dan Organisasi Petani

dokumen-dokumen yang mirip
Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian. Marheni Eka Saputri ST., MBA

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN

Otda & Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM. Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII

Sistem Alam. Sistem alam mensyaratkan adanya: Harmony Diversity Interdependency Sustainability. Ekologi tidak mempelajari flow tetapi stock

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan

DIMENSI KEKUASAAN DALAM EKONOMI. Christy Damayanti Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Slamet Riyadi Surakarta

POLICY BRIEF. Kajian Peran Organisasi Petani Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian

PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI KELEMBAGAAN

ICT for Development: Multi-stakeholder

Kesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

INDONESIA NEW URBAN ACTION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

Pengantar Power Mapping. Priyatno Harsasto, Fisip Universitas Diponegoro

PEREKONOMIAN INDONESIA

Oleh: Riza Primahendra 1

MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

Konsep Dasar Business Development Center (BDC)

HUBUNGAN BISNIS DENGAN POLITIK, PEREKONOMIAN, DAN PEMERINTAH

Mayang Adelia Puspita, SP. MP

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: SEKTOR PERTANIAN-PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Kelembagaan dan Pembangunan (Institutional Analysis and Development, IAD)

BAB VI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Materi Pengantar Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231)

GERAKAN SOSIAL. Dr. Bob Alfiandi JURUSAN SOSIOLOGI FISIP UNAND PADANG

Membangun Masyarakat Sejahtera Berdasarkan UU Perlindatayan 1 dan UU Desa

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Perspektif Kebijakan Publik

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

Menyeimbangkan Lapangan Kerja dan Kebijakan-Kebijakan Perlindungan Sosial

MODEL KEMITRAAN USAHA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMlSKlNAN Dl DAERAH TERTINGGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MANAJEMEN PEMASARAN Oleh : Adisty Bramantyo Sahertian Dosen : Nanang Suryadi NIM :

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

JENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pertemuan 7-8 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

KAJIAN PERAN ORGANISASI PETANI DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Pemerintahan Terbuka Via Alat Pengaduan. Festival HAM Bojonegoro: 30 November 2016

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial yang ada di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks desentralisasi ekonomi maka setiap daerah harus kreatif,

TERMINOLOGI PARTISIPATIF

Peran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG OPTIMAL DALAM BIROKRASI PERIZINAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN AGRARIA (KPM 321) PENDAHULUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA / DEPARTEMEN -KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN ASYARAKAT.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

BENTUK POKOK SISTEM KESEHATAN NASIONAL

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #4 Y E S I M A R I N C E, M. S I

PENGEMBANGANN RANTAI NILAI PADI BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

Corporate Brand & Communication Plan

Perspektif manajemen dalam penanganan kejahatan transnasional Anwar Sanusi, PhD. Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara RI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAGIAN I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

Sessi - 7

A. Klarifikasi pemahaman konsep Kelembagaan dan Organisasi Petani Jepperson (1991), Lembaga suatu aturan yang dipahami dan dipakai oleh suatu kelompok masyarakat atau biasa disebut rules of the game Cernea (1987) organisasi jaringan dari pola tingkah laku yang diatur kedalam bentuk hirarki untuk membentuk koordinasi antar individu terkait berdasar suatu aturan atau prosedur yang disepakati

B. Interaksi Kelembagaan & Organisasi Teori ekologi budaya -- perubahan fisik yang terjadi pada lingkungan suatu komunitas pola interaksi sosial budaya Implikasi teori dua arah pemikiran (1) Efektifitas organisasi dipengaruhi oleh kerangka kelembagaan yang mendukungnya (2) Organisasi akan selalu eksis apabila diterima dan bermanfaat bagi masyarakat yang ada Kedua arah menentukan kepentingan eksternalitas dari lingkup organisasi yang dibangun.

C. Pemahaman Prinsip rasionalitas dan kewenangan Berdasar pemahaman bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia sudah terimbas oleh sistim ekonomi pasar: maka moralitas tradisional berangsur-angsur dilakukan dengan pemberdayaan rasionalitas lihat Scott (moral ekonomi petani, 1976) organisasi yang dibangun harus didukung dengan pengembangan kelembagaan yang mendorong terbentuknya aturan-aturan rasional yang akan membentuk pola tingkah laku individu yang efektif bagi organisasi tersebut.

Proses pemberdayaan setidaknya mencakup dua kecenderungan: proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat atau individu agar lebih berdaya proses menstimulasi, mendorong, atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya. OKI, prinsip kewenangan mengarah kepada aspek eksternalitas di luar petani/kt

IAD = Institutional Analysis and Development Source: 1) Aid and Sustainable Development, SIDA. dan 2) Kenneth N. Bickers and John T Williams. 2001. Public Policy Analysis: A Political Economy Approach

What are they? aturan dalam proses produksi Kelembagaan yang eksis dalam organisasi formal (i.e. Universitas Andalas) Atau dalam organisasi informal antar individu (i.e. students working in group projects)

What is Collective Action? Dua atau lebih individu bekerjasama untuk mencapai satu tujuan (satu individu saja tidak dapat mencapainya) What is a Collective Action Problem? Ketika motivasi kurang dan/atau informasi hilang untuk menghasilkan insentif yang dapat menjaga setiap individu mencapai tujuan bersamanya What is an Incentive? Imbalan dan sangsi yang memaksa setiap individu untuk beraksi atau mendapat aksi dari yang lainnya Insentif kelembagaan datang dari dalam lembaga itu sendiri

Menolong kita membangun dasar yang kokoh untuk studi tentang collective action Perbedaan antara Kerangka (framework) Teori (Theories) Model (Models)

Kondisi Fisik Karakter Masyarakat Action Arena Action Situations Pola Interaksi (Rules/ Regulation) Rulesin-Use Actors Kriteria Evaluasi Source: Ostrom, 2005 Outcome

Inadequate farming technologies in rural Zambia Tergantung pada ternak Input yang mahal Erosi tanah yang tinggi Hasil yang menurun untuk kelompok miskin Konsekuensi dari pendekatan yang sentralistik kebijakan yang paternalistik SIDA mendukung pengenalan teknologi yang sesuai dan melatih tenaga-tenaga penyuluh

Actors Consultants entrepreneurs NGO: Farmers cooperative Ministry of Agriculture Extension workers Sida Partnership building Strategic demonstrations, personal relationships Small resources, matching funds Understanding of farmers incentives and logic of decision making i.e. target local leaders

Konsep dasar yang dipakai: proses di mana para pelaku pembangunan, bekerja kolektif dengan mitra dari sektor publik, swasta dan nonpemerintah, untuk menciptakan kondisi lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Melalui proses ini mereka membentuk dan memelihara suatu iklim usaha yang dinamis, meningkatkan kemakmuran ekonomi dan kualitas hidup seluruh warga Bank Dunia (2001)

Prinsip Ekonomi Prinsip Kelembagaan Prinsip Kemitraan Institusi Pemerintah Forum Koordinasi Institusi Petani /Nelayan Institusi Pengusaha Swasta

a. Terbentuk satu Kelompok Kerja (Tim Task Force) yang berjumlah 13 orang, b. Kontrak kerja pemasaran produk sulaman dan bordir senilai 60 juta dengan koperasi di Batam. c. Akhir 2002 Tim Task Force mengajukan proposal pendirian Business Development Centre (BDC) dan Trading House ke Pemda d. Di pertengahan 2003, telah mulai dibangun, dan saat ini telah beroperasi. e. kerjasama dengan satu Koperasi bernama Koperasi AMUR dalam pemanfaatan BDC ini.

1. Pada umumnya Globalisasi merupakan gejala atau proses kapitalisasi dunia, dimana kekuatan pasar dan konsumen semakin kuat dibanding dengan peran dari negara Globalisasi ekonomi: Gejala terbentuknya sistim ekonomi, politik dan budaya dunia yang baru. 2. Pembangunan berbasis lokal sering kali harus disesuaikan menurut selera orang asing yang melihat kemajuan 3. Masyarakat menjadi lebih bangga mengkonsumsi produk luar dibanding dengan produk lokal sendiri. Upaya pengembangan ekonomi lokal akan menghadapi tantangan berat di saat konsumen lokal lebih menghargai produk-produk luar.

4. Upaya pengembangan ekonomi lokal untuk mengisi pasar-pasar luar negeri perlu lebih dicermati lagi, mengingat demikian digemarinya produk-produk luar oleh konsumen lokal. 5. Kekecewaan akibat globalisasi: contoh, kondisi tingkat upah buruh yang murah di negara berkembang, merupakan potensi besar bagi perkembangan ekonomi negara maju melalui tangan pemilik-pemilik modalnya, dan sebaliknya sama sekali bukan untuk perkembangan negara berkembang ataupun pengusaha-pengusaha lokalnya. 6. Sbg akibat - ketimpangan persaingan yang tidak seimbang. Sistim kapitalisme pasar negaranegara maju telah begitu dominan hingga tidak mudah disaingi.

Kemana arah pengembangan ekonomi lokal harus ditujukan? Bagaimana model pengembangan ekonomi lokal yang tepat? Dimana peran pemerintah harus diletakkan?

Aid and Sustainable Development, SIDA. Kenneth N. Bickers and John T Williams. 2001. Public Policy Analysis: A Political Economy Approach Effendi, Nursyirwan. 2003. Pembangunan Partisipatif dalam Konteks Globalisasi. Makalah kolokium bulanan Kajian Kebijakan dan Pembangunan. PPS Unand, 18 Juni 2003 Karimi, Syafruddin. 2003. Globalisasi dan Demokrasi Ekonomi. Makalah kolokium bulanan Kajian Kebijakan dan Pembangunan. PPS Unand, 26 September 2003. Korten, David, C. 1990. Getting to the 21st Century: Voluntary Action and the Global Agenda. Connecticut: Kumarian Press. USA. PDPP Perform Project. 2002. Laporan Kegiatan Pengembangan Ekonomi Lokal (LED). Kerjasama RTI, Pemda Kab. Agam, Kota Padang Panjang dan USAID.