UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Drs. M. Ramli, M.Pd.* dan Piawati ** ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

BAB III. model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STRAY TWO STRAY (TSTS)

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

IMPLEMENTASI METODE BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VIII SMPN-2 PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA MINIATUR PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 LANGKAI PALANGKARAYA

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTEGRATIF MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Penerapan Strategi Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Miftahul Huda Lamongan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jasmanyah76.wordpress.com

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

Model Kooperatif GI Berbasis Outdoor Study Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA SD

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN METODE COOPERATIVE SECRIPT DI SDN GELAM 1

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu 6 bulan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning),

BAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, Mei 2017, Volume 2 Nomor 2 (17-21) ISSN:

BAB III METODOLOGI Setting Penelitian 3.2 Subyek Penelitian 3.3 Sumber Data 3.4 Metode Pengumpulan Data

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fokus pada masalah-masalah pada proses belajar mengajar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru menjelaskan PTK adalah suatu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA Oleh : Drs. M. Ramli, M.Pd.* dan Piawati ** ABSTRAK Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui (1) aktivitas pembelajaran peserta didik dengan menggunakan metode karya wisata sebagai metode pembelajaran IPS. (2) untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar IPS setelah menggunakan metode pembelajaran yaitu metode karya wisata. Metode yang digunakan peneliti adalah penggunaan rencana peneliti tindakan kelas (PTK). Populasi penelitian peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah test dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus presentasi ketuntasan klasikal dan individual. Berdasarkan hasil penelitian (1) Aktivitas belajar peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya pada saat pembelajaran IPS dengan menggunakan metode karyawisata lebih aktif. (2) Ada peningkatan hasil belajar IPS peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya setelah menggunakan metode karyawisata. Kata Kunci: Hasil Belajar IPS dan Metode Karya Wisata PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta dan generalisasi yang berkaitan dengan fenomena alam serta kehidupan makhluk. Sering terjadi salah tafsir manakala IPS dipahami sebagai hafalan. Dengan serentetan kata tanya apa, kenapa, dimana, kapan, bagaimana dan mengapa terjawab dengan jalan menghafal untuk itu tidak dipungkiri lagi bahwa anak dituntut untuk terus belajar menghafal, bahkan kadang kala mengesampingkan aspek pemahaman. Para guru IPS pada umumnya menginginkan agar peserta didiknya berhasil dalam belajar IPS. Keberhasilan ini merupakan modal bagi peserta didik untuk memperoleh tes hasil belajar yang lebih baik. Sedangkan menurut Susanto Ahmad (201 3:5) mengungkapkan bahwa Hasil belajar peserta didik adalah perubahanperubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dengan demikian yang dimaksud dengan keberhasilan dalam belajar IPS bukanlah semata-mata hanya diukur dengan perolehan nilai yang memuaskan baik dalam ulangan maupun ujian akhir, melainkan diukur pula dari materi IPS yang dipelajari dapat dihayati dan diterapkan dalam perilaku sehari-hari. Piawati ** Mahasiswa FKIP UM palangkaraya 33

Metode karyawisata dipilih sebagai metode tepat guna dalam menarik minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS, dimana IPS itu sendiri sangat berhubungan erat dengan lingkungan. Karya wisata adalah metode mengajar dimana guru mengajak siswanya keluar kelas untuk menuju pada objek yang sesungguhnya sebagai sumber belajar yang disesuaikan dengan materi ajar. Menurut Mulyono (2012:112) menyatakan bahwa Metode karya wisata merupakan implementasi dari salah satu dan satu gabungan dari beberapa strategi pembelajaran antara lain: pembelajaran konstekstual, bermain peran, pembelajaran partisipatif, belajar tuntas maupun strategi pembelajaran inkuiri. Sedangkan menurut Pupuh Fathurrohman (2007: 62) menyatakan bahwa: Karyawisata adalah metode dalam proses belajar mengajar dengan mengajak siswa keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau suatu objek, hal ini bukan rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya untuk melihat langsung atau kenyataan. Dengan karya wisata diharapkan siswa dapat mengamati, merasakan, melakukan secara langsung obyek dan dengan karya wisata pula menambah pengalaman wawasan serta ingatan siswa, yang jika dikaitkan dengan suatu konsep. Karya wisata menempatkan guru sebagai fasilitator sehingga siswa dapat aktif dan melakukan kegiatan. Dengan demikian akan menumbuhkan perasaan santai, tapi tetap serius pada diri siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan antara peneliti terhadap peserta didik Kelas VIII MTs Hidayatul Insan Palangka Raya menunjukan bahwa pelaksanaan belum bervariasi dalam kegiatan pembelajaran IPS. Salah satu materi dalam IPS adalah materi pajak. Ringo, dkk, 2013:106), Menyatakan bahwa: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Hal tersebut terbukti dari kurangnya motivasi belajar peserta didik dan rendahnya hasil belajar peserta didik. Hal itu terlihat pada saat KBM berlangsung tidak sedikit peserta didik yang ribut dan mengganggu teman di dalam kelas, mereka kurang fokus dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Melihat latar belakang masalah tersebut dan dari fenomena yang terjadi, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian yang lebih mendalam untuk memperoleh kebenaran ilmiah yang dipertanggung jawabkan antara lain melakukan penelitian terhadap judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Metode Karya Wisata. Sejalan dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui aktivitas belajar IPS peserta didik kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya Piawati ** Mahasiswa FKIP UM palangkaraya 34

dengan menggunakan metode karya wisata. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan metode karya wisata pada peserta didik kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini peneliti meneliti berpacu pada fenomena yang terjadi dan menyelidikinya dengan menggunakan latar alamiah. Metode merupakan sesuatu yang sangat penting dalam melakukan penelitian, karena dengan metode kita dapat mengetahui masalah yang terjadi dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, sebab ada dasar dalam melakukan melakukan penelitian tersebut. Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan menurut Kunandar (2012:45) menjelaskan bahwa: Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bahwa pengertian kelas tidak terbatas pada empat dinding kelas, tetapi lebih pada adanya aktivitas belajar dua orang atau lebih peserta didik. Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan (PTK) Penelitian Tindakan Kelas, maka peneliti adalah pihak yang merasakan adanya masalah yang perlu diselesaikan. Jika peneliti adalah pengampu kelas atau pelajaran, maka dialah orang pertama yang dapat merasakan adanya masalah dan paling berkepentingan dengan pemecahan atau diperolehnya jawaban atas masalah tersebut. Peneliti harus mengakrabkan, bahkan menyatukan dirinya dengan subjek penelitian. Sesuai dengan karakteristik dan tujun penelitian tindakan kelas, kehadiran peneliti didalam penelitian secara ( hampir) terus menerus dalam waktu yang cukup panjang sangat penting artinya agar dapat menghayati apa yang sebenarnya terjadi dilapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 33 orang. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan model siklus, dinamakan model siklus karena model ini lebih menonjolkan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peneliti. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto Suharsimi, 16:2009) menyatakan bahwa Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai siklus spiral dari penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas PTK model siklus terdapat empat tahap yang harus dilalui yaitu: 1) menyusun rancangan tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan ( Acting), 3) pengamatan (Observing), 4) refleksi (Reflecting). Keempat tahap dalam penelitian tindakan merupakan suatu putaran kegiatan berurutan, yang kembali ke langkah semula. Siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus Piawati ** Mahasiswa FKIP UM palangkaraya 35

pertama, peneliti menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya, apabila digunakan untuk mengulangi kesuksesan atau menguatkan hasil. Jika pada tahap siklus kedua peneliti masih belum merasa puas, maka peneliti bisa melanjutkan pada siklus ketiga, cara dan tahap sama halnya dengan siklus satu dan dua. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilaksanakan, hal tersebut bergantung kepada kepuasan dari peneliti, jika peneliti merasa puas di siklus pertama maka penelitian dapat diberhentikan dan PTK tidak bisa dilakukan kurang dari satu siklus. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data Kuantitatif dan data Kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi. Data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Sedangkan data kualitatif adalah kalimat-kalimat yang mengambarkan ekspresi peserta didik tentang tingkat pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini secara kualitatif dan kuantitatif. analisis data kualitatif dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku ( perhatian) belajar peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan dari penggunaan metode pembelajaran karya wisata. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator proses yang ditandai oleh keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dan terlaksananya kegiatan belajar sesuai dengan rencana pembelajaran menggunakan metode karya wisata. Aktivitas peserta didik dikatakan meningkat jika total skor dalam pembelajaran mencapai jumlah 65 dan secara bersamaan jumlah pesera didik yang memiliki skor 65 mencapai 80% dari jumlah seluruh peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada kelas VIII ditentukan oleh kreteria ketuntasan minimal (KKM) oleh Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya untuk mata pelajaran IPS adalah 65. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditunjukan dengan perolehan nilai peserta didik diatas KKM yaitu 70. Hasil yang diperoleh dari nilai test mencerminkan kemampuan peserta didik untuk meningkatkan minat belajar dengan menggunakan metode karya wisata. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar peserta didik mencapai nilai ketuntasan individual 70 dan secara bersamaan terdapat 80% peserta didik yang memperoleh nilai 70. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal disaat observasi sebelum menerapkan siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode karyawisata tingkat hasil belajar peserta didik masih rendah. Namun ketika diterapkannya pada siklus I aktivitas belajar peserta didik Piawati ** Mahasiswa FKIP UM palangkaraya 36

dari 33 peserta didik yang hadir ratarata hasil pengamatan aktivitas yaitu 69,16% dan siklus II dari 33 peserta didik yang hadir rata-rata hasil pengamatan aktivitas meningkat menjadi 95,83% terdapat peningkatan 26,67% hasil belajar peserta didik yang menghitungnya di dapat dari penilaian hasil post-test peserta didik pada siklus I dengan hasil persentasenya 63,6% dan pada siklus II meningkat menjadi 97,0% yang terdapat peningkatan 33,4% dari kedua siklus tersebut. Sementara penghitungan hasil belajar dengan menggunakan rumus N-Gain pada siklus I adalah 0,40 (sedang) dan siklus II 0,74 (tinggi) dengan menggunakan metode karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Hidayatul Insan Palangka Raya pada pembelajaran IPS. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, metode karya wisata dapat meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Meey Wahyuni (2014) kelas IV SDN 3 Menteng Palangka Raya. Berdasarkan penelitian tersebut di dapat bahwa Melalui implementasi metode karya wisata dimana kelas dikelola menjadi kelompok karyawisata untuk menyelesaikan masalah untuk membahas topik yang diajarkan dengan bantun LKS (Lembar Kerja Siswa). Dari angket diperoleh bahwa aktivitas belajar peserta didik tinggi, sebelum menggunakan metode karya wisata dari 20 peserta hanya (20%) yang mendapatkan nilai di atas 60 saat pembelajaran dilakanakan dengan metode karya wisata pada siklus I hasinya menjadi 15 orang (75%) peserta didik mendapatkan nilai di atas 60 dan pada sisklus II hasil belajar meningkat menjadi dari 20 orang (10 0%) peserta didik mendapatkan nilai di atas 60. Penelitian yang relevan yang kedua ada pada penelitian yang dilakukan oleh Krismawati (2009/2010) kelas V Madrasah Ibtidaiyah Barat Kabupaten Semarang. Sebelum menerapkan metode karya wisata, aktivitas peserta didik pada pra siklus yaitu 30% meningkat menjadi 50% pada siklus I, 75% pada siklus II dan 100% pada siklus III. Rata-rata hasil belajar peserta didik pada pra siklus sebesar 50, meningkat menjadi 65 pada siklus I, 85 pada siklus II dan 98 pada siklus III. KESIMPULAN Dari hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Aktivitas peserta didik menjadi lebih aktif pada saat proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode karyawisata, hal ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas peserta didik yang pada siklus I memperoleh skor 2,87 dengan kriteria cukup baik dan pada siklus II memperoleh skor 3,83 dengan kriteria baik. 2. Hasil belajar IPS pada peserta didik dengan menggunakan metode karyawisata, terlihat pada siklus I hasil pre-test 10 peserta didik yang tuntas 30,3% dan hasil post-test 21 peserta didik yang tuntas 63,6% dan pada siklus II hasil pre-test ada 26 peserta didik yang tuntas 78,8% dan hasil post- Piawati ** Mahasiswa FKIP UM palangkaraya 37

test ada 32 peserta didik yang tuntas 97,0%. Ini berarti dengan menggunakan metode karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII MTs Hidayatul Insan Palangka Raya. DAFTAR PUSTAKA Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengebangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran Di Abad Global. Malang: UIN- Maliki Press. Ringo,dkk. 2013. Buku Panduan IPS Terpadu untuk SMP/MTs. Klaten: Intan Pariwara. Susanto,Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri. Pupuh, Fathurrohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. Rahata Piawati ** Mahasiswa FKIP UM palangkaraya 38