2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dikuasai dalam pelajaran Bahasa Indonesia, karena keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan menulis merupakan aspek keempat dalam keterampilan berbahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki 4 (empat) kompetensi, yakni kompetensi membaca, menulis, menyimak, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis karya sastra tidak akan lepas dari metode ajar yang digunakan guru di sekolah. Guru mempunyai peran penting dalam menciptakan suasana belajar yang sekiranya mampu memicu daya kreativitas dan imajinasi siswa. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memiliki peranan untuk memfasilitasi siswa agar memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar, termasuk dalam pengajaran sastra. Depdiknas (2006, hlm. 4) menyatakan bahwa pengajaran sastra memiliki peranan yang sangat besar dalam memberikan pengaruh terhadap watak atau perilaku, kepribadian, memperkaya wawasan, dan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam implementasinya pengajaran sastra tidak hanya berkaitan tentang teori-teori sastra, akan tetapi siswa juga diharapkan mampu mengemukakan ide-ide dan perasaannya dengan perantara tulisan yang dibuatnya, yaitu karya sastra. Badudu (1999, hlm. 10) mengungkapkan bahwa pengajaran sastra merupakan kegiatan pembelajaran mengapresiasi sastra dan kegiatan pembelajaran ekspresi sastra. Pembelajaran ekspresi sastra terdiri atas dua jenis, antara lain ekspresi lisan dan ekspresi tulis. Adapun tujuan dari kegiatan pembelajaran ekspresi tulis sastra, yaitu siswa mampu menuangkan pikiran serta pengalamannya dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, siswa dilatih daya pekanya serta rangsangannya terhadap lingkungan sekitar, kemudian mereka mampu menuangkannya dalam suatu karangan, bisa berbentuk prosa ataupun bentuk puisi. Tujuan lainnya dari kegiatan pembelajaran ekspresi tulis sastra adalah akan tertanam dengan sendirinya pada diri siswa kegemaran menulis karya sastra untuk menambah wawasan serta menjadikannya berguna dalam kehidupan sehari-hari mereka. Karya sastra merupakan bentuk dari kreativitas yang memerlukan daya imajinasi (imajinatif) dan memakai bahasa sebagai perantara atau media dalam

2 penyampaiannya. Imajinatif maksudnya karya sastra memuat satu usaha yang besar dalam mengungkapkan hakikat kehidupan, salah satunya adalah karya sastra dalam bentuk puisi (Sumardjo dan Saini, 1998, hlm. 16). Di Indonesia sendiri, penerbitan buku-buku kumpulan puisi tidak semarak penerbitan buku-buku kumpulan cerpen, hal ini dimungkinkan karena sulitnya seseorang dalam menulis puisi, pun realitanya menulis puisi yang baik tidak semudah yang dipikirkan. Nurgiyantoro (2010, hlm. 296) menyatakan bahwa di antara ketiga keterampilan berbahasa yang lain (menyimak, membaca, berbicara), keterampilan menulis dirasakan lebih sulit dikuasai bahkan digemari oleh penutur asli bahasa tersebut. Hal itu dikarenakan kemampuan menulis membutuhkan penguasaan unsur kebahasaan, pun dengan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Unsur bahasa maupun unsur isi harus terbentuk dengan baik, agar mampu menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Sementara itu, Akhadiah (1992, hlm. 2) menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang tidak mudah dan paling rumit karena menulis memuat berbagai keterampilan pendukung lainnya, di antaranya kemampuan mengolah pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk kalimat yang sesuai kaidah-kaidah ketatabahasaan kemudian menyusunnya dalam satu paragraf utuh. Kendala lain dalam pembelajaran menulis pun diungkapkan Alwasilah dan Senny (2012, hlm. 43) bahwa dalam pembelajaran menulis siswa cenderung lebih banyak dijejali oleh teori-teori menulis daripada praktik langsungnya. Siswa tidak akan terampil menjadi penulis yang baik apabila hanya dijejali oleh banyaknya teori menulis. Memberikan berbagai teori kepada siswa memang mudah daripada memberikan praktik langsung dalam menulis, namun akan lebih baik jika teori diberikan di akhir pembelajarannya, karena yang paling diperlukan siswa adalah berlatih menulis, mengingat menulis membutuhkan latihan yang banyak dan terprogram. Alwasilah dan Senny (2012, hlm. 223) menegaskan bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling diabaikan dan terbengkalai dalam pembelajaran bahasa. Hal tersebut dikarenakan praktik yang salah dalam pembelajaran menulis dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Pada umumnya, selama ini pembelajaran menulis diberikan oleh mereka yang tidak mempunyai keterampilan menulis.

3 Kesulitan dalam menulis yang diutarakan beberapa ahli tersebut didukung dengan fakta yang terjadi di lapangan. Wawancara pun dilakukan pada Rabu, 15 April 2015 terhadap guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII MTs. Sirnamiskin bernama Miss Gina Rizqina, S.Pd. Berdasarkan hasil wawancara tersebut ternyata keterampilan siswa dalam menulis puisi masih cenderung belum terasah. Seperti diungkapkan oleh guru pengampu, hal utama yang menjadi kendala siswa dalam menulis puisi adalah motivasi dalam pembelajaran yang kurang, sulitnya siswa dalam menyusun kata-kata, dan sulitnya siswa dalam menentukan tema puisi. Hal ini membuat siswa merasa tidak tahu atau bingung ketika harus memulai menulis puisi. Siswa tidak begitu termotivasi dengan cara atau metode ajar yang guru terapkan, dalam hal ini sepertinya guru melupakan betapa pentingnya menggunakan metode yang tepat dan media yang sesuai. Lebih ringkasnya, siswa pasif dan guru aktif, bahkan siswa merasa malu untuk bertanya ketika ia menghadapi kesulitan dalam tulisannya. Guru masih terpaku dengan gaya mengajar yang dominan terhadap perannya, bukannya menggerakkan siswa agar lebih aktif dalam mengutarakan pikiran serta ide-ide kreatifnya. Dalam hal ini pembelajaran masih bersifat satu arah. Merujuk pada realita berbagai permasalahan yang terjadi, pada akhirnya bisa dianalogikan seperti benang kusut yang sulit diuraikan. Diperlukan adanya sistem ataupun metode pembelajaran yang memang sesuai untuk mengasah kemampuan menulis puisi siswa, bukannya dengan metode yang justru tidak jelas siswa mau diarahkan ke mana. Pengembangan tersebut bisa dilakukan melalui pengembangan dari segi metode, media, teknik, maupun strategi pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan salah satu aspek penting yang harus dikuasai guru agar kemampuan menulis puisi siswa bisa terasah, baik dalam proses maupun hasilnya. Kegiatan pembelajaran pun diusahakan tidak terpusat sepenuhnya pada guru agar memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dalam berkarya dan kreatif dalam berpikir. Seharusnya dengan pembelajaran puisi, siswa memiliki kompetensi atau kemampuan untuk mengemukakan

4 pikiran, ide-ide atau gagasan, serta perasaan mereka, sekalipun itu hanya dalam bentuk tulisan. Melalui kegiatan menulis, ide-ide atau gagasan akan tersampaikan serta perasaan, pikiran, dan keinginan akan terekspresikan. Salah satu metode pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran menulis puisi seharusnya adalah sebuah metode yang mampu mengajak siswa menyelami imajinasi terdalam mereka, dengan begitu siswa tidak harus merasa kesulitan untuk menentukan tema dalam memulai tulisannya. Maka dari itu, metode image streaming melalui media gambar coba diaplikasikan dalam pembelajaran menulis puisi, dengan harapan siswa tidak lagi mengalami kesulitan-kesulitan tersebut. Penggunaan media gambar pun dirasa cocok dalam menunjang pembelajaran menulis puisi sebagai tahap awal dalam mengalirkan imaji. Di samping itu, penanaman motivasi menulis puisi pada diri siswa dirasa tak kalah penting melihat rendahnya minat siswa terhadap tulismenulis. Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis pun akan berakibat pada penerbitan karya-karya tulis ke depannya. Sebelum peneliti mengambil judul penelitian ini, telah terdapat penelitian sejenis yang ditulis oleh Rosiyana Dewi (2008), hanya saja kompetensi yang dipilih, yaitu menulis karangan narasi sugestif. Adapun perbedaan mendasar pada penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah terdapat pada kompetensi menulis yang dipilih, sekalipun metode yang diterapkan masih serupa, yakni metode pengaliran imaji. Pada penelitian ini, metode tersebut diterapkan pada kemampuan menulis puisi, sementara pada penelitian terdahulu untuk kemampuan menulis karangan narasi sugestif. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cukup signifikan antara nilai rata-rata hasil pretes dan postes dengan kenaikan 16,89 dari rata-rata karangan siswa 57,28 menjadi 74,17 di kelas eksperimen. Selain itu, inovasi atau hal baru yang diusung dalam penelitian ini adalah dengan digunakannya media pembelajaran, yakni media gambar. Penggunaan media gambar diharapkan akan memudahkan siswa dalam menentukan tema puisi yang akan dibuat, sehingga mereka tidak lagi merasa

5 kesulitan menentukan tema ataupun dalam memulai tulisannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini belum pernah digunakan sebelumnya dalam pembelajaran menulis puisi, sehingga peneliti merasa yakin untuk menerapkannya dalam penelitian. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi berbagai masalah, antara lain: 1. Minat siswa terhadap tulis-menulis masih terbilang rendah karena tidak adanya motivasi yang mendorong siswa untuk mempelajarinya. 2. Siswa kesulitan menyusun berbagai ide kreatif yang ingin mereka tuangkan ke dalam bentuk tulisan karena mereka tidak tahu harus memulai tulisannya darimana. 3. Siswa merasa kesulitan menentukan tema ketika menulis puisi. 4. Minimnya pembendaharaan kata yang dimiliki siswa sehingga kemampuan menulis puisi siswa tidak berkembang. 5. Pembelajaran menulis puisi tidak ditunjang dengan metode yang mampu mengembangkan kemampuan menulis puisi siswa, selama ini guru masih menggunakan metode pembelajaran yang justru peran guru lebih dominan dibandingkan siswa. 6. Pembelajaran menulis puisi tidak didukung dengan media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk berimajinasi. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana profil pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII MTs. Sirnamiskin? 2. Bagaimana proses pembelajaran menulis puisi siswa dengan menggunakan metode image streaming melalui media gambar di kelas eksperimen?

6 3. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode image streaming melalui media gambar di kelas eksperimen? 4. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa tanpa menggunakan metode image streaming melalui media gambar di kelas kontrol? 5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain: 1. mendeskripsikan profil pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII MTs. Sirnamiskin; 2. mendeskripsikan proses pembelajaran menulis puisi siswa dengan menggunakan metode image streaming melalui media gambar di kelas eksperimen; 3. menganalisis kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode image streaming melalui media gambar di kelas eksperimen; 4. menganalisis kemampuan menulis puisi siswa tanpa menggunakan metode image streaming melalui media gambar di kelas kontrol; dan 5. menguji signifikansi perbedaan kemampuan menulis puisi siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan dan solusi dalam pembelajaran menulis puisi, terutama dalam hal metode serta media pembelajaran. Penelitian ini pun akan menguatkan pengetahuan baru mengenai media gambar yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga keterampilan siswa dalam menulis puisi dapat terasah dan berkembang.

7 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah alternatif pembelajaran bagi guru terutama dari segi metode pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media. Selain itu, guru pun dibelaki pengetahuan mengenai metode mengajar yang cocok untuk pembelajaran menulis puisi. b. Bagi siswa Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi atau rangsangan pikiran yang akan menimbulkan rasa ketertarikan pada siswa dalam menulis puisi. Siswa pun dapat dengan mudah berimajinasi dalam menghasilkan ide-ide kreatif untuk menulis puisi dengan adanya media pembelajaran. Dengan kemudahan ini akan memungkinkan siswa untuk terus berlatih dalam mengembangkan keterampilan menulis puisinya. c. Bagi peneliti Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam memberikan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis puisi. Kecakapan peneliti ketika terjun langsung ke dunia persekolahan akan semakin terasah karena dibekali hal-hal yang baru dalam mengajar. 1.6 Struktur Organisasi Bab 1 memuat pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah mengenai keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII-7 dan VIII-8 MTs. Sirnamiskin. Dari latar belakang tersebut, berbagai masalah diidentifikasi sehingga rumusan masalah pun terbentuk. Rumusan masalah berisi permasalahan yang diteliti dalam penelitian, kemudian rumusan masalah tersebut menghasilkan tujuan dan manfaat penelitian. Bab 2 memuat kajian pustaka yang berisi konsep atau teori dalam bidang keterampilan menulis puisi dengan menggunakan metode image streaming melalui media gambar yang dianggap mampu merangsang imajinasi

8 siswa untuk digunakannya dalam menulis puisi. Selain itu, dalam bab ini juga terdapat penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis. Bab 3 memuat metodologi penelitian yang terdiri atas jenis metode dan desain penelitian yang digunakan, yaitu metode eksperimen dan pretestposttest control group design. Selain itu, bab ini memuat instrumen penelitian berupa tes, instrumen perlakuan, wawancara, dan lembar observasi. Sumber data berupa populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data pun tersaji dalam bab ini. Bab 4 memuat hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan rumusan masalah pada bab pendahuluan. Bab ini akan menjawab apakah metode image streaming melalui media gambar dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi. Bab 5 memuat simpulan dan saran yang terdiri atas konklusi pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya sehingga memunculkan saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.