PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA NEGERI DAN SMA SWASTA SE EKS KOTATIF JEMBER. Rachma Murtisari Prihastanti 1), Joko Waluyo 2), Pujiastuti 3)

dokumen-dokumen yang mirip
Munarti, Sutjihati / PEDAGONAL Vol 2 No 1 (2018) VOL 2 NO 1 (2018) E-ISSN : P E D A G O N A L. Jurnal Ilmiah Pendidikan

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

KETERSEDIAAN PERALATAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN RANAH BATAHAN

KELAYAKAN LABORATORIUM BIOLOGI SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN PRAKTIKUM DI SMA MUHAMMADIYAH 1 DAN 2 SURAKARTA TAHUN 2015

TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM IPA BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM IPA DI SMP NEGERI SE- KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Abstrak. Kata Kunci: Petunjuk praktikum, laboratorium virtual, kinerja praktikum, motivasi belajar.

STANDAR LABORATORIUM KOMPUTER SEKOLAH

SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN

Kata kunci: profil laboratorium, kimia, SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

Mardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43

PELATIHAN PEMBUATAN REAGEN KIMIA UNTUK PRAKTIKUM IPA SMP DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU IPA, LABORAN DAN SISWA SMP

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

KELENGKAPAN PENUNJANG PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN SKRIPSI

PROFIL LABORATORIUM BIOLOGI DAN TINGKAT KESIAPAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA MUHAMMADIYAH SE-SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI SE- KABUPATEN PASAMAN BARAT

PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS SARANA DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA (BIOLOGI) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI DI SMA SWASTA NUSANTARA LUBUK PAKAM

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL

Dian Eka Budi Yanti, 2) Subiki, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Unnes Physics Education Journal

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 KECAMATAN TAMBUSAI

BAB I PENDAHULUAN. berdiri di bawah naungan Diknas. SMA memiliki cita-cita agar output (keluaran)

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

PROFIL KEMAMPUAN GURU-GURU IPA SMP se-bandar LAMPUNG DALAM MELAKUKAN KEGIATAN PRAKTIKUM. Dina Maulina ABSTRAK

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4

Analisis Pengelolaan Laboratorium Fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA NEGERI KABUPATEN MUARO JAMBI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Septi Lilis Suryani dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Key Words : academic skill, guided discovery, learning output, heat

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

Yunita 56, Sunardi 57, Dafik 58

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

Unnes Journal of Biology Education

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

THE EVALUATION ON THE MANAGEMENT OF SCIENCE LABORATORY IN STATE SENIOR HIGH SCHOOLS IN TAMBUN UTARA OF THE DISTRICT BEKASI

PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

STRATA PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY TAHUN 2016

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

PROFILE MANAGEMENT OF BIOLOGICAL LABORATORIES IN SUPPORTING LEARNING ACTIVITIES IN SENIOR HIGH SCHOOL (SMA) PEKANBARU STATE

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Keadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran... (Muhammad Gunawan) 1

PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPA Pada Jurusan Bisnis Dan Manajemen SMK Negeri 2 Dan SMK Negeri 3 Kota Padang

OPTIMALISASI FUNGSI LABORATORIUM KIMIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

TINJAUAN KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH MERITA NIM.

ANALISIS KESIAPAN LABORATORIUM KIMIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN JEPARA

Journal of Physical Education and Sports

Unnes Journal of Biology Education

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan gabungan dari Fisika dan Biologi. Di Sekolah Menengah Atas. mata pelajaran fisika akan berdiri sendiri.

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

PENGUASAAN GURU BIOLOGI SMA SWASTA KABUPATEN JEMBER TENTANG ASESMEN PORTOFOLIO DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KOMPUTER SMA NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA. Artikel Jurnal

Oleh I Kadek Dwipayana, NIM Jurusan Teknologi Pendidikan ABSTRAK

EFEKTIFITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PROTISTA KELAS X DI SMA NEGERI 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

PROFIL LABORATORIUM DAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang

LIBRARY MANAGEMENT AT SD N 2 SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

I. PENDAHULUAN. yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat

NEEDS ASSESSMENT LABORATORIUM BIOLOGI PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) DI KOTA BANJARMASIN

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

Pengembangan Penuntun Praktikum Disertai Gambar Pada Materi Sel Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015

PENGEMBANGAN PRAKTIKUM VIRTUAL URINALISIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA SMA KELAS XI

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Transkripsi:

1 dari 9 PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA NEGERI DAN SMA SWASTA SE EKS KOTATIF JEMBER (Managing Biology Laboratory in Public And Private High School at ex Jember Administrative Cities) Rachma Murtisari Prihastanti 1), Joko Waluyo 2), Pujiastuti 3) ABSTRACT Practical aspects of lessons aid effective problem-solving activity in Biology, improves skill acquisition of students thus influencing high achievement levels of students. In addition to improve the student's knowledge, the laboratory is expected to make students to like science through scientific experiment. Good management of scientific laboratory must be in accordance faced by the schools. Such as limited budget, make it difficult for the laboratories to develop. Using the survey method through five public schools and five private schools, the research is aimed to see how the scientific laboratories are managed. The result obtaines from the sample of 10 schools was beetwen 63,80% to 92,37%. the percentage gained if based on the predicate of biology laboratory management is quite good. However, if based on empirical observation, it can be said the laboratory management at the 10 schools was not ideal. They have not been able to imply the rule that has been set by the government. Keywords: managing, biology laboratory, administrative cities PENDAHULUAN Keberadaan suatu laboratorium bagi suatu sekolah merupakan sarana yang penting untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran di sekolah. Laboratorium merupakan suatu ruang yang digunakan para siswa untuk melakukan eksperimen serta untuk menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan alam [1].

2 dari 9 Kenyataan di lapangan, beberapa sekolah dalam hal ini SMA di eks Kotatif Jember yang belum memiliki laboratorium khusus biologi secara terpisah. Walaupun ada beberapa SMA yang telah memiliki laboratorium terpisah dari laboratorium sains lain, namun kondisi laboratorium masih belum memenuhi standar laboratorium yang ideal. Terbukti pada saat melakukan observasi dapat dilihat bahwa letak alat dan bahan laboratorium tidak tertata dan tidak disesuaikan dengan jenisnya, hal ini mempersulit kerja siswa saat akan melakukan praktikum, fakta lain dari hasil observasi yakni laboratorium sains yang hanya terdapat satu dan tidak digunakan maksimal artinya laboratorium yang ukurannya tidak sesuai yakni hanya sebesar ruang kelas beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan alat-alat musik. Beberapa fakta di lapangan dapat menjadi patokan bahwa laboratorium biologi yang terdapat di sekolah belum sesuai peraturan yang telah ditetapkan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubik Indonesia (Nomor 40 Tahun 2008) menetapkan fungsi laboratorium Biologi yaitu sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas sehingga pembelajaran biologi dapat berlangsung dengan baik. Fungsi daripada ruangan Laboratorium Sains/PA adalah sebagai tempat pembelajaran, tempat peragaan dan tempat praktik Sains/PA [2]. Agar laboratorium biologi di sekolah dapat berperan dengan baik maka diperlukan sistem pengelolaan laboratorium yang direncanakan dan dievaluasi dengan baik serta dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan laboratorium biologi di sekolah yang bersangkutan [3].

3 dari 9 Pengelolaan dapat berarti pendayagunaan atau manajemen, yaitu pengelolaan mencerminkan adanya kegiatan-kegiatan antara lain: perencanaan (planning), pengarahan (directing), pengorganisasian (organizing) dan pengawasan atau evaluasi (controlling) [4]. METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang berjenis metode survai. Hakekat penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran, deskripsi atau pencandraan secara sistematis tentang suatu keadaan atau fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penggunaan pendekatan metode survai karena penelitian ini diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan faktual [5]. Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, maka metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, observasi, dokumentasi dan wawancara. Adapun kriteria skor jawaban angket penelitian ini menggunakan skala dengan 3 alternatif jawaban dengan penskorannya pada tabel sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria Skor Jawaban Penelitian Alternatif Jawaban Nilai Skala/Skor A 3 B 2 C 1

4 dari 9 Besarnya responden penelitian tersebut adalah 10 orang pengelola laboratorium biologi SMA Negeri dan SMA Swasta di wilayah eks Kotatif Jember dan penelitian ini menggunakan data dari sebagian populasi. Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Dari data yang telah terkumpul diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. HASIL PENELITIAN Tabel 3. Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri dan SMA Swasta se Eks Kotatif Jember No Nama Sekolah Skor Angket Prosentase Predikat 1 SMA N 2 97 92,37% Sangat Baik 2 SMA N 1 94 89,52% Sangat baik 3 SMA N 3 83 79,04% Baik 4 SMA Santo Paulus 83 79,04% Baik 5 SMA N 5 82 78,05% Baik 6 SMA BPPT DARUS 74 70,47% Baik SHOLAH 7 SMA N 4 73 69,52% Baik 8 SMA Satya Cendika 73 69,52% Baik 9 SMA PAHLAWAN 72 68,57% Baik 10 SMA KARTIKA IV-2 67 63,80% Baik Jumlah 798 690,38 Rata-rata 79,8 69,03% Baik

5 dari 9 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa laboratorium biologi di SMA Negeri dan SMA Swasta se eks kotatif Jember masih belum ada yang memenuhi standard minimal laboratorium biologi secara utuh. Hasil prediksi tertinggi telah dicapai oleh SMA Negeri 2 Jember dengan persentase 92,37% dan termasuk dalam kategori sangat baik, namun belum ada yang bisa mencapai 100% untuk dapat dikatakan pengelolaan di sekolah tersebut sesuai dengan pedoman standard minimal laboratorium biologi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Minimal Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Hal ini tentu bisa disebabkan oleh banyak faktor salah satunya anggaran dana yang terbatas sehingga sulit untuk mengembangkan laboratorium secara mandiri, seperti yang terjadi di SMA Pahlawan sekolah yang berada dalam satu kawasan dengan sekolah lain sehingga harus berbagi laboratorium dan ditinjau secara langsung ternyata letak laboratorium cukup jauh untuk dijangkau dengan siswa, sehingga jarang sekali diadakan kegiatan praktikum. Penggunaan ruang laboratorium biologi untuk dijadikan kelas juga menjadi kendala bagi pengelola laboratorium. Walaupun pada beberapa sekolah seperti SMAN 4 Jember dan SMAN 5 Jember penggunaan laboratorium sebagai kelas hanya sementara karena sekolah sedang mengadakan pembangunan kelas baru dan renovasi terhadap kelas yang sudah ada, namun akhirnya hal ini yang menjadi

6 dari 9 hambatan bagi pengelola untuk mengadakan praktikum di dalam laboratorium biologi dan dengan terpaksa melakukan kegiatan praktikum di dalam kelas dengan membawa beberapa peralatan sebagai sampel sehingga praktikum tidak berjalan maksimal. Pada SMA Kartika ruang laboratorium yang hanya satu dan sangat jarang dipakai menyebabkan keberadaan laboratorium beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan alat musik dan peralatan olahraga. Sehingga ruang laboratorium menjadi terlihat sangat sempit dan tidak terawat. Fakta lain yang didapat yakni meja dan kursi yang digunakan untuk praktikum bukanlah meja dan kursi yang telah distandarkan, meja dan kursi yang digunakan adalah meja dan kursi yang berada di ruang kelas. Sedangkan meja dan kursi yang ideal menurut peraturan pemetinta adalah meja dan kursi yang memiliki tinggi, panjang dan lebar yang telah ditentukan berbeda dengan meja dan kursi untuk mengikuti kegiatan belajar pembelajaran. SMA BPPT Darus Sholah yang baru memiliki ruang laboratorium sendiri. Awalnya ruang laboratorium dan praktikum biologi selalu menggunakan ruang yang berada di SMP Darus Sholah yang terletak di seberang jalan. Namun saat ini SMA Darus Sholah memiliki ruang laboratorium sendiri. Saat mendatangi SMA Darus Sholah keadaan laboratorium memang masih belum tertata rapi karena masih melakukan penataan ulang. a) Perencanaan Peralatan Laboratorium Perencanaan alat dan bahan laboratorium biologi dikategorikan kurang karena 40% laboratorium perencanan alat dan bahan dilakukan oleh petugas khusus laboratorium, 40% oleh guru bidang studi dan 20% oleh kepala sekolah sedangkan waktu pembuatan perencanaan alat dan bahan laboratorium biologi mendapatkan hasil 60% sehingga dikategorikan cukup dengan pembuatan perencanaan setiap 6 bulan sekali (per semester).

7 dari 9 Perencanaan setiap 6 bulan sekali ini dilakukan oleh SMA 1, SMA 2, SMA 3, SMA 4, SMA 5, SMA BPPT Darus Sholah. Perencanaan dilakukan setiap semester sesuai dengan pergantian semester dan dana yang didapat dari pemerintah setiap semesternya digunakan untuk pengembangan laboratorium. b)pengadaan Peralatan Laboratorium Pengadaan peralatan laboratorium biologi dilakukan setiap tahun ajaran baru seperti hasil yang di dapat saat melakukan wawancara bahwa pada 5 SMA Negeri dan 5 SMA Swasta yang dijadikan sampel menyatakan pengadaan alat-alat laboratorium c) Inventarisasi Peralatan Laboratorium Inventarisasi peralatan laboratorium menurut hasil wawancara dilakukan setiap tahun namun setelah penulis ingin melihat hasil inventarisasi setiap tahunnya hanya SMA 2 dan SMA 5 yang dapat menunjukkan data inventarisasi laboratorium setiap tahunnya. Pada beberapa SMA lainnya ada yang berasalan laboratoriumnya tidak menyediakan laboran sehingga tidak sempat untuk melakukan inventarisasi alat. d) Pemeliharaan Peralatan Laboratorium Pemeliharaan peralatan dilakukan dengan rentang waktu yang berbeda pada 10 SMA yang dijadikan sampel penelitian, dari hasil angket di dapati 60% dilakukan jika hanya ada kerusakan, 10% dilaksanakan setiap 3 bulan dan 30% dilaksanakan setiap satu bulan. Dari hasil di lapangan di dapati pemeliharaan alat nampaknya kurang diperhatikan sehinga terdapat beberapa alat yang kelihatannya jarang sekali dipakai dan belum pernah dilakukan pembersihan. Seperti mikroskop cahaya yang dimiliki oleh SMA Kartika, semenjak pembelian belum pernah dilakukan pembersihan sehingga mikroskop sulit sekali fokus.

8 dari 9 Prosentase hasil skor angket yang dilakukan pada 5 SMA Negeri dan 5 SMA Swasta mendapatkan hasil bahwa SMA Negeri memiliki pengelolaan laboratorium yang lebih baik dibandingkan dengan SMA Swasta. Hal ini dikarenakan pengelolaan laboratorium biologi pada tiap SMA berbeda karena tidak semua SMA memiliki dana khusus untuk pengembangan laboratorium biologi sehingga dapat mengembangkan laboratorium biologi yang sesuai dengan standard yang telah diberikan pemerintah. Tetapi hasil skor angket pengelolaan laboratorium biologi SMA dari seluruh sampel secara umum diperoleh skor ratarata 79,8 dan dihitung menggunakan prosentase diperoleh 69,03%. Berdasarkan tabel 2 (predikat pengelolaan laboratorium biologi SMA) nilai 69,03% menunjukkan predikat baik, hal ini menunjukkan bahwa SMA Negeri dan SMA Swasta se eks Kotatif Jember dapat dikatakan mampu mengelola laboratorium dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan laboratorium biologi SMA Negeri dan SMA Swasta di eks kotatif Jember sangat beragam antara 63,80% sampai dengan 92,37%. Prosentase yang di dapat jika didasarkan pada predikat pengelolaan laboratorium biologi masih tergolong baik. Namun dilihat dari hasil observasi dan dokumentasi yang di dapat pengelolaan laboratorium masih dikatakan belum ideal sebab masih banyak laboratorium yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. Terbukti dengan kesalahan fungsi laboratorium yang digunakan sebagai gudang alat, alat yang tersimpan rapi di dalam rak dan belum pernah digunakan, serta meja dan kursi yang belum sesuai dengan ketentuan dari pemerintah

9 dari 9 Menjalankan tugasnya sebagai pengelola laboratorium biologi, pengelola mendapati beberapa hambatan yang ditemui untuk mengembangkan laboratorium biologi yang sudah ada, diantaranya keterbatasan dana, keterbatasan tenaga laboratorium, dan keterbatasan ruang. DAFTAR PUSTAKA [1] Prihandono. 2000. Studi Pengelolaan Laboratorium di SMU Negeri Jember. Jurnal Pancaran Pendidikan. 46 (13):712 [2] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). http://www.kemdiknas.go.id/media/96040/permen_24_2007.pdf (Serial Online, 16 oktober 2013) [3]Sugiono. 2013. Metode Penelitian. Diakses tanggal 21 November 2013 dari http://www.gobookee.org/ [4] Prihandono. 2000. Studi Pengelolaan Laboratorium di SMU Negeri Jember. Jurnal Pancaran Pendidikan. 46 (13):706 [5] Muhammad, Syaiful.2012. Desain Laboratorium IPA Biologi. Diakses tanggal 21 Maret 2013 dari http://layartekno.blogspot.com/2012/09/beberapacontoh-sketsa-dan-gambar.html