BAB I PENDAHULUAN. diakses 2 Desember 2013.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dan apresiasi sastra. Mata pelajaran bahasa Jawa yakni program

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. bunyi sedangkan bentuk tulisan memakai symbol berupa huruf.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN. satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan yang dimiliki

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MI Darun Najah Pati mulai tanggal 10 Maret 2014 s.d.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

DEWI MARGANINGSIH NIM A

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk. mengungkapkan berbagai keinginan dan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hlm Yuwono, Paradigma Baru Pembelajaran keagamaan di Madarasah Ibtidaiyah, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

5. Pengujian Hipotesis Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z...

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. surat) dengan tulisan melihat banyaknya manfaat yang akan diperoleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menitik beratkan pada empat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Melalui pendidikan yang baik, diperoleh hal-hal baru sehingga

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. bidang, misalnya bidang ekonomi, industri, komunikasi, transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun kolektif sosial. Secara individual bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan gagasan batin kepada orang lain, sedangkan secara kolektif sosial bahasa merupakan alat untuk berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia yang hidup dan tetap dipergunakan dalam masyarakat Jawa. Bahasa jawa merupakan mata pelajaran wajib yang harus diberikan kepada siswa SD/SDLB/MI, SMP/ SMPLB/MTS, SMA/SMALB/SMK/MA baik negeri maupun swasta di wilayah Propinsi Jawa Tengah, hal ini sesuai dengan SK Gubernur Jawa Tengah No.895.5/01/2005 1. Aspek kebahasaan yang termuat dalam kurikulum tersebut, yaitu: 1. Berbicara (Wicara) 2. Menyimak (mirengaken/nyemak) 3. Membaca (Maca/Maos) 4. Menulis (nulis/nyerat) 5. Kesusasteraan (kasusastran) 1 Sucipto Hadi Purnomo, Guru Bahasa Jawa Karbitan, dalam http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/27/opi03.htm, diakses 2 Desember 2013. 1

Dalam uraian tersebut jelaslah bahwa dalam sistem pembelajaran di sekolah, guru mempunyai tanggung jawab yang besar untuk membimbing siswa dalam mempelajari bahasa Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa, khususnya dalam menulis aksara Jawa di sekolah cenderung masih kurang, sehingga keterampilan menulis aksara Jawa siswa masih belum maksimal. Pengajaran keterampilan menulis merupakan dasar pendidikan semua negara dewasa ini. Semua bangsa mengakui bahwa kemampuan menulis tidak dapat diabaikan dalam pembangunan negara dan dalam rangka mengangkat derajat manusia. 2 Keterampilan diartikan sebagai suatu kecakapan atau kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas. 3 Keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses belajar mengajar, menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan. Menulis merupakan keterampilan tertinggi yang dimiliki seseorang, keterampilan menulis diterima seseorang setelah dia mampu membaca. 4 Materi menulis huruf Jawa hingga saat ini merupakan salah satu materi yang dirasa sulit bagi para siswa. Selama ini, pembelajaran menulis aksara jawa terkesan kurang menarik bagi anak-anak sekolah 2 M.F. Baradja, Kapita Selekta Pengajaran Bahasa, (Malang: IKIP Malang, 1990), hlm.131. 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm.935. 4 Imron Rosidi, Menulis Siapa Takut?, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm.2-3. 2

dasar, kebanyakan dari para guru bahasa jawa pada umumnya mereka mengajarkan aksara jawa dengan menuliskan aksara tersebut di papan tulis, setelah itu siswa diberi latihan. Serta tidak adanya media yang menunjang proses pembelajaran, ketika menyajikan materi aksara jawa. Padahal betapa sulitnya materi aksara jawa untuk dapat dipahami oleh para siswa. Sebagai usaha dalam rangka mengatasi masalah tersebut, maka sangatlah dipandang perlu seorang guru menggunakan metode yang tepat dan media dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Karena fungsi dari metode maupun media pembelajaran tersebut adalah sebagai daya tarik sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih menarik, siswa lebih bergairah dan termotivasi dalam menjalani proses pembelajaran, mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami. serta materi yang disampaikan pun dapat diserap oleh siswa dengan baik. Sedangkan metode sendiri berfungsi untuk menciptakan lingkungan yang optimal, baik secara fisik maupun mental, memperkuat pemahaman siswa pada konteks pelajaran yang diharapkan, merangsang otak siswa untuk berpikir dengan landasan yang kongkrit. Proses pembelajaran aksara jawa di MI Darun Najah Pati masih bersifat verbalistik, cenderung monoton dan memaksa siswa untuk menghafal bentuk-bentuk dan aturan penulisannya, Pembelajaran aksara Jawa selama ini terintegrasi pada mata pelajaran bahasa Jawa yang hanya diberi alokasi waktu 1-2 jam per minggu. 3

Alokasi ini sangat kurang, mengingat banyaknya kompetensi membaca dan menulis Jawa yang harus dikuasai oleh para siswa, selain itu alokasi waktu mata pelajaran bahasa jawa yang dilaksanakan pada siang hari (jam terakhir), sehingga menyebabkan para siswa kurang antusias dan kurang semangat untuk mengikuti pelajaran serta kurangnya media pembelajaran bahasa Jawa yang atraktif dan interaktif, yang mampu menarik minat siswa dalam mempelajari aksara Jawa. Oleh karena itu, perlu diterapkan metode yang mendorong siswa untuk aktif, kreatif serta menumbuhkan semangat para siswa dalam mempelajari aksara Jawa. Untuk memudahkan dan meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran menulis aksara jawa, salah satu alternatif yang dapat dipilih dalam pembelajaran keterampilan menulis aksara Jawa adalah dengan menggunakan metode Guided Note Taking atau metode catatan terbimbing, dengan menggunakan metode tersebut dapat mengajak siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam menyelesaikan beberapa soal, karena di dalam metode tersebut guru memberikan handout yang berisi ringkasan materi dan cara menyelesaikan soal dengan jelas. Selain metode yang tepat, penggunaan media yang menarik minat serta meningkatkan kreativitas para siswa sangatlah diperlukan guna menunjang proses pembelajaran agar lebih menyenangkan dan tidak monoton. Media yang diharapkan mampu untuk meningkatkan keterampilan menulis adalah media kartu carakan (aksara/huruf). Dengan menggunakan media kartu huruf ini, proses kegiatan belajar 4

mengajar dapat didesain dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan cara permainan yang sangat disukai oleh para siswa. Sehingga kegiatan mengajar yang dikelola guru dapat berjalan lebih inovatif dan menyenangkan, serta materi aksara jawa yang disampaikan ke siswa dapat diserap dengan baik. Dari dasar pemikiran inilah peneliti melakukan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Metode Guided Note Taking dan Media Kartu Carakan Terhadap Keterampilan Menulis Aksara Jawa Kelas IV MI Darun Najah Ngemplak Kidul Pati. B. Rumusan Masalah Berdasarkan atas uraian yang dijabarkan pada latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh signifikan Penggunaan metode guided note taking dan media kartu carakan terhadap keterampilan menulis Aksara Jawa kelas IV MI Darun Najah Ngemplak Kidul Pati?. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Guided Note Taking dan media Kartu Carakan Terhadap keterampilan menulis aksara jawa kelas IV MI Darun Najah Ngemplak Kidul Pati. 5

2. Manfaat a. Siswa Dapat meningkatkan suasana belajar yang aktif dan kreatif sehingga standar kompetensi menulis aksara jawa mampu dikuasai siswa secara optimal. b. Guru Dapat memperkaya khasanah pembelajaran secara kreatif dan inovatif, utamanya dalam pemilihan metode dan media pembelajaran yang sesuai karakteristik materi (khususnya aksara jawa) c. Sekolah Sekolah akan menjauhi pengetahuan yang bersifat verbalitas, serta berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga mata pelajaran yang diberikan akan bersifat fungsional. d. Peneliti Penggunaan media kartu huruf ini, akan mempermudah peneliti dalam mengajarkan pelajaran Bahasa Daerah materi aksara Jawa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, selain itu diharapkan menjadi bahan rujukan dan pertimbangan bagi peneliti yang lain dalam melakukan penelitian yang lebih mendalam. 6