BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhlaq merupakan suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa

BAB I PENDAHULUAN. panjang dan berlangsung sepanjang hayat. 2 Pendidikan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan akhlak. Minimnya pengetahuan masyarakat. kondisi masyarakat berupa dekadensi akhlak. Oleh karena itu, untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan pribadi anak agar. dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini sering diterjemahkan sebagai character (Amin, 1:2016). dan mendo akan kedua orangtuanya. Dengan demikian orangtua tidak

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin besar peluang kemajuan yang akan dicapai. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. shaleh dalam arti yang sebenarnya, selalu menjaga kualitas kepribadiannya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan memberikan arahan yang positif dan dengan pendidikan akan

HaidarPputra Daulay, Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm Fathul Mu in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

BAB I PENDAHULUAN. budaya asing telah membawa perubahan pada bangsa Indonesia, yaitu antara

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus memiliki akhlaq yang baik agar dapat hidup berdampingan dengan lingkungan sekitar, karena masyarakat itu sangat beraneka ragam baik dari fikiran, sikap maupun perbuatan. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik dan warga negara yang baik bagi masyarakat atau bangsa secara umum adalah, nilai nilai sosial tertentu yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, pada hakikatnya pendidikan akhlaq dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai dan pendidikan budi pekerti, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda yang berbudi pekerti baik. Tujuan akhirnya adalah, membangun dan menjaga moralitas peserta didik agar menjadi pribadi yang baik. Peserta didik adalah, anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pengembangan yang tersedia melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 1 Dalam proses pengembangan pembelajaran yang dijalani peserta didik diarahkan pada pembentukan manusia dewasa, memiliki 1 Undang-undang Republik Indonesia tentang SISDIKNAS, Pasal 1 ayat 4, ( Jakarta: PT. Armas Duta Jaya, 2002), hal. 67 1

2 tanggung jawab menjalankan kewajiban-kewajibannya. Oleh karena itu, idealnya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2 Bagi peserta didik, masa sekolah adalah masa untuk belajar menjadi orang dewasa, bukan untuk menjadi remaja yang sukses. Berkaitan dengan pendapat tersebut, para peserta didik yang masih dalam proses menuju kedewasaannya (pendidikan) disiapkan untuk bisa melakukan banyak hal mengenai pendidikan dan juga mengetahui bagaimana cara berperilaku yang baik, memiliki sopan santun, sehingga peserta didik bisa mendapatkan hasil dari tujuan yang sebenarnya dalam pembelajaran. Sedangkan akhlaq, merupakan suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari yang dalam aplikasinya pasti bersangkut paut dengan bagaimana cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Agama sangat mengutamakan akhlaq, agar dijalankan dengan baik oleh setiap muslim. Di dalam agama Islam, banyak sekali ilmu dan ajaran yang diajarkan kepada umat Islam mengenai cara berakhlaq yang baik. Akan tetapi pada praktiknya, masih banyak di lingkungan kawasan orangorang yang juga beragama Islam tetapi masih belum menerapkan ajaran akhlaq yang sudah diajarkan oleh agama. Akhlaq dibagi menjadi dua yaitu, akhlaq yang baik dan akhlaq yang buruk. 3 Akhlaq yang baik adalah akhlaq yang dalam praktiknya sesuai dengan ajaran ajaran akhlaq dalam agama Islam. Sedangkan akhlaq yang buruk adalah 2 Ibid., hal. 68 3 Shalah Syadi, Mutiara Hikmah Taammulat Fi Kitab Madarijus-Salikin Li Ibni Qayyim Al Jauziyah. (Jakarta: Najla Press, 2003), hal. 17

3 akhlaq yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, dan bisa disebut perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Menurut pengamatan peneliti, hal ini banyak terjadi di lingkungan sekitar sekolah yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu faktor lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari, akhlaq yang baik merupakan sesuatu yang harus ditekankan dan wajib untuk dilaksanakan untuk melakukan banyak hal. Misalnya untuk menjalin silaturahmi dengan kerabat, tetangga, serta orang orang yang ada di lingkungan sekitar. Dengan akhlaq yang baik, maka akan terjalin hubungan yang baik antar sesama dan antar umat beragama. Dan Allah juga memerintah umat Islam untuk berakhlaq mulia, seperti firman Allah yang artinya: Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan, serta berpalinglah dari orang orang yang bodoh (orang orang kafir atau musyrik). Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. (QS Al-A raaf/7:199-200). 4 Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, akhlaq sangatlah penting untuk kehidupan sehari hari. Dalam kehidupan sehari hari, setelah peneliti mengamati di lingkungan sekolah pada waktu PPL Di MAN 3 Tulungagung, masih saja peneliti menemui kebanyakan dari siswa yang belum mengerti tentang akhlaqul karimah, misalnya cara siswa bersikap kepada guru ketika berpapasan dan bagaimana cara berbicara yang baik dengan orang yang lebih tua. Masih banyak juga peneliti menjumpai siswa yang belum menerapkan akhlaqul karimah tersebut. Akhlaq sangatlah penting untuk menjaga keakraban dengan orang orang di sekitarnya seperti firman Allah ta ala yang artinya: 4 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Toha Putra Semarang, 1989), hlm. 255

4 perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik dari pada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan( perasaan si penerima). Allah Maha Kaya Lagi Maha Penyantun. (QS Al-Baqarah/2:263). 5 Dari pernyataan di atas bisa dilihat bahwa keuntungan bagi mereka yang mengerjakan akhlaq yang mulia yakni bisa mempererat tali persaudaraan antar sesama manusia. Begitu banyak problema di dalam masyarakat mengenai akhlaq karena kurangnya penanaman agama dan berbagai masalah mengenai kurangnya pendidikan agama. Di sekolah atau lembaga formal terdapat juga permasalahan mengenai pendidikan akhlaq dikarenakan berbagai faktor, dan faktor-faktor tersebut bisa menyebabkan menurunnya akhlaq siswa. Menurut peneliti, alasan mengapa peneliti ingin melakukan penelitian mengenai peningkatan akhlaq dikarenakan kurangnya perhatian dari guru maupun orang tua mengenai pendidikan akhlaq ini. Terkadang sesuatu yang dianggap itu kebiasaan ternyata perilaku tersebut merupakan perbuatan yang kurang baik. Maka dari itu, peneliti ingin mengambil penelitian yang berjudul Upaya Guru Akidah Akhlaq dalam Meningkatkan Akhlaq Siswa di MAN 3 Tulungagung. Dari sini penulis nantinya akan melakukan penelitian awal, yang akan mewawancarai guru aqidah akhlaq di MAN 3 Tulungagung untuk memperoleh data mengenai pendidikan akhlaq siswa. Data yang penulis peroleh dari hasil wawancara nanti, menunjukan bahwa pendidikan untuk meningkatkan akhlaq siswa pastinya terdapat data yang bermacam macam. Hal ini menarik perhatian 5 Ibid., hal. 66

5 bagi penulis untuk menelusuri apa yang menyebabkan kurangnya pendidikan akhlaq bagi siswa, hal ini tentu disebabkan oleh beberapa faktor. Dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dengan mengambil skripsi yang berjudul Upaya Guru Aqidah Akhlaq dalam Meningkatkan Akhlaq Siswa di MAN 3 Tulungagung. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk lebih mengarahkan pencapaian sasaran yang dituju, penulis menuangkan fokus penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana metode Guru Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung? b. Bagaimana upaya Guru Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung? c. Apa saja Faktor pendukung dan penghambat upaya Guru Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitan kali ini adalah : a. Untuk mengetahui upaya Guru Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung. b. Untuk mengetahui metode Guru Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung. c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat upaya Guru Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung.

6 D. Kegunaan penelitian 1. Secara Teoritis a. Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai bahan pengembangan bagi Guru maupun instansi yang terkait agar dapat dijadikan bahan rujukan untuk Guru dalam upaya meningkatkan akhlaq siswa. 2. Secara Praktis a. Bagi guru penelitian ini sebagai masukan dalam meningkatkan kreativitas dan inovasi guru untuk meningkatkan akhlaq pada siswa. 6 b. Bagi siswa Penelitian ini sebagai rujukan siswa untuk lebih mengenal dan memahami pentingnya akhlaq dalam kehidupan sehari hari, baik di sekolah maupun di rumah serta di lingkungan masing-masing c. Bagi penulis Penelitian ini sebagai menambah wawasan dalam hal ilmu pengetahuan maupun karya tulis ilmiah. d. Bagi sekolah Penelitian ini berguna untuk mengembangkan pendidikan akhlaq siswa secara menyeluruh, baik dalam bentuk sikap maupun sifat siswa di sekolah. Dengan adanya penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan ahklaq sangatlah penting bagi siswa. e. Bagi kampus IAIN Tulungagung 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, cet. Ke 1-7,( Bandung, PT Remaja Posdakarya, 2005-2011), hlm. 5

7 Penelitian ini sebagai tambahan sumber referensi, bahan rujukan, ataupun penambahan wawasan. Agar dapat memberikan ilmu bagi yang lainnya, meningakatkan kualitas akhlaq yang sangat bermanfaat. f. Bagi pembaca Penelitian ini sebagai penambahan wawasan bagi pembaca, dan sebagai bahan evaluasi dalam berperilaku sehari-hari. Agar menjadi manusia yang berakhlaqul karimah. E. Definisi istilah 1. Pengertian Guru Aqidah Akhlaq Guru aqidah akhlaq adalah guru yang mendidik pelajaran mengenai akhlaq pada siswa, guru akidah akhlaq pada praktiknya tidak hanya mendidik siswa dengan mengajarkan teori di kelas saja, akan tetapi lebih condong kepada praktiknya, baik di dalam kelas maupun luar kelas. Kata guru dalam bahasa Indonesia, jika dicarikan sinonim dalam literatur bahasa arab yang sering digunakan oleh umat Islam dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, maka dapat ditemukan berbagai macam istilah, antara lain: ustad, murraby, mursyid, mudarris, dan mu adib. Dalam literatur pendidikan Islam, terutama dalam pendidikan akhlaq yang berkaitan langsung dengan guru aqidah akhlaq, guru identik dengan sebutan murabby, yang maksudnya seseorang yang bertanggung jawab tidak hanya membentuk, akan tetapi juga memelihara, memperbaiki bahkan memperbarui kondisi siswa agar siswa bisa berkembang sesuai dengan potensinya masingmasing.

8 Ahmad Tafsir mengatakan bahwa pendidik atau guru dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya. 7 Jadi apabila menjadi seorang guru aqidah akhlaq, hendaknya tidak hanya memberikan pelajaran semata, namun benar-benar membimbing dan mengawasi pendidikan akhlaq siswanya. Dari segi etimologi kata akhlaq berasal dari bahasa arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq yang artinya kebiasaan. 8 Dalam pengertian sehari-hari akhlaq umumnya disamakan artinya dengan arti kata budi pekerti atau kesusilaan atau sopan santun di dalam bahasa Indonesia. 9 Dalam arti kata tersebut, dimaksudkan agar tingkah laku manusia menyesuaikan dengan tujuan penciptanya, yakni agar memiliki sikap hidup yang baik, berbuat sesuai dengan tuntunan akhlaq yang baik. Menurut Athiyyah Al-Abrasyi, bahwa tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlaq dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orangorang yang bermoral, baik laki-laki maupun perempuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar, akhlaq yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak yang tinggi dan tahu membedakan yang baik dan buruk. 10 Jika ada orang yang menjadikan dasar akhlaq itu adat kebiasaan yang berlaku dalam suatu masyarakat, maka untuk menentukan nilai baik buruknya 7 Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 16 8 Sidny Irfan, Kamus Arab Indonesia. ( Jakarta: Andi Rakyat, 1998), hal. 26 9 Humaidi, Tata Pangarsa, Pengantar Kuliah Akhlaq. (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), hal. 13 10 Ibid., hal. 13

9 adat kebiasaan itu, harus dinilai dengan norma-norma yang ada dalam Al-Qur an dan As-Sunnah kalau sesuai terus dipupuk dan dikembangkan, dan kalau tidak harus ditinggalkan. 11 F. Sistematika Penulisan Skripsi Tujuan sistematika penulisan skripsi adalah untuk lebih memudahkan serta memahami dan mempelajari isi skripsi. Adapun sistematika penulisan skripsi ini akan di rinci oleh penulis sebagai berikut: Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, moto dari peneliti, persembahan-persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar atau dokumentasi, daftar lampiran-lampiran, serta abstrak. Bab I berisi pendahuluan: menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, definisi istilah, sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori. Adapun landasan teori berisi pendidikan agama tentang, guru aqidah akhlaq, dasar dan tujuan, pengertian guru, peran, tugas guru, faktor penghambat dan pendukung, penelitian terdahulu dalam meningkatkan akhlaq siswa. Bab III berisi metode penelitian meliputi jenis dan sifat penelitian, lokasi, kehadiran peneliti, sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. 11 M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlaq,Cet ke- 3. (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), hal. 11

10 Bab IV berisi hasil penelitian meliputi paparan hasil penelitian, temuan hasil penelitian, pembahasan. Bab V berisi penutup menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-saran dalam penelitian, dan di akhir skripsi ini penulis sertakan daftar pustaka, surat izin penelitian, surat pernyataan keaslian tulisan, serta lampiran-lampiran dan selain itu penulis juga sertakan biografi penulis sebagai pelengkap.