UJI AKTIVITAS MADU SEBAGAI ANTITUKAK LAMBUNG TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG DRINGO (Acorus calamus L.) TERHADAP TUKAK USUS TIKUS YANG DIINDUKSI OLEH INDOMETASIN

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi. Obat ini merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan

BAB I PENDAHULUAN. Tukak lambung merupakan salah satu bentuk tukak peptik yang ditandai dengan

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit ulkus peptikum (tukak peptik) terdiri dari ulkus gaster dan ulkus

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

Satuan Acara penyuluhan (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk konvensional dapat mengiritasi lambung bahkan dapat. menyebabkan korosi lambung (Wilmana, 1995).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

PENGARUH PROTEKTIF PEMBERIAN MADU PERSONDE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI METANOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Proses Pembuatan Madu

sebesar 90% (Dodge, 1993). Ulkus gaster berukuran lebih besar dan lebih menonjol sehingga pada pemeriksaan autopsi lebih sering atau mudah dijumpai di

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB 1 PENDAHULUAN. Mukosa mulut memiliki salah satu fungsi sebagai pelindung atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

PENGEMBANGAN METODE INDUKSI TUKAK LAMBUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. penampilannya (Ibiyemi, dkk. 2011). Alasan tersebut menjadi satu dari berbagai

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

BAB I PENDAHULUAN. Sistem peyampaian obat konvensional tidak dapat mempertahankan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat (Wijayakusuma et al,1992). Pengalaman empiris di

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

Tradisional Bagian Daun dan Buah

BAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

UKDW BAB I PENDAHULUAN

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR. Intisari

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diserahkan oleh apoteker di apotek (Asti dan Indah, 2004). The International

BAB I PENDAHULUAN. 2,3% pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan korban tersering dari kecelakan lalu lintas. 1. Prevalensi cedera secara nasional menurut Riskesdas 2013 adalah 8,2%,

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 UJI AKTIVITAS MADU SEBAGAI ANTITUKAK LAMBUNG TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR WISTAR 1 Sri Peni Fitrianingsih, 2 Ratu Choesrina 1,2Program Studi Farmasi FMIPA UNISBA, Jl. Taman Sari No. 1 Bandung 40116 E-mail: sri_peni@yahoo.com Abstrak. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui secara ilmiah manfaat madu terhadap kesehatan, yakni sebagai antitukak lambung yang diuji pada tikus putih galur Wistar. Eksperimen dilakukan dengan metode induksi tukak lambung menggunakan etanol secara oral. Hewan dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif dan positif diberi akuades; kelompok uji 1, 2, dan 3 diberi larutan madu dengan berbagai dosis yaitu 180 mg/200 g bb, 360 mg/200 g bb, dan 720 mg/200 g bb tikus. Pengamatan kondisi tukak lambung berupa jumlah dan keparahan tukak dinilai dengan menggunakan Indeks Tukak (IT) dan Daya Pencegahan (DP). Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan analisis non-parametrik Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu dengan dosis 180 mg/200 b bb, 360 mg/200 g bb, dan 720 mg/200 g bb memiliki aktivitas antitukak yang berbeda bermakna (p<0,01) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dan berdasarkan hasil perhitungan daya pencegahan, menunjukkan kemampuan madu dalam menurunkan tukak cukup besar yaitu berturut-turut sebesar 32,58%, 38,48% dan 73,78%. Berdasarkan uji korelasi, terdapat korelasi linier antara peningkatan dosis madu dengan peningkatan aktivitas antitukak. Kata kunci : madu, aktivitas antitukak. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari Pembangunan Nasional yang sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 adalah memajukan kesejahteraan umum yang diantaranya adalah dengan cara meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Dan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal tersebut maka bisa dilakukan melalui langkah-langkah preventif, promotif dan kuratif. Dimana zat-zat atau bahan yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut diusahakan harus tepat, aman dan rasional dan juga halal. Dan salah satu bahan tersebut adalah madu. Dalam Islam disebutkan bahwa madu dapat digunakan sebagai penyembuh berbagai macam penyakit. Al-Qur an dan Hadits dengan jelas mengungkapkan tentang hal tersebut. Seperti yang disebutkan dalam QS. An-Nahl: 68-69 dan Al-Hadits, yang merekomendasikan madu sebagai penyembuh berbagai macam penyakit. Madu sebagai substansi alam yang direkomendasikan oleh Al-Quran dan Hadits telah banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat karena khasiatnya yang besar dalam kesehatan. Madu merupakan cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari nektar bunga. Madu memiliki banyak khasiat yang berguna bagi manusia, diantaranya adalah banyak digunakan dalam perawatan kecantikan, sebagai sumber energi, antioksidan, probiotik, dan dalam pengobatan banyak digunakan untuk mengobati 9

10 Sri Peni et al. penyakit saluran pernafasan (seperti batuk, flu, iritasi dan infeksi bronkus), gangguan saluran pencernaan (tukak dan infeksi saluran cerna), gangguan mata (katarak, konjungtivitis dan masalah kornea lainnya) dan sebagai antimikroba dan antiinflamasi (Tirtawinata, 2006). Sejalan dengan perubahan gaya hidup, akhir-akhir ini banyak ditemukan jenis penyakit terutama penyakit saluran cerna. Penyakit saluran cerna yang sering terjadi dan banyak dialami oleh masyarakat adalah tukak peptik. Prevalensi tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara 6-15% terutama pada 20-50 tahun (Suyono, 2001). Tukak peptik dapat diartikan sebagai luka pada lambung atau duodenum yang terjadi karena gangguan keseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif mukosa (pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa, difusi kembali ion hidrogen pada epitel dan regenerasi epitel) (Julius, 1992). Ada beberapa yang dianggap sebagai penyebab tukak lambung, yaitu karena infeksi Helicobacter pylori, efek samping obat-obat antiinflamasi non steroid (NSAID), stress, kepekaan/rentannya mukosa gastrointestinal terhadap asam lambung dan gastrin, dan merokok (Priyanto, 2009). Gejala klinis penderita tukak lambung yaitu sering mengeluh mengalami rasa sakit di bagian perut atas yang berulang, rasa yang terbakar, perut penuh, kram dan lain sebagainya (Guyton, 1994). Telah banyak beredar obat untuk mengobati tukak lambung dengan pendekatan yang mencakup, antara lain menghilangkan infeksi H. pylori, mengurangi atau menetralkan asam lambung, dan menyediakan obat-obat yang melindungi mukosa lambung dari kerusakan (Priyanto, 2009). Harga obat-obat sintetik saat ini cukup tinggi dan terdapat resiko adanya efek samping dari obat. Selain itu, obat herbal minim efek samping dan dari sisi kekayaan alam Indonesia, obat herbal sangat mudah dicari. Sehingga jika dikonsumsi dalam jangka panjang tidak akan menimbulkan komplikasi dalam tubuh (Yunianto, 2010). Madu merupakan salah satu obat herbal yang direkomendasikan dalam Al-Quran dan Hadits. Dan tidak selalu benar jika obat identik dengan rasa pahit. Madu, makanan yang manis di dunia ternyata mengandung nutrisi yang tidak ada bandingnya. Dan seluruh manfaat pengobatan dapat diperoleh dari madu. Dan hal yang paling membedakan madu sebagai obat dibandingkan obat-obat lainnya adalah tidak ada efek samping terhadap organ tubuh. Bahkan, madu benar-benar dapat memperbaiki kondisi yang mempengaruhi seluruh jaringan tubuh, sehingga sangat membantu proses penyembuhan (Yunianto, 2010). 1.2 Perumusan Masalah Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pemberian madu secara oral pada tikus putih galur Wistar dalam dosis tertentu dapat memberikan aktivitas antitukak lambung dan apakah peningkatan dosis madu juga dapat meningkatkan aktivitas antitukak. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah madu memiliki aktivitas sebagai antitukak lambung dan apakah peningkatan dosis madu juga dapat meningkatkan aktivitas antitukak lambung. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Uji Aktivitas Madu Sebagai Antitukak Lambung Terhadap. 11 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh informasi ilmiah tentang khasiat madu sebagai antitukak lambung. Dan diharapkan madu menjadi alternatif untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tukak lambung. 2. Percobaan 2.1 Alat Sonde oral, timbangan analitis, alat bedah seperti gunting, pinset, gabus tempat lambung tikus, jarum pentul, kaca pembesar. 2.2 Bahan Madu Kelengkeng Perhutani, akuades, etanol. 2.3 Hewan Coba Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih galur Wistar sekelamin, sehat dan memiliki aktivitas normal, berumur 2-2,5 bulan dan berbobot 150-200 gram, diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung. 2.4 Metode Penelitian 2.4.1 Karakterisasi Madu Madu diuji untuk mengetahui karakterisasi sifat fisika dan kimianya menggunakan parameter Organoleptis, ph dan Bobot Jenis. 2.4.2 Uji Pendahuluan Metode Induksi Tukak Lambung Uji pendahuluan atau orientasi dilakukan untuk menentukan metode induksi tukak lambung yang optimal pada tikus, dengan beberapa cara yaitu induksi tukak lambung dengan puasa dan induksi tukak lambung dengan pemberian etanol secara oral. Pada uji pendahuluan metode, tikus dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol normal, yaitu kelompok tikus yang tidak dilakukan induksi tukak lambung. Kelompok ke dua adalah kelompok kontrol positif yang diinduksi dengan puasa. Tikus dipuasakan selama 4 hari, tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum, dan selama dipuasakan tikus diberi akuades secara oral. Kemudian setelah puasa 4 hari, tikus dikorbankan dengan didislokasi lalu dibedah dan diamati lambungnya. Kelompok ke tiga adalah kelompok kontrol positif yang diinduksi dengan pemberian etanol secara oral. Tikus dipuasakan selama 12 jam, kemudian diberi akuades secara oral. Satu jam setelah perlakuan tersebut, tikus diberi etanol untuk menginduksi tukak lambung. Satu jam kemudian, tikus dikorbankan dengan cara didislokasi lalu dibedah dan diamati lambungnya. 2.4.3 Pengujian Aktivitas Madu sebagai Antitukak Lambung Metode pengujian aktivitas madu sebagai antitukak lambung, menggunakan metode induksi tukak lambung yang lebih praktis yang memberikan hasil tukak lambung yang optimal pada tikus. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, metode induksi tukak lambung optimal adalah induksi dengan pemberian etanol secara oral. ISSN:2089-3582 Vol 2, No.1, Th, 2011

12 Sri Peni et al. Eksperimen dilakukan sesuai metode Barros (2008). Setelah 12 jam dipuasakan, hewan dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif dan positif diberi akuades; kelompok uji 1, 2, dan 3 diberi larutan madu dengan berbagai dosis yaitu dosis 180 mg/200 g bb tikus, dosis 360 mg/200 g bb tikus, dan dosis 720 mg/200 g bb tikus. Efek antitukak dievaluasi berdasarkan keadaan lambung (tukak) yang terbentuk. Keadaan lambung (tukak) dinilai dengan sistem pemberian bobot nilai : Tabel 1. Skor Penilaian Pembentukan Tukak Berdasarkan Jumlah Tukak Skor Berdasarkan Jumlah Tukak Skor Lambung normal 1 Bintik perdarahan 2 Jumlah tukak 1-3 buah 3 Jumlah tukak 4-6 buah 4 Jumlah tukak 7-9 buah 5 Jumlah tukak >9buah / perforasi 6 Tabel 2. Skor Penilaian Pembentukan Tukak Berdasarkan Keparahan Tukak Skor Berdasarkan Keparahan Tukak Skor Lambung normal 1 Bintik perdarahan atau tukak dengan panjang 0,5 mm 2 Tukak dengan panjang 0,5-1,5 mm 3 Tukak dengan panjang 1,6-4 mm 4 Tukak dengan panjang > 4 mm 5 Perforasi 6 Untuk menilai keadaan tukak yang terbentuk dapat digunakan Indeks Tukak (IT) dengan persamaan sebagai berikut: IT = J + L + 0,1(%I) Keterangan: IT = Indeks Tukak; J = Rataan skor jumlah tukak suatu kelompok perlakuan; L = Rataan skor keparahan tukak suatu kelompok perlakuan; %I = Persen hewan mengalami tukak dari suatu kelompok perlakuan. Kemampuan bahan uji dalam menurunkan atau mencegah tukak dinilai dengan: Daya Pencegahan = IT Kelompok Kontrol Positif IT Kelompok Uji IT Kelompok Kontrol Positif 100% Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Uji Aktivitas Madu Sebagai Antitukak Lambung Terhadap. 13 3. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Hasil Karakterisasi Madu Madu yang digunakan untuk penelitian adalah madu kelengkeng dengan merek Madu Perhutani, yang diproduksi oleh PERUM PERHUTANI Pusat Perlebahan Nasional, Bogor - Indonesia. Madu Perhutani telah diuji oleh perusahaan yang bersangkutan dan menunjukkan bahwa madu yang digunakan telah memenuhi persyaratan kualitas madu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Madu Perhutani, dilakukan karakterisasi sifat fisika dan kimianya, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 3. Hasil-hasil tersebut menjadikan dasar untuk dapat menggunakan madu tersebut untuk proses pengujian selanjutnya yaitu uji aktivitas madu sebagai antitukak lambung. Tabel 3. Hasil Karakterisasi Madu Jenis Uji Warna ph Bobot Jenis Hasil Kuning kecoklatan 4 5 1,173 3.2 Hasil Uji Pendahuluan Metode Induksi Tukak Lambung Tabel 4. Hasil Pengamatan Lambung Pada Uji Pendahuluan Kelompok Perlakuan Rata-rata Skor Jumlah Tukak (J) Rata-rata Skor Keparahan Tukak (L) % Kena Tukak (%I) Indeks Tukak Kontrol Normal 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 0 2,00 Kontrol Positif (induksi puasa) 2,00 ± 0,00 2,00 ± 0,00 100 14,00 Kontrol Positif (induksi etanol) 4,00 ± 1,00 4,33 ± 1,15 100 18,33 Keterangan : % Kena Tukak = Persentase hewan kena (terjadi) tukak Indeks Tukak = J + L + 0,1(%I) 3.3. Hasil Pengujian Aktivitas Madu Sebagai Antitukak Lambung Berdasarkan hasil uji pendahuluan, metode yang optimal dalam mengamati tukak lambung adalah dengan menginduksi hewan uji dengan memberikan etanol secara oral. Hasil pengamatan dan penilaian tukak pada penelitian dapat dilihat pada tabel 5. Kelompok Perlakuan Rata-rata Skor Jumlah Tukak (J) Tabel 5. Hasil Pengamatan Penilaian Tukak Rata-rata Skor Keparahan Tukak(L) % Kena Tukak(%I) Indeks Tukak Daya Pencegahan Kontrol Negatif 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 0 2,00 Kontrol Positif 4,83 ± 0,41 5,00 ± 0,00 100 19,83 Uji 1 3,17 ± 0,98 3,50 ± 1,22 66,67 13,37 32,58% ISSN:2089-3582 Vol 2, No.1, Th, 2011

14 Sri Peni et al. Uji 2 2,67 ± 1,03 2,83 ± 1,47 66,67 12,2 38,48% Uji 3 1,83 ± 0,98 1,67 ± 0,82 16,67 5,2 73,78% Keterangan : % Kena Tukak = Persentase hewan kena (terjadi) tukak Indeks Tukak = J + L + 0,1(%I) Daya Pencegahan = IT Kelompok Kontrol Positif IT Kelompok Uji 100% Persentase Hewan Kena Tukak 120 100 80 60 40 20 0 Kontrol Negatif Kontrol Positif Uji 1 Uji 2 Uji 3 Kelompok Perlakuan Gambar 1. Persentase Hewan Kena Tukak 25.00 20.00 Indeks Tukak 15.00 10.00 5.00 0.00 Kontrol Negatif Kontrol Positif Uji 1 Uji 2 Uji 3 Kelompok Perlakuan Gambar 2. Indeks Tukak Semua Kelompok Perlakuan Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan dosis madu dapat mengurangi jumlah dan keparahan tukak pada lambung. Hal ini kemungkinan dikarenakan madu bersifat antibakteri dan higroskopis. Karena mengisap air dari cairan luka, maka madu menjadi encer dan menyebabkan enzim glukosa-oksidase bekerja aktif dan menghasilkan asam glukonik dan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ). Hidrogen peroksida Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Uji Aktivitas Madu Sebagai Antitukak Lambung Terhadap. 15 ini sangat labil dan terurai menjadi air (H 2 O) dan O yang mempunyai sifat antibakteri yang sangat ampuh (Tirtawinata, 2006). Madu mengandung glukosa (dekstrosa) sebagai faktor yang membantu pengobatan penyakit aliran darah, pendarahan (khususnya lambung), infeksi lambung, dan penyakitpenyakit lambung pada anak-anak. Glukosa merupakan suplemen yang istimewa bagi sel-sel tubuh dan organ-organ tubuh manusia (Saqa Al- Id, 2010). Adanya kalsium pada madu yang dapat turut membantu dalam proses regenerasi sel. Magnesium dan alumunium yang membantu menetralkan kelebihan asam lambung akibat pengaruh dari efek alkohol. Silikon dan alumunium yang dapat melapisi tukak hingga tidak akan menjadi parah bila terkena oleh asam lambung. Madu mengandung unsur potasium (kalium), yaitu unsur yang mencegah kelembaban sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang di dalam madu. Dengan ph yang rendah (ph 4-5) dapat menghambat pertumbuhan mikroba sehingga tukak tidak akan terkena infeksi yang akan memperparah tukak. Cairan madu lebah segar memiliki aktivitas untuk membasmi bakteri-bakteri organik secara jelas (Saqa Al- Id, 2010). Akan tetapi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol normal dapat dikatakan bahwa kondisi lambung tikus belum sampai normal kembali. Hal ini kemungkinan bisa dikarenakan waktu pemberian sediaan madunya kurang lama atau dapat juga dengan dilakukan peningkatan dosis dari sediaan madu. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p<0,01) berdasarkan jumlah dan keparahan tukak antara kelompok kontrol dan kelompok uji. Hasil uji HSD berdasarkan jumlah tukak, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol positif dengan kelompok Uji 1, 2 dan 3. Hasil uji HSD berdasarkan keparahan tukak, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol positif dengan kelompok Uji 1 dan 2. Dan berdasarkan uji korelasi, terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan dosis dengan peningkatan aktivitas antitukak. 3.4 Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih diucapkan kepada LPPM UNISBA yang telah membiayai penelitian ini dengan Nomor Kontrak: 61/B-3/LPPM SP3/II/2011. Selain itu, ucapan terima kasih diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pemberian larutan madu dosis 180 mg/200 g bb, 360 mg/200 g bb, dan 720 mg/200 g bb memberikan aktivitas antitukak yang berbeda bermakna (p<0,01) dibandingkan kontrol. Dan berdasarkan hasil perhitungan daya pencegahan, menunjukkan kemampuan madu dalam menurunkan tukak cukup besar yaitu berturut-turut sebesar 32,58%, 38,48% dan 73,78%. Berdasarkan uji korelasi, menunujukkan korelasi linier antara peningkatan dosis madu dengan peningkatan aktivitas antitukak. ISSN:2089-3582 Vol 2, No.1, Th, 2011

16 Sri Peni et al. 4.2 Saran Madu dapat digunakan masyarakat luas dan menjadi alternatif untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tukak lambung. 5. Daftar Pustaka Barros, M.P., Marivane L., Edson L.M., Mateus F.L., João Paulo B.S., Jairo KB and Sérgio F.A., 2008, Evaluation of antiulcer activity of the mainphenolic acids found in Brazilian Green Propolis, J. Ethnopharm, 120(3):327-377. Guyton, A.C., 1994, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 7, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Julius, 1992, Cermin Dunia Kedokteran Patogenesis Tukak Peptik, Grup PT Kalbe Farma, Jakarta. Priyanto, 2009, Farmakoterapi dan Terminologi Medis, Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi, Jakarta, 97-107. Saqa Al- Id, M., 2010, Pengobatan Dengan Madu, Penerjemah: Faisal Saleh, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta. Suyono, 2001, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Ed III, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Tirtawinata, T.Ch., 2006, Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 178-182. Tjay, T.H, dan Kirana Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Edisi Kelima, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 244. Yuniyanto, M., 2010, Meracik Sendiri Ramuan Herbal Nabi, Pustaka Arafah, Solo, 120-134. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan