Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Isen Mulang LAKIP 2013

GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. KEADAAN GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, DAN DEMOGRAFIS Geografis

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Sebelum otonomi daerah tahun 2001, Indonesia menganut sistem

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN KATINGAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 4 TAHUN 2008

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 8 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A. Gambaran Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Indonesia telah dilalui sejak kemerdekaannya 70

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 12 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara proporsional, artinya pelimpahan tanggung jawab akan diikuti

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan

PROVINSI PAPUA BUPATI KEPULAUAN YAPEN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2009 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

WALIKOTA TUAL PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA TUAL NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 2 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB. 1 Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1.1. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Undang-undang Dasar 1945 telah memuat ataupun menggariskan tentang pembagian kekuasaan baik kekuasaan vertikal maupun secara horizontal. Pada pemisahan kekuasaan secara horizontal (kesamping) melahirkan lembaga lembaga negara di tingkat pusat yang berkedudukan sejajar yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif yang diatur dengan mekanisme check and balance. Menunjuk pada pembagian fungsi fungsi antara organ kenegaraan. Sedangkan pembagian kekuasaan secara vertikal lazim dikenal dengan pembagian kekuasaan secara teritoria, menunjuk pada pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan. Hal ini selanjutnya memunculkan konsep pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah satu aspek reformasi yang mendapat perhatian hingga kini adalah persoalan kebijakan otonomi daerah. Pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan desentralisasi (politik dan fiskal) dengan menggunakan kerangka hukum Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pada prinsipnya pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka timbul kembali gairah pemerintahan di daerah untuk mengembangkan wilayah potensial. Terlebih-lebih dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan kesempatan seluas-luasnya mengembangkan potensi wilayah termasuk yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di dalamnya, dengan demikian bidang-bidang pelayanan yang dapat diberdayakan oleh Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah memberikan wewenang dan tanggung jawab 1

penuh terhadap Kabupaten yang berada di bawahnya untuk setiap pekerjaan dibidang pemerintahan maupun dibidang pembangunan. Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah tersebut, seluruh wilayah Kota maupun Kabupaten-Kabupaten dalam Provinsi Kalimantan Tengah mulai melakukan pembenahan terhadap segala kekurangan-kekurangan dibidang pembangunan maupun yang diakibatkan oleh monopoli Pemerintah Pusat selama orde baru yang mengatur di rumah tangga Pemerintah Daerah Tingkat 1 dengan APBN yang tidak seimbang dengan aset daerah yang didapatkan, karenanya dengan adanya Otonomi Daerah berarti adanya kesempatan, kewenangan dan keleluasaan bagi Pemerintah Daerah. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus lebih meningkatkan kemandirian otonomi daerah dan karenanya daerah kabupaten dan daerah kota tidak ada lagi wilayah administrasi. Pemerintah mengharapkan dengan penyusunan anggaran yang berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran kinerja yang direncanakan, dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi apakah capaian kinerja sudah sesuai dengan rencana kinerja. Untuk mencapai suatu kondisi yang diinginkan dan sasaran yang hendak dituju maka pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan indikator kinerja utama semoga dengan hal tersebut akan terwujudnya kepemerintahan yang baik (Good Governance) dalam mengisi Otonomi Daerah yang mandiri dan maju. Pemerintah mengharapkan dengan penyusunan anggaran yang berbasis kinerja akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran kinerja yang direncanakan, dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi apakah capaian kinerja sudah sesuai dengan rencana kinerja. 2

1.2 KEADAAN GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, DAN DEMOGRAFIS Geografis Provinsi Kalimantan Tengah memiliki luas 153.564 km 2, secara astronomis terletak pada posisi 111-115 Bujur Timur dan 0 45 Lintang Utara - 3 30 Lintang Selatan. Secara administratif, Provinsi Kalimantan Tengah memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Sebelah Timur : Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Sebelah Selatan : Kalimantan Selatan dan Laut Jawa. Sebelah Barat : Kalimantan Barat. 1.3. Maksud dan Tujuan. Dalam rangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Yang diterapkan selama ini masih berorientasi pada input, terutama uang, hendaknya ditinggalkan. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berupaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam system penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan perundang-undangan dibawahnya. 3

1.4. Sejarah Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengahdibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 21 Tahun 1958 tentang pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Provinsi ini merupakan provinsi terluas ketiga setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur, dengan luas wilayah 153.564 Km2 atau hampir sama dengan satu setengah kali luas Pulau Jawa. Yang memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar dan sebagian dari potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. K E D U D U K A N 1.4.1. WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Provinsi Kalimantan Tengah, yang secara yuridis formal dibentuk dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah, hingga saat ini (setelah pemekaran wilayah) Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari 13 Kabupaten, 1 Kota, 105 Kecamatan, 1.356 Desa dan 123 Kelurahan serta 67 Kademangan. Sesuai UU No. 5/ 2002 kalteng dimekarkan menjadi 1 Kota 13 Kab. 105 Kecamatan, 67 Kademangan, 123 Kelurahan 1.356 Desa. 4 Gambar. 1.1. Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Tengah 4

1.4.2. POTENSI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sumber daya alam yang dimiliki Kalimantan Tengah cukup beragam dan potensial dalam memenuhi berbagai kepentingan pembangunan dan kebutuhan masyarakat, seperti sungai, danau, rawa dan lahan masih terbuka luas baik untuk kepentingan pertanian maupun perkebunan. Selain itu, sumber daya hutan diantaranya kayu, jelutung, tengkawang, kulit gemor, damar dan lain-lain masih potensial untuk dieksploitasi sebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Hasil perkebunan diantaranya karet, rotan, lada, kopi dan jenis tanaman hortikultura lainnya cukup tersedia dan memadai untuk dikembangkan sebagai komoditi komersial. Hasil pertambangan berupa emas, pasir, kuarsa, batu bara dan berbagai jenis batuan berharga lainnya juga tersedia dan terbuka untuk dieksploitasi sebagai sumber penghasilan maupun pendapatan asli daerah. Selain itu, beragam jenis satwa khas Kalimantan Tengah merupakan kekayaan ekosistem yang perlu dilestarikan untuk pembangunan masa kini dan masa depan. Khusus untuk potensi hutan pengelolaannya harus dilaksanakan secara intensif dan terpadu dengan memperhatikan lingkungan hidup. 1.4.3. Kondisi Kependudukan Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah adalah 2.202.599 orang, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan. Adapun jumlah kepala keluarga (KK) tercatat sebanyak 550.650 KK. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) tersebut, penyebaran penduduk Kalimantan Tengah tampak masih bertumpu pada beberapa kabupaten induk. Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas dan Kotawaringin Barat adalah tiga Kabupaten dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 373.842 orang, 329.406 orang, dan 235.274 orang; Sedangkan menurut BPS Kalimantan Tengah pada tahun 2009 adalah sebagaimana tabel berikut : 5

Tabel. 1.1. JUMLAH RUMAH TANGGA, PENDUDUK DAN RASIO JENIS KELAMIN MENURUT KABUPATEN/KOTA 2009 Kabupaten/Kota/ Rumah Penduduk Population Regency/Municipality Tangga/ Laki-laki/ Perempuan/ Jumlah/ Sex/ Household Male Female Total Ratio (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kotawaringin Barat 65 386 136 160 122 607 258 767 111,1 2. KotawaringinTimur 82 694 171 709 157 108 328 817 109,3 3. Kapuas 90 054 171 655 168 169 339 824 102,1 4. Barito Selatan 5. Barito Utara 32 846 34 387 64 878 62 007 62 180 60 769 127 058 122 776 104,3 102,0 6. Sukamara 11 332 22 735 20 518 43 253 110,8 7. Lamandau 8. Seruyan 18 006 35 033 32 063 70 803 31 016 66 209 63 079 137 012 103,4 106,9 9.Katingan 38 307 75 633 73 279 148 912 103,2 10.Pulang Pisau 11.Gunung Mas 30 487 28 844 62 723 51 433 59 819 46 465 122 542 97 898 104,9 110,7 12.Barito Timur 25 326 47 697 46 201 93 898 103,2 13.Murung Raya 14. Palangka Raya 23 610 53 443 50 978 99 038 47 856 101 960 98 834 200 998 106,5 97,1 Jumlah /Total 569 1 119 512 1 064 156 2 183 668 105,2 2009 755 2008 541 197 1 082 750 1 050 088 2 132 838 103,11 2007 561 577 1 052 556 994 994 2 047 550 105,79 2006 498 907 1 028 890 975 220 2 004 110 105,50 2005 483 214 1 005 986 952 442 1 958 428 105,62 Sumber : Registrasi Penduduk, Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah. Source : BPS Statistics of Kalimantan Tengah Province. 1.4.4. PEREKONOMIAN Sasaran pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan jangka panjang adalah bagaimana usaha pemerintah untuk menaikkan pendapatan per kapita penduduk". Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan proses pembangunan ekonomi adalah masalah pengangguran, masalah ketimpangan pendapatan, dan masalah kemiskinan. Untuk melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang penghitungannya dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran serta sesuai pula dengan agregat-agregat dan indeks yang berlaku sebagai perhitungan. 6

1.5. STRUKTUR ORGANISASI Sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor : 5,6,7,8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi. Tugas dan fungsi Organisasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah harus dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangundangan disesuaikan dengan karakteristik bidang dan fungsional organisasi tersebut. Berikut ini struktur Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 7

8

1. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan, (3) pengelolaan sumber daya aparatur; keuangan; prasarana dan sarana Pemerintah Daerah serta (4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya. Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 1 (satu) Sekretaris Daerah, 3 (tiga) Asisten dan 10 (sepuluh) Biro. Sedangkan Sekretariat DPRD merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang secara teknis operasional bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara teknis administrasi dibina oleh Sekretaris Daerah. Tugas pokok Sekretariat DPRD adalah memberikan pelayanan administrasi kepada anggota DPRD, penyelenggaraan persidangan, pengelola informasi, keuangan dan administrasi. 9

2. Dinas Daerah Dinas Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 16 Dinas. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan susunan organisasi Dinas Daerah terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris Dinas membawahkan Sub Bagian dan Kepala-kepala Bidang yang membawahkan Kepala-kepala Seksi. 3. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah merupakan Badan/Kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Pembentukannya didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 10 Badan dan 2 Kantor. 4. Unit Pelaksana Teknis Dinas Unit Pelaksana Teknis Dinas berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional Dinas di lapangan, dipimpin oleh Kepala Unit yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Terdapat 43 Unit Pelaksana Teknis Dinas di Provinsi Kalimantan Tengah. Pembentukannya 10

dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 60 s/d 72 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Tabel. 1.2. Rekapitulasi Jumlah Jabatan Struktural dan Fungsional pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Perda Provinsi Kalimantan Tengah No. Uraian Jabatan Struktural Eselon I II III IV Jumlah Jabatan Struktural Jumlah Menurut jenis kelamin a b a b a b a b L p 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah Pegawai Pada Badan /Dinas Unit Kerja lingkungan Provinsi Kalimantan Tengah 0 0 38 9 214 14 573 7 855 575 270 LINGKUNGAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sebagaimana telah diuraikan di atas, pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Kedudukan geografis Provinsi Kalimantan Tengah berada pada posisi yang sangat strategis, karena berhadapan langsung dengan pulau Jawa dan berada di tengah Provinsi lainnya (Kalsel, Kaltim, dan Kalbar) di pulau Kalimantan. Posisi yang demikian itu sangat menguntungkan bila dilihat dari kepentingan sebagai berikut : pengembangan kegiatan ekonomi daerah dalam hal ini sebagai sumber bahan baku untuk kegiatan industri maupun perdagangan yang berada di pulau Jawa mempermudah terwujudnya kesatuan ekonomi wilayah 11

mempermudah interaksi sosial budaya guna terwujudnya persatuan nasional. mempunyai peluang dalam memanfaatkan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi baik yang ada di Jawa maupun yang ada di Provinsi dalam lingkup wilayah Kalimantan. mempermudah hubungan ekonomi antar wilayah, terutama yang berkaitan dengan perluasan pasar, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, penyerapan informasi dan teknologi. Di samping itu, masyarakat Kalimantan Tengah mempunyai suatu filosofi hidup yang sangat berarti dalam mendukung posisi strategis Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Huma Betang. Makna dari filosofis hidup Huma Betang adalah menggambarkan keinginan masyarakat Kalimantan Tengah untuk hidup makmur dan sejahtera dalam suasana kebersamaan, kesetaraan, keterbukaan, keharmonisan, keserasian, keakraban, kejujuran, dan kedamaian yang berlandaskan pada akar budaya adat istiadat masyarakat Kalimantan Tengah. Potensi ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah berfokus pada pertanian dalam arti luas, dalam hal ini, Provinsi Kalimantan Tengah berupaya untuk: Meningkatkan kualitas SDM di berbagai bidang pembangunan; Meningkatkan kualitas pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan Daerah; Meningkatkan kemampuan keuangan daerah; Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana infrastruktur pembangunan daerah; 12

Meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama kaum miskin dan terbelakang; Melaksanakan pengelolaan sumber daya alam yang optimal serta berkelanjutan. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu dimensi pembangunan yang memiliki peran penting, baik kini maupun ke depan. Hal tersebut disebabkan karena secara ekonomis, pengembangan kepariwisataan berdimensi luas terhadap pembangunan sektor-sektor terkait, dan secara sosial budaya mampu membentuk, mengembangkan, dan meningkatkan nilainilai budaya masyarakat. Obyek pariwisata di Provinsi Kalimantan Tengah yang berpotensi untuk dikembangkan baik obyek wisata alam maupun buatan, antara lain adalah Taman Nasional Tanjung Puting dan rumah adat di Tumbang Anoi, Potensi sumber daya alam lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain berupa emas, pasir kuarsa, batu bara. Khusus untuk sumber daya yang bersumber dari hutan, memerlukan pengelolaan yang intensif dan terpadu. 13

MAKSUD DAN TUJUAN KINERJA ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta dengan memperhatikan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Esensi dari sistem AKIP bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik di Provinsi Kalimantan Tengah. Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintahan Provinsi untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis pemerintah Provinsi dapat dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut, siklus sistem AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholder dalam wujud (LKP). 14

(LKP) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Presiden, DPRD dan Masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LKP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja oleh setiap instansi pemerintah. Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian mencakup hal-hal berikut ini: Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan Laporan Kinerja 2014 sebagai sarana pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2014. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama tahun 2014. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan Laporan Kinerja 2014 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dapat ditingkatkan secara berkelanjutan. 15

SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA 2014 Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 2014. Capaian kinerja (performance results) 2014 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini. Uraian singkat masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang menguraikan tentang penjelasan umum organisasi dan menjelaskan secara ringkas profil Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja 2014. Bab II Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan muatan perencanaan dan perjanjian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk periode 2010-2015 dan rencana kinerja untuk tahun 2014. Visi dan Misi Gubernur Kalimantan Tengah Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian kinerja menyeluruh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 2014 sebagai hasil implementasi keseluruhan program dan kegiatan dalam periode tersebut. Bab IV Penutup, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2014. Serta menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa mendatang. 16

OUTLINE LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Referensi Bab Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Visi dan misi Bab 2 Rencana Kinerja 2014 Capaian Kinerja 2014 Akuntabilitas Kinerja Bab 3 Pengukuran Capaian Kinerja 2014 Aspek Keuangan PENUTUP Kesimpulan & saran Bab 4 GAMBAR. 1.2. Out Line Prov. Kalteng. 17