PEMODELAN TURBIN CROSS-FLOW UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA SUMBER AIR DENGAN TINGGI JATUH DAN DEBIT KECIL

dokumen-dokumen yang mirip
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

ANALISIS DAYA DAN EFISIENSI TURBIN AIR KINETIS AKIBAT PERUBAHAN PUTARAN RUNNER

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

PENGUJIAN PRESTASI KINCIR AIR TIPE OVERSHOT DI IRIGASI KAMPUS UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENSTOCK BERVARIASI

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN DAYA PADA SALURAN PEMBAWA UNTUK SUPLAI TURBIN ULIR ARCHIMEDES

ANALISIS VARIASI JUMLAH SUDU BERENGSEL TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN CROSS FLOW ZERO HEAD

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

PENGARUH JUMLAH SUDU RODA JALAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN ALIRAN SILANG (CROSS FLOW)

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

Studi Eksprimental Perancangan Turbin Air Terapung Tipe Helical Blades

PEMBUATAN TURBIN MIKROHIDRO TIPE CROSS-FLOW SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI DESA BUMI NABUNG TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

ANALISIS PENGUJIAN SIMULATOR TURBIN AIR SKALA MIKRO

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO SUDU SETENGAH SILINDER DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG NOSEL

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN AIR HASIL MODIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN DENGAN VARIABEL PERUBAHAN KETINGGIAN 4M,3M,2M DAN PERUBAHAN DEBIT NASKAH PUBLIKASI

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

PENGARUH VARIASI KECEPATAN ALIRAN SUNGAI TERHADAP KINERJA TURBIN KINETIK BERSUDU MANGKOK DENGAN SUDUT INPUT 10 o

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

ANALISA CFD DAN AKTUAL PERFORMA TURBINE BULB DENGAN HEAD 0,6 METER Gatot Eka Pramono 1

RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

PENGARUH VARIASI BENTUK SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN AIR KINETIK (Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik Daerah Pedesaan)

SIMULASI PERANCANGAN TURBIN PROPELLER SUMBU VERTIKAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

DRAFT PATENT LINTASAN RANTAI BERBENTUK SEGITIGA PYTHAGORAS PADA ALAT PEMBANGKIT ENERGI MEKANIK DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI POTENSIAL AIR

UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 2013: ISSN X. Pengaruh Variasi Sudut Input Sudu Mangkok Terhadap Kinerja Turbin Kinetik

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran... 57

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

STUDI AWAL PERENCANAAN S

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO

Rancang Bangun Prototipe Portable Mikro Hydro Menggunakan Turbin Tipe Cross Flow

Rancang Bangun Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Menggunakan Kincir Overshot Wheel

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

Merancang dan Mengimplementasi Modul Praktikum Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Universitas Udayana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Kaji Eksperimental Turbin Air Tipe Undershot Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Dipasang Secara Seri Pada Saluran Irigasi

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

KINERJA YANG DIHASILKAN OLEH KINCIR AIR ARUS BAWAH DENGAN SUDU BERBENTUK MANGKOK. *Luther Sule

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO (PLTMh) DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI LATUPPA

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar:

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROTOTYPE PERANCANGAN PEMINDAH DAYA PADA TURBIN PELTON

BAB I PENDAHULUAN. yang inovatif dan tepat guna. Salah satu contoh dalam bidang

ANALISA PERANCANGAN TURBIN VORTEX DENGAN CASING BERPENAMPANG SPIRAL DAN LINGKARAN DENGAN 3 VARIASI DIMENSI SUDU

PENGUJIAN ALAT SIMULASI TURBIN AIR CROSS FLOW DIO UTAMA PUTRA 2011 / PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

KAJIAN EKSPERIMENTAL TURBIN TURGO DENGAN VARIASI SUDUT NOSEL

PEMANFAATAN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

REDESAIN TURBIN PADA PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO DENGAN Q 0,0086 m 3 /dt TUGAS AKHIR

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN FLYWHEEL MAGNET SEPEDA MOTOR DENGAN 8 RUMAH BELITAN SEBAGAI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 3, Juli 2017 ( )

Rancang Bangun Model Turbin Crossflow sebagai Penggerak Mula Generator Listrik Memanfaatkan Potensi Pikohidro

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

I. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu

Energi dan Ketenagalistrikan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN AIR KAPLAN SEBAGAI PEMBANGKIT LITRIK TENAGA MIKROHIDRO (BERTITIK BERAT PADA DIMENSI GUIDE VANE)

Turbin Screw Untuk Pembangkit Listrik Skala Mikrohidro Ramah Lingkungan

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar

ABSTRAK. Kata kunci : PLTMH, Prosedur Praktikum, Sudu Turbin, Efisiensi.

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

Transkripsi:

PEMODELAN TURBIN CROSS-FLOW UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA SUMBER AIR DENGAN TINGGI JATUH DAN DEBIT KECIL Oleh: Mokhamad Tirono ABSTRAK : Telah dilakukan suatu upaya memodifikasi dan rekayasa turbin jenis cross-flow Rekayasa dilakukan dengan merubah jumlah sudut dan hubungannya dengan jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin Rekayasa juga dilakukan terhadap bentuk saluran yang digunakan yaitu saluran terbuka berbentuk persegi, setengah lingkaran dan trapesium Penelitian ini dilakukan dengan mengambil beberapa input yang disesuaikan dengan kebanyakan yang ada di lapangan Input yang diambil adalah kecepatan alir, tinggi jatuh, kemiringan saluran, lebar penampang saluran, jari-jari saluran, diameter luar turbin, dan lebar turbin Sementara itu besaran yang dibuat variabel adalah jumlah sudu pada turbin cross-flow Penampang sebagai saluran air dipakai persegi, setengah lingkaran, dan trapesium dan ketiganya dibuat terbuka Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan asumsi lebar penampang 4 m, tinggi jatuh 2 m, jari-jari 2 m, kemiringan 1/ 3, kecepatan aliran 2 m/s, diameter luar turbin 0,75 m, dan lebar turbin 4,3 m, maka turbin dengan jumlah sudu 12 memiliki jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang paling besar Bilamana jumlah sudu diperbanyak, maka jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin semakin kecil Sementara itu penelitian untuk menentukan jenis penampang saluran didapatkan bahwa jenis saluran dengan penampang trapesium dihasilkan jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang paling besar disusul jenis persegi dan setengah lingkaran Kata Kunci : Energi air, Turbin cross-flow, Jumlah sudu PENDAHULUAN Ketersediaan energi fosil belakangan ini semakin menurun, sehingga harganya cenderung naik Kenaikan harga energi fosil mempengaruhi harga energi listrik, karena sebagian besar pembangkit listrik yang ada di Indonesia menggunakan energi fosil Agar energi listrik tidak semakin mahal, maka perlu dilakukan upaya lain untuk mengatasinya Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah pemakaian energi air sebagai penggerak turbin Di dalam turbin energi kinetik air dirubah menjadi energi mekanik, di mana air memutar roda turbin (Arismunandar 1982) Energi puntir yang dihasilkan selanjutnya diubah menjadi energi listrik melalui generator (Luknanto 2008) Namun demikian selama ini energi air yang digunakan adalah air dengan tinggi jatuh dan debit besar Sementara itu energi air dengan tinggi jatuh dan debit kecil belum banyak dimanfaatkan, padahal di beberapa wilayah Indonesia punya potensi yang cukup besar untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga air dengan tinggi jatuh dan debit kecil (microhydro) Energi microhydro umumnya mengalir pada tinggi jatuh yang cukup kecil Padahal tinggi jatuh air (head) sangat berperan dalam meningkatkan efisiensi turbin (Syukri Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang 112

113 Jurnal Neutrino Vol4, No 2 April 2012 2006) Kondisi ini membuat bentuk turbin yang dipakai pada tenaga air dengan tinggi jatuh dan debit besar kurang sesuai apabila diaplikasikan pada tinggi jatuh dan debit kecil Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian bentuk turbin agar dapat mengahsilkan efisiensi yang besar Kriteria pemilihan jenis turbin diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah tinggi jatuh air (Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk operasi turbin Selain itu juga diperlukan kajian khusus untuk turbin khususnya pada komponen penggerak yaitu runner, yang terdiri dari sudu-sudu yang mengelilinginya Sudu putar (Rotary Blade) mengubah arah dan kecepatan aliran fluida sehingga menimbulkan gaya yang memutar poros (Paryatmo 2007) Sudu pada turbin diperlukan untuk menangkap jatuhnya air, sehingga membuat runner berputar Pada posisi ketinggian air jatuh yang rendah, maka panjang sudu harus dikurangi Hal ini dilakukan agar transfer energi potensial air menuju turbin menjadi optimum Selain panjang sudu perlu diperhitungkan lagi adalah jumlah sudu, dimana dengan jumlah sudu yang banyak akan membuat penangkapan air jatuh kurang optimum dan sebaliknya jika kurang, maka banyak air yang tidak tertangkap Oleh karena itu agar mendapatkan hasil output yang maksimal seperti yang diinginkan, namun biaya yang dikeluarkan dapat ditekan, maka terlebih dahulu dilakukan dengan simulasi Bentuk turbin yang dipilih pada simulasi ini adalah turbin cross-flow Daya guna kincir air dari jenis yang paling unggul sekalipun hanya mencapai 70% sedang efisiensi turbin Cross-Flow mencapai 82% ( Haimerl, LA, 1960 ) Sementara itu bentuk saluran air dipilih saluran terbuka dengan bentuk penampang persegi, setengah lingkaran, dan trapesium Simulasi diarahkan pada pemilihan jumlah sudu dan pengaruhnya terhadap putaran, daya, dan efisiensi turbin Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mencari jumlah sudu yang sesuai agar memperoleh jumlah putaran, daya listrik, dan efisiensi turbin yang optimum METODE PENELITIAN A Alat Penelitian Beberapa peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah : a Seperangkat Personal Computer (PC) tipe Pentium Dual-Core CPU 1,46 GHz dan sistem operasi Microsoft Windows XP Professional untuk membuat program dan penulisan laporan b Perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk pembuatan program simulasi desain turbin cross-flow untuk penampang aliran saluran terbuka bentuk persegi, setengah lingkaran dan trapesium adalah Matlab versi 70 B Variabel Masukan dan Keluaran Penelitian ini diawali dengan mengetahui kecepatan aliran V dan head H Umumnya baberapa sungai kecil yang punya potensi untuk dikembangkan sebagai

Jurnal Neutrino Vol4, No 2 April 2012 114 pembangkit listrik microhydro mempunyai V = 2 m/s dan H = 1, 5 m Luas penampang saluran terbuka persegi dengan lebar B dan kedalaman h (Anggrahini 1966) adalah A = Bh Luas penampang saluran terbuka bentuk setengah lingkaran dengan jari-jari r adalah A π Luas penampang trapesium dengan sudut kemiringan z, lebar B, dan kedalaman h adalah A = (B + zh)h Energi potensial air E p yang jatuh dari ketinggian h adalah Ep = mgh Dimana m adalah massa air dan g adalah percepatan grafitasi Massa air didefinisikan sebagai perkalian antara debit air Q dengan massa jenis air ρ sehingga m = Q ρ Dengan demikian daya yang dimiliki air P w dapat dirumuskan sebagai P w = ρ Q g h Daya yang dihasilkan turbin P t dapat dirumuskan (Dietzel, 1996) sebagai P t = Q ρ g H ηt Dimana ηt adalah randemen turbin Rendemen turbin merupakan kerugian yang dialami oleh turbin dalam melakukan konversi energi kinetik air menjadi energi mekanik yang berupa putaran poros Dengan demikian, maka efisiensi turbin dapat dirumuskan sebagai η t = x 100% Jumlah putaran pada runner (n) Dapat ditentukan dengan rumus Dimana Maka nilai putaran pada runner (n) dapat ditentukan Jadi nilai n dapat diketahui dengan rumus:

115 Jurnal Neutrino Vol4, No 2 April 2012 C Pengambilan Data 1 Menentukan nilai untuk masing-masing penampang aliran saluran terbuka, di mana variable inputnya antara yaitu: B = lebar h = tinggi jatuh r = jari-jari z = kemiringan, sehingga mendapatkan nilai A 2 Menghitung nilai Q untuk masing-masing penampang 3 Menghitung nilai daya air (Pw) untuk masing-masing penampang 4 Menentukan nilai turbin, yaitu: a Telah diasumsikan masukan sebagai variabel tetap yaitu nilai Do = 0,75 m, V = 2 m/s, B = 4,3 m, τ = 20 Nm Memberikan masukan Z = 12, di mana Z = jumlah sudu b Dari semua masukan variabel di atas dapat diperoleh nilai jumlah putaran (n) 5 Menghitung besar daya turbin (Pt) 6 Membandingkan daya turbin (Pt) dengan daya air (Pw) untuk memperoleh nilai efisiensi turbin (ηt) 7 Dilakukan langkah yang sama dengan mengulang langkah ke-3 sampai ke-6 untuk masing-masing penampang dengan merubah variabel Z dengan masukan data 14, 15, 18, 22, 26, 28, 32 dan 36 buah sudu HASIL DAN PEMBAHASAN Simulasi turbin cross-flow untuk penampang aliran saluran terbuka bentuk persegi, setengah lingkaran dan trapesium ini diproses melalui halaman GUI Simulasi dilakukan untuk mencari hubungan variasi jumlah sudu terhadap jumlah putaran, daya dan efisiensi Asumsi variabel masukan pada turbin yang dipakai adalah diameter luar turbin (Do)= 0,75 m, lebar turbin (B)= 4,3 m, dan jumlah sudu (Z)= 12 buah Asumsi saluran air yang dipakai adalah saluran terbuka dengan bentuk penampang persegi, setengah lingkaran dan trapesium Ukuran saluran diasumsikan lebar penampang (B)= 4 m, tinggi jatuh (h)= 2 m, jari-jari (r) = 2 m, kemiringan (z) =1/ 3, kecepatan Aliran (V)= 2 m/s Simulasi dilakukan dengan mengubah masukan z (jumlah sudu) yaitu berturut-turut 12, 14, 15, 18, 22, 26, 28, 32 dan 36 buah Hasil simulasi tersebut terlihat pada gambar 1

Jurnal Neutrino Vol4, No 2 April 2012 116 2500 Jumlah Putaran (n) (rpm) 2000 1500 1000 500 0 12 14 15 18 22 26 28 32 36 Jumlah Sudu (Z) (buah) Persegi Setengah lingkaran Trapesium Gambar 1 Grafik hubungan variasi jumlah sudu terhadap jumlah putaran Data pada gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah putaran akan optimum bilamana jumlah sudunya 12 Pada jumlah sudu 12 penampang saluran persegi terjadi sebanyak 1609 rpm, penampang setengah lingkaran 1264 rpm, dan penampang trapesium 2074 rpm Dengan demikian bentuk trapesium terjadi putaran yang lebih banyak dibanding tipe persegi maupun tipe lingkaran Sementara itu jumlah putaran untuk penampang persegi lebih banyak dibandingkan dengan tipe lingkaran Data juga menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah sudu, maka jumlah putaran semakin menurun dan untuk jumlah sudu 36 jumlah putaran penampang persegi, setengah lingkaran, dan trapesium berturut-turut 178, 140, dan 230 rpm Menggunakan asumsi bersaran yang sama dengan hubungan jumlah sudu terhadap jumlah putaran, hubungan jumlah sudu terhadap daya turbin didapat data seperti pada Tabel 2 Data menunjukkan bahwa jumlah sudu 12 menghasilkan daya turbin yang paling besar yaitu untuk penampang persegi, setengah lingkaran, dan trapesium berturut-turut didapat daya turbin 202,307; 158,891, dan 260,672 kw Semakin banyak jumlah sudu daya turbin yang dihasilkan semakin rendah dan pada jumlah sudu 36 untuk penampang persegi, setengah lingkaran, dan trapesium berturut-turut didapatkan 22,4785, 17,6546, dan 28,9636 kw Ungkapan secara grafik hubungan jumlah sudu dengan daya turbin terlihat pada Gambar 2 Table 2 Data hubungan variasi jumlah sudu terhadap daya turbin o Jumlah Daya turbin (Pt) (KW) Sudu (Z) (buah) Persegi Setengah Trapesi 12 202307 lingkaran 158891 um 260672 14 148634 116737 191514

117 Jurnal Neutrino Vol4, No 2 April 2012 15 129476 10169 16683 18 899141 706184 115854 22 601905 472735 775554 26 430949 338467 555278 28 371584 291841 478786 32 284494 223441 36657 36 224785 176546 289636 300 Daya Turbin (Pt) (KW) 250 200 150 100 50 0 12 14 15 18 22 26 28 32 36 Jumlah Sudu (Z)(buah) Persegi Setengah lingkaran Trapesium Gambar 2 Grafik hubungan jumlah sudu terhadap daya turbin Menggunakan asumsi bersaran yang sama dengan hubungan jumlah sudu terhadap jumlah putaran, hubungan jumlah sudu terhadap efisiensi turbin didapat data seperti pada Tabel 3 Data menunjukkan bahwa jumlah sudu 12 menghasilkan efisiensi turbin yang paling besar yaitu untuk penampang persegi, setengah lingkaran, dan trapesium berturutturut didapat efisiensi daya turbin 84, 84, dan 84 % Semakin banyak jumlah sudu, maka efisiensi turbin yang dihasilkan semakin rendah dan pada jumlah sudu 36 untuk penampang persegi, setengah lingkaran, dan trapesium berturut-turut didapatkan 9, 9 dan 9% Ungkapan secara grafik hubungan jumlah sudu dengan daya turbin terlihat pada Gambar 3 Table 3 Data hubungan variasi jumlah sudu terhadap efisiensi o Jumlah Sudu Efisiensi (η) (%) (Z) (buah) Persegi Setengah lingkaran Trapesium 12 84 84 84 14 62 62 62 15 54 54 54

Jurnal Neutrino Vol4, No 2 April 2012 118 18 37 37 37 22 25 25 25 26 18 18 18 28 15 15 15 32 12 12 12 36 9 9 9 Efisiensi (η) (%) 100 80 60 40 20 0 12 14 15 18 22 26 28 32 36 Jumlah Sudu (Z)(buah) Persegi Setengah lingkaran Trapesium Gambar 3 Grafik hubungan jumlah sudu terhadap efisiensi turbin Berdasarkan data-data sebagaimana terlihat pada tabel 1, 2, dan 3 menunjukkan bahwa penggunaan saluran terbuka berbentuk trapesium menghasilkan jumlah putaran dan daya turbin yang paling besar dibandingkan dengan dua penampang lainnya Tingginya jumlah putaran dan daya turbin yang terjadi pada penampang trapesium terjadi, karena debit air yang dipergunakan untuk memutar turbin lebih besar Dimana dengan menggunakan persamaan Q = A x V dengan Q debit air, A luar penampang saluran, dan V kecepatan aliran, maka debit yang melewati penampang trapesium yang sampai turbin lebih besar Penampang yang paling efisien dalam hal ini adalah setengah dari segi enam (Raju 1986) Data juga menunjukkan bahwa pada jumlah sudu 12 jumlah putaran turbin, daya turbin, dan efisiensi turbin yang lebih besar Hal ini terjadi, karena dengan agak renggangnya sudu, maka tenaga tekan air terhadap turbin akan lebih besar, khususnya pada jenis turbin cross-flow KESIMPULAN DAN SARAN Hubungan variasi jumlah sudu terhadap putaran, daya dan efisiensi desain turbin cross-flow untuk penampang aliran saluran terbuka bentuk persegi, setengah lingkaran dan trapesium didapatkan nilai putaran, daya air dan daya turbin yang paling tinggi pada penampang bentuk trapesium Pada jumlah sudu 12 jumlah putaran, daya turbin dan

119 Jurnal Neutrino Vol4, No 2 April 2012 efisiensi turbin berturut-turut didapatkan 2074 rpm, 260672 kw, dan 84 % Sementara itu hubungan jumlah sudu terhadap jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin didapatkan bahwa semakin sedikit jumlah sudu, maka akan diperoleh jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang semakin besar Namun demikian dari hasil optimum bilamana diperkecil, maka akan menjadi menurun Sebagai saran dari peneliti adalah perlu dilakukan penelitian untuk beberapa jenis turbin yang lain dalam rangka untuk diaplikasikan pada microhydro Selain itu perlu ada penelitian yang memetakan dengan jelas tentang potensi-potensi daerah yang dapat dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga microhydro DAFTAR PUSTAKA Anggrahini 1966 Hidrolika Saluran Terbuka CV Citra Media Arismunandar, Wiranto 1982 Penggerak Mula Turbin Bandung: penerbit ITB Bachtiar, Asep Neris 1988 Perencanaan Turbin Air Penggerak Generator Listrik Pedesaan Tugas Akhir Bernat, Syukri 2006 Dasar-Dasar Merencana Turbin Air Makasar: Bintang Lamumpatue Chow, VT 1959 Open Channel Hydraulic, Mc Graw Hill Book Company, New York Haimerl, LA 1960 The Cross Flow Turbine Jerman Barat Lal, Jagdish 1975 Hydraulic Machine New Delhi : Metropolitan Book Co Private Ltd Luknanto, D 2008 Diktat Kuliah Bangunan Tenaga Air Surabaya: ITS Masduki 1984 Diktat Turbin Air Fakultas Teknik Unibraw Malang Mudjito, Nanang 1995 Bangunan Tenaga Air Malang: Penerbit IKIP Malang Nafis, Subhan 2008 Skripsi Pemilihan Tipe Turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Paryatmo, W 2007 Turbin Air, Jilid I Yogyakarta: Graha Ilmu Power Co Nadi Republic of Fiji Island: 14-25 November 2005 Raju, Ranga 1986 Aliran Melalui Saluran Terbuka Jakarta: Erlangga Rifai, Bakhtiar 2007 Skripsi Redesain Turbi Cross-Flow Pada Pembangkit Listrik Mikrohidro dengan Q = 0,0086 m 3 /s Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Sutarno 1973 Sistim Listrik Mikro Hidro Untuk Kelistrikan Desa Yogyakarta : UGM Yogyakarta

Jurnal Neutrino Vol4, No 2 April 2012 120 Triadmojo, Bambang 1996 Hidrolika I Yogyakarta: Beta Offset Workshop on Renewable Energi Designing Micro-Hydro Tokyo Electric