HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

IRMA MUSTIKA SARI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

SRI REJEKI J

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. istilah lanjut usia atau yang lebih dikenal sebagai lansia (Tamher dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pada tahun 2000, dua di antara tiga orang lanjut usia (lansia) di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memperbaiki keruskan yang diderita (Martono & Parka, 2009).

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PETUGAS PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah lanjut usia (lansia) sekarang ini semakin meningkat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia hidup sehat, mandiri, dan produktif. Kemandirian dan produktivitas lansia tercermin dari Activities

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

Keluarga merupakan tempat berlindung dari tekanan-tekanan fisik maupun psikis yang datang dari lingkungannya. Untuk melindungi diri maka diperlukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan yang akan dialami oleh semua individu. Proses ini merupakan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun Oleh: TRICIANA APRIANI J 210 050 052 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun keatas tumbuh lebih cepat jika dibandingkan kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lansia dunia diperkirakan sekitar 694 juta orang atau 223 %. Pada tahun 2025 terdapat sekitar 1,2 miliar orang penduduk lansia dan memasuki tahun 2050 diperkirakan akan mencapai angka 2 miliar orang seperti disampaikan PBB tahun 2001 (Dwitanto, 2008). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah lansia yang ada di Indonesia mencapai 18,7 juta orang (8,5 %) dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini akan menjadikan Indonesia menempati urutan ke 4 terbanyak negara berpopulasi lansia setelah Cina, India dan Amerika. Pada tahun 2025, jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan meningkat empat kali lipat (Dwijo, 2005). Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia. Abad 21 ini merupakan abad lansia (era of population ageing), karena pertumbuhan lansia di Indonesia akan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia diperkirakan mengalami aged population boom pada dua dekade permulaan abad 21 ini. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi pada 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980, 1

2 kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000. Bagi laki-laki angka tersebut adalah 50,9 pada 1980, 61 tahun pada 1990, dan 65 tahun pada 2000 (Suwoko, 2004). Dalam sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 1998, harapan hidup penduduk Indonesia rata-rata 63 tahun untuk kaum pria, dan wanita 67 tahun. Tetapi, menurut kajian WHO (1999), harapan hidup penduduk Indonesia ratarata 59,7 tahun, menempati peringkat ke 103 dunia. Nomor satu adalah Jepang (74,5 tahun). Dengan tolak ukur tersebut, penduduk yang mencapai usia diatas itu digolongkan lansia. GBHN 1993 mengamanatkan agar lansia yang masih mandiri dan produktif diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Pemerintah juga menetapkan tanggal 29 Mei, yang dimulai tahun 1996, sebagai Hari Lansia Nasional, sedang DPR menerbitkan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (Asa, 2002). Semakin bertambahnya angka harapan hidup seseorang berarti semakin banyak jumlah lansia. Di sisi lain, jumlah lansia yang semakin banyak justru menjadi permasalahan tersendiri jika tidak disertai penanganan yang tepat. Banyak masalah kesehatan yang harus dihadapi oleh kaum lansia baik fisik maupun mental. Depresi merupakan masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia. Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8 15 %. Hasil survey dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5 % dengan perbandingan pria dan wanita 14,1 : 8,5. Sementara prevalensi depresi pada lansia yang menjalani perawatan di RS dan Panti

3 Perawatan sebesar 30 45 %. Karenanya pengenalan masalah mental sejak dini merupakan hal yang penting, sehingga beberapa gangguan masalah mental pada lansia dapat dicegah, dihilangkan atau dipulihkan (Evy, 2008). Tingginya jumlah lansia membutuhkan perhatian khusus terutama masalah kesehatan, salah satunya ditunjukkan dengan gejala depresi yang sering muncul pada lansia. Gejala depresi ini dapat memperpendek harapan hidup dengan mencetuskan atau memperburuk kemunduran fisik. Dampak terbesarnya sering terjadi di area-area tempat kepuasan dan kualitas hidup menurun, menghambat pemenuhan tugas-tugas perkembangan lansia (Stanley dan Beare, 2007). Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratiodependency). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. Wirakartakusuma dan Anwar (1994) memperkirakan angka lanjut usia pada tahun 1995 adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi 8,74% yang berarti bahwa pada tahun 1995 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 7 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 9 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas. Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami

4 perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif (Rahayu, 2009). Menurut Hawari (2001), depresi merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga kehilangan gairah hidup, tetapi tidak mengalami gangguan dalam menilai realita dan perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal. Ketergantungan lansia dalam memenuhi aktivitas kehidupan sehari-hari dapat menjadi salah satu faktor penyebab munculnya depresi. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan, diperoleh data bahwa warga penghuni Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta pada bulan Nopember 2008 yaitu 88 orang. Sebagian besar mereka berpendidikan rendah, adapun riwayat latar belakang sosial penghuni panti ada yang tidak punya keluarga dan ada yang berasal dari golongan orang terlantar. Kegiatan lansia di panti diisi dengan berbagai aktivitas yang bervariasi, diantaranya apel pagi, kajian rohani, pemeriksaan kesehatan rutin oleh puskesmas, senam lansia, namun ada beberapa lansia yang tidak dapat mengikuti aktivitas di dalam panti karena adanya keterbatasan fisik. Diantaranya terdapat 22 lansia (25%) yang mengalami ketergantungan dalam aktivitas kehiupan sehari-hari, disamping itu juga terdapat 8 lansia yang mengalami depresi. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat depresi dengan ketergantungan dalam ADL (Activity of Daily Living) pada lansia.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu: Adakah hubungan antara tingkat depresi dengan ketergantungan dalam ADL (Activity of Daily Living) pada lansia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan ketergantungan dalam ADL (Activity of Daily Living) pada lansia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat depresi yang dialami lansia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. b. Untuk mengetahui tingkat ketergantungan dalam ADL (Activity of Daily Living) pada lansia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti. Penelitian bermanfaat untuk memberi pengalaman dan wawasan dalam metodologi penelitian dan masalah-masalah pada lansia khususnya depresi dan ketergantungan dalam ADL (Activity of Daily Living).

6 2. Bagi lansia. Untuk mendapatkan bantuan sesuai dengan tingkat ketergantungan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari lansia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. 3. Bagi panti perawatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang depresi dan ketergantungan ADL pada lansia, sebagai bahan pertimbangan dalam membantu lansia dalam menghadapi masalah mental dan fungsional yang dihadapi lansia. 4. Bagi institusi pendidikan keperawatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang masalah fungsional dan mental khususnya depresi yang sering dihadapi oleh lansia. E. Keaslian Penelitian Penelitian senada yang pernah dilakukan diantaranya adalah: 1. Penelitian Bondan Palestin (2006) dengan judul penelitian: pengaruh umur, status depresi dan status demensia terhadap disabilitas fungsional pada lansia di PSTW Abiyoso dan PSTW Budi Dharma. Subyek penelitian adalah lansia yang berada di dua panti wredha, yaitu: PSTW Abiyoso dan PSTW Budhi Dharma Propinsi D.I. Yogyakarta. Desain penelitian deskriptif, instrumen yang digunakan berupa kuesioner, sampel penelitian 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi umur,

7 status depresi dan status demensia memiliki pengaruh yang kuat terhadap disabilitas fungsional. 2. Penelitian Kartinah (2007) dengan judul penelitian: kontribusi dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada pensiunan pengawai negeri sipil di kecamatan Sukoharjo. Subyek penelitian adalah pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) di kecamatan Sukoharjo yang terdaftar dan aktif sebagai anggota PWRI komisariat kecamatan Sukoharjo, desain penelitian Descriptive Corelative dengan tehnik pengambilan data Cross Sectional, instrumen yang digunakan berupa kuesioner, sampel penelitian 128 responden. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara dukungan sosial terhadap depresi dengan koefisien korelasi sebesar -0,529 dengan nilai probabilitas sebesar 0,001 (p < 0,05), artinya semakin tinggi dukungan sosial responden maka semakin rendah skor depresi, adapun tingkat hubungannya adalah sedang. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu, pada penelitian ini dilakukan di panti wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta dengan populasi 88 orang dan sampel sebanyak 30 orang lansia, desain penelitian Descriptive Corelative. Sedang penelitian Bondan Palestin dilakukan di PSTW Abiyoso dan PSTW Budhi Dharma Propinsi D.I. Yogyakarta memfokuskan pengaruh umur, status depresi dan status demensia terhadap disabilitas fungsional pada lansia dengan sampel 70 lansia, desain penelitian deskriptif. Penelitian Kartinah dilakukan di PWRI cabang kecamatan Sukoharjo memfokuskan

8 kontribusi dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada pensiunan PNS dengan sampel 128 lansia, desain penelitian Descriptive Corelative.