BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, dalam pembangunan sektor ekonomi mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Biasanya di samping mencari laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Rajawali Perkasa melakukan usaha dagang bahan-bahan bangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

JURNAL ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA CV. NEW WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 9 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan pesatnya perkembangan ekonomi dewasa ini peranan

CONSULTAN SANDHYA & FREND S NERACA SALDO PER 01 DESEMBER 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life

: Muhamma Rizki Abdurrahman NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing I : Drs. Agus Sumin, MM Pembimbing II : Dr. Imam Subaweh, SE., Ak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Penulis melakukan penelitian di KPP Pratama Medan Timur yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin maju, seperti pada perusahaan jasa, hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIS

jumlah yang sangat besar. Hal ini dikarenakan peranannya yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 ayat (4) Undang undang No. 6 Tahun 1983 tentang ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kesinambungan

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia, ditandai dengan banyak berdirinya perusahaanperusahaan,

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Umumnya tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan membutuhkan aktiva tetap, baik aktiva tetap berwujud

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA CV. DINAMIKA CIPTA SELARAS KUPANG. Oleh: Jasintha Dessy Tapatfeto*

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

Sumber dan Penggunaan Modal Kerja KSP Pribumi Kudus Tahun

BAB I PENDAHULUAN. maupun berskala kecil. Oleh karena itu aktiva tetap sebagai modal awal hampir tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. baik penjualan barang dagang dan jasa merupakan sumber utama pendapatan

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

EVALUASI PEMILIHAN METODE DEPRESIASI / PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PENGARUH PENINGKATAN LABA PADA PT. KOMPAS SIRKULASI SEMARANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

Sri Wahyuni Mustafa¹ Hasriani Aripin²

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kepada orang tertentu, mulai dari mengirim utusan (kurir), lewat

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Kreo Tangerang.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan dan tidak mudah untuk dipecahkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

Transkripsi:

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Perusahaan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jaya Telaga adalah Koperasi yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1971. Selama tahun 1971 1979 KSP Jaya Telaga menempati salah satu ruangan di DEPDIKBUD Kec. Telaga. Tahun 1979 2000 menempati gedung di Desa Tuladenggi, Kec. Telaga. Tahun 2000 telah mendirikan gedung yang beralamat di Jl. Potanga, desa Bulila, Kec. Telaga, Kab. Gorontalo yang ditempati sampai dengan sekarang, dimana Koperasi ini merupakan Koperasi Guru, khususnya guru Sekolah Dasar yang berada dikawasan Telaga. Alm. Said Antule merupakan pendiri KSP Jaya Telaga. Beliau merupakan seorang yang gigih dalam mempertahankan Koperasi dalam era itu. KSP Jaya Telaga merupakan Koperasi terbaik di Kab. Gorontalo, hal ini terbukti dengan banyaknya penghargaan yang di terima Koperasi sebagai Koperasi terbaik di Kab. Gorontalo. Maju dan berkembangnya KSP Jaya Telaga, diharapkan mampu meningkatkan pelayanan terhadap para anggotanya. KSP Jaya Telaga sekarang mempunyai 482 anggota aktif yang terdiri dari guru-guru Sekolah Dasar sewilayah Kec. Telaga, Kec. Telaga Biru, Kec. Tilango, dan Kec. Talaga Jaya. 24

3.2 Struktur Organisasi Organisasi merupakan suatu alat yang sangat penting, karena organisasi dapat dikatakan sebagai tindakan menstrukturisasi individu yang proaktif, dilain pihak organisasi juga merupakan wadah sekelompok orang dan seperangkat komponen yang berintegrasi guna mecapai suatu tujuan. Oleh karena itu organisasi juga turut berperan dalam kelangsungan usaha dimana dalam pengorganisasian dapat menciptakan hubungan antara berbagai individu agar semua pekerjaan yang telah direncanakan dapat dilakukan secara terarah dan bermanfaat. Menurut Anderson (dalam Sutarto,2005;45) struktur organisasi adalah susunan kepengurusan yang menggambarkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab pada suatu organisasi atau perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, KSP Jaya Telaga mempunyai struktur organisasi sebagai berikut : STRUKTUR ORGANISASI 25

PENGURUS KETUA H. SJARIEF ABDUL BENDAHARA RATNA ABDUL SEKRETARIS ABDULLAH M. ARIF MANAJER ABD. WAHAB AKILI KARYAWAN JURU BUKU BAG. PIUTANG BAG. SIMPANAN BAG. TABUNGAN KASIR VELNY NANI MUKRIM SANGO HAJIRA HARUN ROSTIN BUSOLO RUKMIN ALINTI 26

3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah: 3.3.1 Metode Historis Metode berdasarkan data historis yang ada pada koperasi dilaksnakan dengan membaca dan mempelajari arsip-arsip yang ada dalam koperasi yang diteliti. 3.3.2 Metode Kepustakaan Penelitian dalam membaca, mempelajari buku-buku referensi dan sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian dan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 3.4.1 Studi Lapangan ( Field Research ) Hasil Studi lapangan yang dilakukan adalah meninjau langsung ke tempat terdapatnya masalah, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan relevan. Studi ini meliputi pengumpulan data secara langsung dengan mengadakan penelitian terhadap objek-objek yang diteliti untuk memperoleh data primer, dengan melakukan: 1. Pengamatan Langsung ( Observasi ) Yaitu suatu teknik pegumpulkan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian dengan melihat kegiatan yang ada hubungnanya dengan objek yang diteliti. 27

2. Wawancara ( Interview ) Yaitu tanya jawab secara langsung dengan bagian yang tekait dengan objek yang sedang diteliti yang ada didalam koperasi tersebut. Dalam wawancara tersebut penulis melakukan konsultasi dan tanya jawab langsung dengan orang yang berwenang dalam instansi yang bersangkutan. Dari wawancara tersebut akan diperoleh data mengenai aktiva tetap yang dimiliki oleh koperasi, sejarah dan perkembangan koperasi, struktur organisasi berikut uraian tugas serta pendapatan mereka mengenai penerpan metode penyusutan aktiva tetap dan biaya yang berkaitan dengan pemeliharan aktiva tetap. Data yang telah diperoleh akan dianalisis untuk kemudian dibuat simpulan. 3.4.2 Studi kepustakaan ( Library Research ) Studi kepustakaan yaitu teknik berdasarkan literatur guna memperoleh dasar teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna sebagai bahan pertimbangan atas data yang diperoleh dari penelitian. Dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang diperoleh dengan penelaahan buku-buku referensi dan sumber-sumber lain. Data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga akhirnya dapat disimpulkan yang akan menjawab permasalahan. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan analisis agar lebih mudah dipahami dan ditindak lanjuti. 28

3.5 Hasil Penelitian Berdasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh penulis, melalui penelitian langsung pada koperasi, penulis memperoleh data tentang metode penyusutan aktiva tetap yang diterapkan pada KSP Jaya Telaga. KSP Jaya Telaga mengidentifikasi aktiva tetap sebagai aktiva tetap berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi normal koperasi, tidak dimaksudkan untuk dijual, dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Berdasarkan pengamatan, KSP Jaya Telaga mengklasifikasikan aktiva tetap yang dimiliki sebagai berikut: 3.5.1 Bangunan 1. Hubungan penurun nilai yang disebabkan oleh fungsi waktu atau penggunaan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara, diperoleh informasi bahwa penurunan nilai bangunan disebabkan oleh waktu. Fakta fakta yang menunjang adalah: a. Koperasi menetapkan masa manfaat untuk penyusutan bangunan berdasarkan waktu selama 25 tahun. b. Bangunan tersebut baik digunakan maupun tidak digunakan tetap disusutkan selama 25 tahun. 29

2. Pengaruh Keusangan (obsolescence ) Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, bangunan tidak mempunyai pengaruh ketinggalan jaman sehingga disimpulkan bahwa bangunan tersebut tidak terdapat pengaruh keusangan ( obsolescence ). Fakta fakta yang menunjang adalah: a. Bangunan tersebut dapat digunakan lebih lama dari masa manfaatnya. b. Bangunan tersebut mempunyai masa manfaat yang sama dengan bangunan yang baru. Daftar Asset : No. Daftar Asset Jumlah Satuan 1 Gedung 1 Unit 3.5.2 Kenderaan 1. Hubungan penurun nilai yang disebabkan oleh fungsi waktu atau penggunaan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara, diperoleh informasi bahwa penurunan nilai kenderaan disebabkan oleh waktu. Fakta fakta yang menunjang adalah: a. Koperasi menetapkan masa manfaat untuk penyusutan kenderaan berdasarkan waktu selama 5 tahun. b. Kenderaan tersebut baik digunakan maupun tidak dipergunakan, tetapi disusutkan selama 5 tahun. 2. Pengaruh Keusangan 30

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, kenderaan tidak mempunyai pengaruh ketinggalan jaman sehingga disimpulkan bahwa kendaraan tersebut tidak terdapat pengaruh keusangan ( obsolescence ). Fakta fakta yang menunjang adalah: a. Kenderaan tersebut dapat digunakan lebih lama dari masa manfaatnya. b. Kenderaan tersebut mempunyai manfaat yang sama dengan jenis kenderaan yang lebih modern. Daftar Asset : 3.5.3 Peralatan kantor No. Daftar Asset Jumlah Satuan 1 Mobil 1 Unit 2 Motor 3 Unit 1. Hubungan penurun nilai yang disebabkan oleh fungsi waktu atau penggunaan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara, diperoleh informasi bahwa penurunan nilai peralatan kantor disebabkan oleh waktu. Fakta fakta yang menunjang adalah: a. Koperasi menetapkan masa manfaat untuk penyusutan peralatan kantor berdasarkan waktu selama 4 tahun. b. Peralatan tersebut baik digunakan maupun tidak dipergunakan, tetapi disusutkan selama 4 tahun. 2. Pengaruh Keusangan 31

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, peralatan tidak mempunyai pengaruh ketinggalan jaman sehingga disimpulkan bahwa peralatan tersebut tidak terdapat pengaruh keusangan ( obsolescence ). Daftar Asset : Fakta fakta yang menunjang adalah: Peralatan tersebut dapat digunakan lebih lama dari masa manfaatnya. No. Daftar Asset Jumlah Satuan 1 Meja 11 Unit 2 Kursi 15 Unit 3 Lemari 2 Unit 4 Etalase 3 Unit Dalam penelitian lebih lanjut diketahui bahwa KSP Jaya Telaga yang memiliki berbagai macam aktiva tetap seperti gedung, kenderaan dan peralatan yang menunjang, namun dalam hal ini Koperasi hanya menggunakan metode penyusutan Garis Lurus ( Straight Line Method ) untuk menghitung penyusutan semua aktiva yang ada. 3.6 Pembahasan 3.6.1 Perhitungan Penyusutan Koperasi Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode penyusutan aktiva tetap yang dipergunakan dalam aktivitas Koperasi yang menggunakan metode Garis Lurus untuk semua aktiva tetap yang dimiliki adalah sebagai berikut: 32

1. Bangunan Metode Garis Lurus Dik : - Harga perolehan Rp. 136.149.400,- - Umur ekonomis 25 Tahun - Nilai residu di taksir Rp. 30.000.000,- Peny : Penyusutan Tahunan = HP NS n = 136.149.400 30.000.000 25 = Rp 4.255.976,- Keterangan : - HP = Harga Perolehan - NS = Nilai Sisa ( Residu ) - n = Umur Ekonomis Dari perhitungan di atas pengaruh terhadap neraca yaitu akan mengurangi aktiva atas asset Koperasi yaitu berupa bangunan yang nantinya akan mengurangi harga perolehan/nilai buku bangunan dimana harga perolehan/nilai buku bangunan sebesar Rp. 136.149.400,- 33

yang dikurangi dengan beban penyusutan sebesar Rp. 4.255.976,- dan akan memperoleh hasil sebesar Rp. 131.893.424,- untuk tahun pertama. Tahun Harga Perolehan Besar Penyusutan Akm. Penyusutan Nilai Buku 2003 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 12,767,928 Rp 123,381,472 2004 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 17,023,904 Rp 119,125,496 2005 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 21,279,880 Rp 114,869,520 2006 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 25,535,856 Rp 110,613,544 2007 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 29,791,832 Rp 106,357,568 2008 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 34,047,808 Rp 102,101,592 2009 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 38,303,784 Rp 97,845,616 2010 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 42,559,760 Rp 93,589,640 2011 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 46,815,736 Rp 89,333,664 2012 Rp 136,149,400 Rp 4,255,976 Rp 51,071,712 Rp 85,077,688 2. Kenderaan Metode Garis Lurus Dik : - Harga perolehan Rp. 65.000.000,- - Nilai Residu di taksir Rp. 13.000.000,- - Umur ekonomis 5 tahun 34

Peny : Penyusutan Tahunan = HP NS n = 65.000.000 13.000.000 5 = Rp. 10.400.000,- Keterangan : - HP = Harga Perolehan - NS = Nilai Sisa ( Residu ) - n = Umur Ekonomis Dari perhitungan di atas pengaruh terhadap neraca yaitu akan mengurangi aktiva atas asset koperasi yaitu berupa kenderaan yang nantinya akan mengurangi harga perolehan dimana harga perolehan kenderaan sebesar Rp. 65.000.000,- yang dikurangi dengan beban penyusutan sebesar Rp. 10.400.000,- dan akan memperoleh hasil sebesar Rp. 54.600.000,- untuk tahun pertama. Tahun Harga Perolehan Besar Penyusutan Akm. Penyusutan Nilai Buku 2008 Rp 65,000,000 Rp 10,400,000 Rp 10,400,000 Rp 54,600,000 2009 Rp 65,000,000 Rp 10,400,000 Rp 20,800,000 Rp 44,200,000 2010 Rp 65,000,000 Rp 10,400,000 Rp 31,200,000 Rp 33,800,000 2011 Rp 65,000,000 Rp 10,400,000 Rp 41,600,000 Rp 23,400,000 2012 Rp 65,000,000 Rp 10,400,000 Rp 52,000,000 Rp 13,000,000 35

3. Peralatan Metode Garis Lurus Dik : - Harga perolehan Rp. 10.000.000,- - Nilai Residu Rp. 2.000.000,- - Umur ekonomis 5 tahun Peny : Penyusutan Tahunan =HP NS n = 10.000.000 2.000.000 5 = Rp. 1.600.000,- Keterangan : - HP = Harga Perolehan - NS = Nilai Sisa ( Residu ) - n = Umur Ekonomis Dari perhitungan di atas pengaruh terhadap neraca yaitu akan mengurangi aktiva atas asset koperasi yaitu berupa peralatan yang nantinya akan mengurangi harga perolehan dimana harga perolehan peralatan sebesar Rp. 10.000.000,- yang dikurangi dengan beban penyusutan sebesar Rp. 1.600.000,- akan memperoleh hasil sebesar Rp. 8.400.000,- untuk tahun pertama. 36

Tahun Harga Perolehan Besar Penyusutan Akm. Penyusutan Nilai Buku 2008 Rp 10,000,000 Rp 1,600,000 Rp 1,600,000 Rp 8,400,000 2009 Rp 10,000,000 Rp 1,600,000 Rp 3,200,000 Rp 6,800,000 2010 Rp 10,000,000 Rp 1,600,000 Rp 4,800,000 Rp 5,200,000 2011 Rp 10,000,000 Rp 1,600,000 Rp 6,400,000 Rp 3,600,000 2012 Rp 10,000,000 Rp 1,600,000 Rp 8,000,000 Rp 2,000,000 3.6.2 Perhitungan Sesuai Produktivitas Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode penyusutan aktiva tetap yang sesuai dipergunakan dalam aktivitas koperasi yang menggunakan metode Beban Variable untuk aktiva tetap yang dimiliki koperasi adalah sebagai berikut: 37

1. Bangunan Metode Garis Lurus Dik : - Harga perolehan Rp. 136.149.400,- - Umur ekonomis 25 Tahun - Nilai reseidu di taksir Rp. 30.000.000,- Maka : Penyusutan Tahunan = HP NS n =136.149.400 30.000.000 25 = Rp 4.255.976,- Keterangan : - HP = Harga Perolehan - NS = Nilai Sisa ( Residu ) - n = Umur Ekonomis Dari perhitungan di atas pengaruh terhadap neraca yaitu akan mengurangi aktiva atas asset koperasi yaitu berupa bangunan yang nantinya akan mengurangi harga perolehan/nilai buku bangunan dimana harga perolehan/nilai buku bangunan sebesar Rp. 136.149.400,- yang dikurangi dengan beban penyusutan sebesar Rp. 4.255.976,- dan akan memperoleh hasil sebesar Rp. 131.903.424,- untuk tahun pertama. 38

2. Kenderaan Metode Satuan Produksi Dik : - Harga perolehan Rp. 65.000.000,- - Jarak Taksiran Produksi = 500.000 KM - Nilai residu di taksir Rp. 13.000.000,- Maka : Penyusutan = 65.000.000-13.000.000 500.000 = Rp 104,- Dari data yang diperoleh, dalam satu periode tertentu pemakaian kendaraan tersebut telah menempuh jarak 45.200, maka besarnya penyusutan P = 45.200xRp104,- = Rp. 4.700.800,- Keterangan : - HP = Harga Perolehan - NS = Nilai Sisa ( Residu ) - n = Umur Ekonomis 39

Dari perhitungan di atas pengaruh terhadap neraca yaitu akan mengurangi aktiva atas asset koperasi yaitu berupa kenderaan yang nantinya akan mengurangi harga perolehan dimana harga perolehan kenderaan sebesar Rp. 65.000.000,- yang dikurangi dengan beban penyusutan sebesar Rp. 4.700.800,- dan akan memperoleh hasil sebesar Rp. 60.299.200,- untuk tahun pertama. 3. Peralatan Metode Garis Lurus Dik : - Harga perolehan Rp. 10.000.000,- - Umur ekonomis 5 Tahun - Nilai reseidu di taksir Rp. 2.000.000,- - Penyusutan tiap tahun di tentukan 20% Maka : Penyusutan Tahunan = HP NS n =10.000.000 2.000.000 5 = Rp. 1.600.000,- Keterangan : - HP = Harga Perolehan - NS = Nilai Sisa ( Residu ) 40

- n = Umur Ekonomis Dari perhitungan di atas pengaruh terhadap neraca yaitu akan mengurangi aktiva atas asset koperasi yaitu berupa peralatan yang nantinya akan mengurangi harga perolehan dimana harga perolehan peralatan sebesar Rp. 10.000.000,- yang dikurangi dengan beban penyusutan sebesar Rp. 1.600.000,- akan memperoleh hasil sebesar Rp. 8.400.000,- untuk tahun pertama. 3.6.3 Perbandingan Berdasarkan analisis yang dilakukan diantara aktiva yang dimiliki oleh koperasi, bangunan dan peralatan sudah sesuai dengan metode penyusutan yang digunakan namun pada kenderaan metode penyusutan yang lebih cocok digunakan koperasi yaitu Metode Satuan Produksi karena aktiva tersebut harus dilihat dari tingkat produktivitasnya. Dari perhitungan di atas menunjukan perbedaan yang cukup signifikan dari jumlah penyusutannya, dimana koperasi menggunakan Metode Garis Lurus beban penyusutannya sebesar Rp. 10.400.000,- dibanding dengan Metode Satuan Produksi beban penyusutannya lebih kecil sebesar Rp. 4.700.800,- Hal ini akan mempengaruhi laporan laba rugi dimana pendapatan dikurangi dengan beban penyusutan yang lebih kecil sehingga tingkat pencapaian laba lebih besar dan lebih menguntungkan bagi koperasi karena adanya penambahan profit koperasi. Maka dalam menghitung beban penyusutan kenderaan koperasi lebih baik menggunakan Metode Satuan Produksi. 41