Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

PENGARUH DEBIT AIR TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS AIR PADA SISTEM RESIRKULASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAME

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

BAB III BAHAN DAN METODE

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :1-8 (2016) ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN PATIN (Pangasius sp.) YANG DIPELIHARA DALAM SISTEM RESIRKULASI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

Tingkat Kelangsungan Hidup

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 1-6 ISSN :

II. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

IV. HASIL DA PEMBAHASA

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

II. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia)

INOVASI TEKNOLOGI PADAT TEBAR AWAL TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH PATIN HIBRID PASUPATI DALAM SISTEM RESIRKULASI.

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI TEKNOLOGI NANO DALAM SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO

BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN BERBEDA. Oleh : Muarif dan Rosmawati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

PERUBAHAN RESPON PAKAN PADA IKAN MAS KOKI (Carasias auratus) DENGAN RANSANGAN WARNA LAMPU

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS

ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 2, Juni 2017 Halaman e - ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEPADATAN BERBEDA MENGGUNAKAN rgh PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE BENIH IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

Ahmad Kurnia Vardian¹, Subandiyono¹ *, Pinandoyo¹

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

By Dede Novendra 1),Hamdan Alawi 2), Sukendi 2) Fish Hatchery and Breeding Abstract

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) : (2016) ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS KOI (Cyprinus carpio)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Pengaruh Padat Penebaran Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

II. BAHAN DAN METODE

Oleh: RINIANINGSIH PATEDA NIM: Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji. Mengetahui, KetuaJurusan/Program StudiBudidayaPerairann

ARTIFICIAL SUBSTRATES INCREASED SURVIVAL AND GROWTH OF HYBRID CATFISH (Clarias gariepinus and C. macrocephalus)

THE COMBINED EFFECT OF DIFFERENT FEED ON THE GROWTH AND SURVIVAL OF LEAF FISH LARVAE (Pristolepis grooti)

ABSTRAK. Kata kunci : Polikultur, Penebaran yang Berbeda, Ikan Rainbow Merah, Lobster Air Tawar.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Transkripsi:

56 Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi Growth and survival of Collosoma sp. larvae at different water exchange rate in recirculating aquaculture system D. M. Kelabora 1, Sabariah 2 1 Politeknik Perikanan Negeri Tual Maluku Tenggara 2 Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Pontianak ABSTRACT Recirculating aquaculture system (RAS) is one of aquaculture systems that aimed at providing good water quality as fish culture medium. The objective of this study was to examine the effect of water exchange rate in RAS on the growth and survival of Collosoma sp. Four different water exchange rates were tested, i.e. 0.003 l/s, 0.005 l/s, 0.008 l/s, and 0.010 l/s. Collosoma sp. larvae was stocked at a density of 50 fish/l in plastic jar with a volume of 4l. The observation showed that water exchange rate of 0.005 l/s resulted in the best survival and growth. Key words: Circulating system, Collosoma larvae, water exchange rate, growth, survival ABSTRAK Akuakultur sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem budidaya yang bertujuan untuk menyediakan kualitas air yang baik sebagai media pemeliharaan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh laju pergantian air terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan bawal Collosoma sp. Perlakuan meliputi empat laju pergantian air yang berbeda yaitu, 0,003 l/detik; 0,005 l/detik; 0,008 l/detik; and 0,010 l/detik. Larva ikan bawal kemudian ditebar dalam stoples plastic dengan volume 4l dengan kepadatan 50 ekor/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pergantian air sebanyak 0,005 l/detik memberikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan bawal terbaik. Kata-kata kunci: Sirkulasi, larva ikan bawal, laju pergantian air, pertumbuhan, kelangsungan hidup PENDAHULUAN Kegiatan budidaya perikanan air tawar telah memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan nasional, baik dalam hal pemenuhan kebutuhan protein hewani maupun sebagai penghasil devisa negara dan sekaligus menciptakan lapangan kerja yang produktif. Peningkatan usaha budidaya tersebut menuntut ketersediaan benih yang cukup, berkualitas dan berkesinambungan. Hal ini merupakan permasalahan yang sering dihadapi dalam usaha budidaya ikan, karena benih merupakan komponen utama yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya. Permasalahan yang dihadapi untuk mengatasi ketersediaan benih yang berkesinambungan adalah keberhasilan dalam usaha pembenihan, usaha pembenihan selain ketersediaan induk, yang perlu juga diperhatikan adalah pada perawatan larva. Larva ikan bawal merupakan tahapan yang paling kritis pada siklus hidupnya dan merupakan suatu tahapan yang tingkat mortalitasnya paling tinggi. Salah satu faktor penting dalam perawatan larva ikan bawal adalah pengelolaan kualitas air dan terjaganya kualitas air. Sistem resirkulasi merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas air sebagai media pemeliharaan ikan dalam kegiatan budidaya. Sirkulasi air merupakan salah satu cara untuk menjaga kualitas air. Sirkulasi air dapat membantu distribusi oksigen ke segala arah baik di dalam air maupun difusinya atau pertukaran dengan udara dan dapat menjaga akumulasi atau mengumpulnya hasil metabolisme beracun sehingga kadar atau daya racun dapat dikurangi.

D. M. Kelabora dan Sabariah / Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) 57 Tabel 1. Rata-rata kelangsungan hidup ikan bawal Collosoma sp. yang dipelihara dengan perlakuan laju sirkulasi air yang berbeda (0,003 l/detik; 0,005 l/detik; 0,008 l/detik; dan 0,010 l/detik) pada masa pemeliharaan 5, 10, dan 15 hari. Perlakuan Rata rata kelangsungan hidup (%) hari ke- 5 10 15 0,003 l/det 86,67 ± 1,33 a 77,33 ± 2,14 a 72,00 ± 2,07 a 0,005 l/det 88,42 ± 1,60 a 80,67 ± 2,07 a 76,00 ± 1,92 b 0,008 l/det 83,92 ± 0,67 c 73,25 ± 1,04 b 68,00 ± 1,38 c 0,010 l/det 84,00 ± 0,95 c 73,08 ± 1,02 b 65,08 ± 0,92 d Keterangan: Angka dengan huruf cetak atas yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (p>0.05). Sirkulasi merupakan pergerakan air dengan adanya air yang masuk dan air yang keluar sehingga dapat menimbulkan arus dan pergerakan air. Pada perawatan larva agar larva tidak terbawa arus dan tidak hanyut sebaiknya arus air dan pergerakan air sebaiknya tidak terlalu cepat atau deras. Agar pergerakan air dan arus tidak terlalu deras yaitu dengan cara mengatur debit air yang masuk pada tempat perawatan larva, namun dari hal tersebut di atas belum diketahui pasti kebutuhan debit air yang optimal untuk perawatan larva, maka perlu dilakukan penelitian debit air untuk mendapatkan debit air yang optimal untuk perwatan larva ikan bawal. Efektivitas sistem resirkulasi dalam memperbaiki kualitas air media budidaya salah satunya dipengaruhi oleh laju pergantian atau debit air. Debit air adalah banyaknya jumlah air yang mengalir persatuan waktu pada sungai, selokan, atau pipa (Departemen Pertanian, 1988). Debit air biasanya juga disebut dengan kuantitas air yang mengalir, volume air yang mengalir atau suplai air yang mengalir, yang mana debit air ini berbeda beda dalam penggunaannya. Pengetahuan tentang jumlah air ini akan memberi keuntungan kepada kita karena kita dapat mengoptimalkan penggunaan air (Khairuman dan Sudenda, 2002). BAHAN DAN METODE Wadah penelitian yang digunakan berupa stoples plastik yang berkapasitas air 5 yang diisi dengan air sebanyak 4. Bagian bawah tepi dinding wadah tersebut diberi lubang yang berfungsi sebagai saluran pengeluaran air. Pengeluaran air dilakukan dengan cara memasang pipa pada lubang tersebut yang kemudian diarahkan kembali ke dalam wadah pemeliharaan. Pergantian air dan sirkulasi air kemudian diatur dengan menggunakan head pump. Ikan uji adalah larva ikan bawal air tawar yang berumur 4 hari ditebar secara acak dalam wadah sebanyak 24 buah dengan kepadatan 50 ekor/. Ikan diberi pakan naupli Artemia dengan frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 6 ulangan. Adapun perlakuan yang diuji adalah laju sirkulasi air 0,003 l/detik; 0,005 l/detik; 0,008 l/detik; dan 0,010 l/detik. Sedangkan parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kelangsungan hidup dan pertumbuhan panjang total ikan yang diukur pada awal dan akhir penelitian berdasarkan Effendie (1978).

Kelangsungan hidup hari ke-5 (%) 58 D. M. Kelabora dan Sabariah / Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) 92 91 90 89 88 87 86 85 84 83 82 y = -83333x 2 + 528.74x + 86.438 2 R = 0.5038 2 0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 Debit Air (l /detik) Gambar 1. Hubungan antara debit air dengan kelangsungan hidup (%) larva ikan bawal Collosoma sp. pada hari ke-5 masa pemeliharaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kelangsungan hidup larva ikan bawal Data hasil kelangsungan hidup larva ikan bawal dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1. kelangsungan hidup tertinggi pada hari ke-5 yaitu perlakuan 0,005 l/det dengan rata-rata kelangsungan hidupnya 88,42 ± 1,60% dan terendah 0,008 l/det rata-rata kelangsungan hidup 83,92 ± 0,67%. Hubungan antara debit air (l/det) dengan kelangsungan hidup larva ikan bawal (%) dapat dilihat pada Gambar 1 dengan persamaan regresi y = -83333x 2 + 528,74x + 86,438 (R 2 = 0,5038) dengan koefisien korelasi = 0,7098 yang berarti pengaruh debit air terhadap kelangsungan hidup larva ikan bawal pada hari ke-5 sebesar 70,98% dan selebihnya dipengaruhi faktor luar yang ikan bawal tersebut. Debit air yang optimum kelangsungan hidup pada hari ke-5 larva ikan bawal adalah 0,00317 l/det. Kelangsungan hidup pada hari ke-15 perlakuan yang tertinggi yaitu 0,005 l/det dengan rata-rata 76,00 ± 1,92% dan perlakuan yang terendah yaitu 0,010 l/det dengan rata-rata 65,08 ± 0,92%. Hubungan antara debit air terhadap kelangsungan hidup larva ikan bawal pada hari ke-15 dapat dilihat pada Gambar 2 dengan persamaan garis regresi y = - 345833x 2 +3247,3x 66,282 (R 2 = 0,7441) dengan koefisien korelasi 0,8626 yang berarti pengaruh debit air terhadap kelangsungan hidup larva ikan bawal pada hari ke-15 sebesar 86,26% selebihnya dipengaruhi oleh faktor luar yang ikan bawal tersebut, debit air yang optimal untuk kelangsungan hidup larva ikan bawal pada hari ke-15 adalah 0,00469 l/det. (b) Gambar 2. Hubungan antara debit air dan kelangsungan hidup (%) larva ikan bawal Collosoma sp pada hari ke -15 (b) masa pemeliharaan.

D. M. Kelabora dan Sabariah / Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) 59 Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan panjang total mutlak (cm) larva ikan bawal selama penelitian. Perlakuan Rata-rata pertumbuhan panjang total mutlak 0,003 l/det 1,0 ± 0,141 ab 0,005 l/det 1,2 ± 0,089 a 0,008 l/det 0,9 ± 0,126 ab 0,010 l/det 0,8 ± 0,141 b BNT 0,073 BNT 5 % 2,086 Keterangan : Angka dengan huruf cetak atas yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (p<0,05). Sirkulasi air dapat memberikan distribusi oksigen ke segala arah dan oksigen sangat diperlukan oleh semua jasad mahluk hidup untuk pernapasan dan proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Sistem sirkulasi adalah salah satu cara untuk memperbaiki kualitas air (Lesmana, 2004). Debit air yang terlalu rendah akan mengakibatkan produksi ikan menurun kandungan oksigen didalam air menjadi berkurang dan sisa makanan atau kotoran hasil metabolisme tidak segera terbuang (Afrianto dan Liviawaty, 1988). Sebaliknya Djarijah (2001) mengatakan bahwa suplai air yang terlalu besar akan menghanyutkan larva, larva larva yang tidak kuat menahan aliran air akan hanyut terbawa arus dan menyumbat atau menempel pada permukaan saringan. Kualitas air yang memenuhi syarat dapat membuat pertumbuhan dan kelangsungan ikan menjadi baik (Sutisna dan Sutarmanto, 1995). Kebersihan air (kualitas air) dan debit air yang cukup, sangat penting untuk kelancaran pemeliharaan (Irawan, 2000). Air merupakan media yang paling vital bagi kehidupan ikan, suplai yang memadai akan memecahkan berbagai masalah dalam budidaya ikan, selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya (Afrianto dan Liviawaty, 1992). Hal ini dipertegas oleh Khairuman dan Sudenda (2002) bahwa kualitas air yang baik pada pemeliharaan memberikan kelangsungan hidup menjadi baik bagi ikan. Zonneveld, et al. (1991) mengatakan kualitas air yang baik akan mempengaruhi survival rate (kelangsungan hidup) ikan serta pertumbuhan ikan. Kualitas air menjadikan ikan hidup dengan baik dan tumbuh dengan cepat. Bila kualitas airnya kurang baik dapat menyebabkan ikan lemah, nafsu makan menurun dan mudah terserang penyakit (Arie, 2000). Kelangsungan hidup benih dan larva pada masa prolarva sangat ditentukan oleh kandungan kuning telur dan kualitas air ditempat pemeliharaan (Khairuman dan Sudenda, 2002). Pertumbuhan panjang Data hasil pertumbuhan panjang total mutlak larva ikan bawal disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2. pertumbuhan panjang total mutlak larva ikan bawal tertinggi yaitu perlakuan 0,005 l/det dengan rata-rata 1,2 ± 0,089 dan perlakuan yang terendah yaitu pada perlakuan 0,010 l/det dengan rata-rata 0,8 ± 0,141 hubungan antara debit air terhadap kelangsungan hidup larva ikan bawal pada hari ke-10 dapat di lihat pada Gambar 3 dengan persamaan garis regresinya y = -15000x 2 + 155,34x + 0,7078 (R 2 = 0,4836) dengan koefisien korelasi 0.6954 yang berarti pengaruh debit air terhadap kelangsungan hidup larva ikan bawal sebesar 69,54% dan selebihnya merupakan faktor dari luar yang ikan bawal tersebut, debit air yang optimum untuk pertumbuhan larva ikan bawal adalah 0,00518 l/det.

60 D. M. Kelabora dan Sabariah / Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) Gambar 3. Hubungan antara debit air dan pertumbuhan panjang total mutlak larva ikan bawal. Menurut Lesmana (2004) sirkulasi air sangat bermanfaat karena sirkulasi air dan masuknya jumlah air ke dalam wadah pemeliharaan dapat membuat air bergerak dan keuntungan air yang bergerak dapat membantu distribusi oksigen (O 2 ) ke segala arah baik didalam air maupun atau pertukaran dengan udara, dapat menstabilkan suhu, mencegah berkumpulnya ikan dan pakan alami. Sirkulasi adalah salah satu cara untuk memperbaiki kualitas air. Kualitas air yang baik menjadikan ikan dapat tumbuh dengan baik (Arie, 2000). Suplai air atau aliran air selama pemeliharaan larva harus terkontrol karena suplai air yang terlalu kecil akan menyebabkan terkumpulnya larva sehingga terjadi persaingan oksigen (Djarijah, 2001). Debit air yang terlalu deras akan mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat, karena sebagian energi yang telah diperoleh akan dipergunakan untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh aliran air (Afrianto dan Liviawaty 1988). Kualitas air yang memenuhi syarat dapat membuat pertumbuhan dan kelangsungan ikan ikan menjadi baik (Sutisna dan Sutarmanto, 1995). KESIMPULAN Debit air yang optimal untuk pemeliharaan larva ikan bawal adalah berkisar antara 0,00317 0,00518 l/det. DAFTAR PUSTAKA Afrianto, E., Liviawaty, E., 1988. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Kanisius. Yogyakarta. 37p. Afrianto, E., Liviawaty, E., 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta. 21 p. Arie, U., 2000. Budidaya Bawal Air Tawar Untuk Konsumsi dan Hias. Penebar Swadaya. Jakarta. 10 h. Departemen Pertanian, 1988. Petunjuk Teknis Pengoperasian Suatu unit pembesaran Ikan Mas. Badan Litbang pertanian. Puslitbangkan. Jakarta. 84 h. Djarijah, A. S., 2001. Budidaya Ikan Bawal. Kanisius. Yogyakarta. 30 58 h. Effendie. M. I., 1978. Biologi Perikanan. Studi Natural Historis. Fakultas Perikanan. IPB Bogor. 112 h. Irawan, A.H.S.R., 2000, Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan. CV Aneka. Solo. 75 h. Khairuman, Sudenda, D., 2002. Budidaya Patin Secara intensif. Penebar Swadaya. Jakarta. 89 p. Lesmana, D.S., 2004. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar, Penebar Swadaya, Jakarta. 43 p. Sutisna, D.H, Sutarmanto, R., 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar, Penerbit Kanasius (Anggota IKAPI), Yogyakarta. 135 p. Zonneveld, N.E., Husiman, A., Bon, J.H., 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 318 p.