BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1992 TENTANG TENAGA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1992 TENTANG TENAGA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989, sistem pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Berdasarkan pada Undang-undang Pendidikan tersebut, sistem pendidikan nasional dibedakan menjadi jalur pendidikan, jenis pendidikan, dan jenjang pendidikan. 2.1.1 Jalur Pendidikan Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. 5

6 1. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. 2. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik di lembaga pemerintah, non-pemerintah, maupun sektor swasta dan masyarakat melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan. Pendidikan luar sekolah dapat meliputi kursus-kursus, kelompok belajar seperti Paket A, Paket B, dan Kejar Usaha dan kegiatan lainnya seperti magang. 2.1.2 Jenis Pendidikan Sistem pendidikan nasional terdiri dari tujuh jenis pendidikan yaitu: 1. Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan. 2. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. 3. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan yang khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental.

7 4. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan yang berusaha meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu Departemen atau Lembaga Pemerintah Nondepartemen. 5. Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan. 6. Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan. 7. Pendidikan profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. 2.1.3 Jenjang Pendidikan Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar (SD/MI/Paket A dan SLTP/MTs/Paket B), pendidikan menengah(smu, SMK) dan pendidikan tinggi. 1. Pendidikan Dasar merupakan pendidikan sembilan tahun terdiri atas program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama terdiri dari dua jenis sekolah yang berbeda yaitu sekolah umum dan sekolah keterampilan. Pendidikan Dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta

8 didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan Dasar merupakan pendidikan wajib belajar yang memberikan para siswa dengan pengetahuan dan keterampilan. 2. Pendidikan Menengah disiapkan untuk lulusan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan dan pendidikan keagamaan. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. Lama pendidikan tiga tahun untuk sekolah umum dan tiga atau empat tahun untuk sekolah kejuruan. 3. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah yang terdiri dari pendidikan akademik dan profesional. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Lama pendidikan tinggi tiga tahun untuk program diploma atau empat tahun untuk program sarjana. Sesudah tingkat

9 sarjana dapat meneruskan ke program Pasca Sarjana selama dua tahun dan dapat meneruskan ke program Doktor tiga tahun kemudian. Meski tidak termasuk dalam jenjang pendidikan, terdapat pula pendidikan usia dini, pendidikan yang diberikan sebelum memasuki pendidikan dasar. Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu: Tujuan utama untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. Tujuan penyerta yaitu untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

10 Menurut Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bentuk satuan pendidikan anak usia dini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Jalur Pendidikan Formal Terdiri atas Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Atfal. Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Atfal dapat diikuti anak usia lima dan enam tahun untuk satu atau dua tahun pendidikan. Termasuk disini adalah Bustanul Atfal. 2. Jalur Pendidikan Nonformal Terdiri atas Penitipan Anak, Kelompok Bermain dan Satuan PAUD sejenis. Kelompok Bermain dapat diikuti anak usia dua tahun keatas, sedangkan Penitipan Anak dan Satuan PAUD sejenis diikuti anak sejak lahir atau usia tiga bulan. 3. Jalur Pendidikan Informal Terdiri atas pendidikan yang diselenggarakan di keluarga dan di lingkungan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah melindungi hak anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, meskipun mereka tidak masuk ke lembaga pendidikan anak usia dini, baik formal maupun nonformal. 2.2 Konsep Marketing Konsep marketing muncul pada pertengahan 1950 dan menantang konsep pendahulunya. Dari sekadar sekitar produk, pandangan 'membuat-dan-menjual', mengarah ke sekitar pelanggan, pandangan 'mengerti-dan-bertindak'.

11 Konsep marketing memegang kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari menjadi lebih efektif dari pesaing dalam membuat, mengantar dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang tinggi dari tujuan pasar yang telah dipilih. Sumber Marketing Management oleh Philip Kotler, 2005, hal 20 Gambar 2.1 Konsep Marketing 2.2.1 Tujuan Pasar Perusahaan-perusahaan akan melakukan yang terbaik ketika memilih tujuan pasar mereka dengan berhati-hati dan mempersiapkan penyesuaian program marketing-nya. 2.2.2 Kebutuhan Pelangan Sebuah perusahaan dapat menentukan tujuan pasarnya tetapi gagal dalam mengerti kebutuhan pelanggannya.

12 Tipe Kebutuhan dapat dibedakan menjadi: 1. Kebutuhan yang dinyatakan 2. Kebutuhan yang sebenarnya 3. Kebutuhan yang tidak dinyatakan 4. Kebutuhan yang disenangi 5. Kebutuhan yang dirahasiakan 2.2.3 Integrasi Marketing Ketika semua departemen dari perusahaan bekerja bersama-sama untuk melayani minat pelanggan, hasilnya adalah Integrasi Marketing. Tidak semua karyawan dilatih dan dimotivasi bekerja untuk pelanggan. Sumber Marketing Management oleh Philip Kotler, 2005, hal 23 Gambar 2.2 Bagan Organisasi Moderen yang berorientasi Pelanggan

13 2.2.4 Keuntungan Maksud akhir dari Konsep Marketing adalah untuk membantu organisasi mencapai tujuan mereka. Di dalam perusahaan pribadi, tujuan utama adalah keuntungan dalam jangka panjang; pada organisasi umum dan tidak mencari laba, dengan bertahan dan menarik cukup dana dalam menjalankan pekerjaannya. 2.3 Bauran Pemasaran Bauran Pemasaran adalah kumpulan alat bantu marketing yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan marketingnya dalam sasaran pasar yang telah ditetapkan. Bauran pemasaran terdiri dari Produk, Tempat, Harga, Promosi, dan terakhir banyak yang memasukan kemasan sebagai bagian juga. Kombinasi keempat unsur atau variabel bauran pemasaran tersebut disebut juga Marketing Mix atau Four P s. 2.3.1 Produk Banyak orang berpikir bahwa sebuah produk adalah sebuah penawaran yang nyata, tetapi sebuah produk dapat lebih dari itu. Sebuah Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produkproduk yang dipasarkan termasuk barang fisik, jasa, servis, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide-ide. Kelompok Produk adalah kumpulan dari semua produk dan barang dari penjual yang menawarkan untuk di jual.

14 Sifat produk dan jasa dapat digolongkan sebagai berikut: Tidak berwujud. Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian. Tidak dapat dipisahkan. Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut. Berubah-ubah. Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberikan oleh hotel yang berbintang tiga. Daya tahan. Jasa tidak dapat disimpan. Seseorang pelanggan yang telah memesan sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati kamar yang ia sewa. 2.3.2 Tempat Tempat adalah jalur distribusi dimana pelanggan mendapatkan atau menerima barang atau jasa yang akan digunakan, pemilihan tempat harus sesuai dengan sasaran pasar yang dituju. Pelanggan secara umum memilih melakukan transaksi di tempat keramaian misalnya dekat bank, mal, sekolah, supermarket dan tempat perbelanjaannya. Perusahaan Multinasional ketika akan masuk ke suatu negara akan memilih bekerja sama dengan distributor lokal yang mempunyai pengetahuan dan cakupan yang luas.

15 2.3.3 Harga Dari sepanjang sejarah, harga ditetapkan oleh negosiasi antara pembeli dan penjual. menawar masih menjadi kebiasaan dalam beberapa bidang. Menetapkan satu harga adalah ide modern yang tumbuh dari perkembangan retail berskala besar pada akhir abad ke-19. Perusahaan menetapkan harga dalam berbagai macam cara. Pada perusahaan kecil, Harga sering ditetapkan oleh pemilik perusahaan. pada perusahaan besar, harga ditetapkan oleh divisi atau pimpinan produk, misalnya manajemen puncak menetapkan tujuan dan kebijaksanaan umum harga, dan menyetujui harga yang diajukan oleh manajemen tingkat bawah. Pada industri dimana Harga merupakan suatu hal yang sangat penting, perusahaan akan menyediakan sebuah departemen yang khusus untuk membantu dan menetapkan harga yang sesuai. Departemen ini akan melaporkan ke departemen pemasaran, keuangan, atau manajemen puncak. 2.3.4 Promosi Promosi adalah sebuah bahan kunci dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat pembantu dimana kebanyakan sifatnya jangka pendek, dibuat untuk membantu dengan cepat atau banyak pembelian dari produk tertentu atau jasa oleh pelanggan atau dalam perdagangan. Penjual menggunakan jenis promosi insentif untuk menarik pengguna baru, menghargai pelanggan setia, dan untuk menaikkan tingkat pembelian sesaat. Promosi penjualan juga sering menarik para pengganti merek, dimana berdasarkan harga yang lebih murah atau nilai yang baik. Banyaknya promosi penjualan juga menguntungkan pembuat dimana memungkinkan dapat

16 mengatur variasi dalam jangka pendek pada permintaan dan penawaran, mencoba seberapa tinggi harga jual karena dengan adanya potongan harga yang ditawarkan pada saat promosi. 2.3.5 Kemasan Definisi dari Kemasan adalah semua kegiatan dari merancang dan menghasilkan tempat untuk sebuah produk. Kemasan bisa terdiri lebih dari 3 level bahan baku. Kemasan yang telah di rancang dengan baik dapat menciptakan kenyamanan dan nilai promosi. Kita harus menyertakan kemasan sebagai senjata untuk model, khususnya di produk makanan, kosmetik, peralatan rias dan alat rumah tangga yang kecil. Kemasan adalah yang pertama kali pembeli lihat, dapat membuat tertarik atau tidak tertarik dari sebuah produk.

17 2.4 Lima Kekuatan menurut Porter Model Lima Kekuatan merupakan alat kunci yang digunakan untuk mendiagnosa kekuatan yang mendorong terjadinya persaingan atau kompetisi. KEKUATAN PENYALUR Konsentrasi penyalur Pentingnya volume ke penyalur Pembedaan Masukkan Dampak dari masukkan terhadap biaya dan pembedaan Pengalihan biaya dalam industri Hadirnya pengganti saat ini Ancaman integrasi progresif Biaya terhadap total pembelian dalam industri POTENSI PESAING BARU Keuntungan biaya mutlak Kurva belajar kepemilikan Akses masukan Kebijakan pemerintah Skala ekonomi Kebutuhan modal Indentitas merek Biaya peralihan Akses distribusi Pembalasan yang diharapkan Kepemilikan Produk PERSAINGAN ANCAMAN PENGGANTI Pengalihan biaya Kecendrungan pembeli beralih ke pengganti Nilai-kinerja diperjualkan pengganti KEKUATAN PEMBELI Lonjakan penawaran Volume pembeli Informasi pembeli Identitas merek Kepekaan harga Ancaman integrasi balik Pembedaan produk Konsentrasi pembeli terhadap industri Tersedianya pengganti Perangsang pembeli PERSAINGAN Keluarnya penghalang Konsentrasi industri Biaya tetap/nilai tambah Pertumbuhan industri Kapasitas yang belebihan sebentar-sebentar Pembedaan produk Peralihan biaya Identitas merek Keanekaragaman saingan Saham perusahaan Gambar 2.3 Analisa Industri menurut Porter Sumber How Competitive Forces Shape Strategy oleh Michael E. Porter, p 137-145

18 2.4.1 Persaingan Dalam mengejar suatu keuntungan terhadap saingannya, suatu perusahaan dapat memilih dari beberapa cara yang kompetitif: Mengubah harga - meningkat atau menurunkan harga untuk memperoleh suatu keuntungan sementara. Meningkatkan kualitas, pembedaan produk - meningkatkan corak, menerapkan inovasi dalam proses pabrikasi dan dalam produk itu sendiri. Dengan kreatif menggunakan saluran distribusi - penggunaan integrasi vertikal atau penggunaan saluran distribusi yang mengakomodasi industri itu. Pemanfaatan hubungan dengan para penyalur - sebagai contoh, dari tahun 1950-1970, Sears, Roebuck dan Co. menguasai retail rumah tangga peralatan pasar eceran. Sears menetapkan standar mutu tinggi dan memerlukan para penyalur untuk menemukan permintaannya untuk spesifikasi produk dan harga. 2.4.2 Ancaman Pengganti Suatu ancaman pengganti ada manakala suatu permintaan produksi dipengaruhi oleh perubahan harga dari suatu produk pengganti. Suatu kelenturan harga produk dipengaruhi oleh produk pengganti - produk pengganti berlebih menjadi tersedia, permintaan menjadi lebih elastis karena pelanggan mempunyai alternatif lebih. Suatu produk pengganti dekat menghambat kemampuan perusahaan di dalam suatu industri untuk menaikkan harga.

19 2.4.3 Kekuatan Pembeli Kekuatan para pembeli adalah dampak yang pelanggan berakibat pada suatu industri yang memproduksi. Secara umum, kapan seorang pembeli kuat, hubungan kepada industri memproduksi adalah dekat dengan suatu monopsoni dari ahli ekonomi terminologi - suatu pasar di mana ada banyak para penyalur dan satu orang pembeli. Di bawah kondisi pasar seperti itu pembeli menetapkan harga itu. Pada kenyataannya sedikit monopsoni murni ada. 2.4.4 Kekuatan Penyalur Suatu industri yang memproduksi memerlukan bahan baku - tenaga kerja, komponen, dan persediaan lain. Kebutuhan ini memimpin ke arah hubungan penyalur-pembeli antara industri dan perusahaan yang menyediakan bahan baku yang digunakan untuk menciptakan produk. Para penyalur kuat, apabila dapat mempengaruhi industri yang yang memproduksi, seperti penjualan bahan baku pada suatu mahal untuk menangkap sebagian dari laba industri. 2.4.5 Potensi Pesaing Baru Mudah untuk masuk jika ada: teknologi umum monopoli merek sedikit/kecil akses ke saluran distribusi ambang pintu skala rendah

20 Sukar untuk masuk jika ada: dipatenkan atau kepemilikan know-how kesukaran dalam pengalihan brand saluran distribusi yang terbatas ambang pintu skala tinggi Mudah untuk pergi jika ada: asset mudah dijual jalan keluar berbiaya rendah bisnis mandiri Sukar untuk pergi jika ada: asset khusus jalan keluar berbiaya tinggi bisnis saling berhubungan