BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

dokumen-dokumen yang mirip
kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan nilai karakter dalam berjalannya kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wini Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. akan memberikan dukungan bagi pelaksanaan pembangunan. Pendidikan yang

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk di berbagai belahan dunia termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tasya Fildzah Shabrina, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib. DIKTI/ Kep/ 2000 : Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam

2016 IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBUD AYA LINGKUNGAN D AN PED ULI LINGKUNGAN WARGA SEKOLAH D I SMA NEGERI 9 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu berkarya, menciptakan karya yang berguna baik untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asep Sutiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. longsor, dan kekeringan semakin tidak terkendali. Fenomena kembar yaitu el-nino

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I. PENDAHULUAN. kebutuhannya namun tidak memikirkan keadaan lingkungan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNSCAPE

I. PENDAHULUAN. kegunaan penelitian. Pembahasan secara rinci masing-masing kajian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah terhadap dunia pendidikan pun masih belum jelas, proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keterampilan proses serta menumbuhkan berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Suryani, 2013

Buku Siswa Limbah dan Penanganannya Untuk kelas XI SMK

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi dan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan?

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sistem pengelolaan lingkungan yang baik dan terukur

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

HIDUP MODERN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya untuk merubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi. Pendidikan lingkungan memiliki peran yang penting dalam mempersiapkan manusia untuk dapat memecahkan masalah lingkungan, yang merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Oleh karena itu pendidikan lingkungan harus disampaikan secara intensif dan konferhensif melalui jenjang pendidikan baik formal maupun informal (Joomla, 2004). Karena kepedulian terhadap lingkungan adalah usaha melibatkan setiap warga negara dalam menumbuhkan dan membina untuk melestarikan lingkungan, berdasarkan tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara damai dengan alam lingkungannya. Kepedulian terhadap lingkungan dipengaruhi oleh pengetahuan lingkungan, hal ini diharapkan dapat menjadi rujukan yang benar dalam menjaga kelestarian alam serta memecahkan masalah lingkungan yang dihadapinya. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman lingkungan pada siswa dapat menghambat kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah serta kepedulian lingkungan, hasil penelitian (Dewi, 2009) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan

2 antara pengetahuan lingkungan dengan kepedulian terhadap lingkungan pada siswa di beberapa SMA di Bekasi. Siswa sebagai salah satu subjek pendidikan memiliki peran dalam menjaga, melestarikan dan memecahkan masalah lingkungan. Oleh karena itu siswa harus dididik untuk mengetahui, menyadari, dan menyakini akan adanya keterbatasanketerbatasan alam yang memberikan kehidupan di bumi ini, dengan adanya pendidikan ini memberikan dampak pada bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta akan menolong dalam pembentukan sikap dan perilaku yang positif. Meskipun siswa sudah memiliki pengetahuan lingkungan yang baik tetapi masih terjadi penyimpangan perilaku yang menjadikan siswa kurang peduli terhadap lingkungan hal ini dapat disebabkan siswa tidak terlatih dalam monitoring (pemantauan diri) pada tahap proses metakognitif siswa. Pada tahap monitoring terjadi proses bagaimana mengatur aktivitas kognitifnya secara afektif dan aktivitas racangan yang akan dikerjakan. Widianti (2007) menyatakan bahwa di negara-negara (termasuk Indonesia) masih banyak remaja (bahkan dewasa) yang tidak mampu mencapai tahap perkembangan kognitif opresional formal (berpikir tingkat tinggi). Menurut (Liliasari, 2011) menyatakan kemampuan berpikir merupakan dasar dari kemampuan berpikir kritis. Remaja harusnya sudah mencapai tahap pemikiran berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik pada saat mereka lulus Sekolah Menengah Atas. Tetapi kenyataannya sebagian remaja masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu oprerasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Siswa dalam lingkungan kelas

3 memiliki sikap peduli lingkungan yang rendah, terlihat dari sikap siswa yang tidak menjaga kebersihan kelasnya. Siswa sering menggunakan kertas secara berlebihan, membuang sampah plastik bekas makanan dibawah meja dan kursi dan tidak merawat tanaman yang ada disekitar kelas, tanaman yang ada hanya dijadikan hiasan. Siswa seakan tidak peduli dengan tanaman yang ada disekitar kelas Berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi saat ini, baik dari lingkungan global sebagian besar bersumber dari perilaku manusia, sikap kepedulian lingkungan merupakan sebagian dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA (Winarmi, 2012). Sikap ilmiah dalam pembelajaran biologi diarahkan pada sikap peduli lingkungan karena materi biologi tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Siswa yang memilki sikap ilmiah yang baik senantiasa peduli terhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar yang dilakukannya membawa dampak yang positif bagi lingkungan, semua usaha yang dilakukan untuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Kurangnya sikap rasa ingin ingin tahu siswa pada lingkungan serta kurangnya kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh mengakibatkan kurangnya kepekaan anak dan rasa cinta terhadap lingkungan Krisis lingkungan yang terjadi saat ini berakar pada kesalahan perilaku manusia yaitu dari cara sudut pandang hubungan manusia dengan alam. Menurut catatan Kementerian Kehutanan tahun 2004, kerusakan hutan dan lahan mencapai 43 juta Ha, yang merupakan loncatan 2 kali lipat dari 22,5 juta ha 1999/2000, laju kerusakan hutan rata-rata 1,6 juta ha/tahun.

4 Persoalan yang sama dihadapi Pemerintah kota Rantauprapat, beberapa tahun terakhir akibat terjadi konversi lahan berubah menjadi petani kebun kelapa sawit. Alih fungsi lahan akan mengakibatkan kerugian ekologis bagi sawah disekitar, antara lain hilangnya hamparan efektif untuk menampung kelebihan air yang bisa membantu mengurangi banjir, serta menganggu keseimbangan alam. Data memperlihatkan pada tahun 2003-2007 penurunan lahan pertanian sebanyak 23.206 ha, dan data juga menunjukkan pada tahun yang sama pada lahan perkebunan sawit mengalami peningkatan sebanyak 76.835. Masalah lingkungan tidak hanya pada pembukaan lahan nyatanya masih banyak pula hal lain yang mengakibatkan kerusakan pada lingkungan seperti halnya banyaknya kendaraan yang mengakibatkan polusi udara dan pembuangan sampah sembarangan. Data menyebutkan dalam sehari petugas mengumpulkan 24 ton sampah yang diangkut dari beberapa kecamatan, tidak terkendalinya sampah yang terdapat dipinggiran kota dan kebiasaan masyarakat yang selalu buang sampah di sungai, hal ini menyebabkan masih banyaknya sampah yang berserakan, oleh karena itu krisis lingkungan hidup hanya dapat diatasi dengan melakukan perubahan fundamental pada cara pandang dan perilaku manusia (Keraf, 2010). Perubahan tersebut dapat dilakukan melalui penanaman pemahaman, moral dan etika mengenai lingkungan salah satunya dalam mewujudkan hal tersebut adalah melalui jalur pendidikan (Dewi, 2009). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalah diantaranya: 1. Kurangnya pengetahuan siswa tentang lingkungan.

5 2. Kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam upaya memecahkan masalah lingkungan. 3. Kurangnya sikap ilmiah terhadap kepedulian lingkungan. 4. Kurangnya kepedulian lingkungan pada siswa SMA Negeri Sekota Rantauprapat 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah penelitian ini adalah hubungan pengetahuan, kemampuan berfikir kritis, sikap ilmiah siswa terhadap perilaku kepedulian lingkungan siswa SMA Negeri Sekota Rantauprapat Tahun 2015. Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini maka penelitian ini dibatasi pada: tingkat pengetahuan lingkungan, berfikir kritis, dan sikap ilmiah dan kepedulian lingkungan yang dibatasi pada kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Se-Kota Rantauprapat. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan pengetahuan dengan kepedulian lingkungan pada siswa kelas X SMA Negeri Se-Kota Rantauprapat? 2. Apakah terdapat hubungan kemampuan bepikir kritis dengan kepedulian lingkungan pada siswa SMA Negeri Se-Kota Rantauprapat? 3. Apakah terdapat hubungan sikap ilmiah dengan kepedulian lingkungan pada siswa SMA Negeri Se- Kota Rantauprapat? 4. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, berpikir kritis dan sikap ilmiah secara bersama-sama dengan kepedulian lingkungan siswa SMA Negeri Se-Kota Rantauprapat?

6 5. Seberapa besar kontribusi tingkat pengetahuan dengan kepedulian lingkungan siswa SMA Negeri Sekota Rantauprapat? 6. Seberapa besar kontribusi berpikir kritis dengan kepedulian lingkungan siswa SMA Negeri Sekota Rantauprapat? 7. Seberapa besar kontribusi sikap ilmiah kepedulian lingkungan siswa SMA Negeri Se- Kota Rantauprapat? 8. Seberapa besar kontribusi tingkat pengetahuan, kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah terhadap kepedulian lingkungan siswa SMA Negeri Se Kota Rantauprapat? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang: 1. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepedulian lingkungan pada siswa SMA 2 Hubungan kemampuan bepikir kritis dengan kepedulian lingkungan pada siswa SMA 3 Hubungan sikap ilmiah dengan kepedulian lingkungan pada siswa SMA 4 Hubungan antara tingkat pengetahuan, kemampuan berpikir kritis, dan sikap ilmiah secara bersama-sama dengan perilaku perduli lingkungan siswa SMA 5 Kontribusi tingkat pengetahuan dengan kepedulian lingkungan pada siswa SMA

7 6 Kontribusi berpikir kritis dengan kepedulian lingkungan pada siswa SMA 7 Kontribusi sikap ilmiah dengan kepedulian lingkungan pada siswa SMA 8 Konstribusi tingkat pengetahuan, kemampuan berpikir kritis dengan kepedulian lingkungan siswa SMA 1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada tenaga pendidik yang secara khusus pada guru bidang studi Biologi, lembaga pemerintah maupun swasta yang berkaitan dengan lingkungan, dan bagi seluruh pembaca baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang lingkungan hidup. Berfikir kritis dalam upaya memecahkan masalah lingkungan jangka panjang, sedangkan pada sikap ilmiah terhadap lingkungan meliputi sikap disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama yang dapat mendukung perilaku perduli lingkungan. Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi masukkan bagi stakeholder sekolah dan pemerintah untuk menciptakan kondisi yang baik agar pendidikan formal menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran masyarakat, sehinggga lembaga pendidikan dapat turut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan jangka panjang dan pembangunan berkelanjutan.