Pola Mikroba Pasien yang Dirawat di Intensive Care Unit RSUP Sanglah Denpasar serta Kepekaannya Terhadap Antibiotik pada Agustus Oktober 2013 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : ICU, pola kepekaan, pola mikroba, pola kuman, antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

Pola Kuman Terbanyak Sebagai Agen Penyebab Infeksi di Intensive Care Unit pada Beberapa Rumah Sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

POLA KUMAN PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INTENSIF. RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK ANTIBIOGRAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI -DESEMBER 2008

BAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU. Rosa Dwi Wahyuni

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

4. HASIL. Tabel 4.1. Jumlah isolat dari Bangsal Bedah RSUPNCM tahun No Kode Organisme Jumlah Isolat eco Escherichia coli

POLA RESISTENSI Staphylococcus

POLA KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA TAHUN 2014

PROFIL BAKTERI, RESISTENSI ANTIBIOTIK DAN ANALISA GAS DARAH PADA PENDERITA PENYAKIT PARU DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

POLA KUMAN DAN SENSITIVITAS ANTIBIOTIKA PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT YANG MENGALAMI DEMAM NEUTROPENIA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP : MUNGUNTHANII KRISHNAMOORTHY. Tempat / Tanggal lahir : SELANGOR/ 15 DISEMBER 1992

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. Staphylococcus aureus, merupakan masalah yang serius, apalagi didukung kemampuan

Pola Kuman dan Uji Kepekaan Antibiotik pada Pasien Unit Perawatan Intensif Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia, termasuk dalam daftar jenis 10 penyakit. Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit sistem nafas

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

I. PENDAHULUAN. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

I. PENDAHULUAN. Di negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih menempati urutan

ABSTRAK PREVALENSI GEN OXA-24 PADA BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANII RESISTEN ANTIBIOTIK GOLONGAN CARBAPENEM DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB 1. Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis

Lampiran 1 TABEL ZONA SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia)

BAB VIII INFEKSI NOSOKOMIAL

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

Pasien kritis adalah pasien dengan kondisi

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

I. PENDAHULUAN. penurunan sistem imun (Vahdani, et al., 2012). Infeksi nosokomial dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan

POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dalam morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia. Data World

Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 2) UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. atas yang terjadi pada populasi, dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65

POLA KUMAN DAN SENSITIVITAS ANTIMIKROBA PADA INFEKSI SALURAN KEMIH. SYAFADA, FENTY Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Bakteri dari genus Staphylococcus adalah bakteri. gram positif kokus yang secara mikroskopis dapat diamati

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri. Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut perkiraan World Health Oraganization (WHO) ada sekitar 5 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Uropathogen and Antibiotics Resistant Pattern of Bacteria Isolated from Urine of Uranary Tract Infection Patients in RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. Enterobacteriaceae merupakan patogen yang dapat menyebabkan infeksi

Tren Perubahan Pola Kuman dan Sensitivitas Antimikroba dari Isolat Darah di Unit Perawatan Intensif, RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. dan non-bergerak bulat kecil berbentuk atau non-motil cocci. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diare. Infeksi enteric yang disebabkan oleh bakteri E.coli dapat terjadi pada usus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

ABSTRAK POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN POLA SENSITIVITASNYA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JULI 2005-JUNI 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, sebagai akibatnya

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

: NATALIA RASTA MALEM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Enterobacter sp. merupakan bakteri gram negatif. berbentuk batang. Enterobacter sp.

Pola Resistensi Bakteri Penyebab Sepsis Neonatorum di Instalasi Perawatan Neonatus RSUD Arifin Achmad Riau

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL. Isolat Pseudomonas aeruginosa

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Jaka Kurniawan 1, Erly 2, Rima Semiarty 3

Transkripsi:

Pola Mikroba Pasien yang Dirawat di Intensive Care Unit RSUP Sanglah Denpasar serta Kepekaannya Terhadap Antibiotik pada Agustus Oktober 2013 Rachmy Hamdiyati 1, Komang Januartha Putra Pinatih 2, Ni Nengah Dwi Fatmawati 3 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian/SMF Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah ABSTRAK Latar belakang : Rumah sakit adalah tempat orang yang sedang sakit untuk mencari perawatan, namun juga menjadi sarang bagi berbagai macam bakteri penyebab utama infeksi. Infeksi terutama terjadi di ruang rawat intensif atau Intensive Care Unit (ICU), karena ICU terkontaminasi oleh bakteri dan mikroba lain, dan pasien di ICU seringdalam keadaan imunocompromise, tindakan dan monitoring secara invasive, dan kontak staf rumah sakit dan pasien menyebabkan munculnya infeksi nosokomial. Tingginya penggunaan antibiotik juga menyebabkan resistensi, yang akan menyulitkan terapi dan mempermudah penyebaran infeksi. Pola mikroba dan kepekaannya berbeda di setiap rumah sakit. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai pola mikroba dan kepekaannya pada ICU RSUP Sanglah. Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Sampel penelitian menggunakan spesimen klinis yang diterima Laboratorium Bagian/SMF Mikrobiologi RSUP Sanglah yang kemudian diidentifikasi. Uji kepekaan dilakukan terhadap 50 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil dan kesimpulan : Mikroorganisme yang banyak ditemui adalah Pseudomonas aeruginosa (18%), Acinetobacter baumanii (18%), Staphylococcus koagulase negatif (12%), Candida spp. (10%), dan Staphylococcus aureus (8%). Kemudian diketahui bakteri gram positif memiliki resistensi terhadap tetracycline dan erythromycin. Bakteri gram negatif memiliki resistensi terhadap cefotaxime, amikacin, cefuroxime, cephalothin dan chloramphenicol. Saran : Penelitian seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dengan sampel dan metode yang lebih baik. Kata kunci : ICU, pola kepekaan, pola mikroba, pola kuman, antibiotik 1

Bab I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang selama ini kita ketahui, rumah sakit adalah tempat orang yang sedang sakit untuk mencari perawatan. Namun rumah sakit selain tempat untuk mencari perawatan, juga menjadi sarang bagi berbagai macam bakteri penyebab utama infeksi. Infeksi terutama terjadi di ruang rawat intensif atau Intensive Care Unit (ICU). Ini terjadi karena ICU terkontaminasi oleh bakteri dan mikroba lain, sementara pasien di ICU seringkali dalam keadaan imunocompromise, tindakan dan monitoring secara invasive, dan seringnya kontak antara staf rumah sakit dan pasien menyebabkan munculnya infeksi nosokomial. Tingginya penggunaan antibiotik juga menyebabkan resistensi, yang akan menyulitkan terapi dan mempermudah penyebaran infeksi 1,2 10% pasien rawat inap di seluruh dunia mengalami infeksi baru selama dirawat, kurang lebih sekitar 1,4 juta infeksi per tahun. 1 Kejadian infeksi di ICU dilaporkan paling tinggi di antara semua infeksi yang didapatkan di rumah sakit di Amerika Serikat dan Eropa. 3 Di Amerika Serikat sendiri, dilaporkan sekitar 20.000 pasien meninggal setiap tahun karena infeksi nosokomial. Sebuah penelitian di 11 rumah sakit di Jakarta melaporkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mengalami infeksi baru selama dirawat di tahun 2004. 1 Sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2009-2010 di ICU RS Fatmawati Jakarta menunjukkan bahwa bakteri gram negatif terbanyak yang menyebabkan infeksi di ICU rumah sakit tersebut adalah Pseudomonas sp, Klebsiella sp, Escherichia coli. Sedangkan yang termasuk gram positif adalah Streptococcus β haemoliticus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. Bakteri-bakteri tersebut resisten terhadap ampicillin, amoxicillin, penicillin G, tetracycline dan chloramphenicol. 4 Sementara pada sebuah penelitian di ICU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada tahun 2009, ditemukan bahwa Klebsiella pneumonia adalah bakteri terbanyak (28,3%), dan yang lebih jarang ditemukan adalah Pseudomonas aeroginosa dan Alkaligenes faecalis masing-masing sebanyak (3,3%). 1 2

Tersedianya pola mikroba dan pola resistensi akan sangat membantu untuk dijadikan pedoman pencegahan dan pengobatan infeksi nosokomial. Oleh karena itu tulisan ini akan mengangkat bagaimana pola mikroba dan pola resistensi kuman pasien ICU RSUP Sanglah Denpasar 1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini adalah : 1. Bagaimanakah pola mikroba yang ditemukan pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Sanglah Denpasar. 2. Bagaimanakah pola resistensi mikroba yang ditemukan pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Sanglah Denpasar terhadap antibiotik 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui tulisan ini adalah : 1. Mengetahui pola mikroba yang ditemukan pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Sanglah Denpasar. 2. Mengetahui pola resistensi mikroba yang ditemukan pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Sanglah Denpasar terhadap antibiotik 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan mengenai pola mikroba dan pola resistensi pada ICU RSUP Sanglah Denpasar, sehingga dapat memberikan kontribusi untuk panduan pencegahan dan pengobatan infeksi di rumah sakit tersebut. 3

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ICU Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah sakit, ICU (Intensive Care Unit) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang di tujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. ICU menyediakan perawatan yang menunjang fungsi-fungsi vital pasien-pasien tersebut. 6 2.2 Mikroba yang Sering Ditemukan di ICU 2.2.1 Pseudomonas aeruginosa P. aeruginosa adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang dengan panjang 1.5-3 µm dan lebar 0.5-0.8 µm serta metabolismenya aerob. Bakteri yang termasuk ke famili Pseudomonadaceae ini banyak ditemukan di tanah, air dan permukaan tanaman. Merupakan pathogen oportunistik, sehingga sering menimbulkan infeksi pada pasien imunocompromise. Menurut CDC, P. aeruginosa merupakan salah satu pathogen utama dalam infeksi nosokomial. Di Amerika Serikat, terjadi 4 infeksi P. aeruginosa dalam setiap 1000 pasien rawat inap. Sedangkan CFR nya sekitar 50%. Manifestasi klinis infeksi P. aeruginosa biasanya dalam bentuk infeksi saluran kemih, dermatitis, infeksi saluran nafas, bakteremia, infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran cerna dan berbagai infeksi lain. 5 2.2.2 Klebsiella spp. Adalah bakteri gram negatif, nonmotil, berbentuk batang dengan panjang 0.6-6 µm dan lebar 0.3-1 µm serta memiliki kapsul. Anggota famili Enterobacteriaceae ini melakukan metabolisme secara anaerob fakultatif dan merupakan flora normal pada mulut, kulit dan saluran cerna manusia. Klebsiella spp. merupakan salah satu pathogen 4

utama pneumonia nosokomial, septicemia, infeksi saluran kemih, dan infeksi lain. Infeksi ini sering terjadi pada pasien imunocompromise. 7,8 2.2.3 Eschericia coli Merupakan anggota famili Enterobacteriaceae dan termasuk bakteri gram negatif. Berbentuk batang dengan panjang 2 µm dan berdiameter 0.25-1 µm. Metabolismenya anaerob fakultatif. Merupakan flora normal pada usus besar manusia dan hewan berdarah panas. 7,8 2.2.4 Streptococcus β haemolitikus Bakteri ini adalah bakteri gram positif, berbentuk bulat dan membentuk susunan rantai panjang jika dilihat di bawah mikroskop. Diameternya sekitar 0.5-1 µm. Merupakan bakteri anaerob fakultatif. Bakteri ini dapat menimbulkan bakteremia dan infeksi lain. 7,8 2.2.5 Staphylococcus epidermidis Merupakan bakteri anggota famili Staphylococcaceae, termasuk Staphylococcus koagulase negatif dan merupakan bakteri gram negatif. Berbentuk bulat dalam klaster berbentuk seperti anggur, berdiameter sekitar 0.5-1.5 µm, merupakan bakteri anaerob fakultatif, walaupun tumbuh paling baik di lingkungan aerob. S. epidermidis adalah flora normal yg ditemui pada kulit manusia, namun bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada pemasangan katup jantung, infeksi saluran kemih, infeksi luka bedah, infeksi dari pemasangan alat alat monitor invasif, dan lain-lain. Resistensi obat obatan terhadap S. epidermidis sering terjadi. Vancomycin masih sensitif terhadap S. epidermidis, tetapi adanya resistensi terhadap isolat pernah dilaporkan. 7,8 2.2.6 Staphylococcus aureus S. aureus dapat ditemukan pada kulit manusia, ditemukan juga pada permukaan mukosa anterior nares dan mukosa vagina. Dalam keadaan- keadaan tertentu, S. aureus dapat menyebabkan infeksi kulit yang ringan, sampai dengan community 5

acquired Staphylococcus bronchopneumonia. Toxin yang diproduksi oleh S. aureus merupakan penyebab pada Staphylococcal scalded skin syndrome dan toxic shock syndrome. Penicillin merupakan drug of choice untuk pengobatan infeksi S. aureus. Resisitensi penicillin disebabkan adanya elemen elemen genetik plasmidborne yang mengkode produksi β lactamase. Sekarang ini, lebih dari 80% isolat S. aureus resisten terhadap penisilin oleh karena adanya enzim β lactamase hydrolitic atau penicillinase. 7 2.2.7 Alkaligenes faecalis A. faecalis merupakan bakteri gram negatif, aerobik obligat, dan berbentuk batang. Bakteri saprofit ini mudah ditemukan di air, tanah dan produk susu. Endotoksin dari A. faecalis dapat menyebabkan infeksi saluran nafas, bacteremia, meningitis, dan infeksi lain. 7 2.2.8 Enterobacter aerogenes Merupakan anggota famili Enterobactericeae dan termasuk bakteri gram negatif dengan bentuk batang dan metabolisme anaerob fakultatif. Merupakan flora normal dalam saluran pencernaan dan dapat juga ditemuan di air, tanah dan produk susu. Bakteri ini merupakan patogen oportunis, sehingga sering menyerang pasien immunocompromise dan pasien yang menggunakan ventilasi mekanis. Manifestasi infeksi E. aerogenes biasanya berupa infeksi saluran nafas dan saluran kemih. 7 2.2.9 Candida spp. Candida spp. terkenal sebagai fungi yang paling sering menimbulkan infeksi. Jenis fungi ini dapat ditemukan di berbagai lingkungan. Walaupun banyak dari mereka sebenarnya adalah organism komensal, mereka dapat menjadi pathogen oportunis ketika host nya mengalami defisiensi sistem imun. C. albicans merupakan penyebab infeksi candida paling sering, walaupun kini Candida non-c.albicans mulai banyak terjadi (seperti C.glabrata dan C.krusei). Candida spp. dapat menimbulkan oral candidiasis, namun juga sering ditemukan di dalam sampel darah. 7 6

2.2.10 Acinetobacter sp. Merupakan bakteri berbentuk coccobacillary dengan diameter 1-1.5 µm dan panjang 1.5-2.5 µm, gram negatif, nonmotile, anggota famili Moraxellaceae. Merupakan bakteri aerobic. Biasa ditemukan di tanah,air dan makanan, dan dapat bertahan hidup di permukaan lembab maupun kering. Seringkali menjadi penyebab infeksi nosokomial, seperti pneumonia nosokomial, infeksi saluran kemih, meningitis, dan bakteremia. 7,8 7

Bab. III METODOLOGI 3.1 Desain Laporan ini menggunakan desain cross-sectional deskriptif untuk mengetahui pola mikroba dan pola resistensinya dengan menggunakan data hasil kultur dan uji sensitifitas mikroba dari ruang ICU yang masuk ke Bagian/SMF Mikrobiologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar pada bulan September dan Oktober 2013. 3.2 Tempat dan Waktu Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 18-28 November 2013, dengan tempat di Bagian/SMF Mikrobiologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. 3.3. Data Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah hasil isolasi dan uji kepekaan bakteri yg diisolasi dari spesimen darah, sputum, urine, pus dan spesimen lainnya yang diambil dari pasien ICU RSUP Sanglah, dan diperiksa di Bagian/SMF Mikrobiologi RSUP Denpasar. Identifikasi mikroorganisme dilakukan berdasarkan metode standar. Uji kepekaan dilakukan dengan metode disk diffusion dan hasil diinterpretasikan berdasarkan guideline Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) 9. Jumlah data hasil isolasi yang didapatkan berjumlah 92 buah kemudian disimpan dan diolah dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007. 3.4 Populasi dan Sampel Populasi target dari laporan ini adalah jumlah isolat yang diambil dari pasien ICU dan kepekannya terhadap antibiotik dari pasien ICU. Populasi terjangkau laporan ini adalah jumlah isolat yang diambil dari pasien ICU RSUP Sanglah dan kepekannya terhadap antibiotik. Dan sampel laporan ini adalah jumlah isolat yang diambil dari pasien ICU RSUP Sanglah pada bulan September dan Oktober 2013 dan kepekannya terhadap antibiotik. 8

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Variabel dari tulisan ini adalah : 1. Isolat mikroba dari pasien ICU 2. Uji kepekaan 3.5.2. Definisi Operasional 1. Isolat mikroba dari pasien ICU adalah isolat yang diambil dari material berupa darah, urine, sputum, pus, dan material lain milik pasien yang sedang dirawat di ruang ICU dan diidentifikasi dengan metode standar mikrobiologi. 2. Uji kepekaan adalah uji kepekaan isolat mikroba terhadap berbagai macam antibiotik, yang hasilnya diinterpretasikan berdasarkan CLSI 2012. 9 3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1 Kriteria Inklusi 1. Isolat berasal dari pasien ICU RSUP Sanglah pada bulan Agustus dan September 2013. 3.5.2 Kriteria Eksklusi 1. Sampel akan dieksklusi apabila data sampel kurang lengkap. 9

Pseudomonas aeruginosa Acinetobacter baumanii Staphylococcus koagulase Candida spp. Staphylococcus aureus Eschericia coli Klebsiella pneumoniae Streptococcus sp. Grup D Enterobacter gergoviae Enterobacter aerogenes Corynebacterium spp. Citrobacter diversus Proteus mirabilis Kocuria spp. Serratia marcescens Citrobacter freudii Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Selama bulan September dan Oktober 2013, dari 92 sampel yang didapatkan, 42 (45,65%) kasus menunjukkan kultur negatif dan 50 (54,34%) menunjukkan hasil kultur positif. Spesimen yang menunjukkan hasil positif diambil dari sputum (44%), darah (28%), urine (12%), pus dan lainlain (18%). Mikroorganisme yang banyak ditemui adalah Pseudomonas aeruginosa (18%) dan Acinetobacter baumanii (18%), diikuti oleh Staphylococcus koagulase negatif (12%), Candida spp. (10%), dan Staphylococcus aureus (8%). Rincian lebih lengkap dapat dilihat di grafik di bawah. 18.00% 16.00% 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% Acinetobacter Bakteri Gram baumanii Negatif Staphylococcus Bakteri Gram koagulase Positif negatif Gambar 1. Isolat Mikroba Pasien ICU 10

Berikut ini juga ditampilkan pola resistensi antibiotik dari beberapa bakteri predominan dari isolat yang diambil dari ICU RSUP Sanglah. Antibiotik P. aeruginosa A. baumanii S. koagulase negatif E. coli K. pneumoniae Streptococcus grup D (n=8) (n=8) (n=6) (n=3) (n=3) (n=3) ampicillin/sulbactam 100% 100% (-) 0% 33% (-) Chloramphenicol 88% 100% (-) 33% 33% 0% Ciprofloxacin 63% 100% 83% 67% 33% (-) Gentamycin 75% 100% 83% 0% 0% (-) Tetracycline 100% (-) 67% 67% 33% 67% Ceftazidime 50% 100% (-) 33% 33% (-) Trimethoprim 75% (-) (-) 67% 33% (-) amoxicillin/clavulanic acid 100% 100% (-) 0% 0% 33% Cefotaxime 100% 100% 83% 33% 33% 33% Amikacin 100% 100% 33% 33% 100% (-) Cefuroxime 100% 100% (-) 33% 33% 67% Cephalothin 100% 100% 33% 33% 33% 67% Aztreonam 50% 100% (-) 33% 33% (-) cefoperazone/sulbactam 38% 100% (-) 0% 0% (-) piperacillin-tazobactam 50% 100% (-) 0% 0% (-) Meropenem 25% 100% (-) 33% 0% (-) Levofloxacin 88% 100% (-) 33% 0% (-) Cefepime 28% 100% (-) 0% 33% 67% Erythromycin (-) (-) 67% (-) (-) 67% Linezolid (-) (-) 0% (-) (-) 0% Vancomycin (-) (-) 0% (-) (-) 0% Keterangan : (-) tidak diuji atau data tidak lengkap Tabel 1. Pola resistensi beberapa bakteri predominan dari isolat ICU Untuk mengetahui lebih jelas distribusi mikroba, material tempat isolasi dan pola resistensi, dapat dilihat pada Lampiran 1. 11

4.2 Pembahasan Dari hasil di atas, diketahui bahwa Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumanii, dan Staphylococcus koagulase negatif merupakan isolat dominan yang ditemukan pada pasien ICU RSUP Sanglah. Candida spp. sebagai jamur yang seringkali menginfeksi manusia juga menjadi salah satu isolat dominan. Pola yang hampir sama juga dialami oleh rumah sakit lain di Indonesia, di mana bakteri-bakteri di atas juga masuk ke dalam urutan teratas isolat predominan, walaupun dengan urutan frekuensi yang berbeda-beda. Dari sampel yang di ambil dari pasien ICU, sputum, darah, dan urin merupakan material dominan yang dapat ditemukan mikroba di dalamnya. Hal ini disebabkan oleh transmisi infeksi yang sering terjadi di ICU antara lain adalah alat bantu pernapasan, kateter, alat terapi parenteral seperti cairan infus, serta tindakan-tindakan invasif lainnya. Dari data hasil uji kepekaan antibiotik secara umum didapatkan bahwa bakteri gram positif memiliki resistensi terhadap tetracycline dan erythromycin. Bakteri gram negatif memiliki resistensi terhadap cefotaxime, amikacin, cefuroxime, cephalothin dan chloramphenicol. Isolat Acinetobacter baumanii memiliki resistensi tinggi terhadap semua antibiotik yang diuji. Sementara isolate Pseudomonas aeruginosa memiliki resistensi tinggi terhadap ampiciliin/sulbactam, tetracycline, amoxicillin/clavulanic acid, cefotaxime, amikacin, cefuroxime, dan cephalothin, serta sensitif terhadap meropenem, cefepime dan cefoperazone/sulbactam. Antibiotik tersebut dapat menjadi pilihan untuk mengobati infeksi Pseudomonas aeruginosa. Isolat Staphylococcus koagulase negative memiliki resistensi tinggi terhadap ciprofloxacin, gentamycin, dan cefotaxime, namun sensitive terhadap linezolid dan vancomycin. Isolat E. coli memiliki resistensi terhadap ciprofloxacin, tetracycline dan trimethoprim, namun sensitif terhadap antibiotik lain. Isolat Klebsiella pneumonia memiliki resistensi tinggi terhadap amikacin, dan masih cenderung sensitif dengan antibiotik lain. Streptococcus grup D memiliki resistensi terhadap tetracycline, cefuroxime, cephalothin, cefepime dan erythromycin, serta sensitive terhadap chloramphenicol, linezolid, dan vancomycin. 12

Dari data di atas juga dapat diketahui bahwa vancomycin dan linezolid merupakan antibiotik yang sensitif untuk melawan infeksi bakteri gram positif. Untuk mengobati infeksi bakteri gram negatif, cefoperazone/sulbactam, piperacillin/tazobactam, meropenem, dan cefepime dapat menjadi pilihan. 13

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan tulisan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Mikroorganisme yang banyak ditemui pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Sanglah Denpasar adalah Pseudomonas aeruginosa (18%), Acinetobacter baumanii (18%), Staphylococcus koagulase negatif (12%), Candida spp. (10%), dan Staphylococcus aureus (8%). 2. Pada isolat bakteri yang ditemui pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Sanglah Denpasar, didapatkan bahwa bahwa vancomycin dan linezolid merupakan antibiotik yang sensitif untuk melawan infeksi bakteri gram positif. Untuk mengobati infeksi bakteri gram negatif, cefoperazone/sulbactam, piperacillin/tazobactam, meropenem, dan cefepime dapat menjadi pilihan. 3. 5.2. Saran 1. Dilaksanakan penelitian dengan jumlah sampel lebih besar dan rentang waktu yang lebih lama agar dapat mewakili populasi sesungguhnya. 2. Dilakukan penelitian yang lebih terperinci dan lebih baik lagi mengenai pemantauan penggunaan antibiotik dan pemantauan resistensi bakteri sehingga dapat mencegah berkembangnya resistensi bakteri-bakteri tersebut. 14

DAFTAR PUSTAKA 1. Noer SN. Pola Bakteri Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Yang Ditemukan Pada Air Dan Udara Ruang Instalasi Rawat Khusus Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Majalah Farmasi dan Farmakologi 2012;16(2):73 78 2. Adisasmito AW, Hadinegoro SRS. Infeksi Bakteri Gram Negatif di ICU Anak: epidemiologi, manajemen antibiotik dan pencegahan. Sari Pediatri 2004; 6(1):32-39 3. Tennati I, Harding H, Nelson M, Roye-Green K. Microbial Isolates from Patients in an Intensive Care Unit, and Associated Risk Factors. West Indian Med J 2005; 54 (4): 225 4. Radji M, Fauziah S, Aribinuko N. Antibiotic sensitivity pattern of bacterial pathogens in the intensive care unit of Fatmawati Hospital, Indonesia.Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine (2011)39-42 5. Kenneth T. Todar's Online Textbook of Bacteriology [online] [cited 2013 Nov 20]. Available from URL: http://textbookofbacteriology.net/staph.html 6. Indonesian Society of Intensive Care Unit. [cited 2013 Nov 20]. Available from : http://www.perdici.org/?page_id=3 7. Dennis L, Anthony S. Harrison s Infectious Disease. United States: McGraw-Hill; 2010 8. Martinko JM, Madigan MT. Brock Biology of Microorganisms (ed.11 th ed.) Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall; 2005 9. Franklin R, Matthew A, Jeff A, et al. Performance Standards for Antimicrobial Susceptibility Testing; Twenty-Second Informational Supplement. CLSI Guideline 2012. 15

Lampiran 1 No ID Isolat Material Asal Antibiotik ampicillin/ chloramphenicol ciprofloxacin sulbactam 1 13012106 scn blood (-) I R 2 13017476 scn blood (-) R S 3 1594687 scn blood (-) R R 4 13016086 scn blood (-) (-) R 5 o13006780 scn sputum (-) R R 6 13012632 scn c. pleura (lain) (-) R R 7 13012634 pae blood R (-) (-) 8 13022616 pae blood R (-) (-) 9 13011439 pae sputum R (-) (-) 10 13016086 pae sputum R (-) (-) 11 13021243 pae sputum R (-) (-) 12 13021513 pae sputum R (-) (-) 13 13019991 pae ujung cvc (lain) R (-) (-) 14 13012634 pae sputum R (-) (-) 15 13016090 eco urine S (-) (-) 16 13016086 eco urine S (-) (-) 17 13016973 eco blood S (-) (-) 18 13016973 c. freundii blood S (-) (-) 19 13005977 aba sputum R (-) (-) 20 o1634749 aba sputum R (-) (-) 21 13019991 aba sputum R (-) (-) 22 13020816 aba sputum R (-) (-) 23 13023510 aba sputum R (-) (-) 24 13019806 aba sputum R R R 25 13019991 aba kateter (lain) R (-) (-) 26 13019806 aba blood R (-) (-) 27 13019806 egg blood R (-) (-) 28 13020816 egg kateter (lain) R (-) (-) 29 13017818 kpn urine R (-) (-) 30 13021524 kpn sputum S S I 31 13019806 kpn sputum S S I 32 13024595 33 13012634 34 13016560 urine (-) (-) (-) 16

c.albicans 35 13017476 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine (-) S (-) 38 13016090 strep (d) sputum (-) S (-) 39 13011439 strep (d) kateter (lain) (-) S (-) 40 13021555 corinebacterium sp. blood S R R 41 13617676 e. aerogenes blood R S S 42 13018403 e. aerogenes pus I R R 43 13021045 c. diversus urine S R I 44 13019806 pmi sputum R R R 45 13019991 kocuria sputum S R R 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood (-) S S 50 13012634 sma sputum R I R No ID Isolat Material Asal Antibiotik gentamycin tetracycline ceftazidime 1 13012106 scn blood R R (-) 2 13017476 scn blood S S (-) 3 1594687 scn blood R S (-) 4 13016086 scn blood R R (-) 5 o13006780 scn sputum R R (-) 6 13012632 scn c. pleura (lain) R R (-) 7 13012634 pae blood (-) (-) R 8 13022616 pae blood (-) (-) R 9 13011439 pae sputum (-) (-) R 10 13016086 pae sputum (-) (-) S 11 13021243 pae sputum (-) (-) S 12 13021513 pae sputum (-) (-) R 13 13019991 pae ujung cvc (lain) (-) (-) S 14 13012634 pae sputum (-) (-) S 17

15 13016090 eco urine (-) (-) S 16 13016086 eco urine (-) (-) R 17 13016973 eco blood (-) (-) S 18 13016973 c. freundii blood (-) (-) S 19 13005977 aba sputum (-) (-) R 20 o1634749 aba sputum (-) (-) R 21 13019991 aba sputum (-) (-) R 22 13020816 aba sputum (-) (-) R 23 13023510 aba sputum (-) (-) R 24 13019806 aba sputum R R R 25 13019991 aba kateter (lain) (-) (-) R 26 13019806 aba blood (-) (-) R 27 13019806 egg blood (-) (-) R 28 13020816 egg kateter (lain) (-) (-) R 29 13017818 kpn urine (-) (-) R 30 13021524 kpn sputum S S S 31 13019806 kpn sputum S S S 32 13024595 33 13012634 34 13016560 c.albicans urine (-) (-) (-) 35 13017476 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine (-) R (-) 38 13016090 strep (d) sputum (-) S (-) 39 13011439 strep (d) kateter (lain) (-) R (-) 40 13021555 corinebacterium sp. blood S S R 41 13617676 e. aerogenes blood S I S 42 13018403 e. aerogenes pus S R R 43 13021045 c. diversus urine S S S 44 13019806 pmi sputum R R R 45 13019991 kocuria sputum R R R 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood R R (-) 50 13012634 sma sputum S R S 18

No ID Isolat Material Asal Antibiotik trimethoprim amoxicillin/ cefotaxime clavulanic acid 1 13012106 scn blood (-) (-) R 2 13017476 scn blood R (-) S 3 1594687 scn blood S (-) R 4 13016086 scn blood R (-) R 5 o13006780 scn sputum S (-) R 6 13012632 scn c. pleura (lain) R (-) R 7 13012634 pae blood (-) (-) (-) 8 13022616 pae blood (-) (-) (-) 9 13011439 pae sputum (-) (-) (-) 10 13016086 pae sputum (-) (-) (-) 11 13021243 pae sputum (-) (-) (-) 12 13021513 pae sputum (-) (-) (-) 13 13019991 pae ujung cvc (lain) (-) (-) (-) 14 13012634 pae sputum (-) (-) (-) 15 13016090 eco urine (-) (-) (-) 16 13016086 eco urine (-) (-) (-) 17 13016973 eco blood (-) (-) (-) 18 13016973 c. freundii blood (-) (-) (-) 19 13005977 aba sputum (-) (-) (-) 20 o1634749 aba sputum (-) (-) (-) 21 13019991 aba sputum (-) (-) (-) 22 13020816 aba sputum (-) (-) (-) 23 13023510 aba sputum (-) (-) (-) 24 13019806 aba sputum I R R 25 13019991 aba kateter (lain) (-) (-) (-) 26 13019806 aba blood (-) (-) (-) 27 13019806 egg blood (-) (-) (-) 28 13020816 egg kateter (lain) (-) (-) (-) 29 13017818 kpn urine (-) (-) (-) 30 13021524 kpn sputum S S S 31 13019806 kpn sputum S S S 32 13024595 33 13012634 34 13016560 c.albicans urine (-) (-) (-) 19

35 13017476 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine (-) S S 38 13016090 strep (d) sputum S S I 39 13011439 strep (d) kateter (lain) R R R 40 13021555 corinebacterium sp. blood R I R 41 13617676 e. aerogenes blood R R S 42 13018403 e. aerogenes pus R S I 43 13021045 c. diversus urine S S I 44 13019806 pmi sputum I R R 45 13019991 kocuria sputum R S R 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood S (-) R 50 13012634 sma sputum R R R No ID Isolat Material Asal Antibiotik amikacin cefuroxime cephalothin 1 13012106 scn blood (-) (-) S 2 13017476 scn blood S (-) S 3 1594687 scn blood R (-) R 4 13016086 scn blood I (-) I 5 o13006780 scn sputum R (-) R 6 13012632 scn c. pleura (lain) S (-) S 7 13012634 pae blood (-) (-) (-) 8 13022616 pae blood (-) (-) (-) 9 13011439 pae sputum (-) (-) (-) 10 13016086 pae sputum (-) (-) (-) 11 13021243 pae sputum (-) (-) (-) 12 13021513 pae sputum (-) (-) (-) 13 13019991 pae ujung cvc (lain) (-) (-) (-) 14 13012634 pae sputum (-) (-) (-) 15 13016090 eco urine (-) (-) (-) 16 13016086 eco urine (-) (-) (-) 20

17 13016973 eco blood (-) (-) (-) 18 13016973 c. freundii blood (-) (-) (-) 19 13005977 aba sputum (-) (-) (-) 20 o1634749 aba sputum (-) (-) (-) 21 13019991 aba sputum (-) (-) (-) 22 13020816 aba sputum (-) (-) (-) 23 13023510 aba sputum (-) (-) (-) 24 13019806 aba sputum R R R 25 13019991 aba kateter (lain) (-) (-) (-) 26 13019806 aba blood (-) (-) (-) 27 13019806 egg blood (-) (-) (-) 28 13020816 egg kateter (lain) (-) (-) (-) 29 13017818 kpn urine (-) (-) (-) 30 13021524 kpn sputum R S S 31 13019806 kpn sputum R S S 32 13024595 33 13012634 34 13016560 c.albicans urine (-) (-) (-) 35 13017476 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine (-) R R 38 13016090 strep (d) sputum S S S 39 13011439 strep (d) kateter (lain) R R R 40 13021555 corinebacterium sp. blood I R R 41 13617676 e. aerogenes blood R S R 42 13018403 e. aerogenes pus R S I 43 13021045 c. diversus urine R S S 44 13019806 pmi sputum R R R 45 13019991 kocuria sputum I R R 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood S (-) S 50 13012634 sma sputum S 0 R 21

No ID Isolat Material Asal Antibiotik aztreonam fosfomycin cefoperazone/ sulbactam 1 13012106 scn blood (-) (-) (-) 2 13017476 scn blood (-) (-) (-) 3 1594687 scn blood (-) (-) (-) 4 13016086 scn blood (-) (-) (-) 5 o13006780 scn sputum (-) (-) (-) 6 13012632 scn c. pleura (lain) (-) (-) (-) 7 13012634 pae blood R (-) R 8 13022616 pae blood R (-) S 9 13011439 pae sputum R (-) S 10 13016086 pae sputum S (-) S 11 13021243 pae sputum I (-) I 12 13021513 pae sputum R (-) R 13 13019991 pae ujung cvc (lain) S (-) S 14 13012634 pae sputum I (-) R 15 13016090 eco urine S S S 16 13016086 eco urine R S I 17 13016973 eco blood S (-) S 18 13016973 c. freundii blood S (-) S 19 13005977 aba sputum R (-) R 20 o1634749 aba sputum R (-) R 21 13019991 aba sputum R (-) R 22 13020816 aba sputum (-) (-) R 23 13023510 aba sputum R (-) R 24 13019806 aba sputum R (-) R 25 13019991 aba kateter (lain) R (-) R 26 13019806 aba blood R (-) R 27 13019806 egg blood R (-) R 28 13020816 egg kateter (lain) R R I 29 13017818 kpn urine R S I 30 13021524 kpn sputum S S S 31 13019806 kpn sputum S (-) S 32 13024595 33 13012634 34 13016560 c.albicans urine (-) (-) (-) 35 13017476 sputum (-) (-) (-) 22

c.albicans 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine (-) (-) (-) 38 13016090 strep (d) sputum (-) (-) (-) 39 13011439 strep (d) kateter (lain) (-) (-) (-) 40 13021555 corinebacterium sp. blood R (-) R 41 13617676 e. aerogenes blood S (-) S 42 13018403 e. aerogenes pus R (-) S 43 13021045 c. diversus urine S I S 44 13019806 pmi sputum R (-) R 45 13019991 kocuria sputum R (-) R 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood (-) (-) (-) 50 13012634 sma sputum R R (-) No ID Isolat Material Asal Antibiotik piperacillin/ tigecycline imipenem tazobactam 1 13012106 scn blood (-) (-) I 2 13017476 scn blood (-) (-) S 3 1594687 scn blood (-) (-) R 4 13016086 scn blood (-) (-) S 5 o13006780 scn sputum (-) S R 6 13012632 scn c. pleura (lain) (-) (-) S 7 13012634 pae blood R (-) (-) 8 13022616 pae blood S (-) (-) 9 13011439 pae sputum R (-) (-) 10 13016086 pae sputum S (-) (-) 11 13021243 pae sputum S (-) (-) 12 13021513 pae sputum R (-) (-) 13 13019991 pae ujung cvc (lain) S (-) (-) 14 13012634 pae sputum R (-) (-) 15 13016090 eco urine S (-) (-) 16 13016086 eco urine S (-) (-) 17 13016973 eco blood S (-) (-) 23

18 13016973 c. freundii blood I (-) (-) 19 13005977 aba sputum R (-) (-) 20 o1634749 aba sputum R R (-) 21 13019991 aba sputum R R (-) 22 13020816 aba sputum R R (-) 23 13023510 aba sputum R R (-) 24 13019806 aba sputum R (-) R 25 13019991 aba kateter (lain) R (-) (-) 26 13019806 aba blood R (-) (-) 27 13019806 egg blood R I (-) 28 13020816 egg kateter (lain) I (-) (-) 29 13017818 kpn urine I (-) (-) 30 13021524 kpn sputum S S S 31 13019806 kpn sputum I (-) S 32 13024595 33 13012634 34 13016560 c.albicans urine (-) (-) (-) 35 13017476 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine (-) (-) S 38 13016090 strep (d) sputum (-) (-) S 39 13011439 strep (d) kateter (lain) (-) (-) R 40 13021555 corinebacterium sp. blood R S S 41 13617676 e. aerogenes blood I (-) S 42 13018403 e. aerogenes pus S (-) S 43 13021045 c. diversus urine S (-) S 44 13019806 pmi sputum R (-) R 45 13019991 kocuria sputum R (-) S 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood (-) (-) S 50 13012634 sma sputum (-) I R 24

No ID Isolat Material Asal Antibiotik ertapenem meropenem levofloxacin 1 13012106 scn blood (-) (-) S 2 13017476 scn blood (-) S S 3 1594687 scn blood (-) R R 4 13016086 scn blood (-) I R 5 o13006780 scn sputum (-) S R 6 13012632 scn c. pleura (lain) (-) R R 7 13012634 pae blood (-) (-) (-) 8 13022616 pae blood R (-) (-) 9 13011439 pae sputum (-) (-) (-) 10 13016086 pae sputum (-) (-) (-) 11 13021243 pae sputum (-) (-) (-) 12 13021513 pae sputum (-) (-) (-) 13 13019991 pae ujung cvc (lain) (-) (-) (-) 14 13012634 pae sputum (-) (-) (-) 15 13016090 eco urine (-) (-) (-) 16 13016086 eco urine (-) (-) (-) 17 13016973 eco blood (-) (-) (-) 18 13016973 c. freundii blood (-) (-) (-) 19 13005977 aba sputum (-) (-) (-) 20 o1634749 aba sputum (-) (-) (-) 21 13019991 aba sputum (-) (-) (-) 22 13020816 aba sputum (-) (-) (-) 23 13023510 aba sputum (-) (-) (-) 24 13019806 aba sputum (-) R R 25 13019991 aba kateter (lain) (-) (-) (-) 26 13019806 aba blood (-) (-) (-) 27 13019806 egg blood (-) (-) (-) 28 13020816 egg kateter (lain) (-) (-) (-) 29 13017818 kpn urine (-) (-) (-) 30 13021524 kpn sputum S (-) (-) 31 13019806 kpn sputum (-) S S 32 13024595 33 13012634 34 13016560 c.albicans urine (-) (-) (-) 35 13017476 sputum (-) (-) (-) 25

c.albicans 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine (-) R R 38 13016090 strep (d) sputum (-) I S 39 13011439 strep (d) kateter (lain) (-) R R 40 13021555 corinebacterium sp. blood (-) S (-) 41 13617676 e. aerogenes blood (-) S S 42 13018403 e. aerogenes pus (-) S R 43 13021045 c. diversus urine (-) S S 44 13019806 pmi sputum (-) R R 45 13019991 kocuria sputum (-) R R 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood (-) S S 50 13012634 sma sputum (-) S (-) No ID Isolat Material Asal Antibiotik cefepime erythromycin clindamycin 1 13012106 scn blood (-) R (-) 2 13017476 scn blood (-) S S 3 1594687 scn blood (-) R R 4 13016086 scn blood (-) R R 5 o13006780 scn sputum (-) S S 6 13012632 scn c. pleura (lain) (-) R S 7 13012634 pae blood (-) (-) (-) 8 13022616 pae blood (-) (-) (-) 9 13011439 pae sputum (-) (-) (-) 10 13016086 pae sputum (-) (-) (-) 11 13021243 pae sputum (-) (-) (-) 12 13021513 pae sputum (-) (-) (-) 13 13019991 pae ujung cvc (lain) (-) (-) (-) 14 13012634 pae sputum (-) (-) (-) 15 13016090 eco urine (-) (-) (-) 16 13016086 eco urine (-) (-) (-) 17 13016973 eco blood (-) (-) (-) 26

18 13016973 c. freundii blood (-) (-) (-) 19 13005977 aba sputum (-) (-) (-) 20 o1634749 aba sputum (-) (-) (-) 21 13019991 aba sputum (-) (-) (-) 22 13020816 aba sputum (-) (-) (-) 23 13023510 aba sputum (-) (-) (-) 24 13019806 aba sputum R (-) (-) 25 13019991 aba kateter (lain) (-) (-) (-) 26 13019806 aba blood (-) (-) (-) 27 13019806 egg blood (-) (-) (-) 28 13020816 egg kateter (lain) (-) (-) (-) 29 13017818 kpn urine (-) (-) (-) 30 13021524 kpn sputum (-) (-) (-) 31 13019806 kpn sputum S (-) (-) 32 13024595 33 13012634 34 13016560 c.albicans urine (-) (-) (-) 35 13017476 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine R R R 38 13016090 strep (d) sputum S S S 39 13011439 strep (d) kateter (lain) R R R 40 13021555 corinebacterium sp. blood S (-) (-) 41 13617676 e. aerogenes blood S (-) (-) 42 13018403 e. aerogenes pus S (-) (-) 43 13021045 c. diversus urine S (-) (-) 44 13019806 pmi sputum R (-) (-) 45 13019991 kocuria sputum R (-) (-) 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood (-) (-) S 50 13012634 sma sputum I R R 27

No ID Isolat Material Asal Antibiotik linezolid vancomycin cefoxitin 1 13012106 scn blood S S S 2 13017476 scn blood S S S 3 1594687 scn blood S S R 4 13016086 scn blood S S R 5 o13006780 scn sputum S S R 6 13012632 scn c. pleura (lain) S S I 7 13012634 pae blood (-) (-) (-) 8 13022616 pae blood (-) (-) (-) 9 13011439 pae sputum (-) (-) (-) 10 13016086 pae sputum (-) (-) (-) 11 13021243 pae sputum (-) (-) (-) 12 13021513 pae sputum (-) (-) (-) 13 13019991 pae ujung cvc (lain) (-) (-) (-) 14 13012634 pae sputum (-) (-) (-) 15 13016090 eco urine (-) (-) (-) 16 13016086 eco urine (-) (-) (-) 17 13016973 eco blood (-) (-) (-) 18 13016973 c. freundii blood (-) (-) (-) 19 13005977 aba sputum (-) (-) (-) 20 o1634749 aba sputum (-) (-) (-) 21 13019991 aba sputum (-) (-) (-) 22 13020816 aba sputum (-) (-) (-) 23 13023510 aba sputum (-) (-) (-) 24 13019806 aba sputum (-) (-) (-) 25 13019991 aba kateter (lain) (-) (-) (-) 26 13019806 aba blood (-) (-) (-) 27 13019806 egg blood (-) (-) (-) 28 13020816 egg kateter (lain) (-) (-) (-) 29 13017818 kpn urine (-) (-) (-) 30 13021524 kpn sputum (-) (-) (-) 31 13019806 kpn sputum (-) (-) (-) 32 13024595 33 13012634 34 13016560 c.albicans urine (-) (-) (-) 35 13017476 sputum (-) (-) (-) 28

c.albicans 36 13011439 c.albicans u kateter (lain) (-) (-) (-) 37 13011439 strep (d) urine S S (-) 38 13016090 strep (d) sputum S S (-) 39 13011439 strep (d) kateter (lain) S S (-) 40 13021555 corinebacterium sp. blood (-) (-) (-) 41 13617676 e. aerogenes blood (-) (-) (-) 42 13018403 e. aerogenes pus (-) (-) (-) 43 13021045 c. diversus urine (-) (-) (-) 44 13019806 pmi sputum (-) (-) (-) 45 13019991 kocuria sputum (-) (-) (-) 46 13021045 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 47 13020551 mrsa sputum (-) (-) (-) 48 13019991 mrsa kerokan (lain) (-) (-) (-) 49 13016560 SAU blood S S S 50 13012634 sma sputum (-) (-) (-) 29