OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2015 TENTANG

2015, No.71 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /SEOJK.05/2015 TENTANG PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74 /PMK.010/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANGGUNGAN ASURANSI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN BERKALA PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2017 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 3/POJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PERINTAH TERTULIS PADA SEKTOR PERASURANSIAN

2015, No.69 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor37, TambahanLe

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/POJK.05/2014 TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/POJK.05/2014 TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PERIODIK PERUSAHAAN PERASURANSIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 3/POJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/POJK.05/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/POJK.05/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2016 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dala

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKTUARIS DALAM SEKTOR JASA KEUANGAN. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank 1A Otoritas Jasa Keuangan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2016, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pemeliharaan Dokumen oleh Biro Administrasi Efek dan Emiten yang Menyelenggarakan Administras

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /POJK.05/2016 TENTANG LAPORAN TEKNIS DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2017, No e. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pengeluaran Saham dengan Nilai Nominal Berbeda; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 19

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2015 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PEMEGANG SAHAM TERTENTU

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG PERUSAHAAN MODAL VENTURA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 362, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5636); MEMUTUSKA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.04/2014 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN BULANAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET. BAB I KETENTUAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11 /POJK.05/2014 TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.04/2016 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP WAKIL DAN PEGAWAI PERUSAHAAN EFEK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /POJK.05/2016 TENTANG LAPORAN TEKNIS DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Le

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.04/2014 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2017 TENTANG LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

Transkripsi:

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI SERTA PENERAPAN TARIF PREMI UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong praktik usaha asuransi yang sehat dan memberikan perlindungan yang lebih baik kepada tertanggung, diperlukan tingkat premi yang mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak diskriminatif; b. bahwa dalam rangka memperoleh tingkat premi sebagaimana dimaksud pada huruf a, diperlukan data profil risiko yang dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Data Risiko Asuransi Serta Penerapan Tarif Premi Untuk Lini Usaha Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor; Mengingat

- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3467); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3506) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008 (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 212, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4954); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI SERTA PENERAPAN TARIF PREMI UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan Asuransi Umum adalah Perusahaan Asuransi Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. 2. Data Risiko Asuransi adalah data transaksi asuransi atau data profil risiko dan kerugian asuransi. 3. Asuransi

- 3-3. Asuransi Harta Benda adalah asuransi yang menjamin harta benda terhadap risiko kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang atau benda yang jatuh dari pesawat terbang dan asap (FLEXAS - Fire, Ligthning, Explosion, Aircraft Impact and Smoke) yang dijamin pada Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) yang diterbitkan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), termasuk dan tidak terbatas pada polis Industrial All Risks (IAR) Munich Re wording, Property All Risks (PAR) Munich Re wording, Commercial All Riks, manuscript wording, ABI wording, Mark IV/V, termasuk Comprehensive Machinery Insurance, Electronic Equipment Insurance dan polis-polis harta benda lainnya yang menjamin risiko FLEXAS. 4. Asuransi Kendaraan Bermotor produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor. 5. Biaya Akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada pemegang polis atau pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. 6. Komisi adalah komponen Biaya Akuisisi yang menjadi hak agen asuransi atau perusahaan pialang asuransi atas jasa yang telah diberikan. 7. Imbalan Jasa adalah komponen Biaya Akuisisi yang diberikan kepada pihak ketiga yang berhubungan dengan perolehan bisnis asuransi, selain agen asuransi dan perusahaan pialang asuransi. 8. Diskon adalah potongan harga premi yang hanya diberikan langsung kepada tertanggung. 9. Penanggung Jawab Data adalah pejabat Perusahaan Asuransi yang bertugas sebagai Person in-charge (PIC) dalam proses penyampaian Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya kepada Otoritas Jasa Keuangan. 10. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan, sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. BAB II PENERAPAN TARIF PREMI Pasal

- 4 - Pasal 2 (1) Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan produk pada lini usaha Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor wajib menerapkan tarif premi. (2) Tarif premi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup unsur-unsur premi murni, biaya administrasi dan umum lainnya, biaya akuisisi, serta keuntungan. (3) Tarif premi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah tarif premi yang ditetapkan oleh OJK. (4) Dalam menghitung tarif premi, OJK menggunakan referensi Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya paling kurang dalam 5 (lima) tahun terakhir. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tarif premi yang ditetapkan OJK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam Surat Edaran OJK. BAB III BIAYA AKUISISI Pasal 3 (1) Perusahaan Asuransi Umum dapat membayarkan pembebanan Biaya Akuisisi dalam bentuk: a. Komisi; b. Imbal Jasa; c. Diskon; atau d. Biaya Akuisisi selain Komisi, Imbal Jasa, dan Diskon. (2) Komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a hanya dapat dibayarkan kepada atau dikutip oleh perusahaan pialang asuransi atau agen asuransi. (3) Imbalan Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dibayarkan kepada atau dikutip oleh pihak ketiga yang berhubungan dengan perolehan bisnis asuransi selain perusahaan pialang asuransi dan agen asuransi. (4) Diskon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c hanya dapat dibayarkan kepada tertanggung. (5) Biaya

- 5 - (5) Biaya Akuisisi selain Komisi, Imbal Jasa, dan Diskon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dapat dibayarkan kepada perusahaan pialang asuransi, agen asuransi, pemegang polis, atau pihak ketiga lainnya yang berhubungan dengan perolehan bisnis. (6) Ketentuan mengenai besar dan kondisi Biaya Akuisisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Surat Edaran OJK. BAB IV PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI Pasal 4 (1) Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan produk pada lini usaha Asuransi Harta Benda dan lini usaha Asuransi Kendaraan Bermotor wajib memiliki sistem informasi yang mampu mengolah dan memelihara Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya. (2) Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan produk pada lini usaha Asuransi Harta Benda dan lini usaha Asuransi Kendaraan Bermotor wajib memelihara Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya paling kurang selama 5 (lima) tahun terakhir. (3) Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan produk pada lini usaha Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor wajib menyampaikan laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya untuk periode 5 (lima) tahun terakhir kepada OJK. (4) Laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disampaikan ke OJK paling lambat tanggal 30 April setiap tahunnya. (5) Laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya harus ditandatangani oleh direksi dan aktuaris atau tenaga ahli perusahaan. Pasal 5 (1) Penyampaian laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dilakukan secara online melalui sistem jaringan komunikasi data OJK. (2) Dalam

- 6 - (2) Dalam hal sistem jaringan komunikasi data OJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tersedia atau terjadi gangguan teknis pada saat batas waktu penyampaian laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya, Perusahaan Asuransi Umum wajib menyampaikan laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya secara offline dalam bentuk data elektronik melalui compact disk (CD) atau media penyimpanan data elektronik lainnya. (3) Dalam hal gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialami oleh Perusahaan Asuransi Umum, Perusahaan Asuransi Umum wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada OJK pada hari yang sama setelah terjadinya gangguan teknis. (4) Dalam hal gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialami oleh OJK, OJK mengumumkan secara tertulis kepada Perusahaan Asuransi Umum pada hari yang sama setelah terjadinya gangguan teknis. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) diatur dalam Surat Edaran OJK. Pasal 6 (1) Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan produk pada lini usaha Asuransi Harta Benda dan lini usaha Asuransi Kendaraan Bermotor wajib mengangkat Penanggung Jawab Data. (2) Pengangkatan, penggantian, dan/atau pemberhentian Penanggung Jawab Data wajib dilaporkan secara tertulis kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak pengangkatan, penggantian, dan/atau pemberhentian. (3) Dalam hal pengangkatan, penggantian, dan/atau pemberhentian Penanggung Jawab Data dilakukan dalam waktu kurang dari 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pelaporan Data Risiko Asuransi kepada OJK, Perusahaan Asuransi Umum wajib melaporkan pengangkatan, penggantian, dan/atau pemberhentian Penanggung Jawab Data paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pelaporan Data Risiko Asuransi kepada OJK. BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF Pasal

- 7 - Pasal 7 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan OJK ini dan/atau peraturan pelaksanaannya, dapat dikenakan sanksi administratif berupa: a. peringatan tertulis; b. pembatasan kegiatan usaha; dan/atau c. pencabutan izin usaha. (2) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis dikenakan paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut, yaitu: a. peringatan tertulis pertama; b. peringatan tertulis kedua; dan c. peringatan tertulis ketiga. (3) Dalam hal Perusahaan Asuransi Umum telah dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis ketiga dan belum memenuhi ketentuan dalam Peraturan OJK ini dan/atau peraturan pelaksanaannya, atau dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak ditetapkannya peringatan tertulis ketiga kembali terbukti melakukan satu atau lebih pelanggaran, OJK dapat mewajibkan anggota direksi pada Perusahaan Asuransi Umum untuk menjalani penilaian kemampuan dan kepatutan ulang. (4) OJK dapat mengumumkan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada masyarakat. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Dengan berlakunya Peraturan OJK ini: a. pemeliharaan dan pelaporan Data Risiko Asuransi untuk lini usaha asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor wajib mengikuti aturan ini. b. peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai premi dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan OJK ini. Pasal 9 Peraturan OJK ini mulai berlaku 3 (tiga) bulan sejak tanggal diundangkan. Agar

- 8 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan OJK ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal... KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN MULIAMAN D. HADAD

- 9 - PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK.05/2014 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI SERTA PENERAPAN TARIF PREMI UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR I. UMUM Persaingan pemasaran produk asuransi kendaraan bermotor dan harta benda semakin ketat, sehingga banyak perusahaan asuransi yang mengesampingkan prinsip-prinsip underwriting yang baik dan prudent dengan menetapkan tingkat premi yang cukup rendah agar dapat bersaing di pasaran guna mendapatkan bisnis. Hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip usaha asuransi yang sehat, dimana tingkat premi ditetapkan secara mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak diskriminatif. Dalam rangka memperoleh tingkat premi yang mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak diskriminatif, diperlukan data profil risiko yang dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan. Data tersebut hanya akan diperoleh apabila Perusahaan Asuransi memiliki sistem pengumpulan, pengolahan, dan pemeliharaan data yang memadai. Peraturan OJK ini mengatur mengenai kewajiban Perusahaan Asuransi untuk memiliki dan memelihara data yang dibutuhkan untuk menetapkan premi yang ideal. Dengan demikian, diharapkan kepentingan masyarakat/ tertanggung dan kesehatan Perusahaan Asuransi dapat terlindungi. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) Ayat (2)

- 10 - Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Surat Edaran OJK mengatur antara lain tarif premi dan biaya akuisisi. Pasal 3 Ayat (1) huruf d Perusahaan Asuransi Umum dapat membebankan Biaya Akuisisi selain Komisi, Imbalan Jasa, dan Diskon dalam bentuk pemberian bonus, hadiah, atau manfaat lain. Ayat (2) Ayat (3) Pihak ketiga yang berhubungan dengan perolehan bisnis asuransi misalnya bank atau perusahaan pembiayaan. Ayat (4) Diskon yang dimaksud adalah diskon renewal/perpanjangan yang diberikan apabila polis diperpanjang di perusahaan asuransi yang sama dengan objek pertanggungan yang sama yang diberikan kepada tertanggung yang memiliki profil risiko yang baik yang ditunjukkan dengan tidak adanya klaim selama periode asuransi. Ayat (5) Ayat (6) Pasal 4 Ayat (1) Ayat (2)

- 11 - Ayat (3) Selama Perusahaan Asuransi Umum memiliki izin untuk memasarkan produk, maka tetap tunduk pada Pasal ini. Kewajiban hanya akan berhenti apabila perusahaan menghentikan pemasaran produk secara permanen. Ayat (4) Ayat (5) Apabila Perusahaan sudah memiliki aktuaris, maka yang menandatangani laporan adalah direksi dan aktuaris. Apabila perusahaan belum memiliki aktuaris maka yang menandatangani adalah direksi dan tenaga ahli. Ketentuan mengenai direksi yang menandatangani laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya mengacu pada ketentuan pada Perusahaan Asuransi. Tenaga ahli dalam ketentuan ini adalah tenaga ahli Perusahaan Asuransi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian. Pasal 5 Ayat (1) Ayat (2) Gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah gangguan teknis yang menyebabkan Perusahaan Asuransi Umum tidak dapat menyampaikan laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya secara online dan/atau OJK tidak dapat menerima laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya secara online. Ayat (3) Ayat (4) OJK akan memberitahukan mengenai gangguan teknis yang dialami OJK kepada LJKNB antara lain melalui pengumuman di website OJK. Ayat (5)

- 12 - Surat Edaran OJK mengatur antara lain tata cara penyampaian laporan mengenai Penanggung Jawab Data, dan bentuk, susunan, dan periode laporan Data Risiko Asuransi serta biaya administrasi dan biaya umum lainnya. Pasal 6 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Pasal 7 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Penilaian kemampuan dan kepatutan yang akan dijalani oleh direksi atau pejabat setara pada Perusahaan Asuransi Umum merupakan penilaian kemampuan dan kepatutan ulang setelah menjadi direksi Perusahaan Asuransi Umum sebagai sanksi dari pelanggaran yang dilakukan oleh Perusahaan Asuransi Umum terhadap ketentuan peraturan OJK ini. Ayat (4) Pasal 8 Pasal 9