Pelatihan SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN Untuk Food Safety Officer Badan POM RI; Jakarta Oktober TBT Technical Barriers to Trade

dokumen-dokumen yang mirip
Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center

BAB I PENDAHULUAN. terhadap negara lainnya merupakan salah satu faktor penyebab semakin maraknya

Food Regulations & Standards

2016, No Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanama

Standardisasi Mutu dan Keamanan Pangan : Data apa yang perlu disiapkan? Purwiyatno Hariyadi

SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentang Sanitari dan Fitosanitari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perdagangan antar negara menjadi berkembang pesat dan tidak hanya

BAB III PENGATURAN TECHNICAL BARRIER TO TRADE DALAM WTO DAN GOOD REGULATORY PRACTICE

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan manusia yang tidak terpuaskan, sehingga selalu terikat

2011, No Pedoman Standardisasi Nasional tentang panduan keberterimaan regulasi teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian untuk produk pe

Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara Wajib

KONSEP PERLINDUNGAN TANAMAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN STANDARDISASI NASIONAL. SNI. Pemberlakuan. Pedoman.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2006 Tim Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuh-tumbuhan. (Suharto, S.H., M.A.

PEDOMAN PENGAKUAN AREA BEBAS OPTK TERTENTU DI NEGARA ASAL BADAN KARANTINA PERTANIAN, 2012 BAB I PENDAHULUAN

Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar. Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar

Dr. Zakiyah Kepala Pusat Sistem Penerapan Standar, BSN Forum Diskusi Perdagangan Internasional APINDO Kamis, 26 Januari 2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2010 Kementerian Pertanian. Babi. Produknya. Pemasukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Oleh : Komang Meilia In Diana Putri Pratiwi Edward Thomas Lamury Hadjon Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

BAB VII PENUTUP. A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam. hukum Islam dan sertifikasi halal MUI diwujudkan melalui:

Standar UNECE dalam Kerangka Perjanjian dan Standar Internasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Larangan. Hewan Babi. Pencabutan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perumusan Standar dan Peraturan oleh BSN, BPOM, dan CAC

PERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahu

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN KEAMANAN PANGAN DAN WORLD TRADE ORGANIZATION DALAM ASPEK KULTURAL, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Standar, Standardisasi, dan Perumusan Standar

Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor

Keywords: ASEAN Economic Community, Micro, Small and Medium Enterprises, Monopoly

ABSTRACT ABSTRAK. Kata kunci : CITES, Perdagangan Hewan Langka, perdagangan ilegal

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

Kendali dan Audit Sistem Informasi. Catatan: diolah dari berbagai sumber Oleh: mardhani riasetiawan

Resistance & Food Safety

Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya. WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama. Fungsi WTO. Tujuan WTO 4/22/2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 43/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

Software Quality Assurace 9/18/ :50 PM 1

Kata Kunci: National Treatment, Pajak Impor Dalam Industri Telepon Genggam, Kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri

DUMPING DAN ANTI-DUMPING SEBAGAI BENTUK UNFAIR TRADE PRACTICE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KERALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL N0M0R3TAHUN 2017 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

Laporan Menghadiri Sidang Codex Committee on Food Labelling (CCFL) ke-43 9 s/d 13 Mei 2016, di Ottawa, Kanada

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

III KERANGKA PEMIKIRAN

i.rai j> BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR2TAHUN 2011 TENTANG

2012, No

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009

ABSTRACT ABSTRACT. Keywords : Food safety control system, NADFC, pre-market control, post-market control

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara anggota World Trade Organization (WTO)


KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF

Penerapan Strategi dan Teknologi PHT untuk Mendukung Syarat Kualitas Produk Pertanian dalam Menghadapi Era Perdagangan Global (Review)

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 7 WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA MELALUI PERATURAN KARANTINA KARANTINA?

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang telah menjadi anggota World Trade

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

OUTLINE. Drs. Hary Wahyu T., Apt. Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen A. PENDAHULUAN

WORLD TRADE ORGANIZATION Structure & Membership FETRYCIA ANGELA OCTORY/ KEN SWARI MAHARANI /

Inovasi Teknologi untuk Mewujudkan Ketahanan & Kedaulatan Pangan

CROSS-CUTTING ISSUES ANTARA SERVICES CHAPTER DAN INVESTMENT CHAPTER DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL (FTA/EPA/CEPA)

BAB IV KESESUAIAN PENGATURAN PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SECARA WAJIB DENGAN PENGATURAN TBT DAN GRP

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN DAYA SAING BANGSA. Surabaya, 20 Oktober 2016

Mencermati Label dan Iklan Pangan. Purwiyatno Hariyadi

III. METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1.1 Latar Belakang Masalah

Prospek Pengembangan Pertanian Organik di Yogyakarta

ITP730 Faktor-Faktor Kritis pada Proses Sterilisasi dengan Retort (Form FDA 2541 dan FDA 2541a)

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 358/Kpts/OT.140/9/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PROSES AUDIT TAHAP 3 : REPORTING. Agustinus Harries

BADAN STANDARDISASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

Abstrak. ii Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. yang berbeda antara negara yang satu dengan negara lainnya. Salah satu usaha

Aspek utama dari perubahan yang fundamental ini adalah stimulasi terhadap investasi, produksi dan perdagangan produk pertanian melalui: (i) akses pasa

1 Disampaikan dalam Worksop Penerapan Area of Low Pest Prevalence

SYARAT DAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGAKUAN SISTEM PENGAWASAN KEAMANAN PSAT DI SUATU NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Investasi dan Hak Kekayaan Intelektual, 2007), hal 1.

Open Shelf-Life Dating

1. Perbaikan Berkesinambungan. Kaizen Benchmarking

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G

Stevia, Pemanis Alami Baru untuk Industri Pangan Diposting oleh admin pada tanggal 14 April 2015

BAB I PENDAHULUAN. sekutu, maka dimulailah upaya membentuk lembaga-lembaga ekonomi

Informasi Teknik. : Persyaratan terbaru Australia terkait Manajemen Air Balas untuk Kapal yang Berlayar di Perairan Internasional.

Transkripsi:

SPS & TBT Technical Barriers to Trade Sanitary and Phytosanitary Meaures Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departemen Ilmu & Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor BOGOR, Indonesia. SPS & TBT Technical Barriers to Trade Sanitary and Phytosanitary Meaures Disampaikan pada : Pelatihan SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN Untuk Food Safety Officer Badan POM RI Jakarta 22-24 Oktober 2012 1

Sejarah : dimulai dari GATT 1948 GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) Didirikan pada tahun 1948 di Genewa, Swiss. Beranggotakan 23 negara (1948) Beranggotakan 115 negara (1994) Kesepakatan dalam GATT yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1948 tertuang dalam tiga prinsip, yaitu: Prinsip resiprositas Prinsip most favored nation Prinsip transparansi Sejarah : dimulai dari GATT 1948 GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) Prinsip resiprositas, yaitu perlakuan yang diberikan suatu negara kepada negara lain sebagai mitra dagangnya harus bersifat timba-balik. Prinsip most favored nation, yaitu negara anggota GATT tidak boleh memberikan keistimewaan yang menguntungkan hanya pada satu atau sekelompok negara tertentu tidak diskiminatif. Prinsip transparansi, yaitu perlakuan dan kebijakan yang dilakukan suatu negara harus transparan agar diketahui oleh negara lain. 2

Sejarah : dimulai dari GATT 1948 GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) Putaran Tokyo (1970s) Standards Code Putaran Uruguay (1986-94) Agreement on Agriculture SPS Agreement New TBT Agreement Pada pertemuan di Marakesh, Maroko 5 April 1994 GATT diubah menjadi World Trade Organization (WTO) mulai tanggal 1 Januari 1995. Sejak 1995... Perjanjian (agreement) ttg Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dan Technical Barriers to Trade (TBT) merupakan salah satu perjanjian yang diatur dibawah WTO; dan mengikat bagi semua anggota WTO Indonesia adalah negara anggota WTO (sejak januari 1995) Anggota WTO : 157 negara (data 24 August 2012) 3

Bagaimana Membedakan SPS & TBT? Pertama : Cek/analisis apakah termasuk dalam SPS measures Apa itu SPS? An SPS measure is any measure applied : to protect animal or plant life or health within the territory of the Member from risks arising from the entry, establishment or spread of pests, diseases, disease-carrying organisms or disease-causing organisms; to protect human or animal life or health within the territory of the Member from risks arising from additives, contaminants, toxins or disease-causing organisms in foods, beverages or feedstuffs; to protect human life or health within the territory of the Member from risks arising from diseases carried by animals, plants or products thereof, or from the entry, establishment or spread of pests; or to prevent or limit other damage within the territory of the Member from the entry, establishment or spread of pests. 4

Pemahaman ttg SPS Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) untuk tujuan melindungi : Kehidupan manusia dan binantang : dari resiko yang muncul karena masuknya bahan tambahan (additives), kontaminan, racun atau organisme penyebab penyakit yang ada dalam pangan/pakan; Kehidupan manusia dari masuknya tanaman atau hewan yang membawa penyakit (zoonoses); Kehidupan binatang dan tumbuhan dari pests, penyakit, atau organisme penyebab penyakit; Pemahaman ttg SPS Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) untuk tujuan melindungi : Kelangsungan kehidupan NEGARA dari : kerusakan yang diakibatkan oleh masuknya, menetapnya, berkembangnya suatu penyakit atau pun pests 5

Pemahaman ttg SPS... Bbrp catatan! Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) untuk tujuan melindungi : binatang termasuk fauna liar dan ikan tanaman termasuk tanaman hutan, dan flora liar pests termasuk hama kontaminan termasuk pestisida, obat hewan, dan bahan asing (extraneous matter) lainnya. Pemahaman ttg SPS... Bbrp catatan! Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) antara lain : Penetapan kriteria/sprsifikasi/standar produk Kebijakan karantina Persyaratan pengolahan Sertifikasi Inspeksi Pengujian (testing) Pelabelan ~ berkaitan dengan kesehatan 6

Pemahaman ttg SPS... Bbrp catatan! Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) untuk tujuan : Melindungi lingkungan, per se Kepentingan konsumen (tidak berhubungan dengan kesehatan) Kesejahteraan hewan (animal welfare) TIDAK termasuk dalam SPS Agreement Pemahaman ttg SPS... Bbrp catatan! Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) Mengakui kedaulatan negara (anggota WTO) untuk memberikan perlindungan kesehatan sampai pada tingkat tertentu yang dianggap tepat (level of health protection they deem appropriate); dan Memsatikan bahwa kebjiakan SPS tidak merupakan sesuatu yang tidak perlu (unnecessary), ditentukan sebarangan (arbitrary), tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (scientifically unjustifiable), atau memberikan hambatan tersembunyi (disguised restrictions) pada perdagangan internasional. PRINSIP DASAR dari SPS Agreement? -1 7

Pemahaman ttg SPS... Bbrp catatan! Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) Perjanjian SPS memberikan kebebasan pada anggotanya untuk mengembangkan kebijakan dengan dasar ilmiah (scientifically based measures) untuk melindungi kesehatan publik Perjanjian SPS mengikat anggotanya untuk mendasarkan kebijakan tsb pada internationally established guidelines and risk assessment procedures. PRINSIP DASAR dari SPS Agreement? -2 Pemahaman ttg SPS... Bbrp catatan! Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) Mengakui standar, pedoman, dan rekmomendasi yang dikeluarkan oleh organisasi kompeten dunia : Codex Alimentarius Commission (untuk keamanan pangan dan kesehatan manusia) International Plant Protection Convention (untuk kesehatan tanaman/plant health) International ti Office of Epizootics (untuk kesehatan hewan/animal i l health) PRINSIP DASAR dari SPS Agreement? -3 8

Pemahaman ttg SPS... Bbrp catatan! Measures? (Kebijakan, Peraturan, Prosedur sanitari dan fitosanitari) Mengakui standar, pedoman, dan rekmomendasi yang dikeluarkan oleh organisasi kompeten dunia : Codex Alimentarius Commission (untuk keamanan pangan dan kesehatan manusia) FAO/WHO Scientific Basis for Codex JECFA, JMPR and JEMRA Other scientific advice PRINSIP DASAR dari SPS Agreement? -3 Pemahaman ttg SPS... Justifikasi Ilmiah (1) Article 2.2 Suatu kebijakan, peraturan dan/atau Prosedur sanitari dan fitosanitari: Berlaku hanya sampai pada tingkat diperlukan untuk melindungi kehidupan atau kesehatan (applied only to the extent necessary to protect life or health) Berdasarkan pirinsip ilmiah (based on scientific principles) Tidak dipertahakankan tanpa bukti ilmiah yang cukup (not maintained without sufficient scientific evidence) Kekecualian Article 5.7 9

Pemahaman ttg SPS... Justifikasi Ilmiah (2) Article 5.7 Negara anggota boleh secara sementara mengadopsi kebijakan, peraturan atau Prosedur tanpa dasar ilmiah yang cukup; Jika bukti ilmiah terkait belum cukup (if relevant scientific evidence is insufficient) Tetap harus berdasarkan informasi yang ada (on the basis of available information) TETAPI Harus mencari informasi/bukyti ilmiah tambahan (shall seek to obtain the additional information) Melakukan review dalam periode waktu tertentu (review within a reasonable period of time) Jadi.. Bagaimana Membedakan SPS & TBT? Kebijakan SPS : Kebijakan negara untuk melindungi kesehatan manusia atau hewan atau tanaman dari resiko yang dibawa dari pangan/pakan, penyakit yang dibawa oleh hewan atau oleh tanaman, atau oleh hewan/tanaman itu sendiri. Kebijakan TBT : The TBT Agreement applies to a wide range of technical requirements, and solely notes that available scientific information is one of the relevant elements of consideration in assessing risks. Some of these technical requirements are introduced for health or safety purposes, but others are introduced to standardize products, ensure quality, or to avoid consumer deception. In these cases scientific information might be less relevant in assessing risks than for example processing technology and intended end uses. 10

Jadi.. Bagaimana Membedakan SPS & TBT? Kebijakan SPS : Kebijakan TBT : Kebijakan negara untuk melindungi kesehatan manusia atau hewan atau tanaman dari resiko yang dibawa dari pangan/pakan, penyakit yang dibawa oleh hewan atau oleh tanaman, atau oleh hewan/tanaman itu sendiri. Kebijakan negara untuk tujuan SELAIN tujuan SPSM, misalnya untuk tujuan Pengendalian penyakit manusia Pengaturan klaim gizi Pengemasan pangan dalam hubungannya dengan mutu Dll Jadi.. Bagaimana Membedakan SPS & TBT?.. Contoh 1 SPS? TBT? Peraturan ttg AMDK Standar keamanan untuk konsumsi manusia? Ukuran dan bentuk botol? Bahan botol? 11

Jadi.. Bagaimana Membedakan SPS & TBT?.. Contoh 2 SPS? TBT? Peratran ttg Pestisida Instruksi tentang cara penangan yang aman? Peraturan ttg batas residu pada pangan tertentu? Kenapa.. Perlu Membedakan SPS & TBT? Karena... Different rules apply to SPS and TBT measures! 12

TBT? Umumnya mencakup : Standard Peraturan Teknis (Technical Regulation) Prosedur Penilaian Kesesuaian (Conformity Assessment Procedures) Penilaian Kesesuaian : Measures taken by manufacturers, their customers, regulatory authorities, and independent third parties to assess compliance with standards TBT? Pada dasarnya : WTO mengakui bahwa setiap negara anggota WTO mempunya hak untuk mengadopsi standar, peraturan teknis, dan prosedur penilaian kesesuaian yang mana pun, TETAPI: adopsi standar, peraturan teknis, dan prosedur penilaian kesesuaian TIDAK dalam rangka memberikan hambatan yang tidak perlu thd perdagangan (unnecessary obstacles to trade) 13

TBT?... Vs SPS : SPS Justifikasi ilmiah Harmonisasi Hambatan pedagangan Minimal Ekivalensi Transparansi TBT Tujuan yang bisa dijustifikasi (legitimate objective) Harmonisasi Hambatan pedagangan Minimal Ekivalensi dan Pengakuan bersama (mutual recognition) Transparansi TBT?... Vs SPS : SPS Justifikasi ilmiah Harmonisasi Hambatan pedagangan Minimal Ekivalensi Transparansi TBT Tujuan yang bisa dijustifikasi (legitimate objective) Harmonisasi Hambatan pedagangan Minimal Ekivalensi dan Pengakuan bersama (mutual recognition) Transparansi 14

TBT?... Legitimate objectives Ketanahan Nasional (National security) Pencegahan praktek yang menipu (Prevention of deceptive practices) Kesehatan dan Keamanan manusia (Human health or safety) Kehidupan dan kesehatan hewan dan tanaman (Animal and plant life or health) ) Lingkungan Inter alia! TBT?... Tidak menyebabkan hambatan perdagangan...(1) Tidak memberikan hambatan lebih dari yang diperlukan (not more trade restrictive than necessary) Faktor yang terkait: informasi ilmiah, informasi teknis, teknologi pengolahan, keberuntukan (intended end-uses of product), dan Resiko jika tidak berkesesuaian (risks of non-fulfilment) 15

TBT?... Tidak menyebabkan hambatan perdagangan...(2) Tidak memberikan hambatan lebih dari yang diperlukan (not more trade restrictive than necessary) Analisis 3 tahap : 1.Apakah tujuan kebijakan, peraturan, prosedur tersebut ada justifikasinya (Is the objective legitimate)? 2.Apakah tujuan tsb bisa dicapai dengan kebijakan, peraturan, prosedur alternatif? (Can this objective be achieved with an alternative measure that is less trade-restrictive)? 3.Apa risikonya jika tidak diikuti? (What are the risks of nonfulfillment of the originally proposed measure)? TBT?... Tidak menyebabkan hambatan perdagangan...(3) Karena itu... Jika memungkinkan... Kebijakan, peraturan, standar, prosedur yang bersifat performance-based LEBIH DISUKAI daripada Kebijakan, peraturan, standar, prosedur yang bersifat mensyaratkan/meresepkan/mendiskripsikan 16

Baik SPS & TBT Ada Keharusan melakukan Notifikasi transparansi Kewajiban untuk : Publication of regulations (Annex B) Notification (Article 7 and Annex B) Explanation (Article 5.8) http://www.wto.org/english/tratop_e/sps_e/sps_e.htm 17

http://www.wto.org/english/tratop_e/tbt_e/tbt_work_docs_e.htm TERIMAKASIH 18