EVALUASI WAKTU LAYANAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN UDARA dr. S. HARDJOLUKITO YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermutu serta pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dapat bersifat promosi (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan yang baik tentu menjadi keinginan dan harapan setiap orang, selain itu kesehatan dapat menjadi ukuran

2017, No Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi standar pelayanan yang berlaku (Sutrisna, 2008). peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harapan masyarakat sebagai pemakai jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENULISAN RESEP OBAT DI LUAR FORMULARIUM NASIONAL PADA PESERTA BPJS NON PBI DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan suatu negara yang lebih baik dengan generasi yang baik adalah tujuan dibangunnya suatu negara dimana

BAB I PENDAHULUAN. gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan obat

Transkripsi:

EVALUASI WAKTU LAYANAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN UDARA dr. S. HARDJOLUKITO YOGYAKARTA Andri Purnamawati Akademi Manajemen Administrasi Dharmala ABSTRAK Saat ini pada kenyataannya sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum melakukan pelayanan farmasi seperti yang diharapkan, mengingat beberapa kendala antara lain kemampuan tenaga farmasi, terbatasnya pengetahuan manajemen rumah sakit akan fungsi farmasi rumah sakit, kebijakan manajemen rumah sakit. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui waktu layanan resep racikan dan resep non racikan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pusat. Dalam penelitian ini populasinya adalah para pasien yang berkunjung di Instalasi Farmasi Dinas Rumah Sakit Pusat dengan sampel 30 pasien yang masih dibagi lagi menjadi 2 yaitu 15 resep racikan dan 15 resep non racikan. Alat uji hipotesa yang digunakan adalah Mean dan Standar Deviasi. Hasil analisis dari penelitian ini adalah bahwa layanan resep di Rumah Sakit Pusat tidak sesuai dengan standar nasional yang telah ditetapkan. Kesimpulan yang diperoleh adalah waktu layanan resep di Instalasi Farmasi Dinas Rumah Sakit Pusat lebih besar dari pada standar waktu nasional yang telah ditetapkan yaitu dengan nilai resep racikan 34,86 menit > 27,96 menit standar nasional sedangkan resep non racikan yaitu 12,59 menit > 12,05 menit standar nasional. Kata kunci : Resep, Waktu Layanan, Rumah Sakit PENDAHULUAN Di era globalisasi, rumah sakit dituntut untuk bersaing dalam pemasaran, pelayanan dan penunjang medis. Untuk meningkatkan kemampuan bersaing, maka rumah sakit harus melakukan penelitian, yang berguna untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap pelayanan rumah sakit. Sehingga terjadi loyalitas terhadap pelayanan rumah sakit itu sendiri. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit. 50

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Seiring pesatnya kemajuan berbagai bidang khususnya kesehatan harus didukung dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat. Lembaga kesehatan harus konsisten dengan program-program dan ketentuan yang ada, baik secara peningkatan, penyuluhan atau pengenalan dan pelatihan kesehatan. Agar masyarakat tahu dan sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan sehari-hari maupun waktu yang akan datang. Manajemen pemasaran Rumah Sakit merupakan mata rantai yang penting dalam rangka keseluruhan pemasaran rumah sakit, karena dengan manajemen pemasaran yang runtut dan konsepsional akan dapat dibuat program pemasaran yang jelas dan dapat diandalkan. Informasi pemasaran sangat penting dalam rangka pengambilan keputusan pemasaran apalagi yang berhubungan dengan ekspansi rumah sakit, karena strategi ekspansi rumah sakit memerlukan informasi perilaku pelanggan untuk pengembangan dan implementasi, juga informasi berguna untuk keputusan manajemen sesuai dengan masalahnya. Saat ini pada kenyataannya sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum melakukan pelayanan farmasi seperti yang diharapkan, mengingat beberapa kendala antara lain kemampuan tenaga farmasi, terbatasnya pengetahuan manajemen rumah sakit akan fungsi farmasi rumah sakit, kebijakan manajemen rumah sakit. Akibat kondisi ini maka pelayanan farmasi rumah sakit masih bersifat konvensional yang hanya berorientasi pada produk yaitu sebatas penyediaan dan pendistribusian. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen pemasaran Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling). 51

Definisi manejemen pemasaran menurut Philip Kotler adalah : Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-progran yang ditunjukkan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung dengan penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar. (Swastha Basu, 2008). Teori kepuasan Konsumen Teori tentang kepuasan konsumen dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Teori ekonomi mikro Menyatakan bahwa konsumen akan meneruskan pembelian terhadap produk untuk jangka waktu yang lama,apabila konsumen tersebut mendapat kepuasan dari produk yang sama setelah mengkonsumsinya. 2. Teori Psikologis Ada faktor internal individu yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu yang tumbuh dari dalam diri yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan membeli suatu produk. Untuk mengetahui kepuasan konsumen maka harus mengetahui harapan, kebutuhan, keinginan dan tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Kualitas Pelayanan Kualitas jasa menurut (Rangkuti, 2003) didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Davis dalam Yamit (2004) membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan Menurut (Kotler, 2002) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. METODE PENELITIAN Untuk memperoleh data yang relevan dan obyektif maka diperlukan metode pengumpulan data yang tepat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut: 52

1. Metode kuesioner (Angket). Metode kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Bawono: 2006). Dalam hal ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada pasien di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S Hardjolukito Yogyakarta. 2. Metode wawancara. Metode wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data serta berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya dan juga berwenang dalam menyelesaikan suatu permasalahan (Bawono: 2006). 3. Observasi. Metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti serta mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari - 2 Maret 2013. Peneliti mengambil sampel yaitu pasien di Instalasi Farmasi Dinas Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito. Dalam pengambilannya peneliti menggunakan sampel sebanyak 30 pasien dan kemudian membaginya menjadi 2 yaitu 15 resep racikan dan 15 resep non racikan. Peneliti dalam pengamatannya meneliti waktu layanan yang dikerjakan di Instalasi Farmasi Dinas Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito yang meliputi penyerahan resep yang dibawa pasien kepada petugas farmasi, petugas farmasi meracik dan menyiapkan obat yang diminta pasien dan petugas farmasi menyerahkan obat kepada pasien dan tidak lupa petugas farmasi menjelaskan tata cara mengkonsumsi obat, penyimpanan obat yang baik serta kegunaan obat. Dari hasil analisa di atas terdapat faktor yang berhubungan dengan waktu pelayanan pengambilan obat di apotek adalah jenis resep, jumlah item, jumlah resep dalam shift, shift dan ketersediaan obat. Dari analisa di atas pelayanan farmasi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S Hardjolukito tepatnya di apotek dinas yaitu: 1. Waktu layanan resep racikan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito sebesar 34,86 menit tidak sesuai dengan standar waktu nasional. 2. Waktu layanan resep non racikan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito sebesar 12,59 menit tidak sesuai dengan standar waktu nasional. 53

Dalam pelayanannya Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara tidak sesuai dengan standar nasional. Pelayanan farmasi yang tidak sesuai dikarenakan dengan banyak hal yaitu: 1. Banyaknya pasien. 2. Penyebab faktor metode atau cara seperti: jumlah petugas instalasi farmasi yang bertugas di Apotek tidak sebanding dengan jumlah resep yang masuk (hal itu dikarenakan tidak terdapat pembagian kerja, kerja sama dan cara kerja yang baik itu kurang diperhatikan). 3. Banyaknya komposisi resep yang di minta. 4. Tidak adanya atau kurangnya fasilitas di Apotek seperti: penataan ruang pelayanan (tempat dilaksanakan kegiatan penerimaan resep, penyiapan obat, pencampuran, pengemasan serta penyerahan obat dan pemberian penyusunan obat, penyimpanan alat-alat peracikan atau pembuat sediaan, penempatan arsip dan pelaksaan ketatausahaannya kurang memadai). 5. Penataan penyusunan sediaan obat yang tidak teratur. 6. Pemberian informasi mengenai obat yang tercantum di dalam resep. Misalkan: berapa banyak obat sekali minum, sampai berapa lama obat harus diminum, bagaimana cara menggunakannya sebelum atau sesudah makan, apa saja efek sampingnya, obat-obat yang berinteraksi dengan alkohol, obat-obat yang berinteraksi dengan kontrasepsi oral, mengenai cara menyimpan obat, kapan obat harus dihentikan pemakaiannya, serta penyuluhan kesehatan tentang obat yang tercantum didalam resep. 7. Penulisan resep dari dokter yang sulit dibaca. 8. Tidak menutup kemungkinan resep ditinggal oleh pasien karena terlalu banyak antrian dalam pengambilan obat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Waktu layanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito tidak sesuai standar nasional yang telah ditetapkan waktu layanan apotek di rumah sakit karena melebihi waktu yang sudah ditetapkan. 2. Waktu Layanan resep racikan adalah 34,86 menit, padahal standar nasional adalah 27,96 menit, sehingga waktu layanan resep racikan di RSPAU dr. S. Hardjolukito tidak sesuai dengan standar nasional. 3. Waktu Layanan resep non racikan adalah 12,59 menit, padahal standar nasional adalah 12,05 menit, sehingga waktu layanan resep non racikan di RSPAU dr. S. Hardjolukito tidak sesuai dengan standar nasional. 54

Saran 1. Kecepatan, ketepatan, dan ketelitian yang diberikan para pegawai Instalasi Farmasi RSPAU dr. S. Hardjolukito harus ditingkatkan agar pasien dapat dilayani dengan baik dan pasien tidak menunggu obat terlalu lama. 2. RSPAU dr. S. Hardjolukito perlu memberikan pelatihan dan pengembangan lebih lanjut terhadap para pegawai di instalasi farmasi agar dapat memberikan layanan resep baik racikan maupun non racikan dengan waktu yang lebih cepat atau sesuai dengan standar nasional. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Asrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Barry Render & Jay Haizer. 2001, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat. Jakarta. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta. Malayu, Hasibuan S. P. 2007. Manajemen. Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta. Mulyadi, Bagus. (Ed). 2001. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit : Wold Health Organization Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Saleh, Samsubar, 2004. Statistik Deskriptif. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Siregar, Charles JP. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Sri, Yustina Hartini Sulasmono. 2007. Apotek Edisi Revisi. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta. Subagyo, Pangestu, Asri, Handoko. 2012, Dasar-Dasar Operations Research, Edisi II, BPFE, Yogyakarta. 55