Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

dokumen-dokumen yang mirip
KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

Moch. Makin, dan Dwi Suharwanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

Ahmad Nasution 1. Intisari

Faktor Koreksi Lama Laktasi Untuk Standarisasi Produksi Susu Sapi Perah

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

MATERI DAN METODE. Materi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

METODE. Materi. Metode

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih

PERFORMA PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI FH PADA LAKTASI, WAKTU PEMERAHAN DAN GENOTIPE KAPPA KASEIN (κ-kasein) BERBEDA DI LEMBANG BANDUNG

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong

Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan...risyad Sidqi

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

Model Kurva Produksi dan korelasinya...kurniawan

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007

EVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat)

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN in vitro RANSUM YANG DIBERI UREA MOLASSES MULTINUTRIENT BLOCK ATAU SUPLEMEN PAKAN MULTINUTRIEN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

Pengaruh Pemberian Silase Biomassa Jagung...Eman Sulaeman

PENGARUH PENGGUNAAN DAGING BUAH SEMU JAMBU METE DAN TELUR INFERTIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN ABON TELUR

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

RINGKASAN PENDAHULUAN

PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN SKRIPSI. Disusun oleh: DEDDI HARIANTO NIM:

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KOMERSIAL TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS SUSU SAPI PERAH

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH

MATERI. Lokasi dan Waktu

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

Sudjatinah, H.T. Astuti dan S. S. Maryuni Fakultas Peternakan Universitas Semarang, Semarang ABSTRAK

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

E. Kurnianto, I. Sumeidiana, dan R. Yuniara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KONSUMSI SERAT KASAR TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN KLATEN SKRIPSI.

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN

Kualitas dan Potensi Dadih Sebagai Tambahan Pendapatan Peternak Kerbau di Kabupaten Kerinci

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

MATERI DAN METODE. Materi

PRODUKSI SUSU DAN PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MOHAMAD SODIQIN

KAJIAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIES HOLLAND BERDASARKAN PEMERAHAN PAGI DAN SORE DI WILAYAH KERJA KPSBU LEMBANG

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

KAJI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK DI KABUPATEN REJANG LEBONG

MATERI DAN METODE. Materi

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

Transkripsi:

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Mardalena 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas susu hasil pemerahan pagi dan sore hari pada berbagai tingkat laktasi (I, II dan III) pada perah peranakan Fries.. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial 2 x 3 dengan 10 kali ulangan. Variabel penelitian yang diukur meliputi kadar lemak, kadar bahan kering, kadar protein dan berat jenis Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas susu pada pemerahan pagi hari yaitu kadar lemak (3,17%), kadar bahan kering (12,206%) dan kadar protein (3,583%) lebih rendah dari pada pemerahan sore hari yaitu kadar lemak (3,69%), kadar bahan kering (12,527%) dan kadar protein (3,613%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas susu pada waktu pemerahan pagi hari lebih rendah dari sore hari. Tingkat laktasi tidak mempengaruhi kualitas Kata Kunci : Waktu Pemerahan, Tingkat Laktasi dan Kualitas Susu Influence of Milking Time and Period of Laktation on the Milk Quality Of Dairy Cattle Fries Breed Abstract This study intended to know the difference of milk quality result of pressing out of evening and morning at level of lactation (I, II and III) of Fries dairy cattle. Experimental design used in this experiment was Complete Randomized Design (CRD) Factorial 2x3 Pattern by 10 times replication. The result indicated that quality of milk at pressing out of morning were fat rate (3,17%), dry materials rate ( 12,206%) and protein rate ( 3,583%)was lower than pressing out of evening which were fat rate ( 3,69%), dry materials rate ( 12,527%) and protein rate ( 3,613%). Conclusion of this research was the quality of milk when pressing out morning lower than evening. Level of lactation didn t influence the quality of milk. Key Word : Pressing Out Time, Level of Lactation and Milk Quality 1 Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas jambi, Jambi 107

Pendahuluan Sapi perah merupakan salah satu ternak ruminansia yang dipelihara dengan tujuan produksi Pengembangan usaha peternakan sapi perah dengan sasaran peningkatan produksi susu perlu diperhatikan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas dan kuantitas susu dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan faktor lingkungan. Faktor fisiologis meliputi bangsa, tingkat laktasi, estrus, kebuntingan, interval beranak dan umur. Faktor lingkungan meliputi makanan, masa kering, kondisi waktu beranak, frekuensi pemerahan, interval pemerahan, temperatur lingkungan, penyakit dan obat-obatan (Ensminger, 1971). Pemerahan susu biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Interval waktu yang sama antara pemerahan pagi dan sore hari akan memberikan perubahan komposisi susu yang relatif sedikit, sedangkan interval waktu pemerahan yang berbeda akan menghasilkan komposisi susu yang berbeda juga (Sudono, 1985). Umumnya pada perusahaan sapi perah, pemerahan pagi hari dilakukan pada pukul 05.00 WIB dan sore hari pukul 14.00 WIB dengan interval waktu pemerahan 9 jam dan 15 jam. Hal ini akan memberikan perbedaan kom[posisi susu yang dihasilkan. Sapi perah akan menghasilkan susu setiap laktasi. Setiap laktasi akan menghasilkan kualitas susu yang relatif berbeda. Menurut Folley dkk. (1973), kadar lemak dan bahan kering susu akan menurun berturut-turut sebesar 0,2% dan 0,4% terutama laktasi pertama sampai laktasi kelima. Penilaian kualitas susu ada dua macam yaitu secara fisik dan kimiawi. Penilaian kualitas susu secara kimiawi diantaranya dapat berdasarkan kadar lemak, bahan kering, berat jenis dan kadar protein. Kualitas susu yang tercantum dalam peraturan pemerintah (milk codex) yaitu minimal kadar lemak 2,7%, bahan kering 12,10%, berat jenis 1,028 dan protein 3,00% (Kanisius, 1995). Susu dengan kadar lemak yang lebih rendah dari standar yang telah ditentukan, maka susu dikatan tidak normal. Berdasarkam masalah diatas penulis telah melakukan penelitian guna membuktikan hipotesa bahwa adanya pengaruh waktu pemerahan dan tingkat laktasi terhadap kualitas susu sapi perah peranakan Fries. Materi dan Metode Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan Tingkat I Jambi dan Laboratorium PHT Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Materi yang digunakan adalah susu segar yang berasal dari 3 ekor sapi perah peranakan Fries dengan tingkat laktasi I, II dan III yang diperah pada pagi jam 05.00 WIB dan sore hari jam 14.00 WIB. Ransum yang diberikan berupa hijauan segar yang terdiri dari rumput gajah, rumput raja, rambanan dan rumput bulu dan konsetrat terdiri dari dedak halus, ampas tahu, garam mineral Milton S dan air minum diberikan adlibitum. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3 dengan 10 kali ulangan. Faktor pertama (A) : Waktu Pemerahan terdiri dari : A1 : Waktu pemeragan pagi hari pada jam 05.00 WIB A2 : Waktu pemerahan sore hari pada jam 14.00 WIB Faktor kedua (B): Tingkat Laktasi yang terdiri dari : : Tingkat Laktasi I ( beranak pertama) : Tingkat Laktasi II (beranak ke 2) : Tingkat Laktasi III (beranak ke 3) Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila ada 108

beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (Steel dan Torrie, 1980). Data yang dihimpun adalah : 1. Kadar Lemak susu (%) dengan menggunakan metoda Gerber 2. Kadar Bahan Kering susu (%) dengan menggunakan rumus Fleismen, terlebih dahulu diketahui berat jenis dan kadar lemak susu (Sudono, 1985). 3. Berat Jenis susu yaitu angka perbandingan antara berat dan volume 4. Kadar Protein susu (%) ditentukan dengan metode Formol. Hasil dan Pembahasan Kadar Lemak Susu tingkat laktasi terhadap kadar lemak susu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kadar Lemak Susu Setiap Laktasi Menurut Waktu Pemerahan (%) 3,21 3,18 3,11 3,77 3,70 3,60 3,49 3,44 3,36 3,17ª 3,69b 3,43 Keterangan : Huruf kecil yang berbeda pada baris yabg sama menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap kadar lemak kadar lemak susu yang dihasilkan pada penelitian adalah 3,43% yaitu lebih tinggi dari batas minimal yang terdapat dalam Milk Codex sebesar 2,7%. Artinya susu yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai susu sesuai standar yang dianjurkan. Menurut Kanisius (1995), susu dengan kadar lemak yang menyimpang dari standar yang telah ditentukan, maka susu tersebut dikatakan tidak normal. bahwa waktu pemerahan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kadar lemak Kadar lemak susu yang diperah pada sore hari (3,69%) lebih tinggi dari pada pemerahan pagi hari (3,17%). Hal ini disebabkan interval waktu pemerahan pagi sampai sore hari lebih pendek dari interval waktu pemerahan sore sampai pagi hari. Pada saat sapi mengkonsumsi pakan pada sore sampai pagi hari, diperoleh waktu yang relatif panjang dalam membentuk air susu dibanding waktu pagi sampai sore hari. Semakin tinggi produksi susu maka kadar lemak susu akan semakin rendah dan sebaliknya. Menurut Budiwiyono, dkk (1980) waktu pemerahan menghasilkan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar lemak susu dimana kadar lemak susu sore hari lebih tinggi dari pada pagi hari. nyata (P>0.05) terhadap kadar lemak Interaksi antara waktu pemerahan dan tingkat laktasi berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap kadar lemak Kadar Bahan Kering Susu tingkat laktasi terhadap kadar bahan kering susu dapat dilihat pada Tabel 2. kadar lbahan kering susu yang dihasilkan pada penelitian adalah 12,3665% yaitu lebih tinggi dari batas minimal yang terdapat dalam Milk Codex sebesar 12,10%. 109

Tabel 2. Kadar Bahan Kering Susu Pada Setiap Laktasi Menurut Waktu Pemerahan (%) 12,032 12,283 12,303 12,395 12,526 12,661 12,2135 12,4045 12,4820 12,206 ª 12,527 b 12,3665 Keterangan : Huruf kecil yang berbeda pada baris yabg sama menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap kadar bahan kering susu bahwa waktu pemerahan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kadar bahan kering Kadar bahan kering susu yang diperah pada sore hari (12,527%) lebih tinggi dari pada pemerahan pagi hari (12,206%). Hal ini disebabkan kadar lemak susu berbanding lurus dengan kadar bahan kering Hal ini dipertegas oleh Cole (1966) bahwa jika kadar lemak tinggi maka bahan kering juga akan tinggi dan sebaliknya. Ditambahkan oleh Tilman, dkk., (1991) bahwa kadar lemak susu bertambah diikuti oleh bertambahnya bahan kering nyata (P>0.05) terhadap kadar bahan kering Interaksi antara waktu pemerahan dan tingkat laktasi berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap kadar bahan kering Berat Jenis Susu Berat jenis susu adalah angka perbandingan antara berat dan volume tingkat laktasi terhadap berat jenis susu dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Berat Jenis Susu Pada Setiap Laktasi Menurut Waktu Pemerahan 1,03076 1,03189 1,03231 1,02962 1,02942 1,03135 1,03019 1,03065 1,03183 1,03165 1,03013 1,03089 bersat jenis susu yang dihasilkan pada penelitian adalah 1,03089 yaitu lebih tinggi dari batas minimal yang terdapat dalam Milk Codex sebesar1,0280 Analisa keragaman menunjukkan bahwa waktu pemerahan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap berat jenis Ternyata berat jenis susu berbanding terbalik dengan kadar lemak susu, dimana berat jenis susu pada pagi hari lebih tinggi dari pada sore hari.menurut Remington (1961), berat jenis susu akan dipengaruhi oleh bahan kering dan kadar lemak Berat jenis susu berbanding terbalik dengan kadar lemak susu dimana semakin tinggi kadar lemak susu semakin rendah berat jenis nyata (P>0.05) terhadap berat jenis Interaksi antara waktu pemerahan dan tingkat laktasi berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap berat jenis 110

Kadar Protein Susu tingkat laktasi terhadap kadar protein susu dari hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kadar Protein Susu Pada Setiap Laktasi Menurut Waktu Pemerahan (%) 3,5717 3,5859 3,5924 3,6164 3,6033 3,6201 3,5941 3,5946 3,6062 3,5833 3,6132 3,5983 kadar protein susu yang dihasilkan pada penelitian adalah 3,5983% yaitu lebih tinggi dari batas minimal yang tercantum pada Milk Codex yaitu 3,00%. bahwa waktu pemerahan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kadar protein Kadar protein susu pada sore hari lebih tinggi dari pada pagi hari. Hal ini disebabkan oleh perbedaan produksi susu antara pemerahan pagi dan sore hari. Hasil penelitian ini diperkuat oleh Muljana (1982) bahwa rendahnya kadar protein susu akibat tingginya produksi nyata (P>0.05) terhadap kadar protein Interaksi antara waktu pemerahan dan tingkat laktasi berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap kadar protein Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa waktu pemerahan berpengaruh terhadap kualitas susu dimana kualitas susu pada pemerahan sore hari lebih tinggi dari pada pagi hari. Tingkat laktasi tidak berpengaruh terhadap kualitas Daftar Pustaka Budiwiyono, D., M. Sabrani, D. Lubis dan H. Setiyanto. 1980. Evaluasi kualitas susu pemerahan pagi dan sore hari di Daerah Pengalengan dan Lembang. Bull. LPP. 25 : 24 Cole, H.H. 1966. Introduction of Livestock Production Including Dairy and Poultry. 2 nd Ed. W.H. Freman and Co. San Fransisco and London. Ensminger, M.E. 1971. Dairy Cattle Science. Animal Agriculture Series. 1 st Ed. The Inteste Printers and Publishers Inc. Danville3. Illionis. Foley, R., C.Frank, N. Dickinson, H. Tucker and R.D. Appleman. 1973. Dairy Cattle, Principle, Practice, Problems, Provits. 1 st Ed. Lea and Febinger. Philadelphia. Kanisius, A.A. 1995. Petunjuk Praktis Peternak Sapi Perah. Penerbit Yayasan Kanisius, Yogyakarta. Muljana, W. 1982. Pemeliharaan dan Kegunaan Sapi Perah. Penerbit CV. Aneka Semarang. Remington, S. 1961. Practice of Pharmacy. Mark Publishing Co. Easton Pensylvania. Sudono, T. 1982. Sapi Perah dan Pembagian Makanan. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB, Bogor. Tilman, A.D., H. Reksohadiprodjo dan S. Prawirokusumo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajahmada Univ. Press. Cetakan ke 5 Yogyakarta. 111