PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SLB SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk di dalamnya yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. field reseach, yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI OLEH GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS VII SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI KABUPATEN GORONTALO

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN Suhartoyo, 2014

PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ICE BREAKER PADA PEMBELAJARAN IPA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DISLB C YPAC SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. 1 Dalam belajar

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi,

BAB I PENDAHULUAN. Institusi pendidikan sangat berperan penting bagi proses tumbuh kembang

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013: 14). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek alamiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan fondasi dari semua jenjang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB V PEMBAHASAN. guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif dengan harapan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama adalah sebagai dasar utama bagi umat muslim dan pondasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya dunia pendidikan adalah cermin dari maju mundurnya suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dimana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak terjadi mulai aspek sosial, emosional, dan intelektual. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA DI KELAS IV SD INPRES 1 TANAMODINDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Luar Biasa bertujuan untuk membantu peserta didik yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan untuk dapat memperoleh sumber data yang valid, yaitu

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian merupakan lokasi yang dijadikan peneliti untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

Transkripsi:

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SLB SUKOHARJO Nurian Anggraini, Dwi Aris Himawanto, Abdul Salim Pascasarjana Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Email: nurian.anggraini@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran agama Islam materi sholat bagi anak tunagrahita di SLB Sukoharjo, yakni di SLB Negeri Sukoharjo, SLB B-C YPALB Langenharjo, SLB ABC Tawangsari, SLB BC YSD Polokarto, dan SLB B-C Hamongputro Jombor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan fokus penelitian berupa penggunaan metode dan media pembelajaran oleh guru agama Islam dalam mengajarkan materi sholat berupa gerakan dan bacaan sholat kepada anak tunagrahita tingkat dasar di SLB Sukoharjo, alasan menggunakan metode dan media pembelajaran tersebut, dan respon siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Subyek penelitian adalah guru agama Islam dan siswa tunagrahita kelas IV di masing masing sekolah. Pengambilan sampel sebagai subyek penelitian menggunakan teknik non-probability sampling tipe purposeful sampling. Peneliti melakukan wawancara semi terstruktur kepada subyek penelitian mengenai penggunaan metode dan media pembelajaran dan observasi langsung untuk mengamati keberlangsungan kegiatan pembelajaran agama Islam. Data yang telah dikumpulkan atau diperoleh dianalisis melalui reduksi data, display data, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan disajikan dalam bentuk teks naratif berupa catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran agama Islam materi sholat dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi atau praktek langsung dan media pembelajaran yang sederhana berupa buku pedoman pembelajaran dan visualisasi berupa gambar karena mudah diperoleh, sedangkan respon siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran sudah lumayan baik, siswa mau mengikuti petunjuk guru untuk mempraktikkan gerakan sholat dan membaca ulang bacaan sholat, mereka juga tertarik dan memperhatikan ketika guru menampilkan media visualisasi gambar yang menarik dan bagus untuk menyampaikan materi pelajaran. Kata kunci: Pembelajaran agama Islam, Materi Sholat, Anak Tunagrahita, SLB Sukoharjo. 45

PENDAHULUAN Anak tunagrahita adalah salah satu jenis anak yang masuk pada kategori anak berkebutuhan khusus. Anak tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada di bawah rata rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan (Meimulyani dan Caryoto, 2013:15). Keterbatasan inteligensi yang dialami oleh anak tunagrahita menjadi kendala ketika ia meniti tugas perkembangannya. Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita adalah keterlambatan dalam hal berfikir, kesulitan menganalisis, kesulitan berkonsentrasi, keterbatasan bersosialisasi, memiliki daya ingat yang lemah, dan sebagainya. Mengacu pada skala Weschler (WISC) anak tunagrahita diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan yaitu tunagrahita ringan dengan tingkat IQ 69-55, tunagrahita sedang dengan tingkat IQ 54-40, dan tunagrahita berat dengan tingkat IQ 39-25. Meskipun memiliki tingkat inteligensi di bawah rata-rata, anak tunagrahita masih bisa dididik dan dilatih di sekolah baik dari segi akademis maupun vokasional sebagai bekal mereka di kala dewasa. Tak hanya bekal akademik dan vokasional yang dibutuhkan anak tunagrahita, mereka juga berhak mendapatkan bekal spiritual dari segi keagamaan seperti pembelajaran mengenai pengenalan al-qur an, aqidah, akhlak, dan fiqih. Kegiatan pembelajaran baik dari aspek akademik, vokasional, maupun spiritual yang dilakukan di sekolah luar biasa bagi anak tunagrahita harus dibarengi dengan penggunaan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selama proses pembelajaran, anak hendaknya dilibatkan secara aktif dan materi yang dipelajari dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu cara yang bisa dilakukan guru adalah menggunakan metode dan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. 46

Dalam dunia pendidikan metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Menurut Andayani (2015:84) metode penelitian adalah istilah yang berkaitan dengan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran secara runtut dan teratur. Sedangkan media pembelajaran diartikan sebagai alat dan bahan yang bisa digunakan sebagai perantara dan mampu menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan dan sikap. Media pembelajaran menurut Musfiqon (2012:28) merupakan alat bantu fisik maupun non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien, sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut. Media pembelajaran berfungsi sebagai pemusat perhatian siswa, menggugah emosi siswa, membantu siswa memahami materi pembelajaran, membantu siswa mengorganisasikan informasi, membangkitkan motivasi belajar siswa, membuat pembelajaran menjadi lebih konkret, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, mengaktifkan pembelajaran, mengurangi kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru, dan mengaktifkan respon siswa. Penggunaan metode dan media pembelajaran bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, dan lingkungan pembelajaran. Hal ini berlaku untuk semua mata pelajaran, termasuk pada pelajaran agama Islam. Pelajaran agama Islam merupakan pelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh siswa yang beragama Islam. Hakikat pembelajaran agama Islam di sekolah luar biasa menekankan pada keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Pada pembelajaran agama Islam, penggunaan metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah metode ceramah, demontrasi, latihan keterampilan, diskusi, dan beberapa metode pembelajaran lainnya. Sedangkan media pembelajaran bisa menjadi alternatif 47

dalam menyampaikan materi pelajaran, seperti penggunaan media gambar, video pembelajaran, buku cerita, dan sebagainya. Namun fakta dilapangan tidak sedikit pula guru yang masih belum memanfaatkan berbagai metode dan media pembelajaran sebagai perantara dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Oleh karena itu perlu dianalisa lebih lanjut apa saja metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sudah dan belum digunakan serta respon dari siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan metode dan media yang digunakan. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dan media pembelajaran yang diterapkan atau digunakan oleh guru agama Islam dalam mengajarkan materi sholat berupa gerakan dan bacaan sholat kepada anak tunagrahita tingkat dasar di SLB Sukoharjo, alasan guru menggunakan metode dan media tersebut, dan respon siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di lima SLB yang ada di kabupaten Sukoharjo, yakni SLB Negeri Sukoharjo, SLB B-C YPALB Langenharjo, SLB ABC Tawangsari, SLB BC YSD Polokarto, dan SLB B-C Hamongputro Jombor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan tiangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi. Subyek penelitian adalah guru agama Islam tingkat dasar dan siswa tunagrahita kelas IV di masing-masing sekolah. Pemilihan subyek penelitian sebagai sampel penelitian dilakukan melalui teknik sampling non-probability sampling tipe purposeful sampling, yaitu memilih sampel penelitian berdasarkan kepada ciri-ciri 48

yang dimiliki oleh subyek penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan (Herdiansyah, 2010:106). Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan bentuk wawancara semi terstruktur, yakni pelaksanaan wawancara menggunakan pertanyaan terbuka dengan tema yang telah ditentukan, fleksibel, mengacu pada pedoman wawancara yang bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan memahami suatu fenomena. Sedangkan observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran agama Islam berlangsung di masing masing sekolah. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis data model interaktif menurut Miles & Huberman (Herdiansyah. 2010:164) yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) display data, dan 4) penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di SLB Negeri Sukoharjo, SLB B-C YPALB Langenharjo, SLB ABC Tawangsari, SLB BC YSD Polokarto, dan SLB B-C Hamongputro Jombor diketahui bahwa di kelima SLB tersebut guru agama Islam ketika mengajarkan materi sholat yakni gerakan dan bacaan sholat menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, sedangkan untuk bacaanya guru menggunakan pendekatan meniru bacaan dengan harapan semakin sering anak mengucapkan bacaan maka anak mampu menghafal bacaan sedikit demi sedikit. Adapun media pembelajaran yang digunakan adalah media sederhana seperti buku cetak dan visualisasi gambar. Buku yang digunakan adalah buku pedoman pembelajaran dan media visualisasi gambar biasanya berupa gambar diam. Deskripsi mengenai fokus penelitian dijabarkan sebagai berikut: 49

1. Metode dan media yang digunakan oleh guru agama Islam Guru agama Islam ketika mengajarkan materi pelajaran agama Islam materi sholat menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Guru menjelaskan nama gerakan dan mendemonstrasikannya di hadapan para siswa, kemudian siswa diminta satu persatu untuk mempraktekkan seperti yang telah didemonstrasikan guru, untuk bacaan sholat biasanya siswa menirukan atau mengikuti bacaan yang dilafalkan guru secara perlahan dengan harapan bisa mengingat bacaan tersebut sedikit demi sedikit. Adapun untuk penggunaan media pembelajaran cenderung menggunakan media pembelajaran sederhana seperti buku pelajaran, visualisasi gambar melalui gambar yang ditempel di atas karton atau menggambar langsung di papan tulis. Sedangkan untuk media pembelajaran yang kreatif dan modern seperti media audio visual, media yang berbasis IT, dan sebagainya masih belum sering digunakan. 2. Alasan penggunaan metode dan media pembelajaran Pemilihan metode ceramah dan demonstrasi dalam mengajarkan materi sholat yang mencakup gerakan dan bacaan sholat bertujuan agar dengan mempraktekkan langsung kegiatan atau urutan sholat siswa bisa menghafal sedikit demi sedikit gerakan dan menyelaraskannya dengan bacaan yang seharusnya. Adapun untuk menghafal bacaan sholat guru membimbing siswa untuk mengikuti bacaan yang telah diucapkan guru sedikit demi sedikit secara perlahan, dengan harapan agar siswa bisa mengingat bacaan setelah mengulangnya berkali-kali. Adapun penggunaan beberapa media pembelajaran sederhana seperti buku cetak/ buku pedoman pembelajaran dikarenakan medianya mudah diperoleh dan bisa disesuaikan dengan tema atau tujuan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Sedangkan tidak dipilihnya media yang modern atau canggih seperti media audio visual atau media yang berbasis IT disebabkan oleh beberapa hal seperti minimnya fasilitas yang disediakan sekolah, kurangnya pengetahuan guru mengenai penggunaan media pembelajaran yang berbasis IT, dan kurangnya materi ajar yang mendukung tujuan pembelajaran agama Islam. Sehingga apabila guru hendak menggunakan media pembelajaran yang lebih modern atau canggih maka guru harus mencari referensi 50

terlebih dahulu, dan tak jarang beberapa materi tersebut belum tersedia di pasaran dan guru harus membuat atau memproduksinya sendiri. Oleh karena itu, para guru agama islam cenderung cendrung memilih untuk menggunakan buku cetak pelajaran agama Islam anak regular yang disesuaikan dengan materi atau tujuan pembelajaran yang dilaksanakan, menggambarkan suatu materi atau memberi gambaran dengan cara menjelaskan secara langsung dan disertai tulisan atau gambar yang telah di cetak dan ditempelkan di atas karton atau yang digambar langsung di papan tulis. 3. Respon siswa terhadap metode dan media pembelajaran yang digunakan. Penggunaan metode ceramah ataupun demonstrasi sudah bisa membuat anak untuk lebih aktif ketika tiba giliran mereka untuk mendemonstrasikan gerakan dan menirukan bacaan. Namun ketika menunggu giliran praktek siswa terkadang merasa sedikit jenuh karena guru lebih berfokus pada satu siswa. sedangkan untuk penggunaan media pembelajaran yang masih bersifat konvensional tersebut juga berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pembelajaran bagi siswa tunagrahita. Beberapa siswa yang telah diwawancarai mengatakan mereka cenderung jenuh dan kurang bersemangat mengikuti pembelajaran ketika guru hanya menggunakan buku cetak atau buku pedoman pembelajaran sahaja, namum ketika menggunakan gambar mereka merasa bersemangat dan suka melihat gambar yang ditampilkan. Namun tidak semua gambar yang disediakan guru bisa menarik minat dan perhatian siswa, terkadang apabila gambar yang disediakan kurang bagus dan tidak menarik dari sudut pandang siswa maka ketika mengikuti kegiatan pembelajaran mereka memilih untuk diam dan ada juga siswa yang memilih untuk keluar dengan alasan hendak ke kamar mandi, dan hal ini dilakukan tidak hanya sekali, namun berkali kali. Pembahasan Pada dasarnya anak tunagrahita memiliki tingkat inteligensi yang rendah/ dibawah normal dan memerlukan bantuan atau layanan yang berbeda dalam meniti tugas kesehariannya, termasuk dalam hal mengikuti kegiatan pembelajaran. Somantri 51

(2006:105) menjelaskan tunagrahita merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Wijaya (2013:21) juga mengemukakan tunagrahita sebagai individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada di bawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Effendi (2006:98) menjelaskan bahwa anak tunagrahita cenderung memiliki kemampuan berfikir konkrit/ nyata dan sukar berfikir abstrak, mengalami kesulitan dalam konsentrasi, kemampuan sosialnya terbatas, tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit, kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi, dan prestasi tertinggi bidang baca, tulis, hitung tidak lebih dari anak normal setingkat kelas III-IV SD. Rendahnya tingkat inteligensi yang dimiliki oleh anak tunagrahita tidak hanya berdampak pada aspek kehidupannya dalan hal sosial, adaptasi perilaku, pemahaman terhadap situasi, berkomunikasi, dan memahami keadaan sekitarnya, tetapi juga berdampak pada kegiatan pembelajaran yang diikutinya di sekolah luar biasa. Pembelajaran yang dilakukan bagi siswa tunagrahita disajikan melalui metode dan cara belajar yang disesuaikan dengan kemampuan yang mereka miliki. Selain itu, guru juga bisa menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan bisa menarik minat dan perhatian siswa untuk memperhatikan materi pelajaran dengan seksama. Metode pembelajaran menurut Sutikno (2009: 88) adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran terbagi menjadi beberapa macam diantaranya adalah metode ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, eksperimen, latihan, penyelesaian masalah, dan sebagainya. Media pembelajaran merupakan perantara yang berfungsi untuk menyampaikan pesan berupa meteri pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang ditentukan bisa tercapai dengan optimal (Susilana dan Riyana, 2009: 7). Pemilihan 52

media pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan menerima materi pelajaran, efektif, efisien, relevan, dan produktif dalam menyampaikan pesan atau materi pembelajaran. Media pembelajaran terbagi menjadi beberapa macam, yakni media visual, media audio, dan media audio-visual. Pemilihan dan penggunaan metode dan media pembelajaran oleh guru agama Islam di kelima SLB di kabupaten Sukoharjo masih sederhana. Para guru cenderung memilih media berupa media visual seperti buku cetak pelajaran agama Islam, gambar diam yang berkaitan dengan materi pelajaran, atau menggambar langsung di papan tulis. Pemilihan media tersebut dikarenakan mudah diperoleh dan tidak membutuhkan alat bantu atau alat proyeksi untuk menampilkan media tersebut. Metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru agama Islam di masing-masing sekolah bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, efisien, hemat tenaga, dan bisa meningkatkan kualitas belajar siswa. Namun tidak semua tema atau materi pelajaran bisa disajikan melalui metode dan media pembelajaran yang sama, beberapa materi membutuhkan metode yang diintegrasikan dan media pembelajaran yang lebih inovatif dan tentunya membutuhkan alat bantu proyektor, penguasaan terhadap penggunaan alat tersebut. Selain itu, guru juga harus menyiapkan atau mencari materi ajar berupa video, slide, film, dan sebagainya karena pihak sekolah belum memfasilitasi hal tersebut. Kondisi dilapangan menunjukkan tidak semua kelas memuliki LCD atau alat bantu proyektor, sehingga apabila guru hendak menggunakan media berbasis IT tersebut mereka harus bergantian dengan guru yang lainnya, dan juga sebagian guru masih belum terampil dalam mencari dan membuat materi ajar yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Oleh karena itu mereka lebih memilih menggunakan buku cetak dan gambar diam sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan metode dan media pembelajaran yang beragam juga berdampak pada pemahaman dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung lebih tertarik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan 53

tampilan gambar dibandingkan bila hanya menggunakan buku cetak saja. Gambar yang disajikan dengan kreatif dan sesuai materi pelajaran bisa membuat siswa fokus dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Berdasarkan pada hasil analisis data penelitian dan pembahasan diketahui bahwa penggunaan metode pembelajaran oleh guru dalam mengajarkan materi sholat sudah cukup bagus, namun media pembelajaran yang digunakan masih belum bervariasi dan belum optimal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru lebih menggunakan metode ceramah dan demonstrasi untuk mengajarkan gerakan sholat, untuk mengajarkan mengenai bacaan sholat biasanya guru melafalkan bacaan dan siswa mengikuti bacaan tersebut. Penyampaian materi mengenai gerakan dan bacaan sholat ini ditunjang dengan pemakaian media pembelajaran berupa media pembelajaran sederhana seperti buku cetak/ buku pedoman pembelajaran dan cetakan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran, guru belum menggunakan bantuan media yang berbasis IT dalam mengajarkan materi tersebut. Hal ini dilakukan karena media sederhana lebih mudah diperoleh dan penggunaannya juga tidak membutuhkan alat bantu lainnya. Respon siswa ketika mengikuti pembelajaran berbeda sesuai dengan strategi dan media yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Ketika menggunakan buku cetak/ buku pedoman pembelajaran siswa cenderung lebih mudah bosan dan kurang memperhatikan, namun apabila menggunakan visualisasi gambar yang kreatif dan bagus, maka siswa cenderung tertarik dan memperhatikan pembelajaran. Namun tidak semua gambar bisa menarik minat dan perhatian siswa, adakalanya gambar yang ditampilkan tergolong biasa dan membuat siswa tidak betah mengikuti kegiatan pembelajaran. 54

Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan maka peneliti memberikan saran kepada guru yakni hendaknya menggunakan variasi metode dan media pembelajaran ketika mengajarkan pelajaran agama Islam, penggunaan beberapa metode yang diintegrasikan dan media berbasis teknologi atau yang lebih modern bisa digunakan agar tujuan pembelajaran bisa lebih optimal dan materi pelajaran tersampaikan dengan baik. Sedangkan bagi pihak sekolah bisa memfasilitasi kegiatan pembelajaran agama Islam dengan menyediakan media pembelajaran yang lebih modern dan kreatif, dan juga bisa memberi pelatihan mengenai berbagai macam metode dan media pembelajaran dan cara menggaplikasikannya. DAFTAR PUSTAKA Andayani. (2015). Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta. Deepublish. Effendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta. Bumi Aksara. Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta. Salemba Humanika. Meimulyani, Y. & Caryoto. (2013). Media Pembelajaran Adaptif. Bandung. Luxima Metro Media. Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta. Prestasi Pustakarya. Somantri, T. S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung. Anggota IKAPI. Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Susilana, R dan Cepi Riyana. (2009). Media Pembelajaran; Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung. Wacana Prima. Wijaya, A. (2013). Teknik Mengajar Siswa Tunagrahita. Yogyakarta. Imperium. 55