KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp) SISTEM KERAMBA JARING APUNG

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

KERAGAAN USAHATANI MINA PADI

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

Oleh :KetutSiswaMitra Program StudiManajemenSumberDayaPerairan JurusanPerikanan Dan IlmuKelautan FakultasPertanian UniversitasWarmadewa Denpasar

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Penambak Udang di Desa Karangsewu. Imorenggo dan Pakualaman Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

BAB III METODE PENELITIAN

RENTABILITAS USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM PROBIOTIK

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

Optimasi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Pada Keramba Jaring Apung di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

IV. METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN LEMAK DALAM KERAMBA DI DESA TANJUNG BELIT AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pengalaman berusaha, dan status kepemilikan lahan penambak. Usaha tambak merupakan usaha yang membutuhkan tenaga yang banyak.

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) DI KOLAM AIR DERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU OLEH

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

RENTABILITAS PEMBENIHAN IKAN NILA GMT (Genetically Male Tilapia)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

Transkripsi:

KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp) SISTEM KERAMBA JARING APUNG Reza Nurul Mugni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi rezamugni@gmail.com Tenten Tedjaningsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi tenten_ks@yahoo.co.id Tedi Hartoyo 3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi tedihartoyo@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik budidaya ikan nila dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA), mengetahui biaya, penerimaan dan pendapatan dari usaha ikan nila dengan sistem KJA, dan kelayakan usaha dengan sistem KJA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rundayan Sawargi di Desa Karyamukti Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Pemilihan lokasi penelitian dan responden dilakukan secara sengaja (purposive), atas dasar pertimbangan bahwa KUB Rundayan Sawargi merupakan satu-satunya kelompok usaha bersama yang mengusahakan ikan nila dengan sistem KJA di Sungai Cimerak. Budidaya pembesaran ikan nila dangan sistem KJA yang dilakukan oleh responden secara teknis termasuk ke dalam teknologi intensif. Besarnya penerimaan dalam satu kali proses produksi pada pembesaran ikan nila dengan sistem KJA sebesar Rp. 158.325.200. Usaha pembesaran ikan nila pada sistem KJA layak untuk diusahakan dengan nilai R/C sebesar 1,61. Kata kunci : Kelayakan usaha, ikan nila, KJA. 1

ABSTRACT This study aims to determine how the tilapia fish farming techniques with Keramba Jaring Apung (KJA) system, knowing the cost, revenue and income from tilapia business with KJA system, and the feasibility of the system KJA. The method used in this research is a case study on the Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rundayan Sawargi Desa Karyamukti Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Selection of study sites and respondents were intentionally (purposive), on the basis of the consideration that KUB Rundayan Sawargi is the only group that is seeking joint venture tilapia with KJA system Cimerak River. Aquaculture rearing tilapia with KJA system is technically done by the respondents included in the technology intensive. The amount of revenue in a single production process enlargement tilapia with KJA system of Rp. 158 325 200. Tilapia rearing efforts at KJA system deserves to be tried with the value of R/C of 1.61. Keywords : Feasibility, tilapia, KJA. I. PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi lahan air tawar sebanyak 20.487,06 hektar dengan luas lahan yang telah di manfaatkan seluas 17.853,44 hektar. Lahan tersebut dipergunakan untuk membudidayakan komoditas ikan mas, nila, nilem, mujaer, gurame, tawes, patin, lele, sepat siam, tambakan, bawal, belut. Potensi lahan lainnya yang ada di Jawa Barat adalah karamba, sawah, kolam air deras, jaring apung dan tambak air payau. Untuk karamba telah menghasilkan produksi ikan sebanyak 354.28 ton pertahun yang terdiri dari ikan mas, nila, mujaer dan ikan lele. Dengan mengetahui potensi yang tersedia disuatu daerah dapat memberikan gambaran mengenai peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu pula dapat meningkatkan pemanfaatan lahan yang masih belum dimanfaatkan secara 2

maksimal di daerah Jawa Barat (http://komekonomi.blogspot.com/2014/02/potensi-usaha-perikanan-budidayajawa.html). Pemilihan lokasi suatu usaha budidaya nila, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran, berperan penting dalam menunjang keberhasilan usaha. Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan sumber air yang harus memenuhi kriteria standar kualitas air yang dibutuhkan oleh ikan nila, baik pembenihan maupun pembesaran. Sehingga ikan dapat tumbuh dengan optimal. Jika pemeliharaan dilakukan di KJA, kualitas air mengikuti sumber perairan yang digunakan, misalnya danau, sungai, atau waduk. Ketiga sumber perairan itu biasanya sudah memenuhi standar kualitas air yang sesuai untuk kehidupan nila (Estu Nugroho, 2013). Pembesaran ikan nila dapat dilakukan di KJA, kolam, kolam air deras, perairan umum baik sungai, danau maupun waduk dan tambak. Pembesaran ikan di KJA banyak dilakukan di daerah yang memiliki waduk, danau, maupun sungai. Beberapa kelebihan yang dimiliki dari pembesaran di KJA antara lain produksi lebih tinggi, lebih praktis dan mudah (proses memasukan benih, proses pemeliharaan, dan proses panen), daya tahan lebih lama, sistem tumpang sari, hemat biaya dan hasil panen tidak berbau lumpur, dan kelebihan lainnya adalah sistem KJA ini tersedianya air sepanjang waktu, dan petani bisa melakukan budidaya setiap saat dan tidak terganggu saat musim kemarau (Sunaryo, dkk, 2010). Tabel 1. Luas Areal Pemeliharaan Ikan dan Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaan Ikan di Kab. Garut Tahun 2013. Uraian Kec. Cibalong Kab. Garut A. Luas Areal Pemeliharaan Ikan 1. Pembesaran Ikan 59.58 3.058,26 2. Sungai (km) 85.40 1.290,29 3. Tambak 4. Situ/Rawa 27.58 22.00 27,58 263,70 B. Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaan 1. Tambak 420.00 420,00 2. Situ/Rawa 134.38 1.610,76 3. Sungai 29.73 449,23 Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab. Garut 2013 3

Tabel 1 menunjukan banyaknya produksi ikan dan luas areal pemeliharaan ikan menurut tempat di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut dengan membandingkan seluruh jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten Garut. Sungai banyak terletak di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut, dengan keadaan air tawar yang mengalir secara pasang surut sehingga Kecamatan Cibalong ini adalah salah satu sentra produksi perikanan di Kabupaten Garut. I. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada KUB Rundayan Sawargi di Desa Karyamukti Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Adapun pengertian dari metode studi kasus adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. (Moh. Nazir, 2011). Teknik penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) dan dipilih atas dasar pertimbangan bahwa KUB Rundayan Sawargi merupakan satu-satunya kelompok usaha bersama yang mengusahakan ikan nila dengan sistem KJA di Sungai Cimerak Desa Karyamukti Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis biaya dan pendapatan berdasarkan rumus dari Ken Suratiyah, (2008), dimana : TC = FC + TVC Keterangan : TC = Total Cost ( biaya total ) TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap) TVC = Total Variabel Cost (total biaya variabel) Penerimaan usahatani adalah jumlah produksi dikalikan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : 4

TR = Y. Py Keterangan: TR = Total Revenue/Total Penerimaan (Rp) Y = Total hasil produksi (kg) Py = Harga jual produk (Rp/kg) Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total per usahatani. Rumus yang digunakan adalah : Pd = TR TC Keterangan : Pd = Pendapatan dengan satuan rupiah (Rp) TR = Total Revenue (Total Penerimaan) dengan satuan rupiah (Rp) TC = Total Cost (Biaya Total ) dengan satuan rupiah (Rp) R/C Rasio menurut Ken Suratiyah (2008) adalah perbandingan antara penerimaan dengan total biaya usahatani. Rumus yang digunakan adalah : R/C rasio = Penerimaan (Revenue) Biaya (Cost) Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a. Apabila R/C > 1, maka usaha layak untuk diusahakan. b. Apabila R/C < 1, maka usaha yang dilakukan tidak layak untuk diusahakan. c. R/C = 1, maka usaha tidak memperoleh keuntungan atau tidak mengalami kerugian (impas). 5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Teknik Pelaksanaan Pembesaran Ikan Nila sistem KJA Pemeliharaan ikan nila pada KJA meliputi persiapan jaring apung, penebaran benih, pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit, panen, dan pemasaran. 3.1.1. Persiapan Jaring Apung a. Kerangka b. Pelampung c. Tambang Jangkar, Tambang Waring, Tambang Pelampung, dan Tambang Keramba. Tambang berbahan polietilen (PE) dengan panjang 1,5 kali dari kedalaman perairan untuk tali jangkar dan jumlah tali jangkar adalah sebanyak lima buah dengan diameter 0,75 mili meter sampai 3 mili meter. Tambang yang ukuran 3 mili meter di pergunakan untuk mengikat waring (tempat makan ikan) Tali berukuran 8 mili meter digunakan untuk mengikat pelampung diantara bagian dalam dan bagian luar kerangka supaya pelampung tidak terpisah dari kerangka. Tambang keramba ukuran 12 mili meter ini dipergunakan untuk mengikat semua KJA yang ada disungai, sebab KJA yang kelola berada 5 meter dari daratan, dan juga untuk mewaspadai terbawanya oleh arus sungai yang naik. d. Jangkar e. Jaring 3.1.2. Penebaran Benih Benih siap tebar didatangkan dengan cara membeli dari BBI yang berada di Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut, sebelum ditebar perlu aklimatisasi terlebih dahulu dengan cara merendam plastik tempat benih didalam air sungai dalam KJA selama 15 menit. Setelah itu, benih ditebar dengan cara membuka ikatan plastik dan melepaskan ikannya perlahan-lahan. 6

3.1.3. Pemberian Pakan Pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan tempat pakan ikan dalam ukuran 1 meter persegi yang disebut dengan waring. Sehingga, tidak menimbulkan pemadatan dan pencemaran pada air sungai karena adanya pakan pelet tersebut. Masa pemeliharaan ikan selama 3 bulan, pakan yang diberikan berupa pakan buatan berupa pelet yang banyak tersedia di pasaran. Total pakan (pelet) yang diberikan selama satu periode produksi adalah sebanyak 10498 kg selama 3 bulan, kebutuhan pakan nila untuk 19 unit keramba perhari sekitar 35,60 kilogram. Sedangkan, berat pertumbuhan ikan sebesar 6009,1 kg sehingga mempunyai FCR (Feed Conversion Ratio) atau konversi pakan sebesar 1,75 kg. artinya, untuk menghasilkan ikan nila pada sistem KJA di sungai sebanyak 1 kg, diperlukan pakan sebanyak 1,75 kg. Dilihat dari konversi pakan yang tinggi itu di karenakan arus sungai tinggi pada waktu air laut pasang dan pada terjadinya hujan, jadi pakan secara tidak langsung terbawa oleh arus tersebut. Selain itu ikan nila mendapatkan pakan tambahan berupa plankton yang berada di perairan sungai. 3.1.4. Pengendalian hama dan penyakit Hama dan penyakit yang timbul pada pembesaran ikan nila di sebabkan oleh faktor cuaca, luka saat seleksi di BBI (Balai Benih Ikan), maupun teknis perawatan. Hama yang menyerang pembesaran ikan nila antara lain ular air, biawak, dan katak hama tersebut sering muncul pagi dan malam. Penanggulangannya di tangkap dengan sair atau sering dikontrol karena dengan adanya pengontrolan tersebut kecil kemungkinan akan terjadinya hama seperti predator tersebut. Penyakit yang ada pada nila di daerah penelitian ini adalah penyakit pada kulit dengan gejala berwarna merah pada bagian tertentu, berubah warna dan tubuh berlendir. Pengendaliannya yaitu direndam dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian. Direndam dalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %. 7

3.1.5. Pemanenan Pemanenan nila dilakukan ketika nila mencapai berat 250-300 gram/ekor dan masa waktu panen minimal 3 bulan. Kegiatan panen pada KJA yaitu dilakukan dengan cara mengangkat jaring pada keramba, lalu mengambilnya dengan serokan atau jala, dan ditampung dalam drum plastik yang telah dipotong, nila disortir berdasarkan ukuran yang diminta oleh pembeli yaitu berkisar 6 sampai 9 ekor/kg. Penyortiran dilakukan dengan menggunakan ember sortiran yaitu ember yang telah dimodifikasi dengan memberikan lubang lubang dibawahnya. Nila yang telah disortir dijual ke konsumen secara langsung yang dikelola oleh seksi pemasaran sedangkan nila yang tidak lolos ember sortiran dilepaskan kembali ke wadah pembesaran. 3.1.6. Pemasaran Saluran pemasaran yang terbentuk di KUB Rundayan Sawargi yaitu saluran tingkat nol (zero-level channel) atau pemasaran langsung, dimana KUB sebagai produsen menjual hasil produksinya ke konsumen akhir secara langsung yang dikelola oleh seksi pemasaran. Ukuran nila yang dijual untuk konsumsi yaitu ukuran 9-10 ekor per kilogram dengan harga sebesar Rp. 22.000,-. 3.2. Analisis Kelayakan Biaya yang dikeluarkan dan diterima dalam usaha pembesaran nila pada sistem KJA dalam satu kali periode produksi meliputi biaya tetap, biaya tidak tetap, biaya total. 3.2.1. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya produksi yang tidak habis dipakai dalam satu kali periode produksi. Biaya tetap untuk usaha pembesaran ikan nila pada pada sistem KJA meliputi penyusutan, urdes dan bunga modal tetap. Besarnya biaya tetap untuk pembesaran ikan nila pada sistem KJA terlihat pada Tabel 2. 8

Tabel 2. Perhitungan Biaya Tetap Usaha Pembesaran Ikan Nila Sistem KJA dalam Satu Periode Produksi No Uraian Nilai Persentase 1 URDES 12.500 0,24 2 Penyusutan alat 4.999.500 98,28 3 Bunga modal tetap (6%) 75.180 1,48 Jumlah 5.087.180 100,00 Biaya terkecil terdapat pada biaya iuran desa (URDES) sebesar Rp. 12.500 untuk satu kali proses produksi. Biaya terbesar terdapat pada biaya penyusutan Rp. 4.999.500, dikarenakan biaya pembuatan KJA yang relative tinggi dan termasuk ke dalam teknologi secara intensif. Biaya bunga modal tetap sebesar Rp. 75.180 sesuai dengan suku bunga bank yaitu 6% per tahun. Jadi total biaya pada usaha pembesaran ikan nila sistem KJA selama satu kali periode produksi adalah sebesar Rp. 5.087.180. 3.2.2. BiayaVariabel Biaya Variabel adalah biaya yang besar kecil dipengaruhi oleh jumlah produksi dan sifatnya dipakai dalam satu kali periode produksi, juga merupakan pemutaran pada jangka waktu pendek. Biaya variabel pada usaha pembesaran ikan nila dalam penelitian ini terdiri dari, benih ikan nila siap tebar, pakan NINA PET, obat Kalium Permanganat (PK), upah kerja (HOK), transportasi dan bunga modal variabel. Biaya terbesar pertama terdapat pada pakan pelet sebesar Rp. 57.739.000, dikarenakan pakan yang digunakan hanya pakan pelet saja. Biaya terbesar kedua terdapat pada benih ikan nila sebesar Rp. 23.750.000, hal itu dikarenakan padat tebar yang tinggi sehingga diharapkan produktivitas KJA tinggi pada usaha pembesaran ikan nila. Biaya terkecil terdapat pada obat (PK) sebesar Rp. 100.000, hal itu dikarenakan fungsi obat ini hanya dilakukan saat penebaran benih saja, itu juga kalau ada ikan yang terkena 9

bakteri saat penyortiran. Biaya bunga modal variabel sebesar Rp. 1.373.835 sesuai dengan suku bunga bank per satu periode produksi pada usaha pembesaran ikan nila. Jadi jumlah biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha pembesaran ikan nila pada sistem KJA untuk satu kali periode produksi sebesar Rp. 92.962.835 Untuk lebih jelasnya perhitungan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perhitungan Biaya Variabel Usaha Pembesaran Ikan Nila Sistem KJA dalam Satu Kali Periode Produksi No Uraian Nilai Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp pada Persentase 1 2 3 4 5 6 (3 x 5) 7 1. Benih ikan nila (8-10 cm) 1.187,5 Kg 20.000 23.750.000 25,55 2. Pakan Pelet 10498 Kg 5.500 57.739.000 62,11 3. Upah kerja 280 HOK 25.000 7.000.000 7,53 4. Obat (PK) 20 Pak 5000 100.000 0,10 5. Transportasi 1 Paket 3.000.000 3.000.000 3,23 6. Bunga modal variabel 1,5 Persen 91.589.000 1.373.835 1,48 JUMLAH 92.962.835 100,00 3.2.3. Biaya Total Biaya total diperoleh dengan cara menjumlahkan total biaya tetap dan total biaya variabel per usahatani atau dalam satu kali periode produksi. Total biaya usaha pembesaran ikan nila pada sistem KJA sebesar Rp. 98.050.015 dalam satu kali periode produksi. 3.2.4. Penerimaan, Pendapatan dan R/C Kelayakan usaha pembesaran ikan nila dapat dilihat dengan cara menghitung biaya tetap, biaya variabel, biaya total, produk, harga, penerimaan, pendapatan dan R/C. 10

Tabel 4. Perhitungan Biaya Tetap, Biaya variabel, Biaya Total, Produk, Harga, Penerimaan, Pendapatan dan R/C pada Usaha Pembesaran Ikan Nila dalam Satu Kali Periode Produksi No Uraian Nilai 1 Biaya tetap (Rp) 5.087.180 2 Biaya variabel (Rp) 92.962.835 3 Biaya total (Rp) 98.050.015 4 Produk (kg) 7196,6 5 Harga (Rp/kg) 22.000 6 Penerimaan KUB (Rp) 158.325.200 7 Pendapatan KUB (Rp) 60.275.185 8 Distribusi dari pendapatan KUB a. Untuk kelompok sebesar 10% dari pendapatan KUB (Rp) b. Untuk anggota kelompok sebesar 90% dari pendapatan KUB (Rp) 6.027.518 54.247.667 9 R/C 1,61 Penerimaan adalah jumlah hasil produksi dikalikan dengan harga jual. Penerimaan KUB dari usaha pembesaran ikan nila pada sistem KJA yaitu penjualan nila konsumsi sebanyak Rp. 7.196,6 kg dengan harga jual Rp. 22.000,00 per kilogram sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp. 158.325.200,00 dalam satu kali periode produksi. Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dikurangi biaya total atau total biaya usaha pembesaran ikan nila. Pendapatan KUB sebesar Rp. 60.275.185,00 dalam satu kali periode pendapatan KUB meliputi: produksi. Distribusi dari 1. Untuk kelompok sebesar 10% dari pendapatan KUB yaitu sebesar Rp. 6.027.518,00 2. Untuk anggota kelompok sebesar 90% dari pendapatan KUB yaitu sebesar Rp. 54.247.667,00 R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan total biaya usahatani. R/C pada usaha pembesaran ikan nila pada sistem KJA dalam satu kali periode produksi sebesar 1,61 artinya setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,61. Dapat diambil kesimpulan bahwa usaha pembesaran ikan nila layak untuk diusahakan. 11

IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Seorang petani pembesaran ikan nila di Desa Karyamukti Kabupaten Garut dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Besarnya penerimaan dalam satu kali proses produksi pada pembesaran ikan nila dengan sistem KJA sebesar Rp. 158.325.200. 2) Usaha pembesaran ikan nila pada pada sitem KJA layak untuk diusahakan dengan nilai R/C sebesar 1,61. 4.2.Saran Saran dari hasil penelitian dan pembahasan kelayakan usaha pembesaran ikan nila pada kelompok usaha bersama (KUB) Rundayan Sawargi di Desa Karyamukti Kabupaten Garut adalah : 1) Perlu meningkatkan aspek teknis budidaya pada pembesaran ikan nila, yaitu dengan meningkatkan teknis pemberian pakan yang baik sehingga FCR (Feed Conversion Ratio) atau konversi pakannya bisa lebih baik dan juga perlu meningkatkan teknis pemasaran ikan dengan menjual hasil panen ikan ke dalam pasar. 2) Bagi anggota KUB pembesaran ikan nila di Desa Karyamukti Kabupaten Garut sebaiknya lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan perikanan. 12

DAFTAR PUSTAKA Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut. 2013 Kabupaten Garut Dalam Angka Tahun 2005-2013. Kabupaten Garut. Estu Nugroho. 2013. Nila Unggul #1. Penebar Swadaya. Jakarta http://komekonomi.blogspot.com/2014/02/potensi-usaha-perikananbudidayajawa.html Ken Suratiyah. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Moh. Nazir, Ph.D. 2011. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor Sunaryo, Astuti, Bernard, kurniawan. 2010. Budidaya dan Bisnis Ikan Nila. Penerbit PT Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan 13