BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. terampil. Tujuannya agar segala aktivitas yang dilakukan dapat diselesaikan tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak adalah bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. ini juga merupakan salah satu materi permainan yang diajarkan di tingkat SD

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan penguasaan teknik dan faktor psikologis. Dengan memiliki kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL EVALUASI KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktifitas sehari-hari dapat berjalan. dan efisien, tidak mudah terserang penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan tahapan yang tepat dapat meningkatkan fungsi organ tubuh ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKJ DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Masdin SD Negeri 02 Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan tenis meja adalah salah satu cabang olahraga yang banyak. di masyarakat luas,terutama di sekolah. Hal ini bukan hanya di

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas/olahraga secara teratur, tidur yang cukup dan tidak merokok

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN LARI KASVOL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. lebih nikmat, lebih cepat, dan lebih lancar karenanya. Dengan kemajuan teknologi

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak.

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kebugaran Jasmani Setiap orang pasti mengharapkan agar memiliki tubuh yang sehat dan terampil. Tujuannya agar segala aktivitas yang dilakukan dapat diselesaikan tanpa mengalami hambatan karena faktor kesehatan. Agar menjadi sehat diperlukan jasmani yang segar bugar. Dengan adanya kebugaran jasmani yang baik, maka semakin baik pula kondisi kesehatan. Pertanyaan yang muncul, apakah sebenarnya kebugaran jasmani itu? Untuk menemukan jawabannya, perhatikan uraian berikut ini. Ada beberapa istilah yang dipergunakan untuk maksud yang sama dengan kebugaran jasmani, yakni kesegaran jasmani dan kesemamptaan jasmani. Kesemuanya bertujuan untuk menerjemahkan istilah asalnya, yakni physical fitness. Secara harfiah, physical fitness adalah kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani. Saat ini mengertian kebugaran jasmani (physical fitness) lebih bertitik berat pada physiological fitness yang berarti tingkat kesesuaian derajat sehat dinamis yang dimiliki seseorang terhadap beratnya tugas fisik yang harus dilakukan (Nurhayati, 2013: t.h). Sehat dinamis menurut Giriwijoyo dan Sidik (2012: 35) adalah sehat dengan kemampuan gerak yang dapat memenuhi kebutuhan gerak kehidupan sehari-hari. Wiarto (2013: 169) mengemukakan definisi kebugaran jasmani sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari- 8

2 hari tanpa menimbulkan kelelahan yang sangat berarti. Tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti di sini maksudnya adalah setelah seseorang melakukan pekerjaannya, orang tersebut masih memiliki cukup semangat dan energi untuk menikmati waktu luangnya maupun untuk keperluan mendadak yang lainnya. Hal senada dikemukakan oleh Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdikbud bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelehahan yang berarti. Kemudian Rosdiana (2012: 34) mengatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotor, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Selanjutnya Suratman (dalam Yasin, 2011: 1) mengatakan bahwa kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang layak. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka secara sederhana kebugaran jasmani dapat dipahami sebagai aspek penting dalam domain psikomotor atau gerak. Kebugaran jasmani menggambarkan keadaan seseorang yang sanggup melakukan aktivitas jasmani tanpa mengalami kelehan berarti sehingga masih dapat mengisi waktu luang untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani, perlu mengetahui komponen-komponen yang terdapat di dalamnya.

3 Sehubungan dengan itu, menurut Wiarto (2013: 172) dan juga Martasuta (2010: t.h), komponen kesegaran jasmani dibedakan dalam dua kategori: (a) organik performance, meliputi kekuatan, kelentukan, ketahanan (otot dan kardiovaskuler), dan komposisi tubuh; (b) motor performance, meliputi keseimbangan, kelincahan, kecepatan, koordinasi, dan kecepatan reaksi. Selanjutnya Paiman (2009: 273) dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan edisi November 2009, Th. XXVIII, No. 3 mengatakan bahwa dalam kebugaran jasmani ada tiga komponen yang dibagi tiga kelompok di antaranya adalah (1) kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yang terdiri dari: daya tahan jantung paru, kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, dan komposisi tubuh; (2) kebugaran jasmani berhubungan dengan keterampilan terdiri dari: keseimbangan (stability), daya ledak (power), kecepatan (speed), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan kecepatan reaksi (reaction speed); (3) kebugaran jasmani berhubungan dengan keadaan tidak menderita sakit (wellness). Berdasarkan komponen-komponen kebugaran jasmani yang telah diuraikan di atas, maka kecepatan dan kelincahan menjadi objek penelitian ini sebagaimana tertuang dalam Standar Isi Kurikulum SMP/MTs kelas VII semester genap. Dan objek penelitian ini dianggap sebagai komponen kebugaran jasmani yang berhubungan keterampilan gerak (motor permormance). Untuk dapat dipahami lebih jelas mengenai hakikat kecepatan dan kelincahan, berikut ini akan diuraikan konsep-konsep antarkeduanya.

4 a. Kecepatan Aspek kecepatan (speed) merupakan aspek penting dalam kebugaran jasmani dan merupakan salah satu unsur dalam pembelajaran motorik. Keberhasilan sebuah gerakan juga dapat bergantung pada aspek kecepatan ini, walaupun tidak semua kegiatan gerak membuatuhkan kecepatan. Berikut ini penulis mencoba memberikan definisi kecepatan yang dikutip dari beberapa sumber. Secara umum, kecepatan dalam pembelajaran motorik di sekolah menurut Decaprio (2013: 44) diartikan sebagai kapasitas seorang siswa agar berhasil melakukan gerakan atas beberapa pola dalam waktu yang sangat cepat. Selanjutnya menurut Wiarto (2013: 171), kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dengan demikian dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa kecepatan merupakan kemampuan seorang siswa untuk melakukan suatu gerakan dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, kecepatan sangat diperlukan siswa agar darajat kebugaran jasmaninnya lebih baik, sehingga dapat bermanfaat dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Beberapa bentuk latihan kecepatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah antara lain: lari cepat jarak 40 60 meter, lari menaiki bukit (up hill), lari menuruni bukit (down hill), lari menaiki tangga gedung (Wiarto, 2013: 173).

5 b. Kelincahan Kelincahan (agility) juga sama pentingnya dengan kecepatan dalam meningkatkan derajat kebugaran jasmani dan pembelajaran motorik. Seorang siswa yang lincah memungkinkan ia dapat bergerak mengubah arah dalam waktu singkat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Decaprio (2013: 47) bahwa kelincahan merupakan kemampuan badan untuk mengubah arah secara cepat dan tepat. Senada dengan pendapat Wiarto (2013: 171), kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubahwa arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan pada dasarnya berkaitan erat dengan kelentukan. Baik buruknya kualitas kelentukan akan mempengaruhi tingkat kelentukan seseorang. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis menjadikan kecepatan dan kelincahan sebagai objek penelitian, karena sebelumnya materi ini telah diajarkan lebih dahulu pada semester ganjil mengenai keseimbangan dan kelentukan. Beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kelincahan siswa antara lain: lari bolak balik (shuttle run), squat trust, lari bolak balik (zig-zag run) (Wiarto, 2013: 173). 2.1.2 Hakikat Pendekatan Bermain Anak-anak SMP/MTs. pada dasarnya sangat gemar bermain. Pada usia ini, bermain merupakan kebutuhannya. Anak bermain berarti melakukan permainan dengan suka rela dan menyenangkan. Misalnya anak bermain permainan bulutangkis, permainan bola voli, permainan sepak, dan permainan tradisional lainnya.

6 Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai oleh anak-anak. Bermain yang dilakukan secara tertata sangat bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk anak. Pengalaman itu bisa berupa jalinan hubungan sosial untuk mengungkapkan perasaannya dengan sesama temannya dan menyalurkan hasrat. Terkait dengan konsep bermain jika pelakunya adalah anak-anak, dapat diperoleh suatu pemahaman, bermain bagi anak-anak merupakan kegiatan yang selalu menjadi kebutuhannya dan menjadi pengalaman berharga baginya karena di dalamnya berlangsung dalam suasana menyenangkan walaupun tidak sungguhsungguh tetapi terdapat kesungguhan yang menyerap konsentrasi dan tenaga, sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan jasmaninya. Seperti yang diuraikan di atas, anak bermain karena ada unsur permainan, maka Caillois (dalam Husdarta, 2010: 131) membagi permainan (game) menjadi empat kategori utama, yaitu: (1) agon, yakni permainan yang bersifat pertandingan, perlawanan kedua pihak dengan kesempatan yang sama untuk mencapai kemenangan sehingga dibutuhkan perjuangan fisik yang keras; (2) alea, yakni permainan yang mengandalkan hasil secara untung-untungan, atau hukum peluang seperti permainan dadu, rulet, kartu, dll, sementara keterampilan, kemampuan otot, tidak diperlukan; (3) mimikri, yakni permainan fantasi yang memerlukan kebebasan, dan bukan kesungguhan; dan (4) illinx, yakni mencakup permainan yang mencerminkan keinginan untuk melampiaskan kebutuhan untuk

7 bergerak, bertualang, dan dinamis, lawan dari keadaan alam, seperti berolahraga di alam terbuka, mendaki gunung. Bermain yang dihubungkan dengan konsep pembelajaran kebugaran jasmani pada penelitian ini, maka bermain merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menjadi objek penelitian. Pendekatan pembelajaran sendiri menurut Sudrajat (2008: 1) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Belajar sambil bermain sangat penting dalam proses pembelajaran, sebab bermain merupakan karakteristik alami anak. Dengan belajar dalam situasi bermain akan dapat memberikan manfaat positif bagi anak, di antaranya adalah motivasi dan gairah belajar. Oleh karena itu, pembelajaran akan menyenangkan apabila pembelajaran itu dikemas berdasarkan karakterisitik alami (bermain) tersebut. Sehubungan dengan itu, Widyastuti dalam makalahnya yang disampiakan pada Seminar Mendidik Anak tanggal 29 Oktober 2010 mengatakan bahwa orangtua maupun guru sebaiknya menggunakan karaktersitik alami anak ini sebagai proses pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan konsep di atas dapat dipahami bahwa pendekatan bermain dalam pembelajaran kebugaran jasmani merupakan sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran dan menjadi acuan untuk melaksanakan proses pembelajaran

8 sehingga pendekatan ini menjadi dasar penentuan metode yang tepat berdasarkan karakterisitik meteri pembelajaran dan karakteristik siswa. Pendekatan bermain adalah proses penyampaikan materi pembelajaran dalam situasi bermain tanpa mengabaikan materi inti. Permainan dimaksud di sini adalah permainan kecil yang materinya disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum (http://repository.upi.edu/chapter2.pdf). Lebih lanjut Leni dan Mulyana dalam Jurnal Online Volume 1 Nomor 2 Edisi September 2009 meyakini pendekatan bermain sesuai dengan karakter siswa di tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah umum. Jadi, penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran kebugaran jasmani khususnya pada aspek kecepatan dan kelincahan dalam pelajaran Penjasorkes dalam penelitian ini dianggap tepat dan mampu mewujudkan tujuan penelitian ini. Tujuan dimaksud adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani pada aspek kecepatan dan kelincahan melaui pendekatan bermain pada siswa yang menjadi subjek penelitian ini. 2.1.3 Pembelajaran Kebugaran Jasmani Melalui Pendekatan Bermain Pembelajaran penjasorkes tentang materi kebugaran jasmani yang diselenggarakan di SMP/MTs dimaksudkan untuk memberikan pengalaman aktivitas jasmani berupa latihan-latihan yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif, dilakukan pendekatan bermain. Denan pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan motivasi siswa untuk senantiasa melatih jasmani dalam rangka pengembangan kebugaran jasmani.

9 Komponen kebugaran jasmani yang nenjadi sasaran pengembangan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar yang kedua seperti yang diraikan dalam latar belakang masalah pada bab I. Komponen tersebut adalah kecepatan dan kelincahan. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kedua komponen ini, maka dilakukan pembelajaran melalui pendekatan bermain. Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam rangka meningkatkan kecepatan dan kelincahan siswa melalui pendekatan bermain adalah sebagai berikut. a) Kegiatan Awal 1) Menyiapkan fasilitas yang dapat digunakan dalam pembelajaran 2) Menyampiakan tujuan pembelajaran 3) Memotivasi siswa melalui penyampaian pentingnya melatih kebugaran jasmani 4) Melaksanakan pemanasan dalam suasana bermain b) Kegiatan Inti 1) Menjelaskan materi yang dipelajari 2) Membentuk siswa dalam beberapa kelompok/regu 3) Menjelaskan peraturan permainan yang akan dimainkan 4) Melaksanakan latihan-latihan kecepatan dan kelincahan melalui permainan kompetitif, seperti permainan hadang, permainan memindahkan batu, permainan benteng, dan lain-lain 5) Mengontrol pelaksanaan kompetisi kelompok/regu

10 c) Kegiatan Akhir 1) Melakukan evaluasi 2) Melakukan refleksi bersama (guru dan siswa) 3) Pendinginan 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Sebagai bahwan pijakan dalam merumuskan teori-teori yang akan dituangkan dalam penelitian ini, maka penulis mencantumkan beberapa artikel atau jurnal yang relevan dengan penelitian ini. Dalam Jurnal online UPI Volume 1 Nomor 2 Edisi September 2009 oleh Leni dan Mulyana Dadan yang berjudul Pengaruh Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani terhadap Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa SMA dikatakan bahwa pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan perilaku sosial siswa. Tidak hanya itu, pendekatan bermain dapat diterapkan pada materi yang berhubungan dengan aktivitas jasmani yang cenderung membosankan bagi anak, sehingga kecenderungan tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran menggunakan pendekatan bermain. Selanjutnya artikel online oleh Dian Kusuma Dewi (2012) berjudul Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Model Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP mengemukakan bahwa pendekatan bermain merupakan cara efektif dalam pembelajaran Penjasorkes pada siswa SMP. Lebih khusus lagi pada aspek kebugaran jasmani, pembelajaran melalui

11 pendekatan bermain menjadi solusi terbaik karena dengan bermain, para siswa akan terhindar dari rasa kejenuhan terhadap aktivitas yang dilakoninya. 2.3 Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Jika guru menggunakana pendekatan bermain dalam pembelajaran, maka kebugaran jasmani (khusus komponen kecepatan dan kelincahan) siswa kelas VIIB B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango akan meningkat. 2.4 Indikator Kinerja Adapun rumusan indikator kinerja dalam penelitian ini berbunyi: Jika kebugaran jasmani (khusus komponen kecepatan dan kelincahan) siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango meningkat dari 26,09% menjadi 85% ke atas yang tergolong baik, maka penelitian ini dinyatakan selesai.

12