BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. di kuasai seorang pemain bola voli. M. Yunus ( 1992 : 113 ) mengatakan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. tehnik dasar dalam bola voli yaitu ; servis, passing atas, passing bawah, smash,

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB II KAJIAN TEORITIS. lambang IPSI. Ketiga trisula melambangkan unsur seni, beladiri dan olahraga dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB I PENDAHULUAN. ini hanya membuka 1 jurusan saja yaitu MO (mekanik otomotif) dan sampai

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga.menurut Harsuki dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tradisional korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu :Tae yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kembali setelah terjadi pelanggaran seperti tendangan bebas, corner kick,

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang diuraikan sebelumnya, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok. 1 kelompok terdiri dari 6 orang. voli merupakan kegiatan fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta pada tanggal April 2015 jam WIB selesai.

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. latihan olahraga, sebab penguasaan teknik dan pematangan psikis akan

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pencapaian prestasi lompat jauh, dibutuhkan pembinaan yang

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

Makalah Penjaskes Pencak Silat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tidak mengenal metode pembelajaran jangan harap dapat melaksanakan proses

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. selain sebagai seni kebudayaan juga sebagai pertahanan diri, banyak manfaat dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak Silat adalah istilah baku yang digunakan untuk menyebut sebuah seni bela diri khas Indonesia. Seni bela diri sendiri mengandung dua makna : seni dan pembelaan diri. Seni merujuk pada keindahan tata gerak, pola langkah, serang-bela, bahkan seni dalam pencak silat lebih khusus diartikan sebagai seni pertunjukan pencak silat dimana keindahan gerak dan langkah dipadu dengan iringan musik. Seni bisa juga diartikan sebagai teknik; teknik menyerang, teknik menghindar, menangkis, memukul, dan sebagainya. Di sinilah letak perbedaan seorang ahli pencak silat dengan orang awam pada saat berkelahi di mana seorang yang menguasai pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur. Pencak silat sebagai seni budaya dan olahraga bela diri merupakan hasil cipta karsa setra produk bangsa Indonesia. Pelaksanaannya dalam gelanggang pesilat harus dituntut kesiapan baik fisik maupun mental. Merpati Putih (MP) merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang Indonesia yang pada awalnya merupakan ilmu keluarga Keraton ang diwariskan secara turun-temurun yang pada akhirnya atas wasiat Sang Guru ilmu Merpati Putih diperkenankan dan disebarkan dengan maksud untuk ditumbuhkembangkan agar berguna bagi Negara. Salah satu cabang Merpati Putih ialah kolat Dispendasu yang berdiri tahun 1993 yang didirikan dan diketuai oleh M. Monang Torja Rangkuti S.E. kolat ini berkantor di Jl. Brigjen Katamso, Komplek Katamso Square. Kolat Dispendasu mempunyai 5 orang pelatih yang bertugas di bidang pengajaran ilmu.

Tujuan dari pertandingan beladiri pencak silat adalah memenangkan pertandingan dengan cara melakukan serangan dan memperoleh nilai/angka dari setiap serangan lebih banyak dari lawan, penampilan seorang atlit pencak silat yang bermutu memegang peran penting seperti yang dikemukakan Iskandar (1992:69) a). langkah dan pola langkah, b) sikap pasang pengembangannya, c) tehnik elakan, d) tehnik serangan, e) tehnik jatuhan, f) tehnik kuncian. Selanjutnya Iskandar (1992:95) menambah bahwa tehnik serangan di bagi menjadi beberapa bagian berdasarkan alat yang digunakan yaitu: a) serangan lengan yang lazim disebut pukulan, b) serangan kaki yang lazim disebut tendangan. Tendangan depan sering digunakan oleh ilmu bela diri pada umumnya. Sasaran pukulannya hamper tiap anggota badan bagian atas. Alat pemukulnya bisa dengan tumit kaki, kura-kura kaki dan bagian metatarsal. Tendangan menggunakan tenaga dorong lurus ke depan menggunakan kekekuatan pinggang. Tendangan merupakan salah satu tehnik yang sering digunakan pada saat bertanding dan merupakan suatu serangan yang sangat efektif dari pada pukulan. Tendangan mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan pukulan. Tendangan mempunyai nilai 2 (dua) sedangkan pukulan mempunyai nilai 1 (satu). Hal ini Peneliti lihat pada saat perguruan pencak silat Merpati Putih melakukan sparing partner dan juga pada saat mengikuti ujian kenaikan tingkat antar perguruan pencak silat Merpati Putih kolat DISPENDASU pada bulan Oktober 2011. Pada kenyataannya seorang atlet sering tidak mendapatkan nilai hal ini disebabkan karena tendangan depan yang dilakukan dapat ditangkap oleh lawan dan tidak tepat sasaran sehingga atlet yang menendang tersebut jatuh. Hal ini juga terlihat setelah peneliti melakukan tes pendahuluan terhadap kemampuan power otot tungkai pada atlet putera pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu 2012.

Berdasarkan pengamatan penulis, kenyataan seorang atlet tidak dapat melakukan tendangan dengan cepat, kuat, dan akurat pada sasaran yang diinginkan. Hal ini dilihat ketika atlet pencak silat melakukan tendangan depan dapat dielakkan maupun ditangkap lawan. Hal ini juga terlihat setelah peneliti melakukan tes pendahuluan terhadap kemampuan Power otot tungkai pada atlet putera pencak silat kolat Dispendasu 2012. Tabel 1. Hasil vertical jump putra pencak silat Merpati Putih kolat DISPENDASU 2011 No. Nama Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg) Raihan (cm) Tinggi Lompatan Hasil (cm) Power (kg m/s) katergori 1 Fuad 165 55 218 273 55 66,85 K 2 Yudi 162 49 204 255 51 55,22 KS 3 Andi 167 53 205 256 55 64,42 KS 4 Putra 169 50 212 271 59 65,19 K 5 Raja 162 53 203 253 50 58,56 KS 6 Ryan 175 51 217 268 51 56,35 KS 7 Muji 163 48 213 264 51 54,10 KS 8 Yuzar 165 53 219 273 54 63,25 K Tabel 2. Harsuki (2005:84) Norma Daya Ledak Otot Tungkai Atlet Nasional No Klasifikasi Putra 1 Kurang sekali < 51 2 Kurang 52 64 3 Sedang 65 77 4 Baik 78 91 5 Baik sekali > 92

Menurut Don R.Krikendal, Joseph J. Gruber, Robert E. Jhonson (tahun 1997:242) dalam bukunya pengukuran dan evaluasi untuk guru pendidikan jasmani mengatakan bahwa : Rumus untuk mengetahui power otot tungkai digunakan dengan rumus Nomogram Lewis Rumus : P = Keterangan : 1. Hasil lompatan tertinggi dikurang raihan 2. Hasil dari tinggi lompatan yang tertinggi dikurangi raihan dibagi 100 3. Dari hasil tinggi lompatan yang tertinggi dikurang raihan dibagi 100 lalu di akarkan 4. Hasil dari 1,2 dan 3 dilakukan keseluruhanya 5. Hasil kgm/second Dari tes Vertical Jump atlet pencak silat merpati putih putra terlihat bahwa power otot tungkai para atlet termasuk dalam kategori kurang sekali (KS) dan kurang (K) jika dibandingkan dengan dengan norma acuan daya ledak otot tungkai yang ada. Dari perbandingan tes daya ledak otot tungkai atlet putra pencak silat dan norma acuan yang ada mayoritas kemampuan daya ledak otot tungkai atlet termasuk kedalam kategori kurang sekali (KS). Maka untuk itu perlu diberikan latihan yang mampu untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Dalam pengamatan ini timbul suatu motivasi untuk melakukan penelitian di perguruan pencak silat merpati putih kolat DISPENDASU untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan tendangan depan. Apakah faktor kondisi fisik yang mendukung terhadap tehnik tendangan depan tersebut atau faktor lain serta mengungkapkan apakah bentuk latihan yang selama ini dilakuakan kurang mendukung atau tidak sesuai dengan tujuan sasaran latihan. Karena dalam pertandingan pencak silat sangat dituntut untuk bisa menendang dengan kuat/bertenaga secara maksimal dan tepat sasaran agar lawan sulit mengantisipasi tendangan dan mendapatkan poin dalam pertandingan.

Banyak bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai seperti Plyometrics. Bompa (1994:158) mengemukakan bahwa latihan Plyometrics dapat meningkatkan power otot tungkai. Hal ini senada juga dikemukakan oleh A Chu (2000:81) bahwa Plyometrics merupakan latihan khusus yang melatih otot-otot untuk menghasilkan kekuatan maksimum dengan lebih cepat. Menurut Sajoto (1995:9) menyatakan : Daya otot (muscular power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Selanjutnya Harsono (1988:23) menyatakan : Daya ledak (power) kemampuan sekelompok atau segerombol otot mengatasi tekanan beban yang tinggi dalam suatu gerak yang utuh. Dengan demikian power otot tungkai adalah usaha yang dilakukan secara maksimal dan waktu yang sesingkat-singkatnya yang dipengaruhi oleh kemampuan otot-otot tungkai. Maka dalam penelitian ini peneliti akan mencoba memberikan bentuk latihan half squat variasi dan latihan split jump. Dengan latihan tersebut penulis berharap melakukan tendangan depan dalam pencak silat yang baik. Dengan diberikannya latihan plyometrics memungkinkan peningkatan prestasi yang diharapkan beberapa cabang olahraga maka latihan dilakukan dengan pendekatan yang mendasarkan kepada prinsipbelajar dan latihan yakni proses berulang-ulang, berkesinambungan serta disesuaikan dengan konsidi fisik. Pelakasanaan metode yang tepat akan meningkatakan kemampuan. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Power Otot Tungkai? Dari berbagai kemampuan fisik, mana sajakah yang memiliki pengaruh terhadap Power Otot Tungkai? Apakah

latihan half squat variasi berpengaruh terhadap peningkatan Power Otot Tungkai? Apakah latihan split jump berpengaruh terhadap peningkatan Power Otot Tungkai? Apakah ada perbedaan latihan half squat variasi dengan latihan Split Jump terhadap peningkatan Power Otot Tungkai? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan banyaknya yang harus diteliti, maka dalam penelitian ini masalahnya yang aka dibatasi pada perbedaan pengaruh latihan half squat variasi dengan Split Jump terhadap Power otot tungkai dan hasil tendangan depan atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu 2012. D. Rumusan Masalah Dari batasan masalah sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti: 1. Apakah ada pengaruh latihan half squat variasi terhadap power otot tungkai atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012? 2. Apakah ada pengaruh latihan half Squat variasi terhadap power otot tungkai atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012? 3. Apakah ada perbedaan pengaruh latihan half squat variasi dengan Split Jump terhadap power otot tungkai atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012? 4. Apakah ada pengaruh latihan half squat variasi terhadap hasil tendangan depan atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012?

5. Apakah ada pengaruh latihan Split Jump terhadap hasil tendangan depan atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012? 6. Apakah ada perbedaan pengaruh latihan half squat variasi dengan split jump terhadap hasil tendangan depan atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012? E. Tujuan Penelitian Adapun Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh latihan half squat variasi terhadap power otot tungkai atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012. 2. Untuk mengetahui pengaruh latihan Split Jump terhadap peningkatan power otot tungkai atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012. 3. Untuk mengetahui perbedaan latihan mana yang lebih baik antara latihan half squat variasi dengan latihan Split Jump terhadap power otot tungkai atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012. 4. Untuk mengetahui pengaruh latihan half squat variasi terhadap hasil tendangan depan atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012. 5. Untuk mengetahui pengaruh latihan Split Jump terhadap hasil tendangan depan atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012.

6. Untuk mengetahui perbedaan latihan mana yang lebih baik antara latihan half squat variasi dengan latihan Split Jump terhadap hasil tendangan depan atlet pencak silat Merpati Putih kolat Dispendasu Medan tahun 2012. F. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan para pelatih/pembina olahraga khususnya melatih cabang olahraga beladiri. 2. Dapat dijadikan sebagi pedoman untuk meningkatkan prestasi atlet silat khususnya di Pencak Silat Merpati Putih kolat Dispendasu. 3. Memberi informasi yang bersifat ilmiah, selain itu juga penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi, seminar maupun objek penelitian selanjutnya. 4. Sebagai dasar melakukan program latihan dan tambahan ilmu kepelatihan olahraga bagi pelatih maupun penulis. 5. Sebagai tambahan ilmu dalam penulisan karya-karya ilmiah baik bersifat experiment maupun non experiment bagi penulis.