INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY HOLME scompany
R U A N G STANDAR D P ERANCANGAN... Ruang yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang menyediakan area-area aktivitas tersendiri yang meliputi entry zone, messy zone, active zone, dan quiet zone (Olds, 2001:349). Penggunaan unsur-unsur interior tidak boleh terlalu dominan terhadap unsur lainnya melainkan seimbang atau sesuai prinsip-prinsip perancangan interior, supaya tidak menimbulkan kekacauan di dalam ruangan (Laksmiwati, 1989). Unsur-unsur perancangan tersebut meliputi garis, bentuk, motif, tekstur, ruang, warna, penerangan, akustik, dan bahan. Adapun prinsip-prinsip perancangan interior meliputi harmoni atau keselarasan, proporsi, keseimbangan, irama, dan titik berat. Penghawaan dan Pencahayaan Karena aktivitas aktif yang dilakukan pada umumnya akan menghasilkan kalor dan suasana gerah yang lebih pada pelakunya, maka aspek sirkulasi udara dan pasokan udara segar di dalam ruang membutuhkan perhatian yang lebih. Pasokan udara segar yang dibutuhkan akan lebih banyak dibandingkan dengan ruang-ruang yang mewadahi aktivitas pasif. Meskipun demikian antisipasi terhadap cuaca buruk seperti angin yang terlalu kencang dan dingin yang berlebih karena hujan juga perlu dipertimbangkan. Aspek utama yang mendukung sirkulasi udara yang lancar dan jaminan pasokan udara alami yang cukup adalah dimensi, dan letak bukaan. Semakin besar bukaan maka akan semakin besar kemungkinan udara yang masuk. Sedangkan posisi dan letak antar bukaan akan mempengaruhi sirkulasi dan pergerakan udara. Pada umumnya aktivitas pasif memerlukan tingkat konsentrasi dan ketelitian yang lebih sehingga faktor cahaya akan sangat mempengaruhi. Dengan demikian yang lebih dibutuhkan pada aktivitas yang bersifat pasif pada umumnya adalah ketersediaan cahaya yang mencukupi untuk mendukung aktivitas yang dilakukan. Intensitas cahaya yang cukup dapat diperoleh dengan menggunakan pencahayaan alami atau buatan (artificial lighting). Jika memungkinkan, sebaiknya tetap mengoptimalkan sumber pencahayaan matahari. Selain akan lebih efisien dalam biaya operasional, cahaya matahari pada kondisi tertentu juga baik terhadap pertumbuhan anak. Ukuran teknis cahaya dan sarana lampu untuk penerangan interior TK dan SD bertaraf internasional harus memenuhi kriteria pada tabel berikut: Zona Perpustakaan Zona ini merupakan area yang mewadahi aktivitas belajar mengajar nonklasikal. Di dalam area ini diwadahi berbagai metode pembelajaran terhadap anak dengan berbagai karakter yang harus didukung dengan kondisi ruang tertentu. Karena aktivitas utama yang berada di dalamnya masih berupa kegiatan belajar-mengajar, maka sebaiknya lokasi area ini juga berada di area dalam sehingga cukup mendukung privasi dan keterbatasan akses terhadap lingkungan luar sekolahan. Area ini sebaiknya terletak cukup dekat dan memiliki akses yang mudah dari dan ke arah zona kelas mengingat kedekatan aktivitas diantara keduanya. Optimalisasi pencahayaan alami dipengaruhi oleh dimensi bukaan dan arah bukaan (orientasi bangunan). Yang dibutuhkan dalam hal ini adalah pasokan cahaya matahari. Sedangkan panas yang dihasilkan oleh matahari tidak dibutuhkan karena akan memberikan efek yang negatif terhadap kondisi thermal sebuah ruangan. Pengkondisian ruang dengan model seperti di atas selain dapat mendukung aktivitas yang ada di dalamnya juga dapat dijadikan media pembelajaran tersendiri. Anak dapat mengenal lingkungannya melalui bangunan, dan kondisi iklim serta cuaca yang ada di sekitarnya.
R U A N G STANDAR D P ERANCANGAN... Desain Ruang kelas dan Belajar Beberapa persyaratan teknis ruang kelas : a. luas ruangan kelas harus mampu menampung bebagai aktivitas pembelajaran yang ada di dalamnya. Untuk SD atau TK Internasional dengan kapasitas maksimal 24 siswa dengan dibimbing oleh 2 (dua) orang guru, maka luas bangunan ruang kelas minimal berukuran 8 x 9 m atau 72 m2 sudah termasuk tempat guru mengajar, sirkulasi dan penempatan perabot serta peralatan pendukung pembelajaran. b. Volume udara dalam ruang kelas harus cukup, sehingga untuk ruang seluas 72 m2 ketinggian langit-langit minimal adalah 3,5 m. c. Penerangan atau pencahayaan dalam ruang kelas harus cukup, sehat, dan nyaman untuk segala kegiatan di dalamnya. Dengan pertimbangan efisiensi, maka untuk penggunaan di siang hari, harus diupayakan menggunakan sistem penerangan alami. Tujuan pencahayaan alami adalah untuk mendapatkan cahaya matahari yang cukup tanpa menimbulkan gangguan panas dan kesilauan. Untuk itu, maka perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Langit harus dapat dilihat oleh orang yang duduk dekat dengan jendela 2. Luas jendela (kaca) minimal 20% dari luas lantai 3. Ambang atas jendela dipasang minimal 30 cm dari langait-langit. 4.Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu tajam, bangunan ruang kelas sebaiknya memiliki orientasi memanjang ke arah timur-barat. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan, maka pada jendela harus dipasang tirai penutup yang transparan, yang dapat difungsikan untuk mengurangi efek panas dan penyilauan. 5. Penerangan atau pencahayaan buatan dengan lampu digunakan pada waktu pencahayaan alami berkurang, agar ruangan kelas mendapat penerangan yang cukup, sehat, dan tidak melelahkan mata serta tidak mempercepat kemunduran daya penglihatan. Ramp Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Persyaratan teknis fasilitas ramp pada TK dan SD bertaraf internasional yaitu: 1. Kemiringan ramp di dalam banguna tidak lebih dari 7, perhitungan tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran ramp (curb ramps/landing). 2. Panjang mendatar ramp dengan kemiringan 7 tidak boleh lebih dari 9 meter. 3. Lebar minimum ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman, dan 120 cm dengan tepi pengaman. 4. Muka datar (bordes) awalan dan akhiran harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm 5. Permukaan datar awalan atau akhiran ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin di waktu hujan 6. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untuk menghalangi roda kursi roda agar tidak terperosok atau keluar jalur ramp 7. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu penggunaan di malam hari 8. Ramp harus dilengkapi pegangan rambatan (handrail) yang dijamin kekuatannya dan ketinggiannya yang sesuai STANDARD WARNA UNTUK RUANG BELAJAR ANAK Koridor Persyaratan teknis koridor pada TK dan SD bertaraf internasional yaitu: 1. Lebar koridor bangunan minimal 120 cm 2. Ketinggian bebas pada koridor minimal 220 cm yang diukur dari langitlangit ke lantai 3. Koridor harus dilengkapi tanda petunjuk yang jelas ke arah sarana jalan keluar 4. Lebar koridor yang berfungsi sebagai sarana jalan keluar minimal 180 cm
F U R N I T U R E STANDAR D P ERANCANGAN... Menurut Depdikbud (1992:9-12), perabot merupakan kebutuhan penting bagi penyelenggaraan TK. Jenis dan ukuran perabot disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pendidikan dan anak didik TK. Perabot-perabot (meja, kursi, rak untuk alat pendidikan, dan rak simpan untuk barang milik anak didik) tersebut hendaknya dicat dengan warna muda yang menarik atau dengan pelitur biasa. Adapun ukuran-ukuran perabot yang direkomendasikan yaitu: 1. Meja anak berukuran p = 120 cm, l = 75 cm, dan t = 47-50 cm. 2. Kursi anak berukuran p = 32-35 cm, l = 27-30 cm, dan t = 30 cm. 3. Rak untuk alat pendidikan berukuran p = 150 cm, l = 40 cm, dan t = 65 cm. 4. Rak simpan barang milik anak didik (loker) merupakan rak besar yang berkotak-kotak. Adapun ukuran tiap-tiap kotak tersebut, yaitu p = 30 cm, l = 30 cm, d = 35 cm, dan t = ± 100 cm (tiga tingkat). Tinggi meja tempat buku cerita yaitu 60 cm, sehingga sesuai dengan teori Olds (2001) tersebut. Adapun ukuran meja tersebut ditunjukkan pada gambar 3. Tinggi meja secara keseluruhan sesuai dengan tinggi jangkauan anak yang dijelaskan Ramsey (1994), bahwa tinggi jangkauan anak, rata-rata, yaitu 121 cm dan maksimal 133 cm, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4. Rak buku dipasang di dinding setinggi 25 cm dari permukaan lantai, sehingga tinggi susunan rak buku yang paling atas yaitu 115 cm Ukuran Tinggi meja yang dianjurkan yaitu 24 atau sekitar 60 cm (Olds, 2001). Meja tempat buku-buku cerita di area bahasa ini hanya digunakan untuk menempatkan buku cerita dan meja ini tidak memiliki kursi. Anak-anak yang ingin membaca buku cerita dapat memilih buku yang ada sambil berdiri. Tinggi rak buku, yaitu 120 cm dan terdiri dari empat susun, dengan tinggi setiap susun yaitu 30 cm. Ukuran tinggi rak buku sesuai dengan ukuran yang direkomendasikan oleh Olds (2001), bahwa tinggi maksimum sebuah rak yaitu 40-48 (1-1,2 m). Ukuran tinggi rak buku tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Depdikbud (1992:12), dengan ukuran tinggi yang direkomendasikan, yaitu 65 cm.
KONSEP exploration Pada dasarnya anak kecil memiliki sifat keingintahuan yang tinggi. Buku merupakan jendela ilmu pengetahuan, ruang baca menjembatani anak-anak untuk mau membaca,dan membuat anak - anak mengetahui lebih banyak hal, menemukan hal-hal yang baru dari buku yang ia baca, bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak lainnya. movement Dip-si dirancang untuk memfasilitasi aktivitas anak,yang cenderung banyak bergerak. Fungsi ruang dan sirkulasinya di desain sesederhana mungkin agar ruangan tidak terkesan kaku, sehingga anak-anak bebas beraktivitas. Namun area ruang kelas, kami berikan batasan ruang yang lebih jelas dibandingkan zona di sekitarnya. Kami juga menambahkan fasilitas toilet untuk anak kecil, yang mudah diakses, sehingga mereka terbentuk kebiasaan untuk hidup bersih dan sehat. exploration, movement and creativity. creativity kreativitas anak kami stimulasi melalui permainan warna yang kami terapkan pada dinding,furniture, dan lantai. furniture kami desain dengan mempertimbangkan aspek fleksibilitas, portabilitas, dan durabilitas.
TRANSFORMASI DESAIN... follow the deep... follow the move... follow the color... ANALOGY Kapal Selam: di dunia kelautan, kapal selam digunakan untuk mengeksplorasi dunia baru di bawah air, yang tadinya tidak bisa dilakukan, dengan kapal selam bisa dilakukan. Yang tadinya tidak terjamah, akhirnya bisa menemukan sesuatu yang baru. Ruang baca: buku merupakan jendela ilmu pengetahuan, ruang baca menjembatani anak-anak untuk mau membaca,dan membuat anak - anak mengetahui lebih banyak hal, menemukan hal-hal yang baru dari buku yang ia baca, bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak lainnya. LEVELLING LANTAI : pembedaan zonasi dengan leveling, terinspirasi dari palung. tujuan:menciptakan ruang yang fungsional tanpa sekat masiv. keuntungan: ruang tidak menjadi sempit karena tidak tersekat, lay out tetap flexibel, tetapi zona ruang tetap jelas. Memfasilitasi berbagai aktivitas anak: story telling, bermain bersama, belajar di kelas (TK), baca buku. Leveling, membuat anak nyaman membaca, karena memfasilitasi berbagai cara membaca anak - anak : tiduran, duduk lesehan, duduk di kursi, membaca bersama, mendengarkan teman yang membaca cerita.
TRANSFORMASI DESAIN... transformasi massa...
WARNA
DENAH area story telling / amphitheater mini ruang kelas toilet anak entrance dan rak sepatu levelling yang landai, untuk arena duduk lesehan dan interaksi anak rak buku/ sekaligus wastafel /area membiasakan cuci tangan
TAMPAK
POTONGAN..
DETAIL FURNITURE.. keunggulan: - mudah dibersihkan, - mudah untuk diringkas kursi bisa dimasukkan di bawah meja -setelah diringkas, meja menjadi berbentuk box yang mudah ditumpuk kalau butuh ruangan yang lebih luas.,
safety.. Levelling pada desain ini, tetap mempertimbangkan safety bagi anak-anak yang memakai ruangan ini. Dengan detail desain sebagai berikut : - Material lantai menggunakan karpet & tepi tangga dibuat melengkung ( menghindari tepi runcing yang membuat cedera) - Dengan ukuran antrede: 40 cm dan optrede: 15cm. - Perbedaan ketinggian juga dipertegas dengan perbedaan warna karpet.
PERSPEKTIF...
PERSPEKTIF...
PERSPEKTIF...
AKSONOMETRI...
AKSONOMETRI...