MENTERI KEUANGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 461/KMK.05/1997 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996

NOMOR: 208/KMK.01/1999

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 441 /KMK.05/1999 TENTANG

M E M U T U S K A N :

JAMINAN TERTULIS Nomor :...

Pasal 9. Ketentuan teknis yang diperlukan bagi pelaksanaan ketentuan dalam keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

SALINAN : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 457/KMK.05/1997 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 458 / KMK.05/1997 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN KEPABEANAN DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 114/PMK.04/2008 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG CUKAI MENTERI KEUANGAN,

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 68/PMK.04/2009 TENTANG

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG BEA MASUK, BEA KELUAR,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-27/BC/2009 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 580 / KMK.04 / 2003 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 52/BC/2011 TENTANG

LAMPIRAN II KEP-DJBC NOMOR : KEP - 06 / BC / 1999 TANGGAL : 5 Pebruari 1999

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR 25/BC/2009 TENTANG

MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

P - 34/BC/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

NOMOR : 38/PMK.04/2005 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN BEA MASUK, DENDA ADMINISTRASI, DAN/ATAU BUNGA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 129/KMK.04/2003 TENTANG

KOP PERUSAHAAN SURAT SANGGUP BAYAR (SSB) (PROMESSORY NOTE)

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: -

Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. DIREKTUR JENDERAL ttd. DR.RB PERMANA AGUNG D. MSc. NIP

Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-12/BC/2001 tanggal 20 April 2001 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pembayaran; c. bahwa untuk lebih memberikan kepastian hukum, meningkatkan pelayanan di bidang cukai

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

MENTERI KEUANGAN. Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan III Nomor : 855/KMK.01/1993 Tanggal : 23 Oktober 1993 FORMULIR EPTE 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-43/BC/1999 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/KMK.05/2000 TENTANG ENTREPOT UNTUK TUJUAN PAMERAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

SURAT EDARAN Nomor SE-22 /BC/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PIUTANG PAJAK DALAM RANGKA IMPOR (SP3DRI)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 1 /BC/2012 TENTANG

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

SURAT KETERANGAN BEBAS PPh PASAL 22 ATAS IMPOR EMAS BATANGAN UNTUK TUJUAN EKSPOR PERHIASAN EMAS NOMOR :... TANGGAL :...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Contoh Permohonan. Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BERSAMA KEP-1288/LK/2000 NOMOR KEP-68/PJ/2000 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. 11 April 2005 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 246/PJ.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 27/BC/2004 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68/KMK.04/2004 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI...(1)... SURAT PERINTAH PENELITIAN ULANG Nomor: SPPU-...

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KAWASAN BERIKAT

TENTANG KEBERATAN DI BIDANG CUKAI

Nomor : Tanggal...

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG

commit to user BAB I PENDAHULUAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-24/PJ/2017 TENTANG

PEMBERITAHUAN DAN PERHITUNGAN BEA KELUAR EKSPOR BARANG BAWAAN DAN KIRIMAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/ BC / 2003

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.03/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR

Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP-04/BC/1999 Tanggal : 28 Januari 1999

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006

Transkripsi:

MENTERI KEUANGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 461/KMK05/1997 TENTANG PENGGUNAAN CUSTOMS BOND SEBAGAI JAMINAN PEMBAYARAN PUNGUTAN BEA MASUK, CUKAI, DENDA ADMINISTRASI, DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tenta Kepabeanan dipandang perlu mengatur ketentuan tentang penggunaan Cust sebagai jaminan untuk pembayaran pungutan negara atas impor barang deng Keputusan Menteri Keuangan ; Mengingat 1 Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Car (Lembaran Negara Taun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nom sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 (Le Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 59, Tambaran Lembaran Neg Indonesia Nomor 3566); 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50 Tambahan Lembaran Negara Rep Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir den undang Nomor 10 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tambahan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3567); 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Bara dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indone 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 326 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994 (L Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 61 Tambahan Lembaran Neg Indonesia Nomor 3568); 4 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Neg Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Ind 3612); 5 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (lembaran Negara Rep Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Ind 3613); 6 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 223/KMK017/1993 Perizinan Usaha Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 7 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 224/KMK017/1993 Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 8 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 225/KMK017/1993 Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 9 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 226/KMK017/1993 Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usa 10 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/KMK05/1996 t

Cara Penagihan Piutang Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, Bunga, dan rangka impor, 11 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 574/KMK05/1996 t Laksana Impor Sementara; M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEN CUSTOMS BOND SEBAGAI JAMINAN UNTUK PEMBAYARAN PUNGUTAN B CUKAI, DENDA ADMINISTRASI, DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1 Customs Bond adalah perikatan penjamiin antara tiga pihak, pihak pertama (Surety) terikat untuk mem kewajiban-kewajiban yang timbul dari pihak kedua (Principal) terhadap pihak ketiga (Obligee), dalam ha tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya 2 Surety adalah perusahaan asuransi kerugian yang mempunyai izin usaha di Indonesia untuk melakuka Customs Bond 3 Principal (Terjamin ) adalah perusahaan yang mendapat fasilitas penangguhan/pembebasan pungutan terikat kewajiban yang timbul dari fasilitas tersebut 4 Obligee (Penerima Jaminan) adalah Menteri Keuangan dalam hal ini Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau pejabat yang ditunjukannya Pasal 2 Customs Bond dapat digunakan sebagai jaminan atas pembayaran a Pungutan negara untuk impor barang yang ada kaitannya dengan pemberian fasilitas di Tempat Pen Berikat atau yang mendapatkan fasilitas Bapeksta Keuangan; b Pungutan negara untuk barang yang diimpor sementara; c Pungutan negara untuk impor barang yang diberikan ijin pengeluaran lebih dahulu dengan penanggu Masuk dan pungutan impor lainnya; d Pungutan negara yang kurang dibayar sebagai akibat penetapan oleh Pejabat Bea dan Cukai menge dan/atau nilai pabean yang diajukan keberatan; e Sanksi Administrasi berupa denda yang diajukan keberatan Pasal 3 Jumlah jaminan yang dipertaruhkan dengan Customs Bond sekurang-kurangnya : a untuk hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, huruf b, huruf c, atau huruf d sebesar jumla Cukai, dan Pajak dalam rangka Impor yang terhutang; b untuk hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e sebesar jumlah Denda Administrasi yang ha Pasal 4

(1) Customs Bond yang dapat diterima sebagai jaminan pembayaran pungutan negara adalah Customs diterbitkan oleh Surety sebagai berikut : a PT Asuransi AIU Indonesia ; b PT Asuransi Jasaraharja Putera c PT Asuransi Astra Buana ; d PT Asuransi Binagriya Upakara; e Berdikari Insurance Company; f PT Asuransi Bintang ; g PT Asuransi Jasa Indonesia; h PT Asuransi Parolamas; i PT Asuransi Ramayana; j PT Tugu Pratama Indonesia; k PT Asuransi Wahana Tata ; l PT Asuransi Central Asia; m PT Asuransi Artarindo; n PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI); o PT Sinar Mas Dipta; p PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967; q PT Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO); r PT Asuransi Inda Tamporok; s PT Asuransi Tugu Kresna Pratama (2) Surety sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah/ditinjau kembali berdasarkan penilaian ba solvabilitas dan kemampuan pengelolaan teknis dalam penerbitan Customs Bond (3) Penilaian Surety sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Direktorat Jenderal Lembaga yang selanjutnya untuk dan atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan tentang perubaha (4) Customs Bond/Surety Bond yang diterbitkan oleh suatu Surety yang ternyata karena adanya perubah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak diijinkan lagi menerbitkan Customs Bond, tetap berlaku waktu jatuh temponya dan tetap menjadi tanggung jawab Surety yang bersangkutan Pasal 5 (1) Jangka waktu berlakunya Customs Bond adalah : a Untuk hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a, huruf b, atau huruf c, adalah selama jangka w penangguhan ditambah 30 (tiga puluh) hari; b Untuk hal sebagaimana dimaksud dalam Pasall 2 huruf d dan/atau huruf e adalah 90 (sembilan puluh)

(2) Perpanjangan jangka waktu berlakunya Customs Bond hanya dapat dilakukan setelah ada persetuju a Direktur Jenderal Bea Cukai atau Pejabat yang ditunjuknya, untuk halhal yang tidak ada kaitannya dengan fasilitas Bapeksta Keuangan; b Kepala Bapeksta Keuangan atau Pejabat yang ditunjuknya untuk halhal yang ada kaitannya dengan fasilitas Bapeksta Keuangan Pasal 6 (1) Surety sebagaimana dimaksud Pasal 4 mengisi Customs Bond dengan bentuk dan susunan sebagaimana contoh dalam lampiran I Keputusan ini (2) Customs Bond yang bentuk dan susunannya tidak sesuai dengan contoh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diterima sebagai jaminan Pasal 7 (1) Dalam hal yang dijamin belum atau tidak memenuhi kewajibannya hingga tanggal berakhirnya Custo dicairkan (2) Pencairan Customs Bond sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan surat permintaan dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat yang ditunjuknya dengan mempergunakan formul sebagaimana contoh dalam Lampiran II Keputusan ini atau Kepala Bapeksta Keuangan dengan mempergunakan surat keputusan pencairan sebagaimana dimaksud Lampiran II Keputusan Menteri Nomor 488/KMK01/1986 (3) Surety harus memindahbukukan jumlah sebagaimana diminta dalam surat permintaan pencairan: a Untuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke rekening penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; b Untuk Bapeksta Keuangan ke rekening penerimaan Kas Negara; dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal berakhirnya Customs Bond Pasal 8 Dalam hal Surety tidak memenuhi kewajiban sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), a Direktorat Jenderal Bea dan Cukai/Bapeksta Keuangan berwenang menolak Customs Bond baru yan diterbitkan oleh Surety yang bersangkutan sampai kewajibannya dipenuhi ; b Direktorat Jnderal Bea dan Cukai/Bapeksta Keuangan segera menyampaikan : 1) Surat Penyerahan Penagihan Piutang Bea Masuk, Cukai, dan Denda Administrasi dalam rangka Impor dengan menggunakan formulir sebagaimana contoh pada Lampiran III Keputusan ini kepada Kepala Ka Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N) di wilayah Surety itu berdomisili untuk diproses lebih la sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2) Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam rangka Impor dengan menggunakan formulir sebagaiman contoh pada Lampiran IV Keputusan ini kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah Su berdomisili untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 9 Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 108/KMK01/1995 tanggal 3 Maret 199 Nomor 341/KMK17/1995 dinyatakan tidak berlaku Pasal 10 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman ini dengan penempatannya dalam Berita Neg Republik Indonesia Ditetapkan d Pada tanggal : 8 Septem Menteri Marie M MENTERI KEUANGAN Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 461/KMK05/1997 Tanggal : 8 September 997 CUSTOMS BOND Nomor : PT : (Surety) NPWP Alamat : :

berjanji untuk menjamin dengan melepaskan hak-hak utama yang oleh Undang-undang diberikan kepada Penjamin sesuai dengan Pasal 1832 KUH Perdata untuk membayar segera dan sekaligus kepada kantor Pabean /Bapeksta Keuangan (Obligee)*) sebesar Rp ( ) bilamana pihak yang dijamin, yaitu : Nama : (Surety) NPWP Alamat : : tidak memenuhi kewajibannya kepada Kantor Pabean /Bapeksta Keuangan *) berupa penyelesaian Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi dan Pajak dalam rangka impor dengan perincian : Bea Masuk Cukai Denda Administrasi PPN PPn BM Jumlah : Rp : Rp : Rp : Rp : Rp : Rp Atas barang-barang yang diimpor berdasarkan PIB/PIBT/SPKPBM/ tanggal Nomor sesuai Surat Keputusan Fasilitas tanggal Nomor *) Pembayaran tersebut di atas dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari berakhirnya Customs Bond Jangka waktu Customs Bond ini berlaku mulai tanggal Sampai dengan tanggal Setiap penagihan (Klaim) terhadap Surety berdasarkan Customs Bond ini harus sudah selesai diajukan dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah tanggal jatuh tempo Customs Bond ini PT

*) Coret yang tidak perlu SALINAN Sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum ttd Drs Djoko Widodo NIP 060015174 MENTERI KEUANGAN Lampiran II Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 461/KMK05/1997 Tanggal : 8 September 997 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH DJBC KANTOR PABEAN Nomor :, 19 Lampiran : Perihal : Pencairan Customs Bond Yth PT Asuransi Kerugian di - Menunjuk Customs Bond Saudara Nomor tanggal yang akan berakhir pada tanggal, dengan ini diberitahukan hal-hal sebagai berikut : 1 Nama :

NPWP : Alamat : hingga saat ini belum / tidak menyelesaikan kewajiban membayar bea-bea seperti dimaksud dalam PIB/PIBT/SPKPBM/ * ) Nomor tanggal 2 Bahwa sehubungan dengan butir 1, dimintaa kepada Saudara untuk segera mencairkan Customs Bond Saudara tersebut dalam rekening kami nomor : pada Bank sejumlah Rp () 1 Bahwa Customs Bond Saudara akan kami kembalikan setelah pencairan Customs Bond dilaksanakan 2 Bahwa apabila Saudara tidak segera mencairkan Customs Bond, maka : a Masalahnya dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan b Customs Bond yang baru yang Saudara terbitkan tidak dilayani c Tagihan piutang Bea Masuk, Cukai dan Denda Administrasi dilimpahkan kepada KP3N, sedangkan tagihan pajak dalam rangka impor diberitahukan kepada KPP Demikian agar Saudara maklum KEPALA KANTOR PABEAN NIP Tembusan : 1 Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 2 Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan *) coret yang tidak perlu SALINAN Sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum ttd Drs Djoko Widodo NIP 060015174

MENTERI KEUANGAN Lampiran III Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 461/KMK05/1997 Tanggal : 8 September 997 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Yth Kepala Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara di SURAT PENYERAHAN PENAGIHAN PIUTANG BEA MASUK,CUKAI DAN DENDA ADMINISTRASI DALAM RANGKA IMPOR Nomor : S - Sehubungan dengan Customs Bond Nomortanggal dengan ini diberitahukan bahwa : PT Asuransi Kerugian : NPWP : Alamat : tidak memenuhi kewajiban untuk mencairkan Customs Bond guna pembayaran Bea Masuk, Cukai dan Denda Admnistrasi *) sejumlah Rp () atas nama : Nama : Alamat : NPWP : dengan perincian :

Bea Masuk : Rp Cukai : Rp Denda Administrasi :Rp + Jumlah Rp sebagaimana dimaksud PIB/PIBT/SPKPBM/*) Nomor tanggal, yang tidak dilunasi setelah jangka waktu yang ditetapkan Uraian terjadinya hutang Selanjutnya piutang Bea Masuk, Cukai dan Denda Administrasi dalam rangka impor tersebut diserahkan kepada Saudara untuk mendapatkan penyelesaiannya sesuai ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 293/KMK09/1993 tanggal 27 Februari 1993 Atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih KEPALA NIP Tembusan : 1 Direktur Jenderal Lembaga Keuangan 2 3 4 Yang bersangkutan *) coret yang tidak perlu SALINAN Sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum, ttd Drs Djoko Widodo NIP 060015174

MENTERI KEUANGAN Lampiran IV Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 461/KMK05/1997 Tanggal : 8 September 1997 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Yth Kepala Kantor Pelayanan Pajak di - SURAT PEMBERITAHUAN PIUTANG PAJAK DALAM RANGKA IMPOR Nomor : S - Sehubungan dengan Customs Bond Nomortanggal, dengan ini diberitahukan bahwa : PT Asuransi Kerugian : NPWP : Alamat : tidak memenuhi kewajiban untuk mencairkan Customs Bond guna pembayaran pajak dalam rangka impor sejumlah Rp () atas nama : Nama : Alamat : NPWP : dengan perincian : PPN : Rp PPnBM : Rp

PPh Pasal 22 : Rp + Jumlah Rp sebagaimana dimaksud PIB/PIBT/SPKPBM/*) Nomor tanggal, yang tidak dilunasi setelah jangka waktu yang ditetapkan Uraian terjadinya utang Selanjutnya piutang tersebut di atas diteruskan kepada Saudara untuk mendapatkan penyelesaiannya Atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih KEPALA NIP Tembusan : 1 Direktur Jenderal Lembaga Keuangan 2 3 4 Yang bersangkutan *) coret yang tidak perlu SALINAN Sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum, Drs Djoko Widodo NIP 060015174 Lampiran IV B Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 291/KMK05/1997 Tanggal : 26 Juni 1997

MENTERI KEUANGAN LAPORAN PEMAKAIAN BARANG DAN/ATAU BAHAN DALAM PROSES (Periode 3 Bulan) Nomor : Nama PDKB : Alamat : Periode Pelaporan : Tgl sd tgl tahun No Urut Jenis Barang Kode Barang Persediaan Awal Pemasukan (3 bulan) Jumlah (4+5) Pengeluaran (3 bulan) Persediaan Akhir (6-7) Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total

T g l

SALINAN Sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum, ttd Drs Djoko Widodo NIP 060015174