BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan

BAB II KAJIAN TEORI. dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara efektif. Mutu pendidikan

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. llmu Pengetahuan Sosial atau biasa disingkat IPS adalah istilah yang

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR MATERI PENGHEMATAN ENERGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar adalah kreativitas dalam menata serta. menghubungkan pengalaman dan pengetahuan sehingga membentuk satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD. Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI. dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada beberapa sub-sub yang berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berikutnya. Dengan meningkatnya perkembangan tubuh, baik ukuran berat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikaji pula bagaimana manusia menghargai berbagai peninggalan sejarah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa untuk menemukan pengetahuan memerlukan suatu keterampilan. mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran, agar tujuan tercapai maka perlu adanya metode

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran dipahami sebagai proses belajar mengajar yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas tinggi merupakan suatu bangsa yang akan mampu bersaing dan

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. mereka untuk terlibat dalam proses pembelajaran. untuk menemukan pengetahuan melalui pangalaman-pengalaman belajar

I. PENDAHULUAN. Ilmu yang mempelajari alam semesta disebut Ilmu Pengetahuan Alam (natural

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir 1. Kemampuan Berpikir Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal. Kemampuan berpikir merupakan sekumpulan keterampilan yang kompleks yang dapat dilatih sejak usia dini. Berpikir menurut Suryabrata merupakan proses aktif dinamis yang bersifat ideasional dalam rangka pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan ( Suryabrata, 1993: 54). Sedangkan menurut Conny, berpikir merupakan proses mental yang terjadi karena berfungsinya otak dalam rangka mencari jawaban atas suatu persoalan, menemukan ide-ide, mencari pengetahuan, atau sekedar untuk berimajinasi. Proses berpikir terjadi oleh berfungsinya otak manusia, karena otak manusia merupakan pusat kesadaran, pusat berpikir, perilaku, dan emosi manusia mencerminkan keseluruhan dirinya, kebudayaan, kejiwaan, bahasa dan ingatannya (Conny, 1997: 50). Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan. Udin S. Winataputra (1996) dalam Sapriya dkk. (2006: 19) mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah kognitif terutama yang berkenaan dengan

proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses kognitif yang bertaraf tinggi dari mulai kemampuan pemahaman sampai evaluasi. S. Hamid Hasan ( dalam Sapriya dkk. (2006: 20) menambahkan bahwa pada proses berpikir mencakup pula kemampuan dalam mencari informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan temuan. Beyer ( dalam Sapriya dkk. (2006: 20) mendefinisikan berpikir sebagai suatu proses penemuan makna dan proses mental dari apa yang didengar, dilihat, dibaca atau dari apa yang sudah menjadi ingatan dan pemahaman seseorang, sehingga dalam hal ini proses kognitif yang diperlukan oleh seseorang dalam mendapatkan, mengumpulkan dan mengolah serta menerapkan informasi yang diperolehnya melalui berpikir. Bloom mengemukakan dasar-dasar dalam berpikir yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, aplikasi, sintesis dan evaluasi. 2. Indikator Kemampuan Berpikir Sapriya dkk. ( 2006: 21 ) Menyatakan bahwa ada 6 indikator kemampuan berpikir yaitu: 1) Mendeskripsikan, 2) menyimpulkan, 3) menganalisis informasi, 4) melakukan konseptualisasi, 5) membuat generalisasi,6) pengambilan keputusan Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kemampuan berpikir merupakan kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi dan pemecahan masalah untuk melakukan yang harus ia lakukan. B. Pendekatan Keterampilan Proses 1. Pengertin Pendekatan

Muchlisin (1992: 3) menjelaskan bahwa pendekatan merupakan suatu cara yang dianggap terkait untuk mencapai sesuatu. Sementara Depdikbud (1989: 7) menegaskan bahwa pendekatan proses belajar mengajar yang diterapkan pada kurikulum diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan mendasar dalam diri siswa agar mampu menemukan dan mengelola perolehannya. Adapun pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS antara lain: a) pendekatan kontekstual, b) pendekatan konstruktivisme, c) pendekatan deduktif, d) pendekatan induktif, e) pendekatan konsep, d) pendekatan keterampilan proses,(http:/djepok.blogspot.com/201 0/07/macam macam pendekatan pembelajara). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat memahami suatu konsep pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai pemahaman hingga dapat menerapkannya. Keperluan adanya pendekatan dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka, pendekatan dalam proses belajar mengajar selalu berkembang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan keterampilan proses, karena pendekatan tersebut merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mampu melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir siswa. 2. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati suatu konsep. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemaampuan berpikir siswa. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber

dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14) Pendekatan keterampilan proses menurut Depdikbud (1989: 8) adalah cara memandang anak didik sebagai manusia yang seutuhnya. Semiawan (1987: 17) menjelaskan pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah kepada kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Cara memandang ini diterjemahkan dalam kegiatan belajar mengajar yang sekaligus memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap dan nilai serta keterampilan. Keterampilan dalam bahasan ini mempunyai arti keterampilan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai hasil tertentu termasuk kreativitas (Semiawan 1990: 18). Supriatna, dkk. (2007: 180) menyebutkan ada lima langkah dalam pembelajaran dengan keterampilan proses, yaitu: 1) Identifikasi masalah, 2) Pengembangan alternative, 3) Pengumpulan data untuk menguji alternative, 4) Pengujian alternative, 5) Pengambilan keputusan. Dengan pendekatan keterampilan proses siswa dituntut untuk aktif baik individual maupun kelompok yang tampak dalam kegiatan yaitu (Suryosubroto: 2002: 72): 1. Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan 2. Mempelajari, mengalami dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan 3. Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya. 4. Belajar dalam kelompok. 5. Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu 6. Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan

Kadar keterampilan tergantung dari kemampuan daya pikir, daya nalar dan kreativitas. Keterampilan bertitik tolak pada pandangan bahwa setiap siswa mempunyai potensi atau kemampuan yang berbeda. Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuankemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendekatan keterampilan proses merupakan pengembangan keterampilan intelektual sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dari dalam diri siswa untuk dapat melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir siswa. 3. Kelebihan dan kekurangan pendekatan keterampilan proses Dalam http://gindayinda.blogspot.com/2010/10/pendekatan-keterampilanproses.html Kelebihan pendekatan keterampilan proses yaitu: a b c d e f Siswa terlibat langsung dengan obyek nyata sehingga mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari Melatih siswa untuk berfikir lebih kritis Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah Kekurangan Pendekatan Ketrampilan proses yaitu: a b c d e Membutuhkan waktu yang relative lama untuk melakukannya Jumlah siswa dalam kelas harus relative kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian dari guru. Memerlukan perencanaan dengan teliti. Tidak menjamin setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran.

4. Langkah-langkah Pendekatan Keterampilan Proses http://www.sarjanaku.com/2011/01/pendekatan-keterampilan-proses-dalam.html a. Pendahuluan atau pemanasan Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah mengarahkan siswa pada pokok permasalahan agar mereka siap, baik mental emosional maupun fisik. Kegiatan pendahuluan atau pemanasan tersebut berupa: Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami siswa yang ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan. Kegiatan menggugah dan mengarahkan perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar atau benda lain yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan. b. Pelaksanaan proses belajar mengajar atau bagian inti Dalam kegiatan proses pembelajaran suatu materi, hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar dapat mengembangkan kemampuan proses berupa mengamati, mengklasifikasi, menginteraksikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian serta mengkomunikasikan hasil perolehannya yang pada dasarnya telah ada pada diri siswa. Sedangkan menurut Djamarah (2002 :92) kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam langkah-langkah proses belajar mengajar atau bagian inti yang bercirikan keterampilan proses, meliputi : 1. Menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bagan yang sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat, cermat dan tepat. 2. Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut. 3. Menafsirkan hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan sifat, hal dan peristiwa atau gejala yang terkandung pada tiap-tiap kelompok. 4. Meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda. 5. Menerapkan pengetahuan keterampilan sikap yang ditentukan atau diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda. 6. Merencanakan penelitian umpamanya mengadakan percobaan sehubungan dengan masalah yang belum terselesaikan. 7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain dengan diskusi, ceramah mengarang dan lain-lain.

c. Penutup f. Mengkaji ulang kegiatan yang telah dilaksanakan serta merumuskan hasil yang telah diperolehnya g. Mengadakan tes akhir h. Memberikan tugas-tugas lain. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam langkah-langkah pendekatan keterampilan proses terdapat beberapa tahapan yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran sehingga mampu memberikan susasana yang berbeda kepada siswa. C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah social studies dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negaranegara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Namun pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS di sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan IPS untuk sekolah menengah atas (SMA). Pengertian IPS di sekolah tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan ini dapat pula diidentifikasi dari pendekatan yang diterapkan pada masing-masing jenjang persekolahan tersebut.pengertian IPS merujuk pada kajian

yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan fokus kajian dari IPS. Aktivitas manusia dilihat dari dimensi waktu yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan. Aktivitas manusia yang berkaitan dalam hubungan dan interaksinya dengan aspek keruangan atau geografis. Aktivitas manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam dimensi arus produksi, distribusi dan konsumsi. Selain itu dikaji pula bagaimana manusia membentuk seperangkat peraturan sosial dalam menjaga pola interaksi sosial antar manusia dan bagaimana cara manusia memperoleh dan mempertahankan suatu kekuasaan. Pada intinya, fokus kajian IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial. (Sapriya, 2006)Terdapat perbedaan yang esensial antara IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (social sciences) dengan pendidikan IPS sebagai social studies. Jika IPS lebih dipusatkan pada pengkajian ilmu murni dari berbagai bidang yang termasuk dalam ilmu-ilmu sosial (social sciences) atau dalam kata lain IPS adalah sebagai wujudnya. Setiap disiplin ilmu yang tergabung dalam ilmu-ilmu sosial berusaha untuk mengembangkan kajiannya sesuai dengan alur keilmuannya dan menumbuhkan body of knowledge. Dari pengertian Ilmu Pendidikan Sosial di atas dapat peneliti simpulkan bahwa IPS adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS yaitu untuk membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupan sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik

dan sosial yang pada giliranya akan mejadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. 2. Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran IPS SD Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan Pendidikan Nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual. Pengembangan kemampuan intelektual lebih didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skill. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial., kemampuan berpikir, kemampuan prosesual dalam mencari informasi dan mengkomunikasikan hasil temuan. Pengembangan kehidupan sosial berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat. Tujuan ini mengembangkan kemampuan sepeti berkomunikasi, rasa tanggung jawab sebagai warga negara dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan pemahaman dan sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan moral yang berlaku dalam masyarakat. (Sundawa, 2006)Fokus utama dari program IPS adalah membentuk iindividu-individu yang memahami kehidupan sosialnya-dunia manusia, aktivitas dan interaksinya yang ditujukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung

jawab untuk melestarikan, malanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan. Ada 3 kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran IPS di SD, yaitu: 1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan. Udin S. Winataputra (1996) mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah kognitif terutama yang berkenaan dengan proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses kognitif bertaraf tinggi dari mulai kemampuan pemahaman sampai evaluasi. S. Hamid Hasan (1998) menambahkan bahwa pada proses berpikir mencakup pula kemampuan dalam mencari informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan temuan. 2. Pengembangan Nilai dan Etika Sosial S. Hamid Hasan (1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi kriteria suatu tindakan, pendapat atau hasil kerja itu bagus/ positif atau tidak bagus/ negatif. Franz Von Magnis (1985) menyatakan bahwa etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang moral, ialah bidang yang mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk. 3. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial Dimensi yang ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan tanggung jawab dan partisipasi sosial yakni yang mengembangkan tujuan IPS dalam

membentuk warga negara yang baik, ialah warga negara yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD. Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsepkonsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya dunia negara tetangga negara propinsi kota/kabupaten kecamatan k elurahan/desa, RT/RW, tetangga-keluarga.

Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik.agar diterima,hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara publik. (Supriatna, 2007) Suatu tujuan dalam pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran menyatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar proses dari pengajaran itu sendiri. Berdasarkan tujuan dan karakteristik dari IPS pada jenjang sekolah dasar dapat peneliti simpulkan, bahwa dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Sehingga kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metoda, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan agar pembelajaran IPS di sekolah dasar benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Karena pengkondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan. D. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas, yaitu Apabila dalam pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan

proses dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa kelas V B di SD Negeri 1 Metro Utara.