PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

Optimalisasi Smart Relay Zelio sebagai Kontroler Lampu dan Pendingin Ruangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

SISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

INSTALASI MOTOR LISTRIK

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

Aplikasi PLC pada Tangan Robot Pemisah Benda Logam dan Non-Logam Berbasis Human Machine Interface

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

BAB IV PENGUKURAN & UJI COBA ALAT. Setelah melakukan perancangan dan pembuatan alat, maka langkah

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri, teknologi memiliki peran yang penting dalam

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

Rancang Bangun Alat Penggulung Dinamo Menggunakan Mikrokontroler

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

RANCANG BANGUN MODUL PERANGKAT KERAS KONVEYOR BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

IbM BAGI GURU LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK PELITA NUSANTARA 2 SEMARANG

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN OTOMATIS BERBASIS PEMROGRAMAN LADDER PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) ZELIO

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE

RANCANG BANGUN ALAT DESTILASI AIR LAUT BERBASIS PLC SCHNEIDER SR2 B121BD DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR DS1820 SEBAGAI PENDETEKSI SUHU LAPORAN AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram blok alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK. Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT

BAB III METODOLOGI. tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran

PENGENDALI STAR DELTA PADA POMPA DEEP WELL 3 FASA 37 KW DENGAN PLC ZELIO SR3B261FU

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Gambar 2.32 Full pneumatik element

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

Kata kunci : Konveyor, sensor, PLC

BABI PENDAHULUAN. dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya perusahaan Air Minurn Dalam Kemasan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

1. Pengenalan Otomasi Sistem

SIMULASI PINTU GARASI MOBIL OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmable Logic Control) SKRIPSI

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPURAN MINUMAN RINGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

Transkripsi:

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh : ADITYA PRAMONO 0810633025-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO MALANG 2013

Pendeteksi Logam Berbasis PLC (Programmable Logic Control) dengan Sistem Pneumatik Pada Konveyor 2 Aditya Pramono, Ir. Retnowati, Erni Yudaningtyas, Ir., MT. Abstrak (Programmable Logic Controller) yang semakin luas terutama dalam bidang industri dalam proses otomatisasinya, mengakibatkan banyak sekali proses produksi yang semakin dipermudah. Kemampuan PLC yang terus ditingkatkan membuatnya menjadi kontroler yang paling sering digunakan dalam dunia industri sampai sekarang. Konveyor juga banyak digunakan industri di seluruh dunia untuk menghemat waktu dalam mencapai jarak pengangkutan serta menghemat tenaga manusia. Begitu juga dengan sistem pneumatik digunakan sebagai sistem otomasi pada dunia industri, mulai dari penyusunan dan pemindahan. Namun, perusahaan (home industry) proses pembuatan masih bersifat manual dan kalah dengan perusahaan besar. Tujuan penelitian ini adalah terciptanya alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry), sehingga diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan susu bubuk yang berskala besar. Kata Kunci konveyor, sensor logam, PLC, Pneumatik. S I. PENDAHULUAN aat ini kebutuhan masyarakat sangatlah beragam. Hampir setiap hari inovasi terus bermunculan guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Hal ini mengakibatkan dunia industri dituntut untuk berproduksi sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat mungkin. Dengan demikian perkembangan teknologi tinggi mutlak diperlukan guna mengimbangi kebutuhan tersebut. Namun, perusahaan (home industry) sering kalah bersaing dengan perusahaan yang berskala besar karena peralatan mereka lebih canggih daripada perusahaan (home industry). Pada kebanyakan perusahaan (home industry) proses pembuatan masih bersifat manual, yaitu mengandalkan tenaga manusia. Salah satu alat yang sering digunakan dalam dunia industri adalah konveyor. Konveyor merupakan peralatan mekanis yang berfungsi memindahkan bahan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Pada industri umumnya digunakan sebagai pengangkut bahan produksi yang akan diproses lebih lanjut ataupun pengangkut bahan hasil produksi yang akan dilakukan proses pengepakan. Konveyor juga banyak digunakan industri di seluruh dunia untuk menghemat waktu dalam mencapai jarak pengangkutan serta menghemat tenaga manusia. Sistem pneumatik juga banyak digunakan sebagai sistem otomasi pada dunia industri, mulai dari penyusunan, pencengkraman, pencetakan, pengaturan arah benda kerja, pemindahan (transfer), penyortiran sampai pengepakan barang. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dimana akan terjadi proses - proses pneumatik. Sementara itu, di dunia industri dikenal dengan Programmable Logic Control (PLC) yang merupakan perangkat kontrol yang sering digunakan dalam proses sekuensial. PLC yang saat ini dipakai sebagai standar dalam dunia industri terkadang tidak dimanfaatkan secara maksimal sebagai unit kontrol. Hal inilah yang melandasi pemikiran untuk membuat suatu alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk berbasis PLC pada konveyor yang dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry). Salah satu penyelesaiannya adalah dengan menggunakan sensor logam (metal detector) sebagai pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk. Dengan penggunaan sensor logam ini dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk saat proses sistem konveyor berlangsung secara keseluruhan. Dengan terciptanya alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk berbasis PLC ini, diharapkan dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry), sehingga diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan susu bubuk yang berskala besar. II. METODE PENELITIAN Penyusunan laporan ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif,, yaitu perencanaan sistem dan perealisasian alat agar dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan dengan mengacu dalam rumusan masalah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merealisasikan alat yang dirancang adalah perancangan masing-masing blok rangkaian, penentuan spesifikasi alat, perancangan sistem rangkaian secara keseluruhan atau wiring diagram, perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengujian alat, dan pengambilan kesimpulan. A. Perancangan dan Pembuatan Alat Secara garis besar perancangan perangkat keras dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu: pembuatan diagram blok sistem secara lengkap, penentuan komponen yang akan digunakan, pembuatan blok diagram keseluruhan sistem, dan terakhir merakit perangkat keras (hardware) untuk masing-masing blok.

B. Pengujian dan Analisis Pengujian diakukan pada setiap blok rangkaian dan hasil pada masing-masing blok diamati. Setelah pengujian tiap blok dilakukan kemudian pengujian dilakukan pada keseluruhan blok sistem. Pengujian dilakukan dalam beberapa tahap: 1. Pengujian SMPS sebagai power supply pada sistem rangkaian start stop 2. Pengujian SMPS sebagai power supply pada PLC (Programmable Logic Control) 3. Pengujian PLC (Programmable Logic Control) pada sistem pneumatik 4. Pengujian sensor logam (metal detector) 5. Pengujian PLC (Programmable Logic Control) 6. Pengujian sistem pneumatik 7. Pengujian kinerja pada keseluruhan sistem III. PERANCANGAN ALAT A. Perancangan Sistem Secara garis besar, blok diagram perancangan sistem secara keseluruhuan ditunjukkan dalam Gambar 3.1. dilengkapi dengan transistor C945 sebagai penguat sinyal. Sistem pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk ini menggunakan software zeliosoft 2 dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram). PLC yang digunakan disini, yaitu PLC Zelio. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique dengan tipe SR3 B101BD memiliki tegangan 24V DC dan 10 I/O. PLC disini untuk memerintahkan sistem pneumatik menutup jika pada kemasan susu bubuk terdeteksi oleh sensor logam terdapat benda berbahan logam, mengatur waktu (timing) untuk pintu kembali menutup, dan proses penghitungan (counting) kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam maupun yang tidak terdapat benda berbahan logam. Sistem tersebut ditunjukkan oleh Gambar 3.1. B. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain: 1) Rangkaian start stop Pada perancangan rangkaian start stop ini dihubungkan dengan SMPS (switch mode power supply) yang akan mensuplai tegangan dan mengubah tegangan sumber AC 220 volt ke tegangan DC untuk pergerakan motor dengan tegangan 24V DC. Untuk pengontrolan kecepatan konveyor itu sendiri digunakan regulator adjust 0 24V DC dengan rangkaian regulator transistor tip 41. Motor DC ini sebagai penggerak belt conveyor yang dihubungkan oleh kedua roll conveyor dan sebagai penggerak konveyor. Gambar 3.2 menunjukkan rangkaian start stop. 3 Gambar 3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem Sistem yang digunakan dalam konveyor pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk menggunakan satu buah motor DC yang dihubungkan dengan rangkaian start stop dari sumber tegangan AC melalui MCB. Rangkaian start stop disini juga dihubungkan dengan SMPS (switch mode power supply) untuk mensuplai dan mengubah tegangan AC ke tegangan DC pada motor. Motor DC disini untuk menggerakkan belt conveyor yang dihubungkan oleh kedua roll conveyor. Untuk pengontrolan kecepatan konveyor tersebut digunakan regulator adjust 0 24V DC dengan rangkaian regulator transistor tip 41. Dalam perancangan ini, SMPS sebagai power supply dengan input 90 240V AC, output 24V DC, dan 2,1 ampere. Selain mensuplai motor yang dihubungkan rangkaian start stop, SMPS juga mensuplai PLC (programmable logic control) dan driver relay. Sensor logam (metal detector) akan mendapatkan suplai dari baterai 9 volt yang dihubungkan ke dalam input PLC melalui driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi ke sinyal analog. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. Pada rangkaian sensor logam (metal detector) juga Gambar 3.2 Rangkaian Start - Stop 2) Sistem Pneumatik Sistem pneumatik ini menggunakan sumber energi yang didapatkan dari udara, yaitu didapatkan dari kompresor. Berikut adalah komponen komponen yang digunakan dalam perancangan sistem pneumatik ini, antara lain: - Sumber energi (energi supply) Pada sistem pneumatik sumber energi didapatkan dari udara, dalam penelitian ini nantinya didapatkan dari kompresor. - Aktuator (actuator) Aktuator merupakan salah satu output sistem, dalam hal ini adalah sistem pneumatik.beberapa komponen - komponen sistem pneumatik, seperti: a. Silinder pneumatik kerja ganda b. Katup pneumatik c. Silinder kerja ganda - Elemen kontrol (control elements) Elemen kontrol merupakan komponen pneumatik yang digunakan untuk mengendalikan aliran udara yang masuk dan keluar, tekanan atau tingkat aliran (flow rate) dari udara mampat yang akan disalurkan kepada

komponen - komponen pneumatik lain sebagai input atau pada aktuator seperti dalam Gambar 3.3 sebagai berikut: supply. 4 Gambar 3.3 (a) Katup 5/2 Torak Mundur; (b) Katub 5/2 Torak Maju - Elemen masukan (input elements) Elemen masukan dalam perancangan ini adalah PLC. Sistem pneumatik akan bergerak jika mendapatkan input dari PLC dengan software zeliosoft 2 dengan bahasa program FBD (Function Block Diagram) yang mendeteksi adanya benda berbahan logam melalui sensor logam (metal detector) seperti dalam Gambar 3.4 sebagai berikut: Gambar 3.4 Hubungan Sistem Pneumatik Dengan PLC 3) Sensor Logam Tipe MS-158C Pemakaian sensor logam ini digunakan sebagai pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan bubuk menggunakan metal detector dilengkapi dengan buzzer dan LED indikator. Sensor logam (metal detector) disini menggunakan merek Krisbow tipe MS-158C dengan suplai 9 VDC. Kemudian metal detector dihubungkan oleh PLC Schneider tipe SR3 B101BD melalui driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi dari sensor logam ke input PLC berupa sinyal analog menggunakan software zeliosoft 2 dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram) dengan ditambahkan transistor C945. Pada Gambar 3.5 merupakan skematik untuk blok rangkaian osilator sensor dan osilator beat serta rangkaian power supply sederhana. LM7805 digunakan untuk menstabilkan tegangan input 12V DC (dapat juga digunakan 9V DC) untuk menjadi tegangan stabil 5 volt. Tegangan stabil mutlak diperlukan karena jika terjadi perubahan tegangan maka osilator akan menghasilkan sinyal dengan frekuensi yang berbeda. Nilai kapasitor C1 dan C2 dapat dibuat lebih besar agar dapat menghilangkan noise yang ditimbulkan oleh tegangan Gambar 3.5 Blok Osilator Sensor Dan Osilator Beat L2 merupakan komponen sensor yang berupa lilitan kawat tembaga dengan email dan bersama-sama dengan komponen VC1, C3, dan C4 membentuk rangkaian resonansi paralel yang frekuensi kerjanya ditentukan dari nilai komponen-komponen tersebut, dalam hal ini yang diharapkan menyebabkan perubahan frekuensi kerja adalah komponen L2. Rangkaian tune circuit berfungsi untuk melakukan tuning (menentukan frekuensi kerja) osilator yang dibentuk oleh TR1. C3 dan C4 sebenarnya mempunyai fungsi yang khusus yaitu sebagai capacitive tap yang menentukan nilai feedback untuk rangkaian tune circuit tanpa menghubungkan ke tap pada search coil. R2 digunakan untuk memberikan arus DC kepada TR1 agar dapat bekerja dengan normal. TR2, T1, R3, R4 dan C7 merupakan osilator yang kedua yang nantinya akan dicampur dengan sinyal yang dihasilkan oleh rangkaian osilator yang pertama. Pada blok osilator ini, frekuensi kerjanya diatur oleh T1 yang merupakan rangkaian tuning IF standar yang menggunakan integral kapasitor di dalamnya. Komponen potensimeter VR1 digunakan untuk mengatur level dari sinyal yang dihasilkan oleh blok osilator search coil. 4) Perancangan SMPS (switch mode power supply) Pada perancangan SMPS (switch mode power supply) ini yaitu merancang untuk kebutuhan arus listrik yang dibutuhkan sesuai beban oleh suatu unit power supply. Hal ini agar power supply yang tersedia bagi kebutuhan sistem peralatan elektroniknya tidak terlalu besar dan tidak kecil kebutuhan arus listriknya. Sumber tegangan dari SMPS ini sendiri berasal dari sumber tegangan AC 220 volt. Sistem SMPS ini dihubungkan oleh rangkaian start stop untuk mensuplai dan mengubah tegangan AC ke tegangan DC pada motor. Sistem SMPS ini juga mensuplai PLC (programmable logic control) dan driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi dari sensor logam ke input PLC berupa sinyal analog dengan ditambahkan transistor C945. Sistem SMPS yang digunakan dalam perancangan keseluruhan sistem ini dengan input 90 240V AC, output 24V DC, dan 2,1 ampere. 5) Sistem Pengontrolan (Electronic Control System) Untuk melakukan proses pengontrolan dari sistem konveyor secara keseluruhan digunakan PLC (Programmable Logic Control). PLC yang digunakan yaitu jenis Zelio dengan tipe SR3 B101BD yang memiliki 10 I/O dengan tegangan input 24V DC. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique. Pemrograman yang digunakan

pada smart relay ini adalah software zeliosoft 2 seperti pada Gambar 3.6 adalah blok dari sistem pengontrolan pada konveyor secara keseluruhan dengan menggunakan PLC. kemudian mengklik pada baris yang sesuai untuk input dan output seperti yang terlihat dalam Gambar 3.9 sebagai berikut: 5 Gambar 3.6 Sistem Pengontrolan Konveyor Dengan PLC Sumber: Perancangan C. Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak digunakan untuk memasukkan program yang akan digunakan sebagai sistem kerja pengontrol pada PLC. Software yang digunakan dalam PLC smart relay dengan tipe SR3 B101BD disini menggunakan zeliosoft 2. Berikut adalah perancangan dengan software zeliosoft 2, yaitu: - Pilih File New atau kotak Create New Program untuk memulai suatu pemrograman menggunakan software zeliosoft 2 seperti dalam Gambar 3.7 sebagai berikut: Gambar 3.9 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 - Kemudian akan muncul pada layar bahasa LD (Ladder Diagram) dan FBD (Function Block Diagram). Pilih tipe bahasa FBD (Function Block Diagram) seperti tampilan pada Gambar 3.10 no. 1 dan konfirmasikan menggunakan tombol Next> seperti yang terlihat dalam Gambar 3.10 no. 2. Berikut tampilan seperti yang telah dijelaskan, yaitu: Gambar 3.10 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS Gambar 3.7 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 - Pilih jenis PLC yang akan digunakan seperti pada Gambar 3.8 no. 1 yaitu jenis PLC SR3 B101BD. Pada Gambar 3.8 no. 2 akan tampak penjelasan modul yang dikelompokkan sesuai kategori dengan jumlah input dan output dari jenis PLC yang telah dipilih. Kemudian pada Gambar 3.8 no. 3 konfirmasikan dengan pilih Next>. Berikut tampilan seperti yang telah dijelaskan, yaitu: A. Pengujian SMPS Pada Rangkaian Start - Stop Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui keberhasilan rangkaian start stop sebagai pemutus atau penyambung aliran arus ke motor yang dihubungkan dengan SMPS. Untuk pengujian rangkaian start stop dapat bekerja atau tidak digunakan avometer untuk melihat adanya tegangan atau tidak pada rangkaian start stop tersebut maupun pada SMPS itu sendiri. Pada Gambar 4.1 berikut adalah hasil pengujian dari rangkaian start stop. Gambar 3.8 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 - Setelah memilih dengan jenis PLC yang sesuai pada program zeliosoft 2 maka akan muncul tampilan keterangan dari jenis PLC yang telah dipilih dan Gambar 4.1 Hasil Pengujian Rangkaian Start Stop Hasil pengujian dari percobaan antara suplai SMPS dengan kecepatan motor seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hubungan Antara Suplai SMPS Dengan Kecepatan Motor

B. Pengujian SMPS Pada PLC Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui keberhasilan dari Module System SMPS yang memberikan suplai tegangan ke PLC. Module System SMPS ini membutuhkan tegangan 90 240V AC dan menghasilkan tegangan output 24V DC. Sedangkan, input pada PLC membutuhkan input tegangan 24V DC. Maka, dengan melakukan pengujian ini dapat diketahui bahwa PLC yang digunakan dapat dioperasikan dengan baik, untuk menggerakkan sistem pneumatik dengan menggunakan solenoid valve 5/2 single coil. C. Pengujian PLC Pada Pneumatik Sistem Pneumatik dapat bekerja dikarenakan sensor logam mendeteksi adanya benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk melalui driver relay yang mengubah sinyal frekuensi menjadi sinyal analog pada input PLC. keberhasilan sistem pneumatik sebagai aktuator, yang akan menutup dan membuka pintu shortir jika sensor logam mendeteksi adanya benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk. Solenoid Valve 5/2 single coil dari sistem pneumatik ini akan bekerja, jika mendapat input tegangan dari PLC. Sedangkan, PLC disini di suplai tegangan dari SMPS dan PLC dioperasikan menggunakan software zeliosoft dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram). Hubungan antara sensor logam, kecepatan motor, dan timing PLC seperti dalam tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hubungan Antara Sensor Logam, Kecepatan Motor, Dan Timing PLC digunakan untuk mengubah sinyal frekuensi yang terjadi induksi pada lilitan badan sensor jika mendeteksi adanya benda berbahan logam ke dalam sinyal analog pada input PLC. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. keberhasilan dari sistem pendeteksian pada kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam dengan sensor logam. Output dari sensor logam akan memberikan input pada sistem PLC yang dihubungkan melalui driver relay. Fungsi dari driver relay disini digunakan untuk mengubah sinyal frekuensi yang terjadi induksi pada lilitan badan sensor jika mendeteksi adanya benda berbahan logam ke dalam sinyal analog pada input PLC. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. Pengambilan data pada kemasan susu bubuk seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Pengambilan Data Pada Kemasan Susu Bubuk E. Pengujian PLC keberhasilan dari proses pengontrolan sistem konveyor secara keseluruhan. PLC yang digunakan yaitu jenis Zelio dengan tipe SR3 B101BD yang memiliki 10 I/O dengan tegangan input 24V DC. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique. PLC mendapatkan input tegangan dari Module System SMPS dan pemrograman yang digunakan pada smart relay ini adalah software zeliosoft 2. Pada Gambar 4.3 adalah hasil pengujian dari PLC. 6 D. Pengujian Rangkaian Sensor Logam keberhasilan dari sistem pendeteksian pada kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam dengan sensor logam. Output dari sensor logam akan memberikan input pada sistem PLC yang dihubungkan melalui driver relay. Fungsi dari driver relay disini Gambar 4.3 Hasil Pengujian Dari PLC

F. Pengujian Pneumatik keberhasilan dari sistem pneumatik sebagai alat untuk menshortir benda yang terdapat berbahan logam pada kemasan susu bubuk secara otomasi. Sistem pneumatik disini sebagai aktuator dari sistem konveyor secara keseluruhan. Sistem pneumatik disini juga terdapat speed control valve sebagai pengatur kecepatan angin dari kompresor dan dapat disesuaikan timing dari PLC. Kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam yang telah di shortir dapat dilakukan penghitungan (counting) secara otomasi dengan pemrograman software zeliosoft 2. Pada Gambar 4.4 adalah hasil pengujian dari sistem pneumatik. Gambar 4.4 Hasil Pengujian Dari Sistem Pneumatik G. Pengujian Keseluruhan Sistem keberhasilan dari sistem kinerja secara keseluruhan. Sistem kinerja secara keseluruhan disini untuk mendeteksi kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam. Jika pada kemasan susu bubuk tersebut terdapat benda berbahan logam maka sistem pendeteksian atau sensor logam akan memerintahkan PLC beroperasi melalui driver relay. Setelah PLC beroperasi maka sistem pneumatik akan bergerak menutup pintu untuk menshortir kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam. Jika pada kemasan susu bubuk tidak terdapat benda berbahan logam maka kemasan susu bubuk akan dijadikan sebagai produk yang dihasilkan. Pada Gambar 4.5 adalah hasil pengujian dari keseluruhan sistem konveyor. Gambar 4.5 Hasil Pengujian Keseluruhan Sistem V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Pada perancangan sistem konveyor pendeteksi benda berbahan logam menggunakan PLC Schneider SR3 B101BD dapat mempermudah dalam melakukan pengontrolan sistem konveyor secara keseluruhan 2) Pemrograman FBD (Function Block Diagram) pada software zeliosoft 2 dapat berfungsi dengan baik untuk memonitoring dan mengatur timer pada sistem pneumatik. Sehingga PLC yang digunakan dapat memberikan output tegangan yang disuplai ke solenoid valve 5/2 sebagai pengontrol katup pada silinder double action 3) Pada sistem pendeteksian secara keseluruhan dilakukan perancangan wiring diagram (wiring kontrol dan wiring utama) yang biasa digunakan dalam perusahaan sebagai standart quality control dapat memberikan parameter yang sesuai (suplai tegangan pada motor sebesar 24 volt dengan kecepatan motor yang dihasilkan 15 rpm, posisi variable resistor 75%, dan 18 detik pada timing PLC). Pada PLC menggunakan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram) untuk mengontrol sistem pneumatik. B. Saran Saran-saran dalam pengimplementasian maupun peningkatan unjuk kerja sistem ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Bahan pembuatan belt conveyor harus berbahan kuat dan elastis. Karena kerenggangan dari belt conveyor itu sendiri dapat mempengaruhi kinerja sistem pendeteksian kemasan susu bubuk pada konveyor. 2) Motor yang digunakan harus motor gearbox, sehingga kecepatan putaran motor yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan untuk menshortir kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam ataupun kemasan susu bubuk yang tidak terdapat benda berbahan logam DAFTAR PUSTAKA Gunterus, F. 1977. Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses. PT Gramedia, Jakarta. Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan). Erlangga. Jakarta. Bishop, O., 2002, Dasar-Dasar Elektronika, Erlangga, Jakarta Budianto, Wijaya, 2003, Pengenalan Dasar- Dasar PLC, Gava Media, Yogyakarta Setiawan, I., 2006, PLC dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol, ANDI, Yogyakarta 7