Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilakukan di lahan petani di Desa Sinar Agung, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih padi varietas Mekongga, serbuk sari tanaman padi, urea, KCl, TSP, larutan sukrosa, asam borak (H 3 BO 3 ), kalsium nitrat (Ca(NO 3 ) 2.2H 2 O), magnesium sulfat (MgSO 4.7H 2 O), pottasium mitrat (KNO 3 ), Puanmur 50 SP, Dharmabas 500 EC, aquades, dan tanah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut alat tulis, meteran, gelas ukur, timbangan, ember, botol kultur, mikroskop, hand sprayer, pinset, alat penghitung benih (seed counter), cawan petri, dan kamera.

3.3 Metode Penelitian 12 Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial dengan 6 perlakuan 3 ulangan. Setiap ulangan terdapat duplo. Perlakuan tersebut antara lain : B 0 = Boron 0 ppm B1= Boron 5 ppm B 2 = Boron 10 ppm B 3 = Boron 15 ppm B 4 = Boron 20 ppm B 5 = Boron 25 ppm Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan Uji Bartlet dan kemenambahan data diuji dengan Uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal pada taraf α 5%. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pengolahan tanah Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tanah latosol yang dilumpurkan sehingga strukturnya menyerupai tanah sawah. Tanah dilumpurkan selama 4 minggu dengan cara dicampur dengan air hingga membentuk struktur tanah berlumpur. Setelah dilumpurkan, tanah siap

13 untuk digunakan sebagai media tanam dalam ember plastik berwarna hitam dengan diameter 28 cm. 3.4.2 Penyemaian Benih yang digunakan adalah benih padi varietas Mekongga. Sebelum disemai benih terlebih dahulu direndam dalam air selama 24 jam selanjutnya benih diperam menggunakan kain kasa selama 48 jam untuk menyerempakkan perkecambahan benih kemudian benih disemai di media persemaian selama 14 hari. 3.4.3 Penanaman Pindah tanam dilakukan setelah bibit berumur sekitar 14 hari dengan cara membenamkan bibit pada kedalaman 3 5 cm. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm dengan satu bibit pada setiap ember. 3.4.4 Pemeliharaan Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 3 7 hst. Penyiangan gulma secara manual dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah pindah tanam. Sebagai pupuk dasar adalah 300 kg Urea/ha (1,5 g/ember), 150 kg TSP/ha (0,75 g/ember), dan 150 kg KCl/ha (0,75 g/ember) yang diberikan pada saat padi berumur 14 hst dan 42 hst dengan cara ditugal.

Pengairan dilakukan dengan cara menyiram air sekitar 2 L setiap hari 14 dengan menggunakan gelas ukur. Pengendalian hama pada fase vegetatif dilakukan dengan menggunakan insektisida Sidabas 500 EC sesuai dengan dosis anjuran, yaitu 0,25 0,50 l/ha. 3.4.5 Aplikasi Boron Aplikasi boron dilakukan sejak tanaman berumur 34 hari setelah tanam. Aplikasi dilakukan sebanyak tiga kali dengan selang waktu aplikasi selama 7 hari. Boron diaplikasikan pada tanaman padi pada 34, 41, dan 48 hari setelah pindah tanam. Boron diaplikasikan pada tanaman padi dengan konsentrasi 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm. Boron diberikan dengan cara disemprot ke permukaan daun bagian bawah menggunakan hansprayer. Setiap akan melakukan aplikasi penyemprotan, sebelumnya dilakukan kalibrasi untuk menentukan volume semprot. Volume semprot yang digunakan adalah sebesar 10 ml/tanaman pada saat aplikasi pertama, 25 ml/tanaman pada aplikasi kedua, dan 40 ml/tanaman pada saat aplikasi ketiga.

3.4.6 Persiapan media perkecambahan serbuk sari 15 Media yang digunakan adalah media perkecambahan serbuk sari Brewbaker s. Langkah membuat media perkecambahan Brewbake s adalah sebagai berikut : a. Pembuatan larutan stok Brewbaker s (untuk 100 ml) Pembuatan larutan stok Brewbaker s yaitu dengan melarutkan 100 mg asam borak 354 mg kalium nitrat, 200 mg magnesium sulfat, dan 100 mg potassium nitrat kedalam 100 ml air. b. Pembuatan larutan siap pakai Brewbake s dan 10% sukrosa (untuk 100 ml) 10 gram sukrosa dilarutkan ke dalam 10 ml larutan stok Brewbaker s kemudian ditambahkan air hingga volume mencapai 100 ml. 3.4.7 Pengambilan serbuk sari dari tanaman padi Serbuk sari diambil pada saat malai sudah keluar atau pada saat tanaman berumur sekitar 55 hari setelah tanam dengan menggunting malai. Serbuk sari diambil pada pagi hari. Serbuk sari yang telah diberi boron diambil kemudian diletakkan pada cawan petri untuk dikecambahkan pada media perkecambahan.

3.4.8 Penaburan serbuk sari pada media perkecambahan 16 Serbuk sari yang telah diambil diletakkan ke dalam cawan petri yang telah berisi media. Cara penaburannya adalah dengan membuka bunga padi kemudian mengambil serbuk sari dengan pinset dan diletakkan ke cawan petri. Serbuk sari tersebut yang telah ditabur pada media, kemudian cawan petri diketuk-ketuk beberapa kali agar serbuk sari tersebar merata pada permukaan media. Saat pengetukan cawan petri, cara memegang cawan petri diusahakan miring sambil diketuk-ketuk. Hal ini dimaksudkan agar serbuk sari tersebar merata ke seluruh permukaan media dan tidak menggerombol di satu bagian saja, selain itu hal ini juga memudahkan dalam perhitungan serbuk sari. Serbuk sari yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 serbuk sari per ulangan sehingga didapatkan jumlah total serbuk sari yang dikecambahkan untuk masing-masing perlakuan adalah sebanyak 75 serbuk sari. 3.4.9 Pemanenan Panen dilaksanakan pada saat tanaman berumur sekitar 126 hari. Pada umur ini tanaman telah mencapai masak fisiologis yang ditandai dengan

17 bulir padi dan daun bendera yang sudah menguning. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang tanaman padi dengan sabit. Perontokan calon benih padi dilakukan dengan cara manual, yaitu memukul berangkasan padi. Pengeringan calon benih padi dilakukan secara manual, yaitu dengan menjemur calon benih padi di bawah sinar matahari untuk menurunkan kadar air benih padi hingga 11%. Setelah itu, calon benih yang sudah kering dibersihkan dengan menggunakan alat pemisah benih (seed blower) untuk memisahkan benih hampa dan kotoran yang masih tertinggal pada pembersihan sebelumnya. 3.5 Pengamatan 3.5.1 Komponen pertumbuhan dan produksi benih padi a) Tinggi Tanaman Tanaman diukur dari permukaan tanah sampai dengan ujung daun bendera yang dilakukan saat tanaman berumur 12 minggu setelah tanam. Pengukuran dilakukan menggunakan meteran dalam satuan sentimeter. b) Tingkat Kehijauan Daun Tingkat kehijauan daun diukur dengan cara mengambil 3 sampel daun pada setiap tanaman. Tingkat kehijauan daun diamati pada saat sebelum dan

setelah aplikasi boron dilakukan. Pengamatan Pengamatan dilakukan 18 dengan menggunakan klorofilmeter dalam satuan SPAD. c) Jumlah anakan total Jumlah anakan total dihitung dari setiap rumpun tanaman dengan menghitung jumlah seluruh anakan dalam rumpun. Jumlah anakan total dihitung pada saat tanaman berumur 8 minggu setelah tanam (mst). d) Jumlah anakan produktif Jumlah anakan produktif dihitung dari jumlah anakan total yang mampu menghasilkan malai. Jumlah anakan produktif dihitung pada saat tanaman padi berumur 13 mst. e) Bobot Kering Berangkasan Berangkasan tanaman padi segera dikeringkan pada saat tanaman berumur sekitar 55 hari. Berangkasan dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 80 o C selama 3 x 24 jam. Setelah kering, berangkasan diukur dengan timbangan Ohaus sensitivitas 0,1 gram. Pengukuran dilakukan dengan satuan gram. f) Jumlah gabah bernas Jumlah gabah bernas ditentukan dengan cara menghitung seluruh gabah isi di masing-masing tanaman. Perhitungan jumlah gabah bernas dilakukan dengan menggunakan alat penghitung benih (seed counter).

g) Jumlah gabah hampa 19 Jumlah gabah hampa ditentukan dengan cara menghitung seluruh gabah yang hampa di masing-masing tanaman. Jumlah gabah hampa dihitung secara manual. h) Bobot gabah bernas Bobot gabah bernas dihitung dengan cara menimbang semua gabah bernas pada setiap tanaman. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan elektirk dengan sensitivitas 0,1 gram. i) Bobot gabah hampa Bobot gabah hampa dihitung dengan cara menimbang semua gabah hampa pada setiap tanaman. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan elektrik. 3.5.2 Persentase perkecambahan serbuk sari Pengamatan dilakukan dengan mengamati serbuk sari yang berkecambah pada setiap media di bawah mikroskop kemudian difoto. Pengamatan dilakukan setelah satu jam serbuk sari dikecambahkan dan dilakukan sebanyak lima kali selama lima jam.

Serbuk sari yang telah berkecambah dihitung untuk mengetahui persen 20 perkecambahannya. Menurut Shivana dan Rangaswany (1992), yang dimaksud perkecambahan serbuk sari adalah munculnya tabung serbuk sari (pollen tube) dengan panjang yang sama atau lebih panjang dari diameter serbuk sari. Persen perkecambahan (dalam satu bidang pandang pada mikroskop) dihitung dengan rumus : x 100%