MEDIA KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF ANAK DALAM MEMBILANG 1 SAMPAI 10

dokumen-dokumen yang mirip
MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF ANAK TK DALAM MEMBILANG 1 SAMPAI 10. Tumingin. Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN KELERENG PADA ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA DESA TANJUNG KECAMATAN PAGU KABUPATEN KEDIRI

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

ARTIKEL. DiajukanUntuk PenulisanSkripsiGunaMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd) Pada Program Studi PG PAUD.

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

Upaya Meningkatkan Belajar Sains Anak Melalui Metode Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

aantara lain tape recorder dan radio. Alat peraga visual adalah alat peraga 3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : LANGGENG MIATI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Jurnal Pesona PAUD Vol. 1 No. 1 RATNA JUITA,

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. (Kepmendikbud Nomor 0486/U/1992, Bab II Pasal 3 ayat (1)). Pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK B TK KUSUMA MULIA I PAREKECAMATAN PARE TAHUN AJARAN

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK ISLAM AL - FALAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BINTI HIDAYATUL MU AZAROH NPM. :

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok Di RA Suryawiyyah

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

Disusun Oleh: N U R Y A T I NIM : A53B090052

MENGURUTKAN ANGKA 1-20 DENGAN METODE BERMAIN MENCARI NOMOR KURSI PADA ANAK KELOMPOK B DI PAUD SEKAR PAGUNG KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI

Transkripsi:

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 145 MEDIA KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF ANAK DALAM MEMBILANG 1 SAMPAI 10 Sri Endang Surahmi*) Taman Kanak-kanak Pertiwi Warugunung Kecamatan Pancur Abstrak Permainan membilang merupakan bagian dari ilmu matematika yang sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan kreatifitas anak dalam ketrampilan membilang yang sangat berguna bagi kehidupan manusia sehari-hari. Media kartu angka di Taaman Kanak-kanak sangat diperlukan karena diusia emas ini anak sangat peka terhadap pengembangan pengetahuan dasar matematika. Sehingga anak secara mental siap mengikuti pelajaran matematika ini dijenjang selanjutnya atau di Sekolah Dasar.Secara khusus permainan membilang di Taman Kanak-kanak bertujuan agar anak dapat berpikir secara logis dan sestimatis sejak usia dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambargambar atau angka-angka yang terdapat disekitar kita. Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan membilang.dalam penelitian tindakan kelas pada siklus I ke siklus II sudah ada peningkatan. Penulis menganggap bahwa anak sudah dapat membilang dengan baik dan penggunaan alat peraga sudah berhasil berdasarkan peningkatan nilai yang sudah diporoleh anak. Kata kunci: Kartu angka, Kognitif siswa 1. Pendahuluan Masa pra sekolah merupakan masa yang optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk memenuhi rasa ingin tahunya, selain itu secara naluriah mereka aktif bergerak. Dengan aktivitasnya tersebut anak memenuhi kebutuhan perkembangan dalam belajarnya. Belajar bagi anak juga akan terjadi sebagai dampak partisipasinya dengan anak- anak lain serta orang-orang terdekat mereka termasuk guru dan orang tuanya. Anak usia dini sampai dengan tujuh tahun menurut J. Piaget berada pada tahap Praoperasional kongkrit yang bertumpu pada pengalaman langsung oleh karena kekhasan belajar meraka adalah melalui aktivitas atau kegiatan langsung dan berkaitan dengan pengalaman sendiri. Pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan bermain ( learning throught games ) karena dengan bermain anak memperoleh kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengeksplorasikan perasaannya dan berkreasi. Pada fase perkembangan ini anak memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan berbagai aspek pengembangan yang meliputi aspek pengembangan moral dan nilai agama, sosial emosional, bahasa, koknitif, fisik motorik dan seni. Salah satu potensi yang perlu dikembangkan sejak dini dalam proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan media. Dengan melalui media Melalui media anak dapat mengembangkan berbagai potensinya dan ini dapat melakukan dengan berbagai cara. Anak tidak hanya diajak untuk menghitung atau membilang dengan berbagai bentuk permainan sebagai media pembelajaran agar anak tidak merasa jenuh atau bosan permainan membilang di taman kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, social, dan emosional anak. Oleh karena itu dalam pelaksanaan harus dilakukan dengan sangat menarik dan berfariasi. Membilang di taman kanak-kanak sangat diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika sehingga anak secara optimal siap mental untuk mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar. Pengenalan konsep bilangan lambing bilangan, warna, bentuk dan juga ruang posisi tempat kegiatan dan kegiatan bermain yang sangat menyenangkan bagi anak didik. Selain itu permainan membilang melalui media kartu angka juga sangat diperlukan untuk membentuk sikap, logis, kritis, cermat dan juga kreatif secara disiplin pada diri anak. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan katru angka pada dasarnya merupakan sarana atau alat peraga yang digunakan untuk meningkatkan daya pikir anak. Setelah terjadi proses pembelajaran tersebut diharapkan ada perubahan pada anak didik baik dari segi pengetahuan atau kemampuan maupun sikap anak didik, disamping itu anak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri. Dalam menunjang kesempatan tersebut anak diberi fasilitas dan sarana pendukungnya antara lain alat peraga dan alat bermain apabila di taman kanak-kanak tidak ada saran pendukung yang memadai maka kegiatan pembelajaran tidak dapat berfungsi dengan baik karena di taman kanak-kanak mempunyai prinsip Belajar Sambil Bermain. Di Taman Kanak-kanak Pertiwi kemampuan anak untuk membilang angka 1-10 sangat rendah dan belum mampu untuk menyelesaikan tugas tersebut dan masih banyak yang menungu bantuan dari guru yang mengajar. Untuk menarik minat anak belajar mengenal angka guru mencari

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 146 cara / metode pembelajaran yaitu dengan menggunakan permainan kartu angka dari 1-10. Media pembelajaran merupakan aspek yang sangt penting, oleh sebab itu media harus menarik dan menyenangkan supaya anak didik semakin semangat untuk melakukan pembelajaran. Media di Taman kanakkanak harus sesuai dengan usia anak sebab anak di TK masih suka bermain sehingga diperlukan media pembelajaran yang menyenangkan yaitu bermain dengan kartu angka. Harapan yang ingin dicapai pada akhir pembelajaran, setelah menggunakan media kartu angka agar semua peserta didik mampu mencapai 70% - 90%. Maka dari itu peneliti merasa perlu untuk membahas meneliti dan menganalisa untuk menjadi bahan penelitian Akan tetapi dari hasil indentifikasi tentang apa yang terjadi di dalam pembelajaran timbul masalah terhadap kekurangan-kekurangan dari pembelajaran membilang yaitu sebagai berikut: a. Kejenuhan dan kekurangan perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar b. Kurangnya fariasi dalam pembelajaran c. Keterbatasan alat peraga dan sarana prasarana pembelajaran Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti mengambil judul upaya meningkatkan kemampuan membilang angka 1 10 dengan menggunakan media kartu angka di taman kanak-kanak pertiwi kelompok B Desa Warugunung Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang tahun ajaran 2015/2016. Rumusan masalah dan penelitian ini adalah Apakah melalui media kartu angka ini dapat meningkatkan kemampuan koknitif anak 2. Materi dan Metode 2.1. Materi Menurut Hartati 2005 (dalam Aisyah 2007) Anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Rasa ingin tahu yang besar b. Merupakan pribadi yang unik c. Suka berfantasi dan berimijinasi d. Masa paling potensial untuk belajar e. Menunjukkansikap egois f. Memiliki rentang daya kosentrasi yang pendek g. Sebagai bagian dari makluk sosial. Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhi segala kebutuhan fisik diawal perkembangannya dan akan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Menurut Hurloch (dalam Karyono 2003) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan pelekat dasar bagi perkembangan selanjutnya. Jian Piaget juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental adalah melalui pengalaman-pengalaman aktif dengan menggunakan benda-benda sekitar. Didalam buku tumbuh kembang anak (dalam Soetjingsih 2004) kemampuan berkonsentrasiterhadap suatu rangsangan di luar memecahkan masalah mengingat dan memanggil kembali memorinya suatu kejadian yang telah lalu, memahami lingkungan fisik sosial diri sendiri termasuk proses kognitif. Anak usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan rasa ingin tahunya sangat tinggi dan akan tersalurkan apabila mendapat stimulan atau rangsangan atau motifasi yang sesuai dengan perkembangannya, anak usia dini sangat startegis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika. Apabila berhitung diberikan dengan berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana bermain bagi anak. Dengan bermain kartu angka diyakini anak akan lebih berhasil apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya Menurut Yusuf Hadi Miarso (2004) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjainya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali. Media merupakan saluran komunikasiuntuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Pendapat Yusuf Hadi Miarso ini sangat luas mencakup segala jenis kegiatan dalam berbagai situasi dengan tujuan membelajarkan peserta didik. Adapun pengertian media lebih berpusat pada menyampaikan pesan-pesan. Adapun jenis-jenis media yaitu: a. Media Audio yaitu media yang penampilannya dengan indra telinga misal: radio, kaset, piringan hitam. b. Media Visual yaitu media penyampaiannya ditangkap dengan indra mata misal: buku, gambar, foto dan lainlain. c. Media Audio Visual yaitu media yang penampilannya ditangkap dengan indra mata dan telinga misal : film, vidio, televisi dan lain-lain. 2.2. Metode Sesuai dengan pendapat Sadikin (2002) dengan melakukan penelitian Tindakan Kelas,guru dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran secara efektif. Penelitian Tindakan Kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara tiori dan praktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah peneliti melakukan kegiatan sendiri di dalam kelas dan melibatkan anak dengan melalui sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi, maka peneliti akan memperoleh umpan balik yang sestematik mengenai apa yang selama ini selalu mereka lakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitianini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2006:91) penelitian dapat didevenisikan

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 147 sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam proses belajar mengajar karenan proses belajar mengajar ditemukan permasalahan yang bermuara rendahnya prestasi siswa, kwalitas keprofesionalan guru, diantaranya diukur dari tingkat prestasi belajar siswa dan kumpulan guru bertindak memperbaiki proses pembelajaran. Agar suatu penelitian dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka perlu dibuat rencangan penelitian. Hal ini merupakan bagian dari penelitian tindakan kelas sehingga harus ada tindakan, pengamatan dan refleksi, rancangan penelitian tindakan kelas menggunakan rancangan kwalitatif, prosedur pelaksanaan penelitian kwalitatif sangat memperhatikan kontek atau latar belakang masalah, masalah tidak dirumuskan terlalu ketat dan dapat berkembang didalam perjalanan, tidak mengingat pada tiori, rancangan lentur dandapat disesuaikan dengan kondisi lapangan. Demikian pula tehnik pengumpulan data dan analisisnya walaupun demikian tindakan kelas memiliki kreteria control kualitas. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan menggunakan teman sejawat yang bertugas membantu melaksanakan penelitian terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan peneliti adalah: a. Tahap Perencanaan Perencanaan kegiatan adalah bentuk susunan kegiatan penelitian yang mengarah pada tujuan pelaksanaan untuk meneliti kemampuan pada anak. b. Tahap Pelaksanaan. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian merupakan proses tindak lanjut yang berkesinambungan. Apabila sudah mendapatkan atau mengindentifikasi permasalahan yang telah ditemukan kemudian dideskusikan dengan kolaborator atau teman sejawat guna mengevaluasi tingkat kemampuan anak. c. Tahap Observasi. Obsevasi adalah metode untuk menyelidiki subyek yang diteliti sehingga peneliti dapat mengamati dan mencatat semua kejadian yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. d. Tahap Refleksi. Peneliti menganalisa hasil data yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian dalam kegiatan belajar mengajar. Dari hasil tersebut diatas menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan jenis tindakan lain pada siklus selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Kelompok B Desa Warugunung Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang dimana peneliti saat ini mengajar, penelitian dimulai dari tanggai, 30 Juli sampai 29 Agustus 2015 dengan jumlah anak didik anak. Sebelum mengadakan tindakan penelitian peneliti mengobservasi dan menentukan cara yang tepat dalam kegiatan pembelajaran serta mencari data awal. Prosedur penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Kondisi Awal a. Tahap Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah : 1) Menyusun silabus yang meliputi Prota, Promes, RKM, RKH dengan meteri mengenal bilangan. 2) Merancang skenario / cara yang tepat dalam penyampaian pembelajaran. 3) Membuat / merancang alat pengumpulan data b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi 1) Apersepsi memberikan penjelasan umum tentang materi kegiatan yang akan disampaikan. 2) Memberikan tugas agar anak dapat mengenal dan menyebut bilangan 1-10 sesuai rencana yang dibuat. 3) Mengamati dan mencatat anak yang paling tepat dan cepat, tepat tapi kurangcepat, tepat tapi lambat bahkan tidak mau melakukan. 4) Mengumpulkan data yang diperoleh, kalau kurang lengkap mengadakan tehnik tanya jawab untuk melengkapi data. 5) Peneliti mengajar sesuai scenario yang sudah disiapkan 6) Peneliti mengadakan evaluasi c. Tahap Observasi Dalam pengamatan ini peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati, mencatat hasil penelitian selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. d. Tahap Refleksi Bersama teman sejawat peneliti mengadakan pertemuan untuk menyiapkan siklus II karena siklus I belum berhasil mencapai ketentuan yang diharapkan. 3.2 Deskripsi Tiap Siklus 3.2.1 Deskripsi Siklus I a. Tahap Perencanaan Peneliti mengevaluasi lembar observasi secara lengkap setelah peneliti menemukan penyebab permasalahannya yang timbul langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah merencanakan perbaikan pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan siklus dua berpedoman seperti pada siklus satu yaitu : 1) Apersepsi memberikan penjelasan umum tentang materi kegiatan yang akan disampaikan. 2) Memberikan tugas agar anak dapat mengenal dan menyebut bilangan 1-10 sesuai rencana yang dibuat.

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 148 3) Mengamati dan mencatat anak yang paling tepat dan cepat, tepat tapi kurangcepat, tepat tapi lambat bahkan tidak mau melakukan. 4) Mengumpulkan data yang diperoleh, kalau kurang lengkap mengadakan tehnik tanya jawab untuk melengkapi data. 5) Peneliti mengajar sesuai scenario yang sudah disiapkan 6) Peneliti mengadakan evaluasi c. Tahap Observasi Dalam pengamatan ini peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati, mencatat hasil penelitian selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. d. Tahap Refleksi Bersama teman sejawat peneliti mengadakan pertemuan untuk mengambil keputusan apakah kegiatan ini mampu meningkatkan kognitif anak dalam pemahaman membilang angka 1-10 secara urut. 3.3 Pembahasan Perkembangan hasil belajar anak akan dipantau dan dianalisis dalam setiap siklus melalui lembar penilaian dan observasi. Tahapan data kwantitatif akan di analisis dengan menggunakan analisis statistik deskreptif dengan cara menghitung jumlah anak yang mempunyai nilai baik ( ), cukup ( ) sedangkan kurang ( ) Kondisi awal perkembangan koknitif anak dalam membilang 1-10 di TK Pertiwi Desa Warugunung Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang adalah : Tabel I Kondisi Awal 10 10 x100%= 56% Kemampuan yang dicapai 6 6 x100%=33% 2 x100%=11% Dari tabel satu dapat diketahui bahwa anak yang dapat nilai baik ( ) dan yang bisa membilang angka 1-10 dengan benar hanya 2 anak atau 11 % sedangkan yang mempunyai nilai cukup ( ) ada 6 anak atau 33 % untuk yang belum bisa membilang ada 10 anak atau 56%. Dengan melihat kondisi tersebut diatas pemahaman anak dalam membilang 1-10 masih sangat diperhatikan peneliti mencari metode / cara supaya anak bisa tertarik dan mau belajar membilang yaitu dengan cara bermain kartu angka. Ditahap penilitian yang pertama diawali dengan kegiatan pengenalan permainan yaitu dengan bermain kartu angka bersama kolaborasi peneliti melakukan penyusunan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media kartu angka. 2 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2015 dengan jumlah peserta didik anak. Dalam penelitian ini pendidik bertindak sebagai peneliti sedangkan kolaborator bertindak sebagai observer. a. Siklus I 1) Tahap Perencanaan Pada tahap ini diawali dengan pengenalan permainan media kartu angka kepada kolaborator selanjutnya bersama kolaborator maupun rencana pembelajaran untuk langkah-langkah selanjutnya menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2) Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2015 dikuti peserta didik, dalam penelitian ini guru sebagai peneliti sedangkan kolaborator bertindak sebagai observer. Hasil kegiatan penelitian pada siklus I yaitu: Tabel 2. Keberhasilan di siklus I Kemampuan yang dicapai 5 4 5 x100%=28% 4 x100%=22% 9 x100%=50% Berdasarkan data diatas setelah dilakukan evaluasi ternyata baru 9 anak atau 50% yang mendapat nilaibaik ( ) dan yang sudah membilang 1-10, dan 4 anak atau 22% yang mendapat nilai cukup ( ) dan yang masih belum bisa membilang angka 1-10 ada 5 anak atau 28%. Rendahnya prestasi peserta didik dalam perkembangan kognitif dalam perencanaan siklus I kurang lancar disebabkan anak masih senang bermain sendiri tanpa memperhatikan instruksi guru 3) Tahap Observasi Pada tahap ini peneliti sudah mulai melaksanakan bimbingan dengan mengajak anak didik untuk memperhatikan penjelasan dari peneliti dan anak didik diajak bermain kartu angka. 4) Tahap Refleksi Berdasarkan pelaksanaan penelitian pada siklus I dari anak didik didapat anak didik yang mampu membilang 1-10 secara urut ada 9 anak atau 50 % yang 4 anak atau 22% masih minta bantuan dari guru atau pendidik sedangkan yang 5 anak atau 28% belum mampu untuk membilang angka 1-10. b. Siklus II 1) Tahap Perencanaan 9

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 149 Pada siklus II ini perencanaan didasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I kendala pada siklus I adalah anak didik masih sibuk bermain sendiri tidak memperhatikan instruksi dari guru. 2) Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan tanggal 20 Agustua 2015 Diikuti anak didik di TK Pertiwi Kelompok B Desa Warugunung Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. Observasi dan penilaian yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Keberhasilan di siklus II Kemampuan yang dicapai 1 2 1 x100%=6% 2 x100%=11% 15 x100%=83% Hasil pelaksanaan siklus II bisa dilihat di tabel 3 bahwa 15 anak atau 83% sudah bisa membilang 1-10 dengan nilai baik ( ) sedangkan 2 anak atau 11% juga sudah bisa membilang meskipun masih minta bantuan dari pengajar atau guru yang 1 anak atau 6% masih belum juga bisa membilang dengan demikian dari siklus I ke siklus II ada peningkatan yang tadinya 50% ke 83% 3) Tahap Observasi Pada tahap ini peneliti sudah mulai melaksanakan bimbingan dengan mengajak anak didik untuk memperhatikan penjelasan dari peneliti dan anak didik diajak bermain kartu angka. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana yang disusun. 4) Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus II dapat hasil yang sesuai target yaitu 70% - 90% dari anak didik sudah mulai bisa membilang angka 1-10 meskipun belum bisa 100%. Menurut standar kompetensi kurikulum TK/RA (2004) pendekatan pembelajaran di TK harus memperhatikan prinsip di bawah ini: a. Pembelajaran berorientasi pada prinsip perkembangan anak yaitu sebagai berikut: 1) Anak belajar dengan baik apabila fisik dan psikisnya aman dan tentram. 2) Siklus belajar berulang. 3) Anak belajar melalui interaksi social. 4) Minat belajar keinginan anak akan memotivasi belajar. 5) Memperhatikan perbedaan individu. b. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak Anak usia TK adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek. 15 c. Bermain sambil belajar, belajar sambil bermain. d. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Abdurrahman dan Bintaro (2000:78) yang mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang setara dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asuh antar sesama peserta didik sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Penerapan metode ini tidak keluar dari jalur pembelajaran di TK karena pada kenyataannya peserta didik TK Pertiwi desa Warugunung Kec. Pancur Kab. Rembang merasa senang dan gembira dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media kartu angka. Hal ini di dukung dengan hasil siklus I yaitu 50 % peserta didik mampu membilang angka, sedangkan siklus II meningkat menjadi 83 % peserta didik. 4. Simpulan Dari hasil pembahasan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa media kartu angka sangat efektif untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak terutama dibidang pemahaman tentang membilang angka 1-10. Dengan terbuktinya penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut : a. Kepada teman Pendidik Taman Kanak-kanak media yang digunakan dalam pembelajaran perkembangan kognitif hendaknya lebih variatif karena hal ini mampu merangsang perkembangan anak b. Kepada Pengelola Pendidikan, dengan cara seperti ini guru lebih mudah memberikan kegiatan dan anak lebih cepat memahami yang telah diajarkan guru dengan metode bermain yang variatf anak sangat senang dan tidak merasa bosan untuk belajar. c. Kepada Para Peneliti, ntuk mengetahui apakah hasil penelitian tindakan kelas ini berlaku untuk semua, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan cara yang berbeda dan pada tahap yang berbeda serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana hasil penelitian dilaksanakan. Referensi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997 Metodik Khusus Pengembangan Berhitung. Jakarta : Depdikbud Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006 Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Derektorat Jendral Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Hartati Aisyah 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 150 Jean Piaget. Tingkat Perkembangan Mental Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Karyono. 2003. Perkembangan Awal Menentukan Perkembangan Selanjutnya. Jakarta: Depdikbud. Miarso, Yusuf Hadi. 1984. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada. Soetjingsih. 2004. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya : Unair.