BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Undercarriage. Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi:

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

UNDER CARRIAGE MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR KODE MODUL ABMR A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

ANALISA UMUR PAKAI BUSHING PADA UNIT DOZER D375A-5 MENGGUNAKAN METODE DESKRIPTIF DI PT. PAMA PERSADA NUSANTARA SITE BATU KAJANG TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SIMULASI UNDERCARRIAGE EXCAVATOR DENGAN SISTEM MEKANIK (PENGUJIAN)

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

PT. UNITED TRACTORS Tbk TC SANGATTA

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6

ANALISA UMUR PAKAI IDLER BARU DAN IDLER REKONDISI UNIT CAT D7G

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Excavator (Sumber: lit 8)

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

ANALISA LIFE TIME TRACK ROLLER MENGGUNAKAN METODE DESKRIPTIF UNIT KOMATSU D375A-5 DI PT. PAMA PERSADA NUSANTARA SITE BATU KAJANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR NOMOR POERSOALAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TEORI UMUM. Gambar 2.1 Gambar rantai transmisi daya

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN UNDERCARRIAGE EXCAVATOR HITACHI EX200 PADA PT. TAKABEYA PERKASA GROUP DENGAN METODE FMEA

Gambar 2.1 Bucket Wheel Excavator (B.W.E.) Sumber: [lit.11, 2015]]

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TALI TAMPAR DARI BAHAN LIMBAH PLASTIK. Oleh:

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

TRANSMISI RANTAI ROL

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 single speed

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

STUSI KASUS AUDIT MAINTENANCE MESIN PEMINDAH BAHAN PADA SCRAPER CONVEYOR DAN EXCAVATOR HYDRAULIC DI PABRIK KERTAS (PULP) PT. TOBA PULP LESTARI, TBK

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Vaganza single speed


BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB II LANDASAN TEORI

SELAMAT DATANG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB II DASAR TEORI Suspensi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

(Indonesian) DM-TRPD Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal DEORE XT PD-T8000

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

Perawatan System C V T

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fungsi Undercarriage Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi: untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah. bersama-sama dengan sistem steering dan rem mengarahkan unit untuk bergerak maju, mundur, ke kanan, dan ke kiri. sebagai pembawa dan pendukung unit. Gambar 2.1 Komponen Undercarriage Bulldozer dan Excavator Jika dilihat dari fungsinya di atas, maka undercarriage adalah salah satu komponen yang sangat fital dari sebuah crawler tractor. Komponen-komponen undercarriage harus dilakuakan perbaikan atau penggantian (service) secara berkala, sebab jika tidak akan berakibat pada menurunnya performa alat tersebut. 6

Other Undercarriage 45% - 60% Steering Blade Gambar 2.2 Grafik Fungsi Undercarriage Sehingga pengguna harus mengeluarkan banyak biaya untuk perawatan undercarriage. Dari hasil penelitian dikatakan bahwa biaya perawatan undercariage sekitar 45%-60% dari total biaya perawatan alat. Di bawah ini ditunjukkan sebuah struktur undercarriage assembly. Pada gamabar terlihat beberapa komponen-komponen undercarriage, seperti front idler, carrier roller, track chain assembly, track frame, track rollers, dan sprocket. Gambar 2.3 Undercarriage assembly 2.2 Klasifikasi Undercarriage Undercarriage dapat diklasifikasikan kedalam dua tipe,yaitu: tipe rigid dan tipe semi rigid. 2.2.1 Tipe rigid Pada undercarriage tipe ini, front idler tidak dilengkapi dengan rubber pad. Final drive juga tidak dilengkapi dengan rubber bushing dan equalizing beam hanya menempel pada main frame. Contoh unit yang menggunakan undercarriage tipe ini adalah bulldozer D80/85A dan D155A. 7

1 2 8 7 3 6 4 5 1. 2. 3. 4. Idler Track shoe Carrier roller Sprocket 5. 6. 7. 8. Track roller (single flange) Track roller (double flange) Track roller guard Track frame Gambar 2.4 Tipe Rigid 2.2.2 Tipe semi rigid Tipe kerangka bawah ini pada track framenya dilengkapi dengan rubber pad dan pada sprocket dilengkapi dengan rubber bushing. Undercarriege tipe ini equalizing beam-nya diikat dengan pin pada frame utama. Rubber bushing Track frame semi rigid Gambar 2.5 Tipe Semi Rigid 2.3 Komponen Undercarriage 2.3.1 Track Frame Track frame merupakan tulang punggung dari pada undrcarriage, sebagai tempat kedudukan komponen-komponen undercarriage. Pada setiap crawler tractor terdapat 2 buah track frame yang dipasang pada bagian kiri dan kanan unit. Track frame merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai kotak (box) yang disusun saling menyilang dan dirakit dengan plat baja yang dilas. Track 8

frame khusus dirancang agar mampu melawan beban kejut baik dalam kondisi kerja ringan maupun berat. Berdasarkan cara pengikatannya (mounting) ke main frame, track frame diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu: tipe rigid mounting dan tipe pivot mounting. Berikut ini dijelaskan perbedaan antara keduanya. Rigid mounting Main Frame Track Frame Rigid Mounting Gambar 2.6 Track Frame Rigid Mounting Track frame dengan tipe rigid ini diikat (mounting) ke main frame dengan kaku (rigidly). Track frame dengan tipe seperti ini biasa digunakan pada unit-unit kecil, contohnya pada unit bulldozer D41-6. Pivot maounting Track frame dengan tipe pivot mounting seperti ini masing-masing track frame-nya dapat bergerak secara bebas (independenly). Track frame ini digunakan pada unit-unit dengan ukuran menegah sampai dengan unit yang berukuran besar. Track frame dengan tipe pivot mounting terdiri atas dua tipe, yaitu: pivot shaft type dan diagonal brace type. 9

Equalizer Bar Equalizer Bar Diagonal Brace Pivot Shaft Diagonal Brace Type Track Frame Pivot Shaft Type Track Frame Gambar 2.7 Type Track Frame 2.3.2 Track Roller Fungsi dan klasifikasi track roller Track roller yang terdapat pada sebuah undercarriage berfungsi sebagai pembagi berat unit ke track dan sebagai pengarah track link, bukan untuk menggulung track. Track roller teridiri atas dua jenis, yaitu single flange dan double flange. Single Flange Double Flange Gambar 2.8 Jenis Track Roller Dua jenis track roller tersebut dipasang dengan susunan tertentu pada masingmasing track pada crawler tractor. Jumlah track roller yang terpasang pada sebuah undercarriage sangat tergantung dari panjangnya track, semakin panjang track maka semakin banyak pula susunan track roller yang terpasang. Berikut ini ditunjukkan salah satu contoh susunan track roller pada unit bulldozer D155. 10

Struktur track roller Di samping ini ditunjukkan struktur dari sebuah track roller. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah, oli yang terdapat di dalam track roller bertujuan untuk mengurangi keausan yang terjadi akibat gesekan antara bushing dengan shaft. Gambar 2.9 Struktur Track Roller Track roller support Track roller support merupakan komponen yang berfungsi sebagai pemegang atau tempat dudukan dari track roller. Track roller support terdiri dari dua tipe, yaitu tipe rigid dan tipe boogie. Track roller support dengan tipe rigid berarti track X-Boogie roller-nya langsung dipasang pada track frame nya. Track roller support tipe boogie terbagi ke dalam dua tipe, yaitu tipe X-boogie dan K-boogie. Di samping ditunjukkan dua buah tipe track roller tipe boogie. K-Boogie Jika dibandingkan dengan track roller support tipe rigid (conventional), track roller support tipe boogie lebih dapat menyesuaikan dengan bentuk permukaan tanah yang tidak rata, hal ini akan lebih menguntungkan karena akan meminimalkan slip antara permukaan tanah dengan track shoe. 11

Dengan slip yang minimal, maka akan menambah traksi dan memperpanjang umur dari komponen-komponen undercarriage. X-Boogie Track Roller K-Boogie Track Roller Gambar 2.10 Tipe Boogie 2.3.3 Carrier roller Fungsi dan klasifikasi carrier roller Carrier roller merupakan salah satu komponen undercarriage yang berfungsi untuk: Menahan gulungan bagian dari track shoe assembly agar tidak melentur ke bawah. Menjaga kelurusan antara track shoe assembly dengan idler. Jumlah carrier roller yang terpasang pada tiap-tiap sisi track sangat tergantung pada panjang-pendeknya track. Pada umumnya jumlah carrier roller yang terpasang adalah 1 atau 2 carrier roller pada tiap-tiap sisi. Terdapat dua tipe carrier roller, yaitu tipe flange (flange type) dan tipe flat (flat type). Carrier roller tipe flange dibagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu center flange dan single flage. Flange type carrier roller Di bawah ditunjukkan dua tipe carrier roller tipe flange, yaitu center flange type dan single flange type. 12

Center flange type pada umumnya digunakan pada unit hydraulic excavator, bulldozer ukuran kecil, dan dozer shovels. Single flange type pada umumnya digunakan pada unit bulldozer dengan ukuran sedang sampai besar dan dozer shovels. Flat type carrier roller Carrier roller dengan tipe flat pada umumnya digunakan pada hydraulic excavator dengan ukuran kecil. Gambar 2.11 Tipe Carrier Roller Struktur carrier roller Struktur dari carrier roller seperti ditunjukkan pada gambar di samping terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan struktur track roller. Di dalam carrier roller juga terdapat oli pelumas untuk mengurangi terjadinya keausan antara bushing dengan shaft. Dan juga terdapat seal untuk mencegah terjadinya kebocoran oli ke luar dan sebaliknya mencegah kotoran agar jangan sampai masuk ke dalam komponen carrier roller. 2.3.4 Front Idler Idler dipasang pada bagian depan dari track frame yang berfungsi sebagai pengarah (guide) track link assembly dan peredam kejut. Pada bagian dalam dari 13

idler dilengkapi dengan bushing dan shaft serta oli yang berfungsi sebagai pelumas. Gambar 2.12 Struktur Front Idler 2.3.5 Track Adjuster & Recoil Spring Recoil spring yang terdapat pada komponen undercarriage berfungsi untuk kejutan yang berasal dari front idler, sehingga hal ini akan dapat memperpanjang umur komponen dan menambah kenyamanan operator dalam mengoperasikan alat. Sedangkan track adjuster berfungsi agar kondisi kekencangan track shoe assembly tetap terjaga. Gambar 2.13 Struktur Adjuster and Recoil Spring 14

2.3.6 Sprocket Fungsi sprocket Sprocket berfungsi untuk: Meneruskan tenaga gerak ke track melalui bushing. Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit dapat bergerak. Klasifikasi sprocket Tipe sprocket ada dua macam, yaitu solid sprocket dan segmented sprocket. Sprocket dengan tipe solid terbuat dari cast steel yang merupakan satu kesatuan, sehingga jika ada salah satu teeth pada sprocket yang mengalami kerusakan, maka untuk menggantinya harus dilakukan pemotongan dan dilas kembali. Sprocket dengan tipe segmented lebih banyak digunakan karena cukup praktis penggunaannya karena mudah dilepas atau diganti satu persatu. Solid sprocket Gambar 2.14 Klasifikasi Sprocket 2.3.7 Track Link Track link berfungsi sebagai merubah gerakan putar menjadi gulungan dan tempat tumpuan dari track roller sehingga memungkinkan unit dapat berjalan. Komponen-komponen utama dari track link terdiri atas: link, pin, bushing, dan seal ass y. Track link terdiri dari dua tipe, yaitu: seal and lubricated type track dan grease sealed type track. 15

Gambar 2.15 Tipe Track Link Link berfungsi sebagai: Penumpu berat unit ke landasan. Tempat persinggungan dengan track roller dan carrier roller Pemutus dan penghubung rangkaian rantai (khusus untuk master link). Link terdiri dari dua tipe, yaitu: master link dan reguler link. Contoh master link Gambar 2.16 Tipe Link 2.3.8 Track Shoe Track shoe hampir sama dengan landasan sepatu yang kita gunakan. Kita harus sesuaikan landasan sepatu dengan kondisi tanah tempat kita berjalan. Sepatu yang kita gunakan untuk mendaki gunung tentu berbeda dengan sepatu yang kita gunakan di ruang kantor. Hal tersebut sama ketika kita melakukan pemilihan untuk track shoe pada sebuah crawler tractors. 16

Crawler tractor yang digunakan untuk bekerja di daerah rawa tentu memiliki track shoe yang berbeda dengan crawler tractors yang digunakan untuk bekerja di daerah bebatuan. Track shoe berfungsi untuk menimbulkan traksi dan kemudahan dalam bermanuver pada sebuah crawler tractors. Seperti halnya kita dalam memilih jenis sepatu, jika kita salah dalam memilih track shoe, maka akan berakibat alat kita akan mudah slip dan gaya dorong dan gaya tarik yang dihasilkan akan kecil. Tipe track shoe Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pemilihan tipe track shoe sangat penting. Tipe track shoe yang digunakan pada sebuah crawler tractors sangat ditentukan oleh kondisi landasan dimana alat tersebut bekerja. Gambar 2.17 Tipe Track Shoe 2.4 Rumus-Rumus Dasar atau Perhitungan Utama Undercarriage Perancangan konstruksi sangat memperhatikan kebutuhan daya yang diperlukan oleh motor penggerak. Ketersediaan daya listrik yang mencukupi sangat menentukan kinerja motor penggerak secara optimal. Perumusan dasar yang digunakan pada rancang bangun ini ialah ; 17

2.4.1 Motor Penggerak Berfungsi sebagai tenaga penggerak yang dihasilkan, kemudian akan diteruskan ke penggerak lain. Menentukan daya motor dipengaruhi oleh daya yang terjadi pada poros, pulley dan kecepatan putaran poros penggerak. Jika (rpm) adalah putaran dari motor listrik dan T (Nm) adalah torsi pada motor listrik, maka besarnya daya P (kw) yang diperlukan untuk menggerakkan sistem yaitu: P=T Dimana...(1, lit.2, 2014) P = Daya motor bakar (Hp) T = Torsi motor bakar (Nm) n = Putaran motor bakar (rpm) 2.4.2 Menentukan Kecepatan Putaran Bor Kecepatan putaran dibutuhkan pada saat pengeboran untuk menentukan lubang baut yang akan digunakan. Pada rancang bangun banyak digunakan baut dengan ukuran M3 dan M5. Rumus kecepatan putaran: (2, lit.3, 1984: 89) Dimana Vc : Tergantung jenis bahan (m/min) π: 3.14 d: Diameter bor (mm) n: putaran (rpm) 2.4.3 Proses Pemotongan dengan Gerinda Kecepatan putar roda gerinda secara teoritis dihitung menggunakan rumus: N= (3, lit.2, 1984: 89) Dimana N = kecepatan putar (rpm) 18

Vc = kecepatan potong (m/menit) d = diameter roda gerinda (mm) 2.4.4 Rantai Rantai adalah elemen transmisi daya yang tersusun sebagai sebuah deretan penghubung dengan sambungan pin, ketika daya yang ditransmisikan antara poros- poros yang berputar, rantai berhubungan dengan roda bergigi yang disebut sproket. Jenis rantai yang paling umum disebut rantai rol (roller chain), di mana rol pada setiap pen menyediakan gesekan yang sangat kecil di antara rantai dan sproket. Jenis lainnya meliputi berbagai rancangan penghubung yatt dan dapat diperpanjang, yang banyak digunakan dalam konveyor. Gambar 2.18 Model Rantai Roll Panjang rantai harus merupakan kelipatan utuh jarak bagi dan diizinkan menggunakan jumlah jarak bagi yang genap. jarak sumbu poros harus dapat disetel untuk menyesuaikan panjang rantai dan memberikan ruang toleransi dan keausan. Kelonggaran yang berlebihan pada sisi kendor harus dihindari, khususnya pada transmisi yang tidak horizontal. Rumus persamaan panjang rantai:...(robert L. Mort,2009:261) 19

Keterangan: C = jarak sumbu poros L = Panjang rantai N1= jumlah gigi sproket kecil N2 = jumlah gigi sproket besar 2.5 Perawatan Menurut Patrick (lit. 4), maintenance adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta memperbaiki, melakukan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu kondisi operasi produksi agar sesuai dengan perencanaan yang ada. Perawatan dibutuhkan pada setiap alat atau unit yang bergerak. Perawatan dilakukan guna menjaga suatu alat atau unit tetap dalam kondisi seperti semula dan memperpanjang usia unit sehingga mencapai kinerja alat yang maksimal. 2.5.1 Tujuan Perawatan Adapun tujuan perawatan sebagai berikut: 1. Untuk memperpanjang usia unit. 2. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan. 2.5.2 Keuntungan-keuntungan Melakukan Perawatan Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting bila melakukan perawatan yang dilaksanakan dengan baik: a. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang. b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan. c. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan. d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan. e. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu. 20

f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan. 2.5.3 Klasifikasi Perawatan Secara garis besar kegiatan perawatan dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu: Perawatan terencana (planned maintenance) dan perawatan tidak terencana (unplanned maintenance). Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.19 Klasifikasi Perawatan Sumber: lit 4 1. Perawatan Terencana (Planned Maintenance) Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari. Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan corrective maintenance. 2. Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance) Perawatan tidak terencana ini membahas mengenai perawatan darurat dimana perawatan ini merupakan salah satu cara perawatan yang tidak direncanakan sebelumnya sehingga biasanya hal ini dilakukan saat mesin atau peralatan tersebut 21

mengalami kegagalan atau kerusakan yang tidak terduga dan harus segera diperbaiki untuk mencegah akibat yang lebih serius lagi. Salah satu contoh perawatan tidak terencana adalah emergency maintenance. Emergency maintenance adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. 22