BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BULUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BULUNGAN

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PATI

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Powered by TCPDF (

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Transkripsi:

SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 28 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 02Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Kabupaten Bulungan, menyatakan bahwa rincian tugas, fungsi dan tata kerja Lembaga Lain diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Mengingat b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Lain Kabupaten Bulungan; : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Inedonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660); 1

7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4449); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094); 17. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 18. Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971 tentang Korps Pegawai Republik Indonesia; 19. Keputusan Presiden Nomor 93 Tahun 2001 tentang Pendanaan Korps Pegawai Republik Indonesia dan Perlindungan Bagi Pegawai Negeri Sipil yang Ditugaskan pada Sekretariat Dewan Korps Pegawai Republik Indonesia; 20. Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Korps Pegawai Republik Indonesia; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota; 2

24. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/13/M.Pan/5/2008 tentang Eselonisasi Jabatan Struktural Di Lingkungan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI dan Sekretariat Pengurus KORPRI; 25. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 694); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2008 tentang Penerbitan Lembaran Daerah dan Berita Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 1); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 2); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 3); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 02 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2012 Nomor 02); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BULUNGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-seluasnya, dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bulungan sebagai Unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Bupati adalah Bupati Bulungan. 6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan serta perangkat daerah lainnya. 7. Sekretaris Daerah selanjutnya disingkat SEKDA adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bulungan. 3

8. Pimpinan Satuan Organisasi adalah semua pimpinan dalam jabatan struktural di lingkungan lembaga lain Kabupaten Bulungan. 9. Kepala BPBD adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bulungan. 10. Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI adalah Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Bulungan. 11. Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah selanjutnya disebut Pelaksana BPBD Kabupaten Bulungan adalah bagian dari perangkat daerah yang merupakan lembaga untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi BPBD Kabupaten Bulungan. 12. Lembaga Lain adalah Lembaga yang dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan umum lainnya sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan. 13. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bulungan selanjutnya disingkat BPBD Kabupaten Bulungan adalah merupakan unsur pendukung dan pelaksana tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dibidang penanggulangan bencana. 14. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Bulungan adalah organisasi yang bertugas dibidang administrasi, kepegawaian dan keuangan untuk melayani dan memberikan dukungan bagi Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Bulungan dalam melaksanakan program organisasi. 15. Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat Satpol PP, adalah bagian perangkat daerah dalam penegakan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. 16. Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Bulungan adalah suatu kepengurusan yang bersifat kolektif dan berbentuk dewan yang diangkat berdasarkan musyawarah anggota KORPRI dan bertugas menjalankan roda organisasi KORPRI di Kabupaten Bulungan. 17. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. 18. Polisi Pamong Praja adalah anggota Satpol PP sebagai aparat Pemerintah Kabupaten dalam penegakanperda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. 19. Korps Pegawai Republik Indonesia selanjutnya disingkat KORPRI adalah satusatunya wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia yang meliputi : Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, Badan Hukum Milik Negara dan/atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Daerah, Badan Layanan Umum Pusat dan Daerah dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus yang berkedudukan dan kegiatannya tidak terpisahkan dari kedinasan. 20. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 21. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. 22. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. 4

23. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yangmeliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror. 24. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. 25. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana. 26. Peraturan Daerah, selanjutnya disingkat Perda, adalah Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan. 27. Peraturan Kepala Daerah adalah Peraturan Bupati. 28. Aparatur adalah aparatur Pemerintah Kabupaten Bulungan. 29. Ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah Bulungan dapat melakukan kegiatannya dengan tenteram, tertib,dan teratur. 30. Jabatan Fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya harus ada untuk melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. BAB II RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Pasal 2 (1) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah dibidang penyuluhan dan ketahanan pangan serta melaksanakan tata usaha kantor. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis dibidang penyuluhan dan ketahanan pangan daerah sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; b. pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang penyuluhan dan ketahanan pangan; c. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis di bidang ketersediaan, kerawanan dn distribusi pangan; d. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis di bidang konsumsi dan keamanan pangan; e. perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian teknis di bidang penyuluhan; f. penyelenggaraan urusan kesekretariatan; g. pembinaan kelompok Jabatan Fungsional; h. pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan Paragraf 1 Susunan Organisasi Pasal 3 Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan terdiri dari : 5

a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahi : 1. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. c. BidangPengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Penyuluh, membawahi : 1. Sub Bidang Kelembagaan dan Tata Penyuluhan; 2. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Penyuluh dan Program Penyuluhan; d. Bidang Sarana dan Prasarana dan Metode Penyuluhan, membawahi : 1. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Penyuluhan; 2. Sub Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi. e. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, membawahi : 1. Sub Bidang Ketersediaan Pangan; 2. Sub Bidang Distribusi Pangan. f. Bidang Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan, membawahi : 1. Sub Bidang Keamanan dan Preferensi Pangan Masyarakat; 2. Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan. g. Kelompok Jabatan Fungsional; h. Unit Pelaksana Teknis. Paragraf 2 Sekretariat Pasal 4 (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan koordinasi, pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan BP2KT meliputi mengkoordinasikan tugas bidang, perencanaan program, pengelolaan keuangan dan pelaporan, ketatausahaan, umum, perlengkapan, rumah tangga dan administrasi kepegawaian. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi : a. pengkoordinasian perencanaan program kerja dan kegiatan serta pelaksanaan kegiatan BP2KT; b. penyelenggaraan urusan keuangan dan pelaporan; c. penyelenggaraan urusan tatausaha, umum, perlengkapan dan rumah tangga; d. penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan Pasal 5 (1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b angka 1, mempunyai tugas mengkoordinasikan, menyusun dan mempersiapkan administrasi perencananaan program dan kegiatan tahunan, evaluasi dan pelaporan serta mengelola urusan keuangan. (2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b angka 2, mempunyai tugas mengelola surat menyurat dan kearsipan, inventaris dan kekayaan, rumah tangga, administrasi kepegawaian dan tugas umum lainnya. 6

Paragraf 3 Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Penyuluh Pasal 6 (1) Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Penyuluh, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan dalam mengkoordinasikan penyusunan program, penyiapan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan, pengendalian dan pengembangan kelembagaan petani dan pelaku usahaserta peningkatan kapasitassumber daya manusia. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Penyuluh menyelenggarakan fungsi : a. perumusan dan penyusunan kebijakan teknis dibidang pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia penyuluh sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; b. pengkoordinasian, perencanaan, pembinaan, pengendalian dibidang pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia penyuluh; c. pelaksanaan pembinaan, pengendalian dan pengembangan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah dibidang pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia penyuluh; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan Pasal 7 (1) Sub Bidang Kelembagaan dan Tata Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c angka 1, mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaanpengembangan kelembagaan dan tata penyuluhan, melaksanakan pembinaan, pemberdayaan dan pengembangan balai penyuluh dan pos penyuluhan serta kerja sama, kemitraan bagi pelaku utama dam pelaku usaha, menumbuhkembangkan dan memfasilitasi kelembagaan penyuluhan dan forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usahaserta melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan (2) Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Penyuluh dan Program Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c angka 2, mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia penyuluhdan program penyuluhan, melaksanakan penyusunan dan pengembangan mekanisme dan tata kerja penyuluhan, fasilitasi pelaksanaan penyusunan program kerja penyuluhan kabupaten, Balai Penyuluh kecamatan dan Pos Penyuluhan di kelurahan dan desa, fasilitasi peningkatan kapasitas SDM penyuluh(pns, swadaya dan swasta), serta melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan Paragraf 4 Bidang Sarana dan Prasarana dan Metode Penyuluhan Pasal 8 (1) Bidang Sarana dan Prasarana dan Metode Penyuluhansebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan dalam mengkoordinasikan penyusunan program, penyiapan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan pengembangan sarana dan prasarana serta penerapan metode penyuluhan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Sarana dan Prasarana dan Metode Penyuluhan menyelenggarakan fungsi : 7

a. perumusan dan penyusunan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana dan metode penyuluhan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; b. pengkoordinasian, perencanaan, pembinaan, pengendalian dibidang sarana dan prasarana dan metode penyuluhan; c. pelaksanaan pembinaan, pengendalian dan pengembangan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah dibidang sarana dan prasarana dan metode penyuluhan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan Pasal 9 (1) Sub Bidang Sarana dan Prasarana Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d angka 1, mempunyai tugas menyiapkanbahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis bidang sarana dan prasarana penyuluhan, melaksanakan pengadaan, pemanfaatan pengembangan, supervisi, monitoring, evaluasidan pelaporan sarana dan prasarana penyuluhan,serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (2) Sub Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d angka 2, mempunyai tugas menyiapkanbahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis bidang pengkajian dan penerapan teknologi, melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Paragraf 5 Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Pasal 10 (1) Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan dalam mengkoordinasikan penyusunan program, penyiapan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan peningkatan produksi dan distribusi pangan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Ketersediaan dan Distribusi Panganmenyelenggarakan fungsi : a. perumusan dan penyusunan kebijakan teknis dibidang ketersediaan dan distribusi pangan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; b. pengkoordinasian, perencanaan, pembinaan, pengendalian dibidang ketersediaan dan distribusi pangan; c. pelaksanaan pengkajian dan analisis kebutuhan pangan masyarakat, ketersediaan dan distribusi pangan; d. pembinaan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah dibidang ketersediaan dan distribusi pangan; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan Pasal 11 (1) Sub Bidang Ketersediaan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e angka 1, mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaan bidang ketersediaan pangan, melaksanakan pembinaan ketersediaan pangan dan peningkatan produksi, pemantauan dan analisis Neraca Bahan Makanan (NBM), identifikasi ketersediaan dan cadangan pangan serta kebutuhan pangan masyarakat,pencegahan dan pengendalian masalah pangan, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 8

(2) Sub Bidang Distribusi Pangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e angka 2, mempunyai tugas menyiapkanbahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis distribusi pangan, melaksanakan identifikasi kelompok rawan pangan, pemetaan rawan pangan, penanganan dan penyaluran pangan, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Paragraf 6 Bidang Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan Pasal 12 (1) Bidang Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan, dalam mengkoordinasikan penyusunan program, menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaan, pengendalian dan pengembangan konsumsi dan keamanan pangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Bidang Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan, menyelenggarakan fungsi : a. perumusan dan penyusunan kebijakan teknis dibidang konsumsi pangan dan keamanan pangan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; b. pengkoordinasian, perencanaan, pembinaan, pengendalian dibidang konsumsi pangan dan keamanan pangan; c. pembinaan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah dibidang konsumsi pangan dan keamanan pangan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan Pasal 13 (1) Sub Bidang Keamanan dan Preferensi Pangan Masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f angka 1, mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengkajian, pemantauan dan pemantapan keamanan pangan dan preferensi pangan masyarakat serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (2) Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f angka 2, mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaan,pengendalian dan pengawasan konsumsi dan penganekaragaman pangan, melaksanakan pembinaan dan pengembangan konsumsi dan penganekaragaman pangan,melaksanakan identifikasi keragaman konsumsi pangan dan pangan pokok masyarakat,serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Kedua Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pasal 14 (1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas : a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; b. menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan; c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana; d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; e. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Daerah; 9

f. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; g. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan/atau barang; h. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; i. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), BPBD menyelenggarakan fungsi : a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien; dan b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Paragraf 1 Susunan Organisasi Pasal 15 Susunan Organisasi BPBD terdiri dari : a. Kepala BPBD; b. Unsur Pengarah; dan c. Unsur Pelaksana, terdiri dari: 1. Kepala Pelaksana; 2. Sekretariat Unsur Pelaksana; 3. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan; 4. Seksi Kedaruratan dan Logistik; 5. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi; 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Paragraf 2 Unsur Pengarah Pasal 16 (1) Unsur Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b,mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala BPBD dalam penanggulangan bencana. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Unsur Pengarah menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan penanggulangan bencana; b. pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencana; c. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Paragraf 3 Unsur Pelaksana Pasal 17 (1) Unsur Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pascabencana. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Unsur Pelaksana menyelenggarakan fungsi : a. pengkoordinasian dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha dan atau pihak lain yang diperlukan pada tahap prabencana dan pascabencana; 10

b. pengkomandoan dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan dan logistik dari satuan kerja perangkat daerah lainnya dan instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana; c. pelaksanaan dilakukan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya dan instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Paragraf 4 Sekretariat Pasal 18 (1) Sekretariat Unsur Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c angka 2, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap progam, administrasi dan sumber daya serta kerja sama. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SekretariatUnsur Pelaksanamenyelenggarakan fungsi : a. pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi program perencanaan dan perumusan kebijakan BPBD; b. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga BPBD; d. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol; e. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Unsur Pengarah BPBD; f. pengumpulan data dan informasi kebencanaan di Daerah; g. pengorganisasian penyusunan data laporan penanggulangan bencana; h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Pelaksana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Paragraf 5 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pasal 19 (1) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud Pasal 15 huruf c angka 3, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; c. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Pelaksana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 11

Paragraf 6 Seksi Kedaruratan dan Logistik Pasal 20 (1) Seksi Kedaruratan dan Logistik sebagaimana dimaksud Pasal 15 huruf c angka 4, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kedaruratan dan Logistik menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; c. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat. d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Pelaksana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Paragraf 7 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasal 21 (1) Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagaimana dimaksud Pasal 15 huruf c angka 5, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; e. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan dibidang penanggulangan bencana pada pascabencana; f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Pelaksana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Bagian Ketiga Satuan Polisi Pamong Praja Dan Linmas Pasal 22 (1) Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas mempunyai tugas pokok menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program dan pelaksanaanpenegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaan kebijakan penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di daerah; 12

d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati sertapenyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat bersama dengan Kepolisian NegaraRepublik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah, dan/atau aparatur lainnya; f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; dan g. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya yang meliputi : 1. mengikuti proses penyusunan peraturan perundang-undangan serta kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hukum daerah; 2. membantu Kepolisian NegaraRepublik Indonesiadalam pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat negara dan tamu negara; 3. pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 4. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah; 5. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala massal; dan 6. pelaksanaantugas pemerintahan umum lainnya yang diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Paragraf 1 Susunan Organisasi Pasal 23 Susunan Oganisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas, terdiri dari: a. Kepala Satuan; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Penegakan Perundang-undangan Daerah; d. Seksi Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat; e. Seksi Pengembangan Kapasitas; f. Seksi Sarana dan Prasarana; g. Seksi Perlindungan Masyarakat; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. i. Unit Pelaksana Teknis. Paragraf 2 Sub Bagian Tata Usaha Pasal 24 (1) Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program dan kegiatan, pengelolaan keuangan dan pelaporan, administrasi ketatausahaan, umum, perlengkapan, rumah tangga dan administrasi kepegawaian. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencanaprogram dan kegiatan Satpol PP dan Linmas; b. penyelenggaraan urusan administrasi keuangan; c. penyelenggaraan urusan tata usaha, umum, perlengkapan dan rumah tangga; 13

d. penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas dan Paragraf 3 Seksi Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah Pasal 25 (1) Seksi Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan penegakan peraturan perundang-undangan serta melaksanakan teknis operasional penyelenggaraan penegakan peraturan produk hukum daerah. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penegakan peraturan perundang-undangan; b. pelaksanaan teknis operasial penyelenggaraan penegakan peraturan perundang-undangan; c. pengkoordinasian penyelenggaraan penegakan peraturan perundangundangan dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan instansi terkait; d. pelaksanaan penyidikan terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan Paragraf 4 Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Pasal 26 (1) SeksiKetertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf d, mempunyai tugas menyusun pedoman dan petunjuk teknis ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta melaksanakan teknis operasional penyelenggaraan dan pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; b. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; c. pengkoordinasian penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan instansi terkait; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugas dan Paragraf 5 Seksi Pengembangan Kapasitas Pasal 27 (1) Seksi Pengembangan Kapasitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf e, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program serta bahan pedoman teknis pembinaan dan pengembangan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja. 14

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengembangan Kapasitas menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan dan penyusunan bahan petunjuk teknis pembinaan dan pengembangan kapasitas personil Satuan Polisi Pamong Praja; b. pelaksanaan pengkajian dan analisis kebutuhan personil Satuan Polisi Pamong Praja; c. penyelenggaraan pembinaan danpengembangan kapasitas personil Satuan Polisi Pamong Praja; d. penyusunan rencana dan penyiapan bahan pembinaan kesamaptaan dan pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja di Kecamatan; e. penyiapan dan penyusunan bahan pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS); f. pengkoordinasian pelaksanaan pengembangan kapasitassatuan Polisi Pamong Praja dengan instansi terkait; g. penyusunan laporan pelaksanaan pengembangan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas dan Paragraf 6 Seksi Sarana dan Prasarana Pasal 28 (1) Seksi Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf e, mempunyai tugas melaksanakanpenyusunan program serta bahan pedoman teknis pembinaan dan pengembangan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan dan penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja; b. penyusunan rencana dan program kerja operasional pengadaan sarana dan prasarana operasional Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat Inti Kabupaten; c. pelaksanaan pengadaan, pendistribusian dan pemeliharaan dan inventarisasi sarana dan prasarana; d. pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana; e. penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas dan Paragraf 7 Seksi Perlindungan Masyarakat Pasal 29 (1) Seksi Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf g, mempunyai tugas menyusun dan merumuskan pedoman dan petunjuk teknis perlindungan masyarakat serta melaksanakan teknis operasional pembinaan dan penyelenggaraan pelayanan perlindungan masyarakat, kesiagaan dan penyelamatan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan dan perumusan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan perlindungan masyarakat; 15

b. pelaksanaan teknis operasional pembinaan dan penyelenggaraan koordinasi dalam rangka pembinaan dan perlindungan masyarakat; c. pelaksanaan administrasi dan pelayanan informasi sesuai bidang tugasnya; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan Bagian Keempat Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Bulungan Pasal 30 (1) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI mempunyai tugas melaksanakan dukungan teknis operasional, administrasi dan keuangan kepada Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Bulungan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Bulungan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum dan kerjasama; b. penyelenggaraan kegiatan pembinaan olah raga, seni budaya, mental dan rohani; c. penyelenggaraan kegiatan usaha, bantuan hukum dan sosial; d. pengkoordinasian dan fasilitasi penyelenggaraan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh SEKDA dan Ketua Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Bulungan. Paragraf 1 Susunan Organisasi Pasal 31 Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI, terdiri dari : a. Sekretaris KORPRI; b. Sub Bagian Umum dan Kerjasama; c. Sub Bagian Olah Raga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani; d. Sub Bagian Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial. Paragraf 2 Sub Bagian Umum dan Kerjasama Pasal 32 (1) Sub Bagian Umum dan Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pengelolaan keuangan dan pelaporan, administrasi ketatausahaan, umum, perlengkapan, rumah tangga serta kerjasama dengan instansi pemerintah maupun pihak ketiga. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kerjasama menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan program dan kegiatan Sekretariat Dewan Pengurus Korpri; b. penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan dan pelaporan; c. penyelenggaraan urusan administrasi tata usaha, umum, perlengkapan dan rumah tangga; 16

d. penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian; e. penyelenggaraan kerjasama dengan instansi pemerintah dan pihak ketiga; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan Paragraf 3 Sub Bagian Olah Raga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani Pasal 33 (1) Sub Bagian Olah Raga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyelenggaraan kegiatan olah raga, seni, budaya serta pembinaan mental dan rohani. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Sub Bagian Olah Raga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup olah raga, seni budaya, mental dan rohani; b. pelaksanaan fasilitasi pemberian dukungan penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan olah raga; c. pelaksanaan fasilitasi pemberian dukungan penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan seni dan budaya; d. pelaksanaan fasilitasi pemberian dukungan penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan mental dan rohani; e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan Paragraf 4 Sub Bagian Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial Pasal 34 (1) Sub Bagian Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf d, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan bahan perumusan kebijakan program kegiatan usaha, meningkatkan kesejahteraan anggota, dan memberikan bantuan hukum dan sosial. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Sub Bagian Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis bahan pembinaan bidang usaha, bantuan hukum dan sosial; b. pelaksanaan fasilitasi pemberian dukungan penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan kegiatan kewirausahaan; c. pelaksanaan fasilitasi pemberian dukungan penyelenggaraan peningkatan kesejahteraan anggota; d. pelaksanaan fasilitasi pemberian dukungan pelaksanaan pemberian bantuan kepada anggota dalam keadaan sakit, kematian, kebakaran, bencana alam serta musibah lainnya; e. pelaksanaan fasilitasi pemberian dukungan pelaksanaan pemberian bantuan terhadap permasalahan kedinasan; f. pelaksanaan fasilitasi pemberian dukungan pelaksanaan pemberian bantuan dan dukungan terhadap permasalahan hukum dan sosial; 17

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan BAB III TATA KERJA Pasal 35 (1) Setiap pimpinan satuan unit organisasi dalam melaksanakan tugas masingmasing wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam lingkungannya maupun dalam hubungan dengan instansi lain. (2) Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Setiap pimpinan satuan unit organisasi dalam lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas kedinasan. (4) Setiap pimpinan satuan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan secara berkala tepat waktu atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. (5) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala. (6) Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan unit organisasi wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi dipangkunya. Pasal 36 Apabila Kepala Badan, Kepala Pelaksana, Kepala Satpol PP dan/atau Sekretaris Korpri berhalangan, maka Sekretaris pada Badan, Kepala Sekretariat BPBD, Kepala Subbag Tata Usaha pada Kantor melaksanakan tugas Kepala atau Kepala Bidang dan Kepala Seksi secara struktural dapat melaksanakan tugas Kepala atau Pejabat Struktural lainnya sesuai dengan Daftar Urut Kepangkatan. BAB IV PEMBIAYAAN Pasal 37 Segala biaya yang dikeluarkan akibat ditetapkannya Peraturan Bupati ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bulungan. BAB V PENUTUP Pasal 38 Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Ini, maka : 1. Peraturan Bupati Bulungan Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bulungan; 18

2. Peraturan Bupati Bulungan Nomor 06 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus KORPS Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Kabupaten Bulungan. dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. Pasal 39 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulungan. Diundangkan di Tanjung Selor pada tanggal 15 April 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPTEN BULUNGAN, ttd SUDJATI Ditetapkan di Tanjung Selor pada tanggal 15 April2013 BUPATI BULUNGAN, ttd BUDIMAN ARIIFIN BERITA DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2013 NOMOR 08. Salinan Sesuai dengan Aslinya Plh. KEPALA BAGIAN HUKUM, JAMAL, SH, M.Ap Penata Tk I/ III d Nip.197109092000031008 19