BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marwata (2001) dalam Kusumo (2011) Signaling theory menyatakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. asset lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Rasio ini dapat dibuat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pengukuran tingkat profitabilitas yaitu gross profit margin, operating profit

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

2.1.2 Net Profit Margin (NPM) Lukman Syamsuddin (2007:62) mendefinisikan NPM sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan (return) yang maksimal dengan resiko tertentu. Resiko yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Signaling Theory atau Teori

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Husnan, 2004:1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB II KAJIAN TEORI. keputusan (Brigham, 2001:89). Untuk dapat menjaga. hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hendak menyusun penelitian baru. Dimana penelitian sebelumnya dijadikan Nurjanti Takarini Hamidah Hendrarini (2011)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini dikarenakan dalam pasar modal, perusahaan emiten dapat memperoleh

Transkripsi:

2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Dahlan (2005:507) saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Sedangkan menurut Halim (2009:15) pengertian saham didefinisikan sebagai berikut : saham merupakan klaim paling akhir urutannnya atau haknya karena apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka kas yang diapaki untuk melunasi utang terlebih dahulu baru kemudian jika terdapat sisa kas tersebut digunakan untuk membayar pemegang saham. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) saham atau sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari propespek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut. Saham merupakan bukti penyertaan modal dari investor kepada emiten yang menunjang bukti kepemilikan suatu perusahaan dan investor memiliki klaim atas penghasilan dan aset yang dimiliki perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang merangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surga harga. Menurut Widoatmodjo (1996;46) dalam Rosalina (2011:5) dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga) yaitu harga nominal, harga perdana, dan harga pasar. Untuk lebih jelasnya maka akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Harga nominal Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat harga yang ditetapkan oleh emten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan harga nominal. 2. Harga perdana Harga ini merupakan waktu tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetpakan oleh penjamin emisi (underwritter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana. 7

8 3. Harga Pasar Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. 2.1.2 Harga Saham Menurut Jogiyanto (2008:118) terdapat beberapa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu : a. Nilai Buku dan nilai-nilai lain yang berhubungan : 1. nilai nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham 2. agio saham (additional paid in capital) merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang sham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya 3. laba ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagikan ini diivestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal 4. nilai buku (books value) per saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pegang saham dengan memilik satu lembar saham b. nilai pasar (market value) adalah harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. c. Nilai Intrinsik (Intrinsic value) merupakan nilai sebenarnya dari saham atau nilai seharusnya dari suatu saham 2.1.3 Penentuan Harga Saham Menurut Suad (2005:279) penentuan seharusnya telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh

9 tingkat kemampuan yang menarik. Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham tersebut. Nilai intrinsik menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah : 1. apabila NI> harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai undervalue ( terlalu rendah ) dan seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki 2. apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued ( harga terlalu mahal ) dan seharusnya dijual 3. apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar dan dalam kondisi yang seimbang. 2.2 Current Ratio (CR) Menurut Kasmir (2012:134) Current Ratio atau rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek perusahaan atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Menurut Syamsudin ( 2007:43) Current Ratio atau rasio lancar merupakan salah satu rasio finansial yang sering digunakan. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini mengasumsikan aset lancar digambarkan sebagai alat bayar dan diasumsikan semua aset lancar benar- benar bisa digunakan untuk membayar sedangkan kewajiban lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan semua kewajiban harus benar-benar dibayar. Semakin tinggi rasio lancar ini semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek, yang artinya setiap saat perusahaan memiliki kemampuan melunasi kewajiban jangka pendeknya, tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aset lancar seharusnya digunakan untuk membayar deviden, membayar utang jangka panjang atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat kembalian lebih besar. Rasio lancar secara sistematis dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

10 2.3 Earning Per Share (EPS) Earning per Share digunakan untuk mengukur laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan selama satu periode tertntu yang akan dibagikan kepada semua pegang saham. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat kemakmuran kepada para pemegang saham sedangkan sebaliknya EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal dalam memberikan tingkat kemakmuran kepada pegang sahamnya. Menurut Sofyan (2008:306) earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam mengahasilkan laba, sedangkan menurut Kasmir (2008:207) rasio earning per share atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Yang dimaksud pendapatan per lembar saham atau earning per share menurut Baridwan (2010:448) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Earning Per Share secara matematis dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Besarnya hasil perhitugnan laba per saham/ EPS menunjukkan laba yang dapat dibukukan oleh perusahaan untuk setiap lembar saham yang digunakan. 2.4 Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin adalah rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Menurut Sofyan (2008:45) Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Menurut Bastian dan Suharjo (dalam Rinati, 2006) Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM,

11 maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Net Proft margin secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Net Profit Margin Laba Bersih Setelah Pajak Total Penjualan x 100% 2.5 Pengaruh Current Ratio terhadap Harga saham Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban lancarnya (Darminto:2005). Secara umum angka rasio harus melebihi dari dua (2), akan tetapi banyak perusahaan perhotelan yang beroperasi tanpa kesulitan meskipun hanya memiliki current ratio kurang dari dua, alasannya angka rasio 2:1 lebih cocok untuk perusahaan manufaktur yang normalnya harus memiliki persediaan dalam jumlah besar sebagai bagian dari aktiva lancarnya, jika perusahaan perhotelan memilik angka rasio yang tinggi justru ini mencerminkan adanya ketidak efisiensian dalam penggunaan aktiva lancar, khususnya dengan tertanamnya dana yang besar pada persediaan yang sebenarnya dapat disimpan di bank ( Darminto :2005 ). Sehingga current ratio yang tinggi tidak mempengaruhi tingkat penjualan saham yang pada akhirnya akan tidak juga menaikan harga saham karena current ratio. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rusli, dkk (2011) hasil penelitiannya menyimpulkan Current ratio tidak berpengaruh terhadap. 2.6 Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Rasio ini menunjukan laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan setiap lembar saham selama satu periode tertentu yang akan dibagikan kepada semua pemegang saham. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham sebuah perusahaan hotel dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain, laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikkan saham oleh karena itu para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan oleh perusahaan (Darminto :2005). Kenaikan atau penurunan

12 EPS dari tahun ke tahun adalah ukuran penting untuk mengetahui baik tidaknya pekerjaan yang dilakukan perusahaan pemegang sahamnya.eps yang tinggi menandakan bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat kemakmuran kepada para pemegang saham, sebaliknya EPS yang lebih rendah memberikan tingkat kemakmuran yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal dalam memberikan tingkat kemakmuran kepada para pemegang saham.secara teori semakin tinggi EPS, cenderung naik. EPS yang meningkat menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan tersebut. Pada akhirnya peningkatan jumlah permintaan saham mendorong juga ikut naik (http//manajemenringga.blogspot.com). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh yanti, dkk menyatakan bahwa earning per share berpngaruh terhadap harga saham. 2.7 pengaruh Net Profit Margin terhadap Net profit margin digunakan sebagai rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu (Sofyan:2008). Selain itu rasio ini juga bermanfaat untuk mengukur tingkat efisiensi total pengeluaran biaya-biaya dalam perusahaan, semakin efisien suatu perusahaan dalam mengeluarkan biaya-biaya, maka semakin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Dalam penelitian Nardi (2013) menyatakan net profit margin berpengaruh positif terhadap, semakin tinggi rasio net profit margin berarti laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga semakin besar maka akan menarik minat investor untuk melakukan transaksi dengan perushaan yang bersangkutan. Jika kemampuan emiten dalam menghasilkan laba semakin besar maka perusahaan dipasar modal juga akan mengalami peningkatan (Susilowati 2011) 2.8 Penelitian terdahulu Berikut ini akan dilampirkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yang ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

13 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama dan Tahun Penelitan Judul Variabel Hasil 1. Meythi, Tan Kwang En dan Linda Rusli (2011) Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dependen: Harga Saham Independen: Current Ratio, Earnings Per Share Secara parsial Current Ratio dan Earnings Per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur, sedangkan secara simultan Current Ratio dan Earnings Per Share (EPS) secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap 2. Lia Rosalina, J.kuleh dan Maryam Nadir Pengaruh rasio profitabilitas terhadap Pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar Dependen : Harga saham Independen : NPM, ROI, EPS, ROE, DPS Berdasarkan hasil penelitian NPM,ROI,EPS,ROE,DPS secara simultan berpengaruh terhadap. Dan variabel yang paling dominan dalam penelitian ini adalah EPS Di BEI 3. Oktavia Dewi Yanti dan Ervita Pengaruh faktor-faktor fundamental Dependen: Secara parsial variabel EPS, ROA dan BV signifikan mempengaruhi

14 Safitri terhadap harga Saham lq45 di bursa efek indonesia (BEI) Harga Saham Independen: EPS, ROA, ROE, BV, CR, PER, OPM, sedangkan variabel ROE, CR, PER dan OPM tidak memiliki pengaruh terhadap. Sedangkan, Secara simultan variabel EPS, ROA, ROE, BV, CR, PER dan OPM signifikan berpengaruh terhadap. 4. Gadis Ashabi, Choirani, Darminto,dan Siti Ragil Handayani Pengaruh variabel fundamental internal Terhadap (studi pada saham LQ- 45 yang listing di bei periode tahun 2009-2011) Dependen: Independen: ROE, DER, NPM, CR, EPS, PER Secara Parsial Variabel ROE, EPS, dan PER signifikan pengaruhnya terhadap, sedangkan variabel DER, NPM dan CR tidak signifikan pengaruhnya terhadap Harga Saham pada saham LQ-45 yang listing di BEI periode 2009-2011. Sedangkan secara simultan Variabel ROE, DER, NPM, CR, EPS dan PER secara signifikan pengaruhnya terhadap. 5. Nardi (2013) Pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM), dan return on investment (ROI) terhadap Dependen: Harga Saham Independen: NPM,ROI,CR,DER Secara Parsial hasil penelitian menunjukkan hanya variabel Net Profit Margin (NPM), dan Return On Investment (ROI) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel Current Ratio (CR) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak

15 pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI berpengaruh signifikan terhadap pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Sedangkan secara simultan menunjukkan Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Investment (ROI) secara silmultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 6 Jeany Clarensia Sri Rahayu Nur Azizah Pengaruh likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan dividen terhadap (studi empirik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2007-2010) Dependen Perubahan harga saham Independen : Net Working Capital (NWC), Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR),Profit margin(pm), Operating return on Total assets(oroa) Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), pertumbuhan penjualan, dan Secara Parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel pertumbuhan penjualan saja yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dengan kata lain variabel Likuiditas,Profitabilitas dan kebijakan deviden mempengaruhi harga saham saham. Sedangkan secara simultan menunjukkan bahwa variabel likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan dividen secara bersama-sama berpengaruh secara

16 kebijakan deviden signifikan terhadap harga saham. 2.9 Kerangka Pemikiran Menurut Sugiyono (2009:127) Kerangka Pemikiran merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara teori dengan berbagai faktor yang teridentifikasi sebagai masalah riset. Berikut ini adalah kerangka yang digunakan dalam penelitian ini: Current Ratio (X 1 ) r 1 Earning Per share (X 2 ) R 2 r 2 Harga Y Saham Net Profit Margin (X 3 ) r 3 Gambar 2.1 Kerangka pemikiran Berdasarkan gambar kerangka pemikiran di atas, maka akan dilakukan pengujian terhadap variabel bebas (independen) yaitu Current Ratio (X 1 ), Earning Per share (X 2 ), Net Profit margin (X 3 ) baik secara parsial maupun simultan akan berpengaruh terhadap varibel terikat (dependen) yaitu harga sahma (Y). 2.10 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

17 1. = Diduga Current Ratio, Earnings Per Share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh dan signifikan secara simultan terhadap Harga Saham. 2. = Diduga Current Ratio, Earnings Per Share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh dan signifikan secara parsial terhadap Harga Saham.