Metode-metode seleksi Pada dasarnya metode seleksi dapat dibagi menjadi 3 ialah : 1. Seleksi pemilihan 2. Seleksi kombinasi 3.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

TEKNIK PERSILANGAN BUATAN

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

Materi 06 Pemuliaan Tanaman untuk Masa Depan Pertanian. Benyamin Lakitan

I. PENDAHULUAN. Produksi tanaman tidak dapat dipisahkan dari program pemuliaan tanaman.

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Jagung Hibrida

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

BAB III: PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG

Padi. Sistem budidaya padi, ada 4 macam

Pemuliaan Tanaman Serealia

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

LAPORAN PEMULIAAN TANAMAN SELEKSI

Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan tanaman berumah

1. Gambar dan jelaskan bagan seleksi masa dan seleksi tongkol-baris!

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

PENDAHULUAN Latar Belakang

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

Sistem Reproduksi Tanaman HUBUNGANNYA DENGAN PEMULIAAN TANAMAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Perkembangbiakan Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA

BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

POPULASI TANAMAN ALLOGAM

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

IIA. MENDELIAN GENETICS

PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK)

a. Judul Penelitian : Persilangan Genotipe Padi yang Tahan Gambut dengan Varietas Padi Unggul

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

DESKRIPSI VARIETAS BARU

Pemuliaan Tanaman dan Hewan

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

FORMULIR PERMOHONAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

PEMULIAAN TANAMAN. Kuswanto, 2012

Silverlife (recurrent) x little leo (donor) F1 (etanol tinggi) Gambar : bagan persilangan F1

Suhardi, S.Pt.,MP. Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

Produksi Benih Tanaman Pakan

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Transkripsi:

Metode-metode seleksi Pada dasarnya metode seleksi dapat dibagi menjadi 3 ialah : 1. Seleksi pemilihan 2. Seleksi kombinasi 3. Seleksi mutasi 1. Seleksi Pemilihan a. Seleksi Massa Seleksi massa adalah merupakan bentuk yang paling sederhana dari seleksi pemilihan. Seleksi massa berari bahwa dari massa tanaman yang berada di sawah, tegal atau lading, sebagian tidak akan digunakan sebagai bahan perbanyakan, sedangkan bagian yang lain dipelihara untuk perbanyakan kolektif. Oleh karena itu apa yang diperbanyak adalah jumlah tanaman atau massa. Berapa jumlah tanaman tersebut prinsipiil tidak menjadi soal. Yang esensiil ialah bahwa keturunan dari tanaman tersendiri selalu ditanam tercampur. Seleksi massa dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : seleksi massa positif dan seleksi massa negatif. Seleksi masa positif seleksi ini dilakukan pada suatu kebun dimana dipilih tanaman-tanaman yang baik, sesuai dengan tujuan seleksi, kemudian untuk bahan perbanyakan berikutnya. Pemilihan disini berdasarkan fenotipe semata-mata, sehingga kenyataannya tanaman yang nampaknya sama keturunannya dapat berlain-lain. Apabila kita hanya menyingkirkan tanaman yang oleh karena salah satu dianggap buruk, dan memelihara terus yang lainnya, maka cara ini dinamakan : seleksi massa negatif. Untuk pemuliaan tanaman yang sebenarnya seleksi massa negatif dianggap tidak layak. Cara ini hanya dapat berguna pada pemuliaan tanaman sebagai daya upaya untuk menyingkirkan sifat-sifat yang tidak diinginkan yang telah diketahui dituruntemurunkan secara resesif. Yang dimaksud belakangan ini berarti bahwa dari bentuk resesif tidak akan terpisah lagi bentuk-bentuk yang bagus, sehingga forma-forma itu sebagai massa dapat disingkirkan dari populasi. Sering hal ini bertalian dengan keanehan seperti keanekawarnaan, cacat-cacat rupa dsb. Pada seleksi tanaman bunga-bungaan, seleksi massa positif masih mempunyai arti yang penting, terutama kesukaan umum tentang mode mode bunga yang sering berubah-ubah. Universitas Gadjah Mada 1

Di dalam praktek, baik seleksi massa positif maupun seleksi massa negatif dilakukan bersama sama, misalnya pada seleksi massa dari tanaman jagung. b. Seleksi individuil dengan penilaian dari tanaman tersendiri atas dasar keturunannya. Sebenarnya istilah seleksi individuil ini kurang tepat, oleh karena juga pada seleksi massa sebenarnya pemilihan tanaman itu dilakukan secara individuil, maka lebih baik apabila dinamakan cara ini sebagai seleksi individuil dengan penilaian dari tanaman tersendiri atas keturunannya. Pada cara ini kita mulai memilih tanaman yang terbaik. Selanjutnya hasil biji dari tanaman yang terbaik dipisahkan, untuk ditanam dalam persilangan persilangan tersendiri. Titik berat dari cara ini adalah pengujian atau pemilihan dari keturunan yang terbaik. Tanaman yang terpilih tadi, apabila memiliki kualitas genetis yang baik dan faktor yang bersangkutan berada dalam keadaan homosigot, maka akan memberikan keturunan yang juga baik, yaitu akan sama dengan orang tuanya (apabila terjadi penyerbukan sendiri). Sedangkan tanaman yang berdasarkan semata mata atas modifikasi juga akan memberikan per keturunan yang sedang atau yang mengecewakan. Bila keturunannya bukan disebabkan oleh penyerbukan sendiri tetapi terjadi oleh karena penyerbukan silang maka akan kita lihat, bahwa bukan saja sifat genetis induk akan Nampak diturunkan tetapi juga sifat sifat dari tanaman ayah. Walaupun demikian prinsipnya adalah sama. Oleh karena dari penilaian keturunan yang diperoleh dapat dianalisa tipe dari induk dan bapaknya, atau keturunan disini hanya dipergunakan untuk pengujian dan identifikasi dari genotipe orang tua yang dipilih. Berhubung dengan adanya tanaman autogam dan allogam, maka seleksi individual dibagi menjadi : b.1 Seleksi individual pada tanaman autogam b.2 Seleksi individual pada tanaman allogam b.1 Seleksi Individual pada tanaman autogam Titik tolak kita merupakan varietas varietas daerah atau suatu populasi silangan yang sudah diperbanyak selama beberapa generasi, baik tanpa seleksi sedikitpun maupun dengan massa seleksi vegetatif, dimana pada perbanyakan type type yang baik tidak akan memisah lagi. Pada populasi yang terdiri dari tanaman autogam bila diperbanyak selama beberapa generasi meskipun tanpa diseleksi akan terdiri dari campuran tanaman yang lebih utama merupakan tanaman homosigot. Universitas Gadjah Mada 2

Pemeliharaan dari bahan bahan pangkal tadi selama 6 bulan atau 8 generasi praktis sudah cukup, setelah mana dapat dilakukan pemilihan tanaman. Selanjutnya lini - lini dari tanaman yang terpilih tersebut diperbandingkan satu sama lain dan kita seterusnya bekerja dengan lini yang terbagus. Lini ini adalah tanaman tanaman homosigot, jadi adalah lini murni, ini berarti dapat diproduksi dengan konstan. b.2 Seleksi Individual pada tanaman allogam Pada dasarnya tanaman allogam dapat diseleksi seperti tanaman autogam. Tetapi disini pada hakekatnya dilakukan pemilihan terhadap penilaian gen dari pihak ibu, oleh karena tepung sari merupakan campuran dari bermacam macam ayah. Sebab jenis jenis yang baik dapat diserbuki oleh tepung sari dari ayah kurang baik, sehingga keturunannya mengecewakan. Jadi problem yang penting adalah terletak dalam mengatur pembuahan asing, dihindarkan tepung sari tepung sari yang tidak diingini. Metode yang dipakai tergantung : - Biologi perkembangbiakan dari tanaman budidaya dan - Sifat sifat yang berharga pada waktu waktu tertentu, ialah sifat berharga itu dapat terlihat sebelum berbunga atau sesudah berbunga. Sifat sifat berharga dapat ditentukan sebelum berbunga Tanaman yang berumur 1 tahun (lobak, bayam) dan yang berumur 2 tahun (misalnya biet gula). Dimulai dengan suatu populasi. Ini dapat mungkin varietas daerah atau populasi silang, dipilih tanaman tanaman terhdap warna, bentuk dan pertumbuhan yang sesuai dengan tujuan seleksi. Sering sekali dari golongan ini, penyeleksian dimulai dengan variasi variasi yang ada. Dari populasi tersebut semaian semaian yang kurang menarik sifat sifatnya sebelum berbunga disingkirkan, sisanya yaitu tanaman tanaman terpilih dibiarkan berbunga ataupun dilakukan persilangan persilangan yang mana mudah dilakukan dengan mengadakan isolasi dari pasangan pasangan tersebut. Dari tanaman induk (tanaman yang dipilih) ataupun dari hasil persilangan dikumpulkan dan kemudian disemaikan secara individual, setelah kelompok kelompok atau family tersebut dinilai secara individual. Pada persarian silang campuran, family tersebut berasal dari tanaman tanaman induk tersendiri yang diserbuk oleh serbuk campuran yang berasal dari serbuk ayah (tanaman) yang fenotipenya baik. Dalam praktik ada beberapa Universitas Gadjah Mada 3

kelompok (familia) yang dalam keseluruhannya harus disingkirkan, sedang dari kelompok (familia) yang lebih baik diseleksi tanaman yang terbaik dan ini dibiarkan berbunga/bersilang tercampur. Ini dilakukan tersendiri untuk tiap tiap family (kelompok) atau tercampur untuk semua family, apabila terdapat kebimbangan terjadinya degenerasi inteelt (inbreeding). Sifat sifat yang berharga dapat ditentukan sesudah berbunga Hal ini lebih sukar bila dibandingkan dengan tanaman yang sifatnya berharga dapat ditentukan sebelum berbunga. Yang termasuk jenis ini adalah contoh penting jagung. Tanaman ini dapat dimuliakan menurut beberapa cara. Pertama : seperti seleksi diatas, tetapi cara ini terlalu lama sebab penilaian atas sifat kraktis yang penting sebelum berbunga tidak mungkin dilakukan. Pada cara umum yang digunakan untuk memperbaiki cara tersebut diatas perlu dilakukan asas untuk membatasi penyerbukan dengan sedikit mungkin tanaman ayah agar dicapai individualisasi yang sekuat mungkin. Penyerbukan yang dimaksud (teratur) dapat dilakukan sebagai berikut : A. Dengan metode penyimpanan benih B. Persilangan berpasangan C. Inbreeding (Inteelt) A. Metode dengan penyimpanan benih Metode benih cadangan bertolak pada beberapa semaian dari populasi permulaan dan dalam hal ini dipilih tanaman induk untuk sementara, setelah terlebih dahulu dilakukan penyingkiran dari tipe yang tidak diinginkan sebelum berbunga. Tetapi disini sudah pasti tanaman induk untuk sebagian akan diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman ayah yang kurang bagus. Biji dari tanaman induk kemudian disemaikan untuk pengujian generatif. Tetapi tidak semuanya disemaikan, separoh disimpan sebagai benih cadangan. Setelah pengujian generatif ini yang menuntun kita kepada pemilihan definitif dari tanaman-tanaman induk, benih cadangan (reserve seed) dari tanaman induk yang terpilih definitif, kemudian disemaikan dan sekarang ditanam terisoler dari pertanaman lain dari tanaman yang serupa. Pernyerbukan sekarang hanya terjadi oleh serbuk sari dari tanaman ayah, yang sudah terbukti memberikan perketurunan yang baik. Melalui penyerbukan teratur ini dicapai hasil yang paling sedikit adalah sama dengan apa yang dapat dihasilkan dengan penilaian sebelum berbunga. Universitas Gadjah Mada 4

Di dalam tanaman biji-biji yang berasal dari benih cadangan dari tanaman induk yang terpilih definitif dapat dipilih lagi tanaman-tanaman induk baru, dengan mana skema tadi terulang lagi. B. Persilangan Berpasangan Pada cara in penyerbukan-penyerbukan dapat berlaku dengan serbuk sari dari tanaman ayah, jadi merupakan penyerbukan teratur. Oleh karena nilai seleksi dari tanaman ayah sebelumnya tidak diketahui haruslah kita bekerja dengan skala besar bila kita ingin mencapai sukses. Metode dari persilangan berpasangan harus dikombinasikan dengan metode penyimpanan benih. Dalam famili dapat kita gunakan lagi penyilangan berpasangan tetapi hal ini berarti penyilangan inteelt. Pada umumnya bila degenerasi endogami (inteelt) tak diinginkan metode famili (seperasi) tidak dilakukan. Bagaimanapun dalam famili (baik famili silang maupun famili inteelt) dipilih lagi tanaman-tanaman induk terbaik dan seluruh skema/ bagan diulangi lagi, tetapi sekrang bertaraf lebih tinggi dari semula. Dengan mempergunakan metode benih simpan penyerbukan-penyerbukan selanjutnya dapat diatur. C. Endogami (Inteelt Inbreeding) Inteelt adalah pembuahan sendiri antara kepala putik dengan tepung sarinya sendiri. Pada tanaman allogan, maka penguasaan pembuahan sendiri itu sukar, lebih-lebih adanya sehat selfsterilitas atau adanya kerusakankerusakan karena dibuahi sendiri. Kerusakan-kerusakan karena inteelt nampak jelas pada generasi pertama (1), dimana pada segregasinya memperlihatkan kelemahan-kelemahan atau tidak mempunyai kesanggupan untuk hidup, misalnya albino (chlorofil defect), tanaman kerdil (katai) dan lainlain. Pada generasi-generasi berikutnya akan nampak individu-individu yang homosigot dan heterosigot, dimana pada permulaanya gen resesif masih dalam keadaan heterosigot dan tertutup oleh gen dominan. Tanamantanaman yang lemah akan tersingkirkan dan hanya tanaman-tanaman yang mempunyai daya hidup yang terus tumbuh, sampai akhirnya kita mendapat jenis-jenis inteelt yang telah mencapai minimum inteelt. Tanaman homogen dan telah homosigot. Dari ras orang tuanya, biasanya tnaman inteelt ini kurang subur. Minimum inteelt kira-kira dicapai pada I 3 I 6 tergantung pada Universitas Gadjah Mada 5

banyak sedikitnya bermacam-macam gen. Jumlah bagian tanaman yang homosigot karena ionteelt dapat dihitung dengan rumus : hm {1 +(2 r 1)} n Dimana : r = berapa kali dilakukan inteelt n = jumlah faktor heterosigot Apabila ras-ras minimum inteelt disilangkan dnegan individu-individu serupa tetapai yang hubungan keluarganya tidak dekat sekali, maka akan diperoleh hybrid yang subur. Basteran tersebut ialah heterosis atau hybrid yang vigor, dimana kesuburannya tidak dapat dipertahankan. Keistimewaan dari jenis heterosis tersebut adalah terjadinya pembesaran dari organnya atau perbanyakan dari organ-organnya. Tetapi keturunan-keturunan dari heterosis akan mengalami kemunduran. Dengan timbulnya keadaan heterosis tersebut timbullah hipotesa-hipotesa atau dugaan-dugaan tentang heterosis tadi yaitu : 1. Hipotesa Heterosigot Oleh Hayes dan Shull diterangkan bahwa heterosigot dari semua gen bekerja sebagai perangsang. Oleh karena itu bila tanaman heterosis hasilnya untuk bibit, maka keturunannya derajat heterosigotnya menurun. Atau bila suatu inbredline yang sudah relatif homosigot disilangkan dengan inbredline yang lain maka hybridnya akan mengandung faktorfaktor keturunan yang banyak dan dalam keadaan heterosigot. Keadaan yang heterosigot ini menimbulkan heterosis misalnya : AA bb CC X aa BB cc (2f dom) (1f dom) Aa Bb Cc (3f dom) Yang mempergiat lebih baik 2. Hipotesa over dominan atau hipotesa kombinasi Hipotesa ini mengatakan bahwa dengan adanya kerjasama faktorfaktor keturunan atau alel-alel yang berbeda maka dapat menimbulkan heterosis. Jadi misalnya suatu faktor keturunan a 1 dalam kombinasinya dengan a 1 a 2 dan a 1 a 3 dapat menunjukkan keadaan yang lebih baik daripada kombinasinya sendiri a 1 a 2 atau a 2 a 2 dan sebagainya. Dalam hal ini mungkin secara individual faktor a 1 mempergiat mungkin a 2 -nya yang Universitas Gadjah Mada 6

mempergiat bilamana bersama-bersama. Sedangkan bila berdiri sendiri terjadi hal sebaliknya. 3. Hipotesa Plasma Dalam keadaan heterogen sangat dimungkinkan terjadinya persilangan dari jenis-jenis yang plasmanya berlainan. Pada hybridnya akan menyebabkan heterosis karena plasmanya yang berbeda tercampiur dari kedua orang tuanya. 4. Hipotesa (teori) Jones (Dominance of Linked genes Hypothesis) Kalau tanaman yang bergenotipe AA bb CC X aa BB cc F 1 Aa Bb Cc Dd Ee Bila sifat baik ditentukan oleh faktor dominan, maka dimengerti bahwa F 1 akan lebih baik dari kedua parentalnya. Menurut Jones gejala heterosis adalah suatu pembastaran transgressief. Ada beberapa cara untuk menghasilkan benih heterosis. - Single cross : Perkawinan antara lini inteelt (inbred line) yang satu dengan lainnya misalnya lini A x lini B 1 F 1 merupakan benih heterosis single cross. - Double cross : Perkawinan antara single cross yang satu dengan single cross yang lain (AxB) x (CxD) - Three way cross : Perkawinan antara single cross dengan lini inteelt yang lain, misalnya (AxB) x C - Top cross : Persilangan antara single cross dengan jenis daerah unggul (varietas) yang tidak dilakukan inteelt misalnya (AxB) x jenis D - Varietas sintesis : Persilangan antara lini-lini inteelt yang telah menujukkan sifat-sifat yang unggul dengan top cross. 2. Seleksi Kombinasi Seleksi hibridasi dimulai dengan memilih ras-ras orangtua yang akan digunakan sebagai bahan persilangan sehingga diharapkan terjadi hybrida atau basteran yang dikehendaki. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan orang tua yang akan dipakai Universitas Gadjah Mada 7

sebagai bahan persilangan, kita harus menyelidiki perbedaan-perbedaan tentang : hasil dan daya hasil dan kualitas. Hal ini akan berguna dalam : a. Usaha mengenali kesalahan dan kekurangan dalam suatu varietas sehingga diketahui sifat-sifat manakah yang dianggap layak untuk pemuliaan. b. Usaha mengenali sifat-sifat baik yang khusus dalam suatu varietas, sehingga nilainya sebagai induk penyilangan (geniteur) pun menjadi diketahui. Untuk itu maka perlu koleksi tanaman budidaya baik jenis dalam maupun luar negeri untuk diamati dengan teliti bertahun-tahun terhadap pertumbuhan dan perwujudan dari semua sifat yang berharga. Dengan menyelidiki dan mengetahui tentang sistematik, morfologi, sitologi dan genetikanya, maka dapatlah dari bahan-bahan tersebut dikombinasikan dengan jalan persilangan untuk diwujudkan dalam individu baru. Kesukaran yang sering timbul dalam melakukan perkawinan adalah waktu berbunga yang tidak bersamaan. Dalam hal demikian perlu diatur ritme (irama) perkembangannya supaya bersamaan, misalnya : - Menanam jenis-jenis orang tua dalam waktu yang berlainan - Memotong jenis-jenis orang tua yang berbunga lebih awal - Dengan vernalisasi atau mempengaruhi fotoperiodisitas untuk mempercepat pertumbuhan - Penyimpanan tepung sari (pollen) pada tempat yang memenuhi syarat (dingin dan kering) Dalam teknik hibridasi umumnya kita melakukan tindakan sebagai berikut : 1. Mengebiri atau kastrasi atau emaskulasi : yaitu menghilangkan kepala sari sebelum bunga membuka dengan maksud untuk mencegah terjadinya penyerbukan atau pembuatan sendiri. Untuk ini ada beberapa cara tergantung dari tanaman budidaya yang akan diperlakukan. Misalnya : - Untuk tanaman padi ada beberapa metode antara lain : forcing metode, clipping metode, hot water treatment dan sebagainya. - Untuk tanaman jagung : tassel metode, bottle metode dan over all metode. - Untuk tanaman kapas I Lumphery dan Tuller metode 2. Hibridiasi : yaitu menyerbuki bunga-bunga yang telah dikebiri dnegan tepung sari dari jenis tanaman yang kita kehendaki sebagai bapak. Dikerjakan langsung atau esok hari sesudah kastrasi, sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum jam 11.00. Caranya dengan menggosokkan-gosokkan kuas atau pinset yang sudah ada tepung sarinya pada kepala putik bunga yang sudah dikebiri tersebut serata mungkin. Atau dengan menggoyang-goyangkan pluim yang mekar di atas bunga-bunga yang sudah dikebiri. Universitas Gadjah Mada 8

3. Memberi tanda dan etiket Bunga-bunga yang telah diserbuki, tangkainya diikat dengan benang berwarna dengan hati-hati untuk menjaga kekeliruan. Kemudian setelah bunga atau karangan selesai diserbuki, pada tangkai atau batangnya diberi etiket yang bertuliskan : - Nama penyerbuk - Tanggal mengerjakan - Nama / nomer jenis jenis tanaman jantan dan betinanya 4. Pembungkusan Untuk mencegah terjadinya penyerbukan asing yang tidak diinginkan dan gangguan lain, karangan bunga yang sudah diserbuki tadi dibungkus dengan kantong dari kain, kertas dan sebagainya. 5. Kontrol Dalam mengerjakan hibridisasi supaya dibuat kontrolnya, yaitu dengan mengebiri sejumlah bunga, tetapi tidak diserbuki. Juga dibuat resiproknya, oleh karena mungkin hasilnya akan berbeda disebabkan oleh sterilitas salah satu kelaminnya, perbedaan plasma dan sebagainya. Setelah dilakukan perkawinan maka pengujian pengujian keturunannya dapat dilakukan secara pedigree, bulk atau back cross. a. Seleksi pedigree Pada pedigree, pemilihan dilakukan pada F 2, sedang pada bulk atau ramseh pemilihan baru dilakukan pada generasi F 6. Tahun pertama : Dibuat persilangan antara kedua orang tua yang dipilih, hasilnya F 2 ditanam untuk tahun kedua. Tahun kedua : Hybrid F 1, ditanam pada tahun kedua. Bila ras ras orang tua homosigot, maka F 1 harus uniform, maka bila ada tipe tipe yang menyimpang harus disingkirkan. Dalam praktek hasil dari F 1 dipungut bersama sama untuk ditanam pada tahun ketiga. Tahun ketiga : Dalam generasi F2, biji biji ditanam tiap lobang satu butir. Harus ditanam sebanyak mungkin, oleh karena makin banyak yang ditanam makin banyak kombinasi yang diharapkan. Tanaman tanaman tersebut diamati dengan seksama dan dapat dilakukan pemilihan tanaman tanaman elit. Bila kombinasi F 2 sedikit, atau sama sekali tidak ada untuk diseleksi, maka seluruh basteran ditanam sampai 2-3 tahun, oleh karena Universitas Gadjah Mada 9

segregasi yang sulit, tipe yang dicari baru terlihat kadang kdang pada generasi yang kemudian. Jenis yang terpilih ditanam pada tahun keempat. Tahun keempat : Benih dari F 2, ditanam pada tahun keempat sebagai tanaman F 3. Masing masing jenis ditanam terpisah. Generasi F 3 ini merupakan jenis jenis A, yang diharapkan pada generasi ini terus mengalami segregasi-segregasi, karena generasi F 2 adalah heterosigot. Jenis-jenis A yang terbaik dalam generasi F 3 dipilih tanaman tanaman elit baru untuk diuji sebagai jenis A dalam tahun kelima. Tahun keenam : Jenis jenis A yang konstan ditanam pada tahun ketujuh sebagai jenis B, pengujian persis seperti pada waktu melakukan seleksi pemilihan pada tanaman autogam jenis B sebagai F 3. Tahun ketujuh : Hasil dari jenis jenis B yang unggul ditanam tahun ketujuh sebagai generasi F 6 jenis C, sebagai tanaman perbanyakan untuk disebarkan. b. Seleksi bulk / ramseh Pada cara seleksi ini pemilihan baru dimulai pada generasi F 5 - F 8 (F 6 - F 9 ). Karena kesukaran kerusakan yang dijumpai pada seleksi pedigree, maka orang biasanya menjalankan cara lain yang lebih sederhana yang disebut cara Ramsch. Keuntungan dari cara ini adalah pada tanaman autogam, pada generasi generasi berikutnya terjadi penambahan forma homosigot dan pengurangan forma heterosigot. Jumlah forma homosigot dapat dihitung dengan rumus : dimana : hm = kenaikan persentase individu homosigot m = tingkatan generasi n = jumlah gen (pasangan allele) Untuk pertanaman bulk harus luas, supaya dapat bebas mengadakan segregasi. Disamping bertambahnya forma homosigot, keuntungan lain dari cara ini adalah bahwa seleksi alam telah berlangsung bertahun tahun terhadap semua genotype yang kurang baik yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan hidup, sehingga lebih mudah orang menemukan tanaman yang bagus. Meskipun sering seleksi alam tersebut belum tentu searah dengan tujuan seleksi. Misalnya pada serealia jenis yang buahnya besar tetapi sedikit akan terdesak dari populasinya Universitas Gadjah Mada 10

oleh jenis yang berbuah kecil tetapi banyak, hal ini disebabkan oleh karena daya reproduksinya. Oleh karena itu dalam pembasteran semacam ini, hasil dari tiap keturunan dipisahkan dalam golongan gabah besar dan golongan gabah kecil. c. Metode Back cross Back cross adalah persilangan F 1 dengan salah satu orang tuanya. Dengan back-cross akan terjadi penimbunan sifat resesif. Jadi dengan back-cross apabila dilakukan berulang kali, akan terjadi penimbunan gen gen. Sehingga salah satu sifat unggul dari salah satu tetuanya dapat dipindahkan, misalnya sifat resistensi terhadap hama atau penyakit. Secara teoritis maka dengan jalan back cross lebih cepat pemilihannya daripada dengan metode pedigree, oleh karena jumlah genotipenya lebih sedikit. 3. Metode Mutasi Menurut sejarah perkembangan mutation breeding negara kita merupakan negara pertama yang telah menggunakan hasil mutantnya untuk tanaman yang dianjurkan, yaitu pada tanaman tembakau yang diperoleh dari hasil penyinaran dengan sinar X di Jawa Tengah (1930). Tetapi pemuliaan tanaman dengan teknik pemuliaan mutasi ini belum begitu popular di tanah air kita ini, hal ini dapat dimengerti karena perkembangan suatu teknik baru tentu memerlukan waktu dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Tetapi meskipun demikian kegiatan dalam pemuliaan mutasi dapat dikatakan sudah mendapatkan perhatian. Introduksi dan hibridisasi adalah merupakan cara pemuliaan tanaman yang umum dilakukan di negara kita. Introduksi dilakukan apabila : - Karena memang merasa perlu mendatangkan tanaman dari luar, mengingat belum ada tanaman yang sebaik seperti yang dari luar tersebut. - Merasa lebih mudah mendatangkan, yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai bahan persilangan dengan varietas dalam negeri. Yang perlu diperhatikan dan penting adalah tanaman introduksi tersebut harus melalui pengujian pengujian terlebih dahulu. Dilihat dari hal di atas, maka hibridisasilah sebenarnya yang tepat dilakukan, sebab dengan cara ini kita dapat memperoleh kombinasi atau rekombinasi dari gen-gen pembawa sifat yang baik saja yang harus dikumpulkan dalam satu varietas, atau tergantung dari keinginan kita akan dibuat varietas yang sebagaimana, tinggal mengatur saja sifat sifat yang dikandung dan tersedia dalam persediaan. Untuk ini diperlukan adanya persediaan gen (genetic s stock). Universitas Gadjah Mada 11

Yang menjadi persoalan apakah kita telah memiliki serangkaian genetic s stock untuk setiap sifat untuk tanaman? Bila dilihat dari kenyataan masih banyak tanaman budidaya kita yang tidak resisten terhadap suatu hama atau penyakit tertentu, ini membuktikan bahwa kita belum mempunyai genetic s stock itu. Untuk menghadapi hal tersebut harus diusahakan membuat genetic stock s. Bagaimana caranya? Mutasi buatan adalah satu satunya cara yang terbaik dalam rangka membuat genetic s stock, apabila tidak terdapat sebuah tanamanpun yang tersedia dan dapat digunakan sebagai geniteur. Setelah kita mempunyai genetic s stock untuk setiap sifat, tidaklah menjadi persoalan lagi, segala kebutuhan manusia akan mudah dapat diatasi atau dilayani. Mengenai pengaruh dari teknik pemuliaan mutasi terhadap green revolution memang belum tampak begitu besar apabila dibandingkan dengan hasil hasil yang telah dicapai oleh teknik pemuliaan menurut kebiasaan yang dilakukan (conventioned breeding). Tetapi apabila diingat, dari hasil hasil yang telah dicapai oleh para ahli atau peneliti seperti Muller, Dr. Borlang, Valencia, Cada, Escuro, Siddiq dan sebagainya maka dapat disimpulkan bahwa untuk memecahkan persoalan yang dihadapi, teknik pemuliaan mutasi dan teknik pemuliaan tanaman secara konvensional dapat bekerja sama. Universitas Gadjah Mada 12