi oleh dimensi bukaan dan arah bukaan (orientasi bangunan). Yang dibutuhkan dalam hal ini adalah pasokan cahaya matahari. Sedangkan panas yang dihasilkan oleh matahari tidak dibutuhkan karena akan memberikan efek yang negatif terhadap kondisi thermal sebuah ruangan. Pengkondisian ruang dengan model seperti di atas selain dapat mendukung aktivitas yang ada di dalamnya juga dapat dijadikan media pembelajaran tersendiri. Anak dapat mengenal lingkungannya melalui bangunan, dan kondisi iklim serta cuaca yang ada di sekitarnya.

R U A N G STANDAR D P ERANCANGAN... Desain Ruang kelas dan Belajar Beberapa persyaratan teknis ruang kelas : a. luas ruangan kelas harus mampu menampung bebagai aktivitas pembelajaran yang ada di dalamnya. Untuk SD atau TK Internasional dengan kapasitas maksimal 24 siswa dengan dibimbing oleh 2 (dua) orang guru, maka luas bangunan ruang kelas minimal berukuran 8 x 9 m atau 72 m2 sudah termasuk tempat guru mengajar, sirkulasi dan penempatan perabot serta peralatan pendukung pembelajaran. b. Volume udara dalam ruang kelas harus cukup, sehingga untuk ruang seluas 72 m2 ketinggian langit-langit minimal adalah 3,5 m. c. Penerangan atau pencahayaan dalam ruang kelas harus cukup, sehat, dan nyaman untuk segala kegiatan di dalamnya. Dengan pertimbangan efisiensi, maka untuk penggunaan di siang hari, harus diupayakan menggunakan sistem penerangan alami. Tujuan pencahayaan alami adalah untuk mendapatkan cahaya matahari yang cukup tanpa menimbulkan gangguan panas dan kesilauan. Untuk itu, maka perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Langit harus dapat dilihat oleh orang yang duduk dekat dengan jendela 2. Luas jendela (kaca) minimal 20% dari luas lantai 3. Ambang atas jendela dipasang minimal 30 cm dari langait-langit. 4.Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu tajam, bangunan ruang kelas sebaiknya memiliki orientasi memanjang ke arah timur-barat. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan, maka pada jendela harus dipasang tirai penutup yang transparan, yang dapat difungsikan untuk mengurangi efek panas dan penyilauan. 5. Penerangan atau pencahayaan buatan dengan lampu digunakan pada waktu pencahayaan alami berkurang, agar ruangan kelas mendapat penerangan yang cukup, sehat, dan tidak melelahkan mata serta tidak mempercepat kemunduran daya penglihatan. Ramp Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Persyaratan teknis fasilitas ramp pada TK dan SD bertaraf internasional yaitu: 1. Kemiringan ramp di dalam banguna tidak lebih dari 7, perhitungan tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran ramp (curb ramps/landing). 2. Panjang mendatar ramp dengan kemiringan 7 tidak boleh lebih dari 9 meter. 3. Lebar minimum ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman, dan 120 cm dengan tepi pengaman. 4. Muka datar (bordes) awalan dan akhiran harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm 5. Permukaan datar awalan atau akhiran ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin di waktu hujan 6. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untuk menghalangi roda kursi roda agar tidak terperosok atau keluar jalur ramp 7. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu penggunaan di malam hari 8. Ramp harus dilengkapi pegangan rambatan (handrail) yang dijamin kekuatannya dan ketinggiannya yang sesuai STANDARD WARNA UNTUK RUANG BELAJAR ANAK Koridor Persyaratan teknis koridor pada TK dan SD bertaraf internasional yaitu: 1. Lebar koridor bangunan minimal 120 cm 2. Ketinggian bebas pada koridor minimal 220 cm yang diukur dari langitlangit ke lantai 3. Koridor harus dilengkapi tanda petunjuk yang jelas ke arah sarana jalan keluar 4. Lebar koridor yang berfungsi sebagai sarana jalan keluar minimal 180 cm

F U R N I T U R E STANDAR D P ERANCANGAN... Menurut Depdikbud (1992:9-12), perabot merupakan kebutuhan penting bagi penyelenggaraan TK. Jenis dan ukuran perabot disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pendidikan dan anak didik TK. Perabot-perabot (meja, kursi, rak untuk alat pendidikan, dan rak simpan untuk barang milik anak didik) tersebut hendaknya dicat dengan warna muda yang menarik atau dengan pelitur biasa. Adapun ukuran-ukuran perabot yang direkomendasikan yaitu: 1. Meja anak berukuran p = 120 cm, l = 75 cm, dan t = 47-50 cm. 2. Kursi anak berukuran p = 32-35 cm, l = 27-30 cm, dan t = 30 cm. 3. Rak untuk alat pendidikan berukuran p = 150 cm, l = 40 cm, dan t = 65 cm. 4. Rak simpan barang milik anak didik (loker) merupakan rak besar yang berkotak-kotak. Adapun ukuran tiap-tiap kotak tersebut, yaitu p = 30 cm, l = 30 cm, d = 35 cm, dan t = ± 100 cm (tiga tingkat). Tinggi meja tempat buku cerita yaitu 60 cm, sehingga sesuai dengan teori Olds (2001) tersebut. Adapun ukuran meja tersebut ditunjukkan pada gambar 3. Tinggi meja secara keseluruhan sesuai dengan tinggi jangkauan anak yang dijelaskan Ramsey (1994), bahwa tinggi jangkauan anak, rata-rata, yaitu 121 cm dan maksimal 133 cm, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4. Rak buku dipasang di dinding setinggi 25 cm dari permukaan lantai, sehingga tinggi susunan rak buku yang paling atas yaitu 115 cm Ukuran Tinggi meja yang dianjurkan yaitu 24 atau sekitar 60 cm (Olds, 2001). Meja tempat buku-buku cerita di area bahasa ini hanya digunakan untuk menempatkan buku cerita dan meja ini tidak memiliki kursi. Anak-anak yang ingin membaca buku cerita dapat memilih buku yang ada sambil berdiri. Tinggi rak buku, yaitu 120 cm dan terdiri dari empat susun, dengan tinggi setiap susun yaitu 30 cm. Ukuran tinggi rak buku sesuai dengan ukuran yang direkomendasikan oleh Olds (2001), bahwa tinggi maksimum sebuah rak yaitu 40-48 (1-1,2 m). Ukuran tinggi rak buku tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Depdikbud (1992:12), dengan ukuran tinggi yang direkomendasikan, yaitu 65 cm.

KONSEP exploration Pada dasarnya anak kecil memiliki sifat keingintahuan yang tinggi. Buku merupakan jendela ilmu pengetahuan, ruang baca menjembatani anak-anak untuk mau membaca,dan membuat anak - anak mengetahui lebih banyak hal, menemukan hal-hal yang baru dari buku yang ia baca, bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak lainnya. movement Dip-si dirancang untuk memfasilitasi aktivitas anak,yang cenderung banyak bergerak. Fungsi ruang dan sirkulasinya di desain sesederhana mungkin agar ruangan tidak terkesan kaku, sehingga anak-anak bebas beraktivitas. Namun area ruang kelas, kami berikan batasan ruang yang lebih jelas dibandingkan zona di sekitarnya. Kami juga menambahkan fasilitas toilet untuk anak kecil, yang mudah diakses, sehingga mereka terbentuk kebiasaan untuk hidup bersih dan sehat. exploration, movement and creativity. creativity kreativitas anak kami stimulasi melalui permainan warna yang kami terapkan pada dinding,furniture, dan lantai. furniture kami desain dengan mempertimbangkan aspek fleksibilitas, portabilitas, dan durabilitas.

TRANSFORMASI DESAIN... follow the deep... follow the move... follow the color... ANALOGY Kapal Selam: di dunia kelautan, kapal selam digunakan untuk mengeksplorasi dunia baru di bawah air, yang tadinya tidak bisa dilakukan, dengan kapal selam bisa dilakukan. Yang tadinya tidak terjamah, akhirnya bisa menemukan sesuatu yang baru. Ruang baca: buku merupakan jendela ilmu pengetahuan, ruang baca menjembatani anak-anak untuk mau membaca,dan membuat anak - anak mengetahui lebih banyak hal, menemukan hal-hal yang baru dari buku yang ia baca, bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak lainnya. LEVELLING LANTAI : pembedaan zonasi dengan leveling, terinspirasi dari palung. tujuan:menciptakan ruang yang fungsional tanpa sekat masiv. keuntungan: ruang tidak menjadi sempit karena tidak tersekat, lay out tetap flexibel, tetapi zona ruang tetap jelas. Memfasilitasi berbagai aktivitas anak: story telling, bermain bersama, belajar di kelas (TK), baca buku. Leveling, membuat anak nyaman membaca, karena memfasilitasi berbagai cara membaca anak - anak : tiduran, duduk lesehan, duduk di kursi, membaca bersama, mendengarkan teman yang membaca cerita.

TRANSFORMASI DESAIN... transformasi massa...

WARNA

DENAH area story telling / amphitheater mini ruang kelas toilet anak entrance dan rak sepatu levelling yang landai, untuk arena duduk lesehan dan interaksi anak rak buku/ sekaligus wastafel /area membiasakan cuci tangan

TAMPAK

POTONGAN..

DETAIL FURNITURE.. keunggulan: - mudah dibersihkan, - mudah untuk diringkas kursi bisa dimasukkan di bawah meja -setelah diringkas, meja menjadi berbentuk box yang mudah ditumpuk kalau butuh ruangan yang lebih luas.,

safety.. Levelling pada desain ini, tetap mempertimbangkan safety bagi anak-anak yang memakai ruangan ini. Dengan detail desain sebagai berikut : - Material lantai menggunakan karpet & tepi tangga dibuat melengkung ( menghindari tepi runcing yang membuat cedera) - Dengan ukuran antrede: 40 cm dan optrede: 15cm. - Perbedaan ketinggian juga dipertegas dengan perbedaan warna karpet.

PERSPEKTIF...

PERSPEKTIF...

PERSPEKTIF...

AKSONOMETRI...

AKSONOMETRI...