BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Perka BATAN No. 212/KA/XII/2011 Layanan Publik di BATAN. Program Reformasi BATAN 2012

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Menetapkan 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fung

WALIKOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PANGKALPINANG

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 01 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 32 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN.. TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 148/KA/VII/2010 TENTANG PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 192/KA/XI/2010 TENTANG PENGELOLAAN KENDARAAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2013

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178/HUK/2012 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 092/KA/VI/2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan (Be

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN PUBLIK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 23 Tahun : 2013

2012, No BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai penyelenggara pelayanan publik, perlu melayani kebutuhan publik dengan sebaikbaiknya; b. bahwa dalam memberikan pelayanan publik yang prima, diperlukan peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik yang berorientasi pada hasil (outcome); c. bahwa dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik diperlukan suatu aturan hukum; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala BATAN tentang Standar Pelayanan BATAN; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4125); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

- 2-5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peranserta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3866); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2011 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Tenaga Nuklir Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5218); 11. Peraturan Presiden Nomor 081 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 2025; 12. Keputusan Menteri PAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan; 13. Peraturan Menteri PAN Nomor 20 Tahun 2006 tentang Pedoman Standar Pelayanan; 14. Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 2014; 15. Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KA/VII/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Teknik Nuklir;

- 3-16. Peraturan Kepala BATAN Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN; 17. Peraturan Kepala BATAN Nomor 393/KA/XI/2005-396/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai di Lingkungan BATAN; 18. Peraturan Kepala BATAN Nomor 148/KA/VII/2010 tentang Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik di BATAN; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggara Pelayanan adalah BATAN. 2. Unit Kerja adalah organisasi setingkat eselon II. 3. Pelayanan BATAN adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh Penyelenggara Pelayanan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan Penerima Pelayanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 4. Pembina Pelayanan yang selanjutnya disebut Pembina adalah Kepala BATAN. 5. Penanggung Jawab Pelayanan yang selanjutnya disebut Penanggungjawab adalah Sekretaris Utama atau pejabat yang ditunjuk. 6. Pelaksana Pelayanan yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.

- 4-7. Penerima Pelayanan/Pelanggan adalah masyarakat pengguna jasa baik perseorangan, kelompok, maupun badan hukum. 8. Prosedur Operasi Standar atau Standard Operating Procedures (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai cara, waktu, tempat dan pelaksana pelayanan. 9. Sistem Manajemen adalah sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dan berkaitan untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta cara untuk mencapai sasaran tersebut. 10. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis dari Penyelenggara Pelayanan berisi komitmen pelaksana untuk menjamin bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan serta diumumkan dan/atau dipublikasikan. 11. Tingkat Kepuasan Pelanggan adalah ukuran terpenuhinya harapan Penerima Pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. 12. Pengaduan adalah laporan dari masyarakat dan Penerima Pelayanan BATAN baik secara lisan dan/atau tertulis yang menginformasikan ketidaksesuaian antara pelayanan yang diterima dengan standar pelayanan yang telah ditentukan. 13. Sistem Informasi pelayanan publik yang selanjutnya disebut Sistem Informasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi dari Penyelenggara Pelayanan kepada masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa gambar, serta disajikan secara manual atau elektronik. Pasal 2 Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan sesuai dengan asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik, meliputi: a. keadilan; b. kepastian hukum; c. tertib penyelenggaraan layanan; d. proporsionalitas; e. keterbukaan;

- 5 - f. partisipatif; g. akuntabilitas; h. kepentingan umum; i. profesionalitas; j. efisiensi dan efektivitas; dan k. berkesinambungan. Pasal 3 Penyelenggaraan pelayanan bertujuan untuk: a. mendayagunakan hasil-hasil penelitian dan pengembangan BATAN untuk kepentingan masyarakat; b. mewujudkan hak-hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan BATAN; dan c. mewujudkan peran serta dan ketaatan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Pasal 4 Ruang lingkup penyelenggaraan pelayanan BATAN mencakup semua pelayanan yang dilakukan oleh setiap Unit Kerja di BATAN, meliputi jasa: a. Kalibrasi; b. Sertifikasi; c. Analisis pemantauan radiasi perorangan dan daerah kerja; d. Iradiasi; e. Pengelolaan limbah radioaktif; f. Eksplorasi bahan galian dengan teknologi nuklir; g. Pengerjaan dan uji mekanik; h. Penyiapan sampel dan analisis; i. Konsultasi; j. Pelayanan teknis uji tidak merusak; k. Keahlian ketenaganukliran; l. Pendidikan; m. Pelatihan;

- 6 - n. Sewa peralatan teknologi nuklir; o. Pelaksanaan uji profisiensi; dan p. Pelayanan penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir yang berasal dari kerjasama dengan pihak lain. BAB II TUGAS PENYELENGGARA PELAYANAN Pasal 5 (1) Pembina mempunyai tugas melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas penanggung jawab pelayanan BATAN. (2) Penanggung jawab mempunyai tugas: a. mengkoordinasikan kelancaran penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan pada setiap satuan kerja; b. melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan; dan c. melaporkan kepada Pembina pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan di seluruh satuan kerja unit pelayanan. (3) Pelaksana mempunyai tugas melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan. (4) Kepala Unit Kerja menyampaikan laporan secara berkala per semester kepada penanggung jawab pelayanan, meliputi: pelaksanaan pelayanan, pengelolaan informasi, pengaduan dan dokumentasi, dan pengawasan internal. BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARA PELAYANAN DAN PENERIMA PELAYANAN Pasal 6 Penyelenggara Pelayanan mempunyai hak: a. menetapkan mekanisme prosedur dan persyaratan dalam penyelenggaraan pelayanan;

- 7 - b. menetapkan mekanisme prosedur dan persyaratan pengaduan pelayanan; c. melakukan kerjasama; d. mengusulkan anggaran pembiayaan penyelenggaraan pelayanan publik; e. melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan tuntutan yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam penyelenggaraan pelayanan publik; dan f. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 Penyelenggara Pelayanan wajib: a. melakukan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan; b. memberikan akses informasi yang benar kepada Penerima Pelayanan; c. mempublikasikan maklumat pelayanan; d. menghindari imbalan dan pungutan biaya di luar ketentuan yang berlaku; e. memberikan pelayanan secara adil, santun, bersahabat dan ramah serta berkualitas; dan f. menyelesaikan setiap pengaduan dari Penerima Pelayanan. Pasal 8 Penerima Pelayanan mempunyai hak : a. mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan BATAN; b. mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi pelayanan BATAN; c. memberikan saran untuk perbaikan pelayanan BATAN; d. mengajukan pengaduan kepada Penyelenggara Pelayanan BATAN; dan e. mendapatkan penyelesaian atas pengaduan yang diajukan.

- 8 - Pasal 9 Penerima Pelayanan BATAN wajib mengikuti mekanisme, prosedur dan persyaratan pelayanan BATAN BAB IV PENYELENGGARAAN PELAYANAN BATAN Pasal 10 Penyelenggaraan pelayanan BATAN harus memperhatikan dan/atau menerapkan: a. prinsip pelayanan; b. standar pelayanan; c. sistem informasi pelayanan; d. maklumat pelayanan; e. pengelolaan fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan; f. biaya pelayanan/tarif; g. perilaku penyelenggara pelayanan; h. pengawasan pelayanan; i. tingkat kepuasan pelanggan;dan j. evaluasi kinerja. Pasal 11 Prinsip pelayanan BATAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a meliputi : a. kesederhanaan; b. kejelasan; c. ketepatan waktu; d. akurasi; e. kemudahan akses; f. integritas; g. perilaku; h. keamanan;

- 9 - i. ketertiban dan j. kenyamanan. Pasal 12 (1) Seluruh pelayanan BATAN harus menerapkan sistem manajemen sesuai Sistem Standardisasi BATAN (SSB). (2) Standar pelayanan BATAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b wajib dibuat oleh setiap unit kerja yang melaksanakan pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi: a. dasar hukum; b. pernyataan visi dan misi pelayanan; c. persyaratan; d. SOP pelayanan; e. waktu penyelesaian; f. biaya pelayanan/tarif; g. produk pelayanan; h. sarana dan prasarana; i. kompetensi petugas pelayanan; j. pengawasan internal; k. penanganan pengaduan; dan l. jaminan pelayanan. Pasal 13 (1) Penyelenggara wajib mengelola sistem informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c secara efektif, efisien dan mudah diakses. (2) Penyampaian informasi wajib mengikuti ketentuan tentang Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik BATAN. (3) Sistem Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sistem informasi elektronik atau non elektronik, dan sekurang-kurangnya meliputi:

- 10 - a. profil penyelenggara; b. profil pelaksana; c. standar pelayanan; d. maklumat pelayanan; e. pengelolaan pengaduan; dan f. penilaian kinerja. Pasal 14 (1) Penyelenggara berkewajiban menyusun maklumat pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf d sesuai sifat, jenis, dan karakteristik layanan yang diselenggarakan dan dipublikasikan secara jelas. (2) Maklumat pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya memuat: a. kebijakan mutu; b. persyaratan; c. prosedur/bisnis proses; d. standar; dan e. biaya. Pasal 15 Penyelenggara Pelayanan bertanggung jawab dalam pengelolaan, pemeliharaan dan/atau perbaikan fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf e sesuai dengan Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Sarana Prasarana, serta memenuhi standar keselamatan, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.

- 11 - Pasal 16 (1) Biaya pelayanan/tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf f berasal dari Penerima Pelayanan. (2) Biaya pelayanan/tarif yang berasal dari Penerima Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku dan Keputusan Menteri Keuangan tentang ijin penggunaan sebagian dana PNBP. Pasal 17 Perilaku Penyelenggara Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf g wajib: a. menjaga integritas; b. menjaga kehormatan institusi; c. berlaku adil; d. bersikap peduli; e. bersikap ramah, tekun dan sabar; f. bersikap tegas dan handal; g. bersikap responsif; h. bersikap independen; i. menjaga kerahasiaan informasi atau dokumen; dan j. menggunakan fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan. Pasal 18 (1) Pengawasan pelayanan BATAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf h dilakukan oleh pengawas internal dan pengawas eksternal. (2) Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan BATAN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. pengawasan melekat oleh atasan langsung; b. pengawasan fungsional oleh aparat pengawasan internal pemerintah.

- 12 - (3) Pengawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan BATAN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh masyarakat, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Ombudsman. Pasal 19 (1) Tingkat kepuasan pelanggan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf i harus dipantau dan diukur berdasarkan hasil umpan balik pelanggan, atau metode lain yang sesuai. (2) Dalam hal ditemukan ketidaksesuaian nilai antara tingkat kepuasan pelanggan dengan standar pelayanan BATAN, Penyelenggara Pelayanan wajib melakukan perbaikan. Pasal 20 (1) Evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 huruf j perlu dilakukan secara berkala minimal setiap semester menggunakan indikator: a. tingkat kepuasan pelanggan;dan b. jumlah pengaduan. (2) Hasil evaluasi kinerja digunakan untuk perbaikan pelayanan. BAB V PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 21 (1) Masyarakat mempunyai kesempatan untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pelayanan BATAN. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara: a. memberikan informasi yang dibutuhkan bagi Penyelenggara Pelayanan BATAN; b. menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan BATAN; dan

- 13 - c. memberikan saran dan atau pendapat dalam rangka penyelenggaraan pelayanan BATAN. BAB VI PENGADUAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN Pasal 22 (1) Pengaduan pelayanan BATAN dapat diajukan kepada Penyelenggara Pelayanan BATAN ataupun Ombudsman. (2) Penyelenggara Pelayanan BATAN menyediakan kotak pengaduan dan menu pengaduan di website BATAN. (3) Penyelenggara Pelayanan BATAN harus menindaklanjuti pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduan diterima. (4) Dalam hal penyelesaian pengaduan masyarakat, Penyelenggara Pelayanan BATAN wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. prioritas penyelesaian pengaduan; b. penentuan pejabat yang menyelesaikan pengaduan; c. prosedur penyelesaian pengaduan; d. rekomendasi penyelesaian pengaduan; e. pemantauan dan evaluasi penyelesaian pengaduan; f. pelaporan proses dan hasil penyelesaian pengaduan kepada Pimpinan Penyelenggara Pelayanan BATAN; g. penyampaian hasil penyelesaian pengaduan kepada yang mengadukan; dan h. dokumentasi penyelesaian pengaduan. (5) Tata cara pengelolaan pengaduan pelayanan BATAN diatur lebih lanjut dalam prosedur masing-masing pelaksana pelayanan. (6) Pengaduan yang diajukan melalui Ombudsman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti ketentuan peraturan Ombudsman.

- 14 - Pasal 23 (1) Penyelesaian pengaduan yang terjadi antara Penyelenggara Pelayanan BATAN dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dalam hal Penerima Pelayanan dapat mangajukan pengaduannya kepada Ombudsman. (3) Penyelesaian pengaduan yang diajukan oleh Penerima Pelayanan dilakukan sesuai dengan tata cara penyelesaian sengketa yang ditetapkan oleh Ombudsman. (4) Pihak yang tidak menerima penyelesaian pengaduan dapat mengajukan penyelesaian melalui pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Kepala BATAN ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2011 KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd- HUDI HASTOWO Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat Ferhat Aziz