BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Anak diibaratkan sebagai kertas putih, pertumbuhannya akan tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

Dwi Oktaviani Wulandari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. lukisan, dan mimik muka. (Syamsu Yusuf, 2000:118)

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang merupakan proses yang berkelanjutan dan bergantung satu sama lain. Pertumbuhan sendiri berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada fisik seorang individu, sedangkan perkembangan berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada psikis seorang individu. Proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan pesat pada masa usia dini. Berdasarkan hasil penelitian Direktorat PAUD tahun 2004 (Mutiah, 2010:3), diketahui bahwa sebanyak kurang-lebih 50% kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika ia berusia 4 tahun, kemudian terjadi peningkatan sebesar 30% berikutnya ketika berusia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Hal tersebut disebabkan karena anak usia dini berada pada masa keemasan yang merupakan masa yang paling berharga dan masa yang hanya terjadi satu kali seumur hidup pada setiap individu. Masa keemasan merupakan masa yang tepat bagi anak untuk mengenal berbagai macam pengetahuan yang terdapat di lingkungannya karena otak berkembang cepat pada masa keemasan. Sejalan dengan hal tersebut di atas, mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini amat penting. Pendidikan Anak Usia Dini (early childhood education) merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan, menelaah, dan

mengembangkan berbagai interaksi edukatif antara anak usia dini dengan pendidik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan potensi anak secara optimal (Wiyani dan Banawi, 2012:46). Dengan kata lain seorang pendidik/guru PAUD berperan penting untuk mengembangkan potensi anak dengan menerapkan prinsip belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar agar anak menjadi aktif, senang dan tertarik. Selain itu, guru juga lebih banyak memberikan fasilitas, mengelola berbagai sumber, mengkondisikan kelas agar anak mau dan mampu belajar serta menata lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan, dan tersedianya tempat bermain bagi anak. Kegiatan pembelajaran yang membuat anak menjadi aktif, senang dan tertarik akan mendukung upaya pencapaian Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana ditetapkan dalam Permendikbud No.137 Tahun 2014 yang mencakup 6 (enam) lingkup perkembangan anak yaitu : (1) Nilai Agama dan Moral, (2) Fisik-motorik, (3) Kognitif, (4) Bahasa, dan (5) Sosial-emosional dan (6) Seni. Salah satu lingkup perkembangan yang perlu ditingkatkan pada anak usia dini yaitu lingkup perkembangan bahasa yang memerlukan beberapa kemampuan yaitu berbicara, menyimak, membaca, menulis, dan menggunakan bahasa isyarat. Kemampuan berbicara merupakan hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua orang, termasuk anak-anak. Kemampuan berbicara selalu dibutuhkan setiap hari mulai kita bangun tidur hingga akan tidur kembali sebagai sarana untuk berkomunikasi. Oleh karena itu kemampuan berbicara perlu dikuasai oleh anak usia dini sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kemampuan berbicara merupakan suatu proses untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Loban, Hunt, dan Cazda yang dikutip oleh Ellies (Mustakim, 2005:129) mengemukakan tentang karakteristik berbicara anak usia 5-6 tahun antara lain : suka berbicara dan umumnya berbicara kepada seseorang, tertarik menggunakan kata-kata baru dan luas, banyak bertanya, tata bahasa akurat dan beralasan, menggunakan bahasa yang sesuai, dapat mendefinisikan dengan bahasa yang sederhana, menggunakan bahasa dengan agresi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sangat aktif berbicara. Lebih lanjut dijelaskan dalam Permendikbud No.137 Tahun 2014 bahwa standar perkembangan bahasa pada anak usia 5-6 tahun dalam aspek mengungkapkan bahasa atau berbicara diantaranya meliputi : kemampuan menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predkat-keterangan/spk), dan memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain. Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan kemampuan berbicara anak usia dini sungguh berbeda dengan karaktertisik sebagaimana dipersyaratkan dalam standar pendidikan anak usia dini. Hal ini dikarenakan kemampuan berbicara pada anak usia dini kurang mendapat perhatian dalam proses belajar mengajar. Kebanyakan pengajar lebih memfokuskan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) sebagaimana yang biasanya dituntut oleh orang tua murid. Akibatnya perbendaharaan kata anak masih terbatas, dan anak kurang

mampu mengungkapkan gagasan atau ide ketika menjawab pertanyaan guru. Tidak jarang, anak juga merasa belum paham dengan apa yang dibicarakannya, serta berbicara tanpa disertai mimik muka yang tepat. Berdasarkan data dari Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (BPPAUDNI) Regional I Sumatera Utara tahun 2014, terdapat 8,897, jumlah lembaga PAUD di Sumatera Utara dengan jumlah KB 5,093, SPS 1,389, TK 2,248, TPA 166. Dengan jumlah peserta didik pada lembaga PAUD di Sumatera Utara adalah 248,137 anak didik. Dari jumlah tersebut terdapat 12.406 anak didik atau 20% anak didik PAUD di Sumatera Utara mengalami masalah dalam perkembangan bahasa. PAUD Gloria adalah salah satu dari 23 lembaga PAUD yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Saat ini penyelenggaraan pembelajaran di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang masih memiliki kendala yaitu rendahnya kemampuan berbicara anak kelompok B (usia 5-6 tahun). Hal ini diketahui dari data hasil pra tindakan di mana dari keseluruhan jumlah anak sebanyak 16 orang, ternyata hanya ada sekitar 7 anak (43,75%) yang kemampuan berbicaranya dapat dikategorikan sudah berkembang dengan baik, sementaranya 9 anak lainnya (56,25%) masih mengalami masalah dalam perkembangan kemampuan berbicara. Anak dengan kemampuan berbicara yang masih rendah ini dapat dilihat saat anak diminta menerangkan sesuatu atau pun menceritakan pengamalannya sendiri, anak terlihat kurang berani dan tidak mampu mengekspresikan pikiran dan pengalaman yang dialami anak kepada guru atau saat anak di depan kelas dan di depan temantemannya. Bahkan masih ada anak yang hanya cenderung mendengar dan pasif, jika ingin membuat anak berbicara guru harus memancingnya dengan

menanyakan sesuatu kepada siswa. Dalam proses pembelajaran lebih sering menggunakan metode bercakap-cakap, metode tanya jawab, serta metode bercerita, sementara metode bermain peran kurang diperhatikan dan jarang dilakukan itupun dengan tema yang kurang menarik. Kondisi demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk pada perkembangan kemampuan berbicara anak. Padahal metode bermain peran sangat tepat diterapkan untuk kemampuan berbicara pada anak usia 5-6 tahun. Metode bermain peran terutama merupakan salah satu bentuk bermain aktif yang menyenangkan dan menarik bagi anak. Bermain aktif artinya anak terlibat secara langsung ketika bermain peran sehingga pembelajaran yang berlangsung akan menyenangkan dan tidak membosankan. Peran yang ditampilkan dengan menarik akan mendapatkan perhatian dari anak, sehingga anak dapat terfokus pada pembelajaran. Dengan kata lain kegiatan bermain peran adalah satu satu metode untuk merangsang minat dan melatih kemampuan berbicara anak. Pentingnya penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini telah dibuktikan dari hasil penelitian Pane (2013). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Populasinya adalah seluruh anak PAUD di Kota Medan sebanyak. Penarikan sampel ditentukan dengan teknik cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 anak yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa anak yang distimulasi atau dilatih bermain peran ternyata memiliki kemampuan berbicara yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak mendapat stimulasi atau latihan bermain peran.

Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Usia 5-6 Tahun di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan berkaitan dengan pembelajaran bahasa di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang yaitu : 1. Sebagian besar anak kurang berani dan tidak mampu mengekspresikan pikiran dan pengalamannya di depan guru dan di depan teman-temannya. 2. Masih ada anak yang cenderung diam dan kurang komunikasi kepada teman atau pun gurunya. 3. Metode bermain peran kurang diperhatikan dan jarang dilakukan sebagai salah satu kegiatan bermain dan belajar aktif untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis memfokuskan pada masalah kemampuan berbicara anak yang masih rendah karena kurangnya kesempatan anak untuk bermain dan belajar aktif melalui metode bermain peran. Agar penelitian ini tidak menjadi meluas, maka metode bermain peran dalam penelitian ini penulis batasi pada jenis metode bermain peran makro.

1.4 Rumusan Masalah Dengan ditetapkannya batasan masalah tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016?. 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain peran di PAUD Gloria Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut : 1.6.1 Manfaat teoritis : Memberi sumbangan ilmiah di bidang ilmu pendidikan anak usia dini tentang peningkatan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun dalam pembelajaran bahasa. 1.6.2 Manfaat praktis : a. Bagi guru Menambah wawasan guru dalam menerapkan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun. b. Bagi siswa Meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun dalam

berkomunikasi sekaligus menambah perbendaharaan kata melalui metode pemberlajaran bermain peran. c. Bagi sekolah Memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas anak didik terutama dalam pengembangan kemampuan anak untuk berbahasa dengan baik dan benar. d. Bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Memberikan sumbangan pemikiran dan inspirasi untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran pendidikan luar sekolah bagi pengembangan profesi guru.