BAB V PENUTUP. ditemukan pada siswa-siswi tersebut. Gangguan kebahasaan itu meliputi reseptif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewi (2010) menyatakan bahwa gangguan berbahasa. keterbatasannya untuk memahami pembicaraan orang lain. Selanjutnya, beberapa

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

Sample. Jl. Kepribadian V/5 Semarang Born on : 05 Mei 2005 WP

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Tidak dapat. kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KURIKULUM ANAK USIA DINI /PRA SEKOLAH/TK. Oleh : Dra. Masitoh, M.Pd.

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita

BAB I PENDAHULUAN. (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuraeni, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki usia lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V melalui Pendekatan Pragmatik, (Serang : IAIN SMH Banten, 2012), 1.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pertemuan 2 KARAKTERISTIK INDIVIDU BERFIKIR KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. yakni sebagai bahasa Negara dan Bahasa Nasional. Mengingat fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. komponen keterampilan yang harus diperhatikan dan dilatih, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil uji kebahasaan dengan menggunakan metode Pemeriksaan Komunikasi Hemisfer Kanan (PKHK) terhadap siswa kelas 6 Sekolah Dasar 04 Purus Pantai Padang menunjukkan adanya beberapa gangguan kebahasaan yang ditemukan pada siswa-siswi tersebut. Gangguan kebahasaan itu meliputi reseptif dan ekspresif pada aspek leksikosemantik, makrostruktur, dan pragmatik. 1. Gangguan reseptif leksiko semantik ditemukan pada siswa, yaitu gangguan memahami arti kiasan sebuah kata (28%) dan gangguan asosiasi kata (89%). Untuk gangguan ekpresif leksiko semantik, terdapat dua gangguan yang ditemukan, yaitu gangguan menyebutkan ciri-ciri visual yang khas (89%) dan gangguan menyebutkan nama-nama dalam sebuah kategori (67%). 2. Gangguan reseptif makrostruktur yang ditemukan meliputi gangguan daya ingat (56%), gangguan menangkap semua informasi penting (94%), gangguan menangkap informasi berisi emosi (50%), gangguan memahami hubungan implisit/koherensi (50%), gangguan menandakan perasaan (50%), dan gangguan menangkap adjectiva (44%). Selanjutnya, untuk gangguan ekspresif makrostruktur yang ditemukan meliputi gangguan dalam meringkas cerita (83%) dan gangguan memberikan urutan yang benar pada rangkaian cerita (83%). 3. Gangguan reseptif pragmatik yang ditemukan pada siswa kelas 6 SDN 04 Purus Pantai Padang antara lain gangguan memahami maksud pembicara 1

(72%), gangguan memahami sindiran atau ujaran tidak langsung (94%), dan gangguan memahami sarkasme (83%). Sementara itu, untuk gangguan ekspresif pragmatik, yaitu gangguan memproduksi ujaran sesuai kkonteks (83%) dan gangguan dalam menggunakan istilah referensi pribadi (67%). Dari hasil uji terhadap gangguan reseptif dan ekspresif siswa kelas 6 SDN 04 Purus Pantai Padang dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan hemisfer kanan pada siswa belum bekerja secara maksimal. Hal ini diasumsikan salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan, baik formal maupun informal yang belum mampu menstimulasi kemampuan berbahasa anak secara tepat. Realita yang ditemukan pada lingkungan formal, seperti sekolah belum memaksimalkan model pembelajaran berbasis perkembangan hemisfer kanan pada siswa. Hal ini dilihat dari stimulasi pengajaran yang diterapkan memfokuskan pada pemahaman secara strukturalis dan mengabaikan pemahaman secara menyeluruh. Seperti contoh pada aspek leksiko semantik pemahaman konsep makna pada satu kata selalu merujuk pada satu interpertasi saja, sehingga membuat pembendaharaan kosa kata mereka sangat minim. Rendahnya tingkat kemampuan pada aspek leksiko semantik juga akan mempengaruhi kemampuan siswa tersebut dalam merangkai sebuah cerita yang koheren dan logis. Oleh karena itu, dampak dari metode pengajaran seperti ini mengakibatkan siswa kurang kreatif dalam pola berfikir serta kurang ekspresif dalam menyatakan pendapat atau idenya. Realita pada lingkungan informal terlihat pada lingkungan sosial tempat tinggal siswa tersebut yang masih sering dijumpai kebiasaan dalam penggunaan bahasa yang kasar, serta makian terhadap anak-anak yang berada pada masa produktif dalam perkembangan bahasanya. Dampak dari lingkungan tersebut juga 2

membentuk karakter berbahasa dan kepribadian generasi-generasi muda yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Maka dari kebiasaan yang tertanam oleh siswa tersebut dari lingkungan rumah sehingga berdampak tidak mampunya siswa dalam mengontrol konteks ketika mereka berada di luar dari lingkungannya. Hasil uji gangguan reseptif dan ekspresif ini menunjukkan bahwa gangguan bahasa tidak hanya diakibatkan oleh cedera pada otak secara lahiriah, namun juga dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan yang tidak tepat dalam jangka waktu yang lama yang mengakibatkan fungsi kerja otak kiri dan otak kanan terhambat sehingga terhambatnya kemampuan berbahasa anak pada usia Sekolah Dasar. Sementara itu, ketidakseimbangan fungsi kerja otak kiri dan kanan berdampak pada rendahnya tingkat pemahaman dan daya ingat pada anak serta tidak mampunya seorang anak dalam mempertimbangkan aspek konteks ketika berkomunikasi sehingga mereka tidak memperhatikan aspek kesantunan dalam berbahasa. 5.2 Saran Hasil uji gangguan pemahaman dan produksi bahasa pada siswa-siswi Sekolah Dasar 04 Purus Pantai Padang menunjukkan adanya gangguan hemisfer kanan. Disfungsi hemisfer kanan yang terjadi pada anak-anak tersebut bukan semata-mata dipengaruhi oleh faktor internal saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu lingkungan sosial, baik keluarga, sekolah, maupun di lingkungan bermain di rumah. Untuk itu, peneliti menyarankan agar maksimalnya kemampuan berbahasa reseptif dan ekspresif pada siswa, perlunya stimulus-stimulus untuk 3

menyeimbangkan fungsi kerja otak kiri dan otak kanan pada siswa. Salah satunya pada lingkungan sekolah dengan memberikan model pengajaran yang melibatkan siswa aktif dalam mempersentasikan ide dan pendapatnya, serta mengarahkan siswa pada model pembelajaran berbasis visual sehingga siswa mampu mengimajinasikan sesuatu yang mereka pelajari secara nyata dan konkret yang menstimulus fungsi kanan dalam berfikir secara holistik. Selain itu, juga dibutuhkan kerjasama pada lingkungan terdekat anak, yaitu keluarga dalam menanamkan nilai kesantunan berbahasa sejak dini kepada anak baik secara verbal maupun tindakan sehingga anak mampu dengan baik mengaplikasikan dengan lingkungan sosial melalui interaksi yang harmonis. Dengan demikian, ruang lingkup sosialisasi anak Sekolah Dasar Pantai Padang tidak hanya terbatas pada lingkungan terdekat mereka saja. Namun, mereka juga akan mampu bersosialisasi dengan lingkungan luar mereka. Hal ini di karenakan lokasi tempat tinggal mereka merupakan lokasi pariwisata kota Padang yang selalu ramai di datangi berbagai kalangan masyarakat. Untuk penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini harus ditindaklanjuti untuk mencari solusi permasalahan gangguan berbahasa, baik reseptif, maupun ekspresif, dan dapat ditemukan pengembangan terapi untuk mengatasi gangguan berbahasa khususnya berkaitan dengan kemampuan hemisfer kanan. 4

5